BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu realitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. data menggunakan kata dan baris kalimat. Muhammad Nazir mendefenisikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia

BAB III METODE PENELITIAN. menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi

BAB III METODOLOGI. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kesehatan mental menurut pandangan orang Melayu Riau, sehingga menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Modul Perkuliahan IV. Metode Penelitian Kualitatif. Proses Penelitian Kualitatif. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, 6) Teknik Analisis Data

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB III METODE PENELITIAN. daninformasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut Kirk dan Miller (1986) dalam buku karangan Lexy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metodelogi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

LOGO Oleh: Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan tentang orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma yang digunakan pada penelitian ini menggunakan paradigma Konstruktivisme. Menurut Deddy N. Hidayat Dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. 1 Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality), menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality, a Treatise in the Sociological of Knowledge (1966). Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. 2 Konstruksi sosial merupakan sebuah teori sosiologi kontemporer yang dicetuskan oleh Peter L.Berger dan Thomas Luckman. Dalam menjelaskan paradigma konstruktivis, realitas sosial merupakan konstruksi 1 Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursis Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup. 2006. Hlm. 187. 2 Ibit. Hlm. 189 52

53 sosial yang diciptakan oleh individu. Individu adalah manusia yg bebas yang melakukan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Individu bukanlah korban fakta sosial, namun sebagai media produksi sekaligus reproduksi yang kreatif dalam mengkonstruksi dunia sosialnya. 3 Proses konstruksinya, jika dilihat dari perspektif teori Berger & Luckman berlangsung melalui interaksi sosial yang dialektis dari tiga bentuk realitas yang menjadi entry concept, yakni subjective reality, symbolic reality dan objective reality. Selain itu juga berlangsung dalam suatu proses dengan tiga momen simultan, eksternalisasi, objektivikasi dan internalisasi. 1. Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas (termasuk ideologi dan keyakinan ) serta rutinitas tindakan dan tingkah laku yang telah mapan terpola, yang kesemuanya dihayati oleh individu secara umum sebagai fakta. 2. Symblolic reality, merupakan semua ekspresi simbolik dari apa yang dihayati sebagai objective reality misalnya teks produk industri media, seperti berita di media cetak atau elektronika, begitu pun yang ada di film-film. 3 Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Perspektif Mikro: Grounded theory, Fenomenologi, Etnometodologi, Etnografi, Dramaturgi, Interaksi Simbolik, Hermeneutik, Konstruksi Sosial, Analisis Wacana, dan Metodologi Refleksi, Surabaya: Insan Cendekia.Hlm 194.

54 3. Subjective reality, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi. Realitas subjektif yang dimiliki masing-masing individu merupakan basis untuk melibatkan diri dalam proses eksternalisasi, atau proses interaksi sosial dengan individu lain dalam sebuah struktur sosial. Melalui proses eksternalisasi itulah individu secara kolektif berpotensi melakukan objectivikasi, memunculkan sebuah konstruksi objektive realityyang baru. Melalui sentuhan Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis, Berger menemukan konsep untuk menghubungkan antara yang subjektif dan objektif melalui konsep dialektika, yang dikenal dengan eksternalisasiobjektivasi-internalisasi. 1. Eksternalisasi ialah penyesuaian diri dengan dunia sosio-kultural sebagai produk manusia. Society is a human product. 2. Objektivasi ialah interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi. Society is an objective reality. 3. Internalisasi ialah individu mengidentifikasi diri di tengah lembagalembaga sosial atau organisasi sosial di mana individu tersebut menjadi anggotanya. Man is a social product. 4 4 Ibit.hlm. 206

55 3.2 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif mengambarkan karakteristik atau ciri-ciri individu, situasi, atau kelompok tertentu. 5 Tipe ini hanya terbatas pada bahasan untuk menggambarkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa objektif, sistematis dan cermat sebagaimana seadanya yang sebenarnya terhadap objek tersebut, sehingga bersifat analisa dalam mengungkapkan fakta mengenai keadaan yang sebenarnya menjadi objek penelitian. Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat. 6 Dengan kata lain penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Menurut Jalaludin Rakhmat metode penelitian deskriptif digunakan untuk: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi atau praktekpraktek yang berlaku, 3. Membantu perbandingan dan evaluasi, 5 Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Graha Grafindo Persada. 2006. Hlm 12 6 Jalaludi Rakhmat. Metode penelitian komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000. Hlm. 25.

