BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan menjadi bahan dalam membuat sebuah kebijakan pembangunan yang

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Todaro (2003:28), mendefenisikan bahwa pembangunan ekonomi adalah

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pekerjaan membangun, sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KOTA MADIUN DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diimbangi dengan kemajuan teknologi dalam produksi untuk memenuhi

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup. per kapita. Tujuan pembangunan ekonomi selain untuk menaikkan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada

Produk Domestik Regional Bruto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi serta pemerataan hasil-hasilnya demikian juga ditujukan bagi pemantapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

IDENTIFIKASI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KOTA TOMOHON TAHUN ( )

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

ANALISIS PENENTUAN KOTA MANADO SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran dari zaman orde baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan diwilayahnya sendiri memiliki kekuasaan untuk mengtur dan

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BONE BOLANGO DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI PROVINSI MALUKU

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah. Saat ini tidak ada satu teori pun yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Determination of the Regional Economy Leading Sectors in Indonesia. Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Pembangunan Wilayah Dalam Pembangunan suatu wilayah perencanaan adalah suatu hal yang utama sebab dengan perencanaan yang tepat akan menimbulkan dampak positif terhadap daerah itu sendiri. Perencanan yang tepat adalah sebuah perencanaan yang dibuat atas dasar potensi atau keunggulan yang dimiliki daerah itu sendiri. Perencanaan juga akan menjadi bahan dalam membuat sebuah kebijakan pembangunan yang mendukung perencanaan tersebut. Konsep perencanaan wilayah merupakan tindak lanjut dari kegiatan perencanaan yang dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan, permasalahan, ciri dan karateristik dari masing-masing daerah/wilayah yang menuntut adanya campur tangan pihak pemerintah pada tingkat wilayah. Perecanaan wilayah dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi permasalahan dimasing-masing wilayah dan mengupayakan keseimbangan pembangunan antar wilayah. Peran utamanya adalah mengatasi secara langsung persoalan-persoalan yang berkenaan dengan pembangunan ditingkat wilayah. Perencanaan wilayah mencakup pada berbagai segi kehidupan yang komprehensif dan satu sama lain saling bersentuhan, yang semuanya bermuara pada upaya peningkatan kehidupan masyarakat. Berbagai faktor dalam kehidupan seperti

ekonomi, politik, dan sosial serta budaya maupun adat istiadat berbaur dalam perencanaan wilayah yang cukup kompleks. Semua faktor harus dipertimbangkan dan diupayakan berjalan seiring bahkan saling mendukung (Miraza, 2010). Menurut (Arsyad, 1999), fungsi-fungsi perencanaan pembangunan secara umum adalah: 1. Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengaruh kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksana kegiatan-kegiatan. 2. Dengan perencanaan, dapat dilakukan dengan suatu perkiraan potensi, prospekprospek pengembangan, hambatan, serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. 3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik. 4. Dengan perencanaan, dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya tujuan. 5. Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan evaluasi. Nugroho dalam sirojuzilam (2008) menyatakan bahwa pendekatan perencanaan regional di titikberatkan pada aspek lokasi di mana kegiatan dilakukan pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dan instansi-instansi dipusat dalam melihat aspek ruang di suatu daerah. Artinya bahwa dengan adanya perbedaan pertumbuhan dan disparitas antar wilayah, maka pendekatan perencanaan parsial adalah sangat penting untuk diperhatikan.

Menurut Arsyad (1999), Perencanaan pembangunan ekonomi daerah memiliki beberapa implikasi antara lain: 1. Perencanaan pembangunan ekonomi yang realistik memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional baik horizontal maupun vertikal yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. 2. Sesuatu yang baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah dan demikian sebaliknya sesuatu yang baik untuk daerah belum tentu baik secara nasional. 3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu perencanaan daerah yang efektif harus bisa menggunakan sumberdaya-sumberdaya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai. 2.2. Pembangunan Ekonomi Regional Teori Pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan Boediono (1999). Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2002), ada perbedaan dalam istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan ekonomi merupakan spontan dan terputus-putus dalam keadaan

stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Hicks mengemukakan masalah negara terbelakang menyangkut pengembangan sumbersumber yang tidak ada atau belum dipergunakan, kendati penggunaannya telah cukup dikenal. Pertumbuhan ekonomi merupakan target utama dalam proses pembangunan wilayah di mana untuk mencapai ini dilakukan perencanaan yang akan diimplementasikan dalam berbagai bentuk kegiatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil kenaikan ini akan diiringi dengan kenaikan pendapatan riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan pendapatan masyarakat secara keseluruhan sebagai cerminan kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang tercipta disuatu wilayah. Todaro dalam Sirojuzilam (2008), mendefinisikan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bersifat multidimensional, yang melibatkan kepada perubahan besar, baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi.

Menurut Adisamita (2008), pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari potensi sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan kmunikasi, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan (kewirasuastaan), kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas. 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Regional Pertumbuhan ekonomi dapat di nilai sebagai dampak kebijaksanaan pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang di bentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan yang terjadi dan sebagai indikator penting bagi daerah untuk mengevaluasi keberhasilan pembangunan (Sirojuzilam, 2008). Dalam teori pertumbuhan ekonomi wilayah dilakukan analisis terhadap suatu wilayah sejauh mana sistem ekonomi terbuka yang dimilikinya berhubungan dengan wilayah-wilayah sekitarnya dengan melihat arus perpindahan berbagai faktor produksi yang dimiliknya. Pembangunan dalam suatu wilayah akan mempengaruhi pertumbuhan wilayah lain dalam bentuk permintaan sektor wilayah lain yang akan mendorong pembangunan wilayah tersebut atau suatu pembangunan ekonomi dari wilayah lain akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di suatu wilayah serta interrelasi.

Kebijaksanaan Pemerintah yang menyangkut ekonomi sangat berpengaruh terhadap Pertumbahan ekonomi wilayah itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang di bentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan yang terjadi dan sebagai indikator penting bagi daerah untuk mengevaluasi keberhasilan pembangunan (Sirojuzilam, 2008). Perekonomian suatu daerah dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkembangan bila hasil dari kegiatan ekonomi disuatu tahun lebih tinggi dari pada yang dicapai pada tahun sebelumnya, dengan kata lain pertumbuhan dapat tercipta apabila jumlah fisik barang dan jasa yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi menjadi bertambah besar pada tahun berikutnya. Perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi daerah semakin meningkat dalam era otonomi daerah. Hal ini cukup logis, karena dalam era otonomi daerah masingmasing daerah berlomba-lomba meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya, guna meningkat kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu, pembahasan tentang struktur dan faktor penentu pertumbuhan daerah akan sangat penting artinya bagi pemerintah daerah dalam menentukan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong ekonomi di daerahnya (Sjafizal, 2008). Pola pembangunan daerah dan sisitem perencanaan yang selama ini cenderung seragam dikarenakan system yang sentralisasi di mana setiap kebijakan pembangunan yang dilakukan selalu berasal dari satu arah yakni top-dwon, telah

berubah menjadi lebih bervariasi tergantung pada potensi dan permasalahan pokok yang di hadapi di daerah hal ini diakibatkan oleh Perubahan sistem pemerintah yang sangat mempengaruhi penerapan kebijakan didaerah. Penetapan kebijaksanaan sekarang sudah disesuaikan dengan potensi dan aspirasi yang berkembang didaerah. Kondisi ini juga memicu persaingan antara daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah akan lebih cepat apabila memiliki keuntungan absolute kaya akan sumberdaya alam dan memiliki keuntungan komparatif apabila daerah tersebut lebih efisien dari daerah lain dalam melakukan kegiatan produksi dan perdagangan (Sirojuzilam, 2008). Dalam hal ini, daerah dan kabupaten kota bisa mengambil peran mendorong perekonomiannya dengan memanfaatkan sumberdaya ekonomi didaerah (sumberdaya lokal) berdasarkan konsep lokal dan wilayah. Tiap daerah atau wilayah mempunyai potensi lokal yang berbeda. Dari potensi lokal inilah daerah/wilayah menggerakkan perekonomiannya, khususnya dari sudut keunggulan yang dimiliki (Miraza, 2010) Identifikasi sektor dan sub sektor yang dapat menunjukan keunggulan komparatif daerah merupakan tugas utama pemerintah daerah sebab dengan mengetahui sektor yang menjadi unggulan akan menjadi dasar dalam menetapkan kebijakan yang tepat oleh Pemerintah Daerah.

