KONFLIK POSO MELANGGAR HAM

dokumen-dokumen yang mirip
KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

Nama : Aninda Candri L. NIM : Nama Kelompok : D Nama Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

MAKALAH KONSEP AGAMA DALAM PANCASILA

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA MENJAGA KESEIMBANGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA ( WNI )

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

TERKIKISNYA PERSATUAN

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

PANCASILA. Implementasi Sila Kedua. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

Y O G Y A K A R T A. : Amri Arifin Hidayat NPM : Kelompok : F Program Studi : Strata 1 Jurusan : Teknik Informatika

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN WARGA NEGARA, PENDUDUK, DAN BUKAN PENDUDUK

PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Wahyu Ernaningsih

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DAN HUKUMAN MATI

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

1. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Ideal Sila-Sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

Bartima Oktavia Bahar Nim: E

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada. ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan.

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

TUGAS AKHIR PANCASILA. Nikah Siri dan Poligami Dalam Pancasila

PENERAPAN SILA PERSATUAN INDONESIA DALAM KEHIDUPAN DI DUSUN KALIWINONG LOR

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

PUDARNYA RASA PERSATUAN DI TANDAI DENGAN KONFLIK DAN KEKERASAN ANTAR PETANI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Ringkasan Putusan.

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DALAM KEHIDUPAN BERKELUARGA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum berdasarkan Pancasila

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM :

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

Angket Motivasi Belajar. 1) Isilah identitas nama anda dengan lengkap dan benar. 2) Bacalah dengan seksama butir pertanyaan

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

NOVIYANTI NINGSIH F

PENERAPAN SILA PERSATUAN INDONESIA DI LINGKUNGAN PERUMAHAN BTN KOLHUA KUPANG-NTT

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

Hak dan Kewajiban Warga Negara

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

Pancasila dan Implementasinya

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sebuah kesatuan wilayah dari unsur-unsur negara, 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

PENGAMALAN SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA TIMPANG TINDIHNYA KEADILAN DI NEGERI KEPULAUAN. Dosen : Drs.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Shafri Bagus Setiaji. Nim :

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

Institute for Criminal Justice Reform

BERPERILAKU PANCASILA

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

Transkripsi:

Tugas Akhir Kuliah Pendidikan Pancasila KONFLIK POSO MELANGGAR HAM Disusun oleh : ANDRI FAJARYANTO 11.11.4708 Kelompok C S1 Teknik Informatika Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Abstrak Konflik yang terjadi di Poso terjadi sekitar akhir taun 1998. Konflik ini terjadi karena perbedaan agama. Konflik ini juga membawa derita kepada orang-orang yang sebenarnya tidak ingin terlibat didalamnya. Korban yang jelas terseret didalamnya adalah para perempuan dan juga anak anak. Mereka kehilangan tempat tinggal mereka. Kehilangan hak untuk hidup mereka, hak untuk memlih agamanya masing. Masih ditambah dengan kekerasan dan perilaku yang kurang terpuji terhadap kaum perempuan. Anak-anak yang masih dibawah umur juga menjadi korban. Terutama dalam perkembangannya dan juga psikologinya. Tentu saja ini akan menghambat pertumbuhan mereka. Selain itu, ini juga akan mempengaruhi perilaku mereka. Tindakan anarkis yang mereka lihat sehari hari akan dikenang selama hidup mereka. Dan akan menyisakan trauma yang dalam dikehidupan mereka. Efek yang lain adalah mereka kekurangan tempat bersekolah, karena banyak sekolah yang dibakar dan juga harus dipulangkan saat sekolah karena terdengar isu akan adanya penyerangan. Latar belakang Ribuan masyarakat terancam ketentraman hidup dan kebebasan memeluk agama. Tidak tau bagaimana harus mengakhiri semua konflik ini. Bahkan tidak tau apa yang harus mereka lakukan. Pelanggaran ham terjadi setiap hari. Anak-anak, remaja, dewasa, para wanita yang diperlakukan seperti budak, laki laki yang diculik dan tidak dikembalikan, entah dibunuh atau dikemanakan. Nyawa mereka seperti abu yang sudah tidak berharga dan siap untuk dibuang. Harusnya cerita ini diungkap sampai akhir dan diusut tuntas oleh pemerintah agar tidak terjadi lagi, khususnya di poso dan umumnya dimana saja. Sekarang mungkin sudah jarang kita dengar berita kekerasan diposo. Mungkin juga hampir tidak pernah. Tapi apakah itu menjamin kejadian 1998 itu tidak akan terulang lagi. Sepertinya tidak ada orang yang bisa menjaminnya. Ketidakjelasan masalah ini menjadi pemicu jika masih ada dendam yang masih tertinggal didalamnya. Sewaktu waktu bisa meledak lagi dan kericuhan akan kembali terulang. Tentunya semuanya kembai lagi kepada masyarakat poso. Ingin kembali hidup damai ataukah masih ingin bercerai berai. Kesadaran setiap individu sangat dibutuhkan ketika mereka mengingikan bagaimana hidup tentram, nyaman dan tenang dalam bermasyarakat.

Rumusan masalah 1. Bagaimana pelanggaran HAM terjadi? 2. Siapakah korban dari pelanggaran HAM? Pendekatan secara Historis Desember 1998, peristiwa konflik poso yang terjadi menjadi awal dari perubahan tatanan kehidupan masyarakat poso secara drastis. Para perempuan, laki laki dewasa, orang tua, remaja, anak anak, lajut usia dan segala usia dari segala lapisan tanpa terkecuali, terserat, dipaksa masuk dalam tepian dan pusaran konflik kekerasan berdarah yang berkepanjangan. Sebagian dipaksa