56 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 7 Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. 8 Sejalan dengan definisi diatas, Kirk dan Miller 9 mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Sedangkan David Williams 10 menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Dari definisi ini jelas memberi gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah. Yang terakhir, menurut Jane Richie 11 penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya didalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. 7 Ibid, hlm. 24 8 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2012. Hal 4 9 Ibid. Hal 4 10 ibid. Hal 5 11 Ibid. Hal 6

57 Penelitian ini diharapkan dapat mengumpulkan informasi secara aktual, rinci, dengan melukiskan seluruh gejala yang akan timbul dan mengidentifikasi permasalahan. Penelitian deskriptif mempunyai ciri yang bertitik berat pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat dengan suasana alamiah dimaksudkan agar peneliti terjun kelapangan. Tipe penelitian ini dipilih dikarenakan sesuai dengan penelitian yang akan membahas mengenai internalisasi nilai-nilai keindahan musik Korea Selatan menurut remaja komunitas pencinta musik Korea dijakarta. Melalui analisis resepsi, FGD (focus group discussion), dan observasi partisipan untuk dapat dijabarkan langsung maupun dari kesimpulankesimpulan dari hasil yang diperoleh selama proses FGD seperti apa nilai keindahan dari musik K-pop menurut remaja komunitas pecinta musik Korea di jakarta tersebut melalui persepsi dengan kalimat penjabaran dan bukan dengan angka. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan ialah analisis resepsi dengan melihat latar belakan sosial dan budaya di kalangan komunitas musik K-pop. Analisis resepsi yaitu penelitian yang mendasarkan pada kesadaran atau cara subyek dalam memahami obyek dan peristiwa dengan pengalaman individu. Analisis resepsi dapat melihat mengapa khalayak memaknai sesuatu secara berbeda, faktor-faktor psikologis dan sosial apa

58 yang mempengaruhi perbedaan tersebut, dan konsekuensi sosial apakah yang muncul. Pertama, mengumpulkan data dari khalayak. Data bisa diperoleh melalui wawancara mendalam (baik individual maupun kelompok). Dalam uraian ini lebih ditekankan perolehan data melalui wawancara kelompok yang akrab disebut focus group interview, sebagaimana pernah dilakukan oleh Jensen. Perlu ditekankan bahwa dalam analisis resepsi, perhatian utama dalam wawancara mendalam secara kelompok tetap harus berpegang pada wacana yang berkembang setelah diantarai media di kalangan pemirsa, artinya, wawancara berlangsug untuk menggali bagaimana sebuah isi pesan media tertentu menstimulasi wacana yang berkembang dalam diri khalayaknya. Kedua, menganalisis hasil atau temuan dari wawancara atau rekaman proses jalannya focus group discussions (FGD). Setelah wawancara dan FGD sebagaimana langkah pertama di atas dilakukan maka, tahap berikutnya peneliti akan mengkaji catatan wawancara tersebut yang berupa ratusan transkrip wawancara yang di dalamnya kemudian bisa disarikan berbagai kategori pernyaatan, pertanyaan, komentar dsb. dari peserta diskusi. Dalam tahap ini peneliti bisa memanfaatkan metode analisis wacana sebagaimana lazimnya dipakai dalam studi literer untuk menelaah makna-makna intersubjektif dan menginterpretasikan makna yang tersirat dibalik pola ketidaksepakatan pendapat di antara peserta dan