2.4. Pendapatan Regional Dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi pada suatu daerah selalu dilihat dari penyajian angka-angka pendapatan regional yang dimiliki daerah tersebut, dengan melihat angka tersebut akan dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mengevaluasi kebijakan pembangunan yang telah dilakukan serta bahan dalam perencanaan pembangunan. Pendapatan regional didefinisikan sebagai nilai produk barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu pereokonomian dalam suatu wilayah selama satu tahun (Sukirno, 1985). Sedangkan menurut Tarigan (2007), pendapatan regional adalah tingkat pendapatan masyarakat pada suatu wilayah analisis. Tingkat pendapatan regional dapat di ukur dari total pendapatan wilayah ataupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Beberapa istilah yang sering di gunakan untuk menggambarkan pendapatan regional, di antaranya adalah: 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Pengertian nilai tambah bruto adalah nilai produk (output) di kurangi dengan biaya antara (intermediate cost). Komponen-komponen nilai tambah bruto mencakup kompone-komponenfaktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dari pajak tidak langsung netto. Jadi dengan

menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan kemudian menjumlahkannya akan menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sektor-sektor perekonomian berdasarkan lapangan usaha yang tercakup dalam PDRB, yaitu: a. Pertanian. b. Pertambangan dan penggalian. c. Industri pengolahan. d. Listrik, gas dan air bersih. e. Bangunan/konstruksi. f. Perdagangan, hotel dan restoran. g. Pengangkutan dan komunikasi. h. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. i. Jasa-jasa. 2. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar harga pasar. PDRN dapat diperoleh dengan cara mengurangi PDRB dengan penyusutan. Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-barang modal (mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lain-lainnya) karena barang modal tersebut dipakai dalam proses produksi. Jika nilai susut barangbarang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, hasilnya merupakan penyusutun keseluruhan.

3. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya faktor. Jika pajak tidak langsung netto dikeluarkan dari PDRN atas dasar harga pasar, maka di dapatkan produk regional netto atas dasar biaya faktor produksi. Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan,bea ekspor.bea cukai dan pajak lainlain,kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan. Perhitungan pendapatan regional metode langsung dapat dilakukan melalui tiga pendekatan (Tarigan,2007), yaitu: 1. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach) Pendekatan pengeluaran adalah penentuan pendapatan regional dengan menjumlahkan seluruh nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang di produksi di dalam suatu wilayah. Total penyedian barang dan jasa dipergunakan untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (investasi), perubahan stok dan ekspor netto (ekspor-impor). 2. Pendekatan produksi (prodiction approach). Perhitungan pendapatan regional berdasarkan pendekatan produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan oleh tipa-tiap sektor produksi yang ada dalam perekonomian. Maka itu, untuk menghitung pendapatan regional berdasarkan pendapatan produksi, maka pertama-tama yang harus dilakukan ialah nilai produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor diatas. Pendapatan regional diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai prodiksi yang

diciptakan oleh tiap-tiap sektor diatas. Pendapatan regional diperoleh dengan caraa menjumlahkan nilai produksi yang tercipta dari tiap-tiap sektor. 3. Pendekatan penerimaan (income approach). Dengan cara ini pendapatan regional di hitung dengan menjumlahkan pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa, jadi yang di jumlahkan adalah: upah dan gaji, surplus usaha,penyusutan, dan pajak tidak langsung netto. 2.5. Teori Basis Ekonomi (Economi Base Theory) Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama perumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad 1999). Menurut Tarigan (2007), menyatakan bahwa teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari daerah sumber. Ekonomi Base berdasarkan pendekatan dengan berasumsi bahwa lokal ekonomi dapat dibagi menjadi dua sektor besar yaitu : 1. Sektor basis (non-lokal sektor), yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri yang berarti daerah secara tidak langsung mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dalam daerah serta mampu mengekspor barang maupun jasa keluar daerah itu sendiri.