59 sebagainya yang mungkin muncul dalam diskusi. Dalam tahap ini, peneliti kemudian tidak sekedar melakukan kodifikasi dari seberapa pendapat yang sejalan atau yang tidak sejalan melainkan lebih merekonstruksi proses terjadinya wacana dominan dan sebaliknya, dilihat dari berbagai latar belakang sosio kultural peserta diskusi. Ketiga, tahap ini peneliti melakukan interpretasi terhadap pengalaman bermedia dari khalayaknya. Perlu dicatat bahwa dalam tahap ini sebenarnya seorang peneliti tidak sekedar mencocokkan model pembacaan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam acuan teoritis melainkan justru mengelaborasikan dengan temuan yang sesungguhnya terjadi di lapangan sehingga memunculkan model atau pola penerimaan yang riil dan lahir dari konteks penelitian sesungguhnya. 12 Penelitian ini digunakan karena peneliti ingin mengamati dan meneliti secara lebih dalam dan memberikan gambaran akan fenomena sosial budaya yang sedang terjadi berdasarkan fakta-fakta memengenai apa yang menjadi Internalisasi Nilai-Nilai Keindahan Musik Korea Selatan (K- POP) Menurut Remaja (Analisis Resepsi Komunitas Pecinta Musik Korea di Jakarta). yang dalam kasus ini dari melihat masuknya musik budaya luar Korea Selatan ke Indonesia. 12 Tri Nugroho Adi. Mengkaji media khalayak dengan metode penelitian. Diunduh dari http://komunikasi.unsoed.ac.id/sites/default/files/tri%20nugroho%20adi%20- %20Mengkaji%20Khalayak%20Media%20dengan%20Metode%20Penelitian%20Resepsi.pdf. Hlm 27-28

60 3.4 Subjek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini, akan diadakan wawancara langsung dengan narasumber yang berasal dari Komunitas Pencinta Musik Korean Pop (K-pop). 1. Boice Indonesia merupakan fanbase (kumpulan fans) dari band Korea selatan CNBLUE. 2. Cassiopeia Indonesia merupakan fanbase (kumpulan fans) dari boyband Korea selatan TVXQ/DBSK. 3. Orang yang memiliki atensi terhadap kpop. (orang yang bersifat netral tapi mengikuti perkembangan kpop). Berikut nama-nama yang akan menjadi narasumber pada Focus Group Disscussion: TABEL 3.1 NARASUMBER NO NAMA UMUR FANBASE Status 1 Emilia Risanti 21 Boice Army Bekerja 2 Yuliana Siti N 22 Boice Ina Bekerja 3 Yulierni 19 CNBYonghwa_ID Mahasiswa 4 Richa Juniarta 21 Cassiopeia Indonesia Mahasiswa 5 Retno 21 Cassiopeia Indonesia Mahasiswa 6 Endah Puji 21 Cassiopeia Indonesia Mahasiswa 7 Nurifah Muchti 22 Netral Bekerja 8 Kurniawan 21 Moderator Mahasiswa Prasetyo

61 Penyebutan Komunitas dan narasumber tersebut berdasarkan pengamatan peneliti mengenai tingkat popularitas dikalangan pencinta musik Korea. Adapun syarat-syarat yang ditentukan, yaitu : Remaja akhir berusia antara 18-22 tahun; penggemar musik pop Korea; bagian dari salah satu kelompok komunitas. Alasan pemilihan narasumber diatas berdasarkan dari komunitas (fanbased) musik Korea yang paling banyak memiliki fans dari segi boyband, girlband, dan band dilihat dari website official masing-masing fanbased untuk CNBLUE sebanyak 1001 Boice terdaftar. Untuk TVXQ sendiri merupakan boyband yang cukup lama berdiri sejak 2004 sudah 10 tahun merupakan boyband yang tidak perlu diragukan lagi eksistensinya dibidang K-pop di dunia. berdasarkan artikel yang dimuat Indonesia masuk sebagai 5 negara dengan Cassiopeia terbanyak di Dunia, terbukti saat konser SM Town (sebutan konser yang diadakan oleh agensi SM Entertaiment) terliat antusiasme fans saat tampilnya TVXQ lewat project yang diadakan Fanbase. Selain itu, boyband TVXQ pernah mencatat rekor dunia pada 2008 lalu sebagai boyband dengan jumlah fans terbanyak di dunia. 13 Di Indonesia, fans TVXQ paling banyak bergabung dengan Cassiopeia Indonesia (CI) dengan followers twitter 21.655 orang. 14 7.447 13 Cassiopeia Indonesia, Pelopor Aliansi Fanbase TVXQ Internasional http://hot.detik.com/music/read/2012/06/08/140840/1936320/1180/cassiopeia-indonesia-peloporaliansi-fanbase-tvxq-internasional. diakses pada 28 Mei 2014 pukul 14.39. 14 Twitter resmi Cassiopeia Indonesia. https://twitter.com/cassiopeia_ina diakses pada 28 Mei 2014 pukul 14.33.

62 orang melike Fanpage Cassiopeia Indonesia Family 15. Dan 660 orang bergabung menjadi membership Cassiopeia Indonesia. 16 3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian sosial, teknik pengumpulan data merupakan elemen penelitian yang sangat penting. Tujuan dari teknik pengumpulan data adalah menetapkan dan mengumpulkan data yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan penelitian yang bersangkutan secara obyektif. Penelitian ini disusun dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain: 3.5.1 Data Primer Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian observasi partisipasif melalui teknik pengumpulan data FGD (Focus Group Disscusion) teknik ini dimaksud untuk memperoleh data dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD menjadi amat penting untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap masalah yang sedang diteliti. 17 Bangunan FGD dibangun berdasarkan asumsi; a. Keterbatasan individu selalu tersembunyi pada ketidaktahuan kelemahan pribadi tersebut; 15 Fanpage facebook. https://www.facebook.com/cassiopeiaindonesia.ci. diakses pada 28 Mei 2014 pukul 14.39. 16 Data membership Cassiopeia Indonesia. http://cassindofficial.wordpress.com/membership-ci- 2/membership-season-i/ dan http://cassindofficial.wordpress.com/membership-ci-2/membershipci/data-membership-ii/ tanggal akses pada 28 mei 2014 pukul 14.40. 17 Christine Daymon dan Immy Holloway. Riset kualitatif. Yogyakarta: PT Bentan Pustaka. 2008. Hal 237

63 b. Masing-masing anggota kelompok saling memberi pengetahuan satu dengan lainnya dalam pergaulan kelompok; c. Setiap individu dikontrol oleh individu lain sehingga ia berupaya agar menjadi yang terbaik; d. Kelemahan subyektif terletak pada kelemahan individu yang sulit dikontrol oleh individu yang bersangkutan; e. Intersubjektif selalu mendekati kebenaran yang terbaik. 18 Pertimbangan menentukan siapa yang terlibat dalam FGD berkaitan dengan beberapa hal; a. Keahlian atau pakaran seseorang dalam kasus yang akan didiskusikan b. Pengalaman praktis dan kepedulian terhadap fokus masalah c. pribadi terlibat dalam fokus masalah d. Tokoh otoritas terhadap kasus yang didiskusikan e. Masyarakat awam yang tidak tahu menahu dengan masalah tersebut, namun ikut merasakan persoalan sebenarnya. 19 Melalui FGD informasi yang ditangkap peneliti adalah informasi kelompok, sikap kelompok, pendapat kelompok dan keputusan kelompok. Fokus diskusi FGD adalah fenomena yang dirasakan banyak orang atau pemunculannya dilakukan oleh banyak orang atau melibatkan banyak orang, bahkan fenomena itu terjadi di antara banyak orang seperti tema yang peneliti angkat disini mengenai musik Korea. 18 Ibid 19 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali 2001. Hal. 238.

64 Alasan mengapa peneliti memilih menggunakan metode penelitian FGD karena dengan metode ini peneliti bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai topik penelitian yang didiskusikan secara bersama-sama sehingga kumpulan informasi-informasi tersebut dapat digunakan sebagai pilihan informasi yang dapat disajikan dalam penelitian ini. Peneliti akan memberikan rasa keakraban sehingga narasumber atau informan akan merasa nyaman dan leluasa untuk memberikan informasi atau data yang diperlukan oleh peneliti dan dalam tema yang peneliti angkat berhubungan langsung dengan masyarakat luas oleh karena itu.peneliti ingin mengetahui langsung melalui kelompok diskusi tesebut. 3.5.2 Data Sekunder Data sekunder yang merupakan data yang digunakan untuk mendukung data primer dalam melengkapi penelitian, yaitu data sekunder yang peneliti lakukan dengan studi kepustakaan untuk melengkapi kerangka pemikiran dengan mempelajari buku, modul matakuliah, dan berupa artikel (website dan berita-berita) untuk melengkapi data yang sudah ada yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. 3.6 Konsep Penelitian 3.6.1 Definisi Konsep Definisi konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang untuk menggambarkan secara abstrak. 20 Untuk 20 Masri Singarimbun. Metode Penelitian survey. Jakarta: LP3 ES, 1998. Hal.82.

65 memperoleh pengertian mengenai konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya rancangan kategorisasi. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut: 1. Internalisasi Internalisasi adalah pengaturan kedalamfikiran atau pribadi berdasarkan penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin nilai sehingga keyakinan dan kesadaran akan kebenaran diwujudkan dalam sikap dan perilaku. 2. Nilai-nilai keindahan Nilai-nilai keindahan adalah kemampuan yang dipercayai pada sesuatu untuk dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat yang Kearah baik dan menyenangkan, menarik minat seseorang atau suatu golongan. Kualita yang paling sering disebut kesatuan (unity), keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). 3. Musik Korea Musik Korea adalah budaya yang disediakan pasar hiburan komersial memainkan peran penting. Cerminan sikap dan sentiment serta ekspresi dan sederet simbol sehingga dapat diproyeksikan. Musik yang berasal dari Negara Korea ini memiliki banyak genre dari tradisional hingga modern bahkan pernah dipengaruhi oleh bangsa lain seperti jepang dan negara barat. salah satu genre musik Korea modern yang dikenal masyarakat adalah Korean Pop.

66 4. Remaja Remaja adalah seseorang yang berumur antara 12-21 tahun, 12-15 masa remaja awal, 15-18 masa remaja madya, dan 18-22 masa remaja akhir. Fase ini yang dapat merubah fisik, kepribadian, kognitif, psikososial dalam rangka membentuk identitas diri. 5. Analisis Resepsi Analisis Resepsi adalah salah satu model metode penelitian kualitatif dimana metode yang merujuk pada khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretive communitive yang selalu aktif dalam mempepsepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar individu pasif yang hanya menerima saja makna yang diproduksi media massa. 6. Budaya populer budaya pop adalah nilai-nilai yang berasal dari industri iklan, industri hiburan, media dan simbol mode yang ditujukan kepada masyarakat awam. 7. Khalayak Khalayak adalah produk konteks sosial (yang mengarah pada kepentingan budaya, pemahaman, dan kebutuhan informasi yang sama) serta respons kepada pola pasokan media tertentu. 3.7 Teknik Analisis data Analisis data adalah proses mengoranisasikan dan mengurutkan data sedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