2. Sektor non basis (lokal sektor), yaitu sektor atau kegiatan yang mampu melayani pasar dalam daerah tersebut. Aktivitas basis memiliki peranan sebagai penggerak utama (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayan ke wilayah lain akan semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut, dan demikian sebaliknya. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek ganda (multiplier effect) dalam perekonomian regional (Adisasmita, 2005). Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunya keuntungan kompetitif (competitife advantage) yang cukup tinggi. Sedangkan sektor non basis adalah sektor-sktor lainya yang kurang potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang sektor basis atau service industries (Sjafrizal, 2008). Perbedaan sektoral dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) diakibatkan oleh kebijakan pembangunan yang didasarkan pada potensi daerah. Semakin besar peranan potensi sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDRB di suatu daerah, maka semakin tinggi laju pertumbuhan PDRB daerah tersebut. 2.6. Konsep dan Pengertian Sektor Unggulan Pengertian sektor unggulan pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional, maupun nasional. Pada lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika sektor

tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan Negara lain. Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dapat di kategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional ataupun domestik. Menurut Tumenggung (1996) memberi batasan bahwa sektor unggulan adalah sektor yang memiliki keunggulan komparatif (comparative advantages) dan keunggulan kompetitif (competitiv advantage) dengan produk sektor sejenis dari daerah lain serta mampu memberikan nilai manfaat yang lebih besar. Sedangkan Mawardi (1997) mengartikan sektor unggulan adalah sektor yang memiliki nilai tambah yang besar terhadap perekonomian lain, serta memiliki permintaan yang tinggi, baik pasar lokal maupun pasar ekspor. Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi sektor prioritas, yakni (1) sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai permintaan yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek permintaan tersebut; (2) karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka fungsi produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih luas; (3) harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasilhasil produksi sektor yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta maupun pemerintah; (4) sektor tersebut harus berkembang, sehingga mampu memberi pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya.

Data PDRB merupakan informasi yang sangat penting untuk mengetahui output pada sektor ekonomi dan melihat pertumbuhan di suatu wilayah tertentu (provinsi/kabupaten/kota). Dengan bantuan data PDRB, maka dapat di tentukannya sektor unggulan (leading sector) di suatu daerah/wilayah. Sektor unggulan adalah satu grup sektor/subsektor yang mampu mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di suatu daerah terutama melalui produksi, ekspor dan penciptaan lapangan pekerjaan, sehingga identifikasi sektor unggulan sangat penting terutama dalam rangka menetukan prioritas dan perencanaan pembangunan ekonomi di daerah. 2.7. Penelitian Terdahulu Beberapa hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini. Penelitian Tampubolon Tahun 2001, dengan judul pembangunan dan ketimpangan wilayah pantai barat dan pantai tirmur sumatera utara, menyimpulkan bahwa karakteristik wilayah mempengaruhi ketimpangan pendapatan antar wilayah. Potensi sektor-sektor wilayah mempengaruhi perubahan struktur okonomi. Struktur ekonomi wilayah pantai barat menuju industri pengolahan hasil pertanian dan struktur ekonomi wilayah pantai timur menuju industri pengolahan barang jadi. Penelitian Supangkat tahun 2002, dengan judul Penelitian Analisis Penentuan sektor Prioritas dalam Peningkatan Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan dengan menggunakan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sektor pertanian dan industri pengolahan berpeluang untuk dijadikan sektor prioritas bagi peningkatan pembangunan daerah Kabupaten Asahan, terutama sub sektor perkebunan, perikanan dan industri besar, serta sedang. Penelitian yang dilakukan oleh Marhayanie tahun 2003, dengan judul Identifikasi Sektor Ekonomi Potensial dalam Perencanaan Pembangunan Kota Medan. Hasil Penelitian dengan menganalisisi kontribusi per sektor, analisis lingkage, analisis angka pengganda diperoleh bahwa sektor ekonomi yang potensial dalam pembangunan Kota Medan adalah sektor industri pengolahan. 2.8. Kerangka Pemikiran Adanya perbedaan laju pertumbuhan ekonomi antar daerah satu dengan daerah lainnya merupakan fenomena yang umum dijumpai, terutama dinegara berkembang. Namun tentunya bukan sebuah alasan yang tepat untuk kemudian membiarkan situasi tersebut terus berlangsung. Perbedaan tingkat pembangunan tersebut dipengaruhi oleh banyak hal seperti ketersediaan sumberdaya alam, tenaga kerja, luas daerah, pasar ekspor, kebijakan pemerintah dan faktor-faktor lainnya. Pertumbuhan pendapatan suatu daerah ditentukan dengan bagaimana daerah yang bersangkutan berperan sebagai eksportir bagi daerah sekitarnya. Menurut teori basis ekonomi kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi kegiatan basis dan non basis. Sektor basis merupakan sektor pasar dari dalam maupun dari luar sedangkan sektor non basis adalah sektor yang hanya melayani pasar didaerah sendiri.