67 ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data. 21 Berikut langkah-langkah dalam menganalisis data, analisis resepsi: 1. Menganalisis preferred reading dari teks yang akan diteliti dengan melakukan analisis semiotik terhadap struktur internal dari teks. 2. Analisis dan interpretasi data dari Focus group discussion (FGD), pada penelitian resepsi tidak ada pembedaan yang absolut antara analisis dan interpretasi khalayak mengenai pengalaman media mereka. Data hasil dari FGD dibuat transkrip, kemudian di buat kategorisasi berdasarkan tema-tema yang muncul pada pemaknaan yang dilakukan subjek penelitian (makna yang dimunculkan). 3. Tema-tema yang muncul kemudian dianalisis dengan mempertimbangkan diskursus yang meliputi proses pemaknaan, karakteristik individu, cara pemaknaan, sekaligus juga konteks sosial dan kultural yang melingkupi proses pemaknaan. Pada bagian ini tidak hanya analisis dari wawancara tetapi juga studi diakronik dengan menggunakan prinsip interteks dari analisis wacana, dimana wacana dari khalayak diinterpretasikan dengan mempertimbangkan konteks baik itu wacana teks media maupun konteks sosial, dan kondisi psikologis dari khalayak. 21 Lexy. J.Maleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.1989. Hlm. 280.

68 4. Tema-tema yang muncul dibandingkan dengan preferred reading untuk kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kelompok pemaknaan; dominant reading, oppositional reading dan negotiated reading. Dari definisi-definisi tersebut dapat dipahami bahwa ada yang mengemukakan proses, ada pula yang menjelaskan tentang komponenkomponen yang perlu ada dalam suatu analisis data. Melihat dari segi hasil wawancara melalui FGD yang diperoleh nantinya berupa data dan fakta, kemudian akan dianalisis dan dihadapkan dengan kriteria yang terdapat dalam kategorisasi konsep. Dan dari hasil FGD tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan melalui tulisan yang dibuat. Metode observasi partisipasif yang dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dengan metode tersebut kita dapat terlibat dalam peristiwa, mengetahui mengenai apa masalah, kondisi, dan situasi yang terjadi di dalam suatu fenomena/ studi kasus yang terjadi. 3.8 Konseptualisasi dan Penyediaan Pertanyaan FGD FGD akan berfokus pada nilai-nilai keindahan seperti nilai murni (suara, tempo, irama, suara yang mempunyai kesatuan, nada/irama, lagu, harmonisasian), nilai kepercayaan (suatu hal yang dapat menarik minat seseorang/suatu golongan), dan nilai ekpresi (nilai keindahan yang bersumber pada perasaan (emosional) manusia) dalam musik pop Korea. FGD akan dibatasi kepada komunitas pencinta musik Korea (Fanbased) dengan peminat terbanyak di Indonesia yaitu : 1. CNBLUE/Boice Army, Boice_Ina, CNBYonghwa_ID

69 2. TVXQ/Cassiopeia Indonesia 3. Kpop Netral Peneliti akan mengkodekan tema dan konsep dalam transkrip FGD. Yang berkaitan dengan nilai keindahan seperti nilai murni, nilai kepercayaan, dan nilai ekspresi. 1. Nilai Murni Contoh : 1. Bagaimana menurut anda tentang nilai-nilai murni dalam musik pop Korea Cnblue, Super Junior, dan Girl Generation? 2. Dalam tiga group ini ditunjukan bahwa adanya dominasi jenis/ciri musik yang berbeda. Menurut anda, apakah nilai terpenting dalam nilai murni ini? 2. Nilai Kepercayaan Contoh : 1. Menurut pendapat anda apa yang menarik diri anda dapat tertarik pada musik pop? 2. Sejak kapan anda mulai tertarik dan menikmati musik pop Korea? 3. Dalam ketertarikan tersebut, dari mana awal mula anda mengetahui musik pop Korea? 3. Nilai Ekspresi Contoh :

70 1. Apakah nilai ekspresi sangat mendukung dalam kegiatan di komunitas pencinta musik pop Korea atau kegiatan secara individu sehari-hari? 2. Bagaimana anda mengekspresikan rasa suka anda pada group idola? 3. Apa yang anda rasakan saat disebuah tempat (dimana saja) tiba-tiba ada mendengar lagu dari salah satu group favorit anda? 4. Saat anda menonton konser atau mengikuti gathering group favorit anda apa yang akan anda lakukan? Jelaskan situasi nya?