Analisis tentang faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah dibutuhkan untuk perumusan kebijakan pembangunan ekonomi yang tepat pada daerah tersebut dimasa mendatang. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka, kebijakan yang tepat dapat dibuat sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada wilayah itu. Perkembangan PDRB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator penting untuk melihat sebereapa besar pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang di gunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Oleh karena itu strategi pembangunan di upayakan untuk menggali potensi yang ada, agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di daerah. Berdasarkan data informasi yang terkandung dalam PDRB, maka dapat dilakukan beberapa analisis untuk memperoleh informasi tentang: 1. Klasifikasi Pertumbuhan Sektor Analisis ini diperlukan untuk mengidentifikasi posisi perekonomian suatu daerah dengan mengacu pada perekonomian daerah yang lebih tinggi. Hasil analisis akan menunjukkan posisi sektor dalam PDRB yang di klasifikasikan atas sektor maju dan tumbuh pesat, sektor potensial atau masih dapat berkembang, sektor relatifi tertinggal, dan sektor maju tapi tertekan. Berdasarkan klasifikasi ini dapat dijadikan dasar bagi penentu kebijakan pembangunan atau posisi perekonomian yang dimiliki terhadap perekonomian daerah yang menjadi referensi.

2. Sektor basis dan non basis Kegiatan ekonomi berdasarkan teori ekonomi basis diklasifikasikan kedalam dua sektor, yaitu sektor basis dan non basis. Analisis ini diperlukan untuk mengidentifikasi kegiatan ekonomi daerah yang bersifat ekspor dan non ekspor dan mengetahui laju pertumbuhan sektor basis dari tahun ke tahun. Pertumbuhan beberapa sektor basis akan menentukan pembangunan daerah secara keseluruhan, Peningkatan pendapatan tidak hanya menyebabkan kenaikan permintaan terhadap sektor non basis, tetapi juga akan meningkatkan permintaan terhadap sektor non basis yang berarti juga mendorong kenaikan investasi sektor non basis. 3. Perubahan dan Pergeseran Sektor Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor pada perekonomian suatu daerah. Hasil analisis akan menggambarkan kinerja sektorsektor dalam PDRB suatu daerah dibandingkan wilayah referensi. Apabila penyimpangan positif, maka dikatakan suatu sektor dalam PDRB memiliki keunggulan kompetitif atau sebaliknya. Pembangunan yang berorientasi pada pencapaian target sektoral, keberhasilannya dapat dilihat dari kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB dari tahun ke tahun. Pertumbuhan perekonomian mengakibatkan terjadinya perubahan perkembangan pembangunan suatu daerah.

Gambar 2.1. Konsep pemikiran yang dijadikan dasar dalam penelitian ini dijelaskan dalam PEREKONOMIAN WILAYAH KAB.TAPUT PDRB KECAMATAN DAN PDRB KABUPATEN TAPUT PERTUMBUHAN SEKTOR PEREKONOMIAN SEKTOR BASIS DAN NON BASIS TIPOLOGI PERTUMBUHAN SEKTOR TRANSFORMASI SEKTOR PEREKONOMIAN KLASIFIKASI SEKTOR EKONOMI KLASIFIKASI DAERAH PERUBAHAN DAN PERGESERAN SEKTOR SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN DAERAH Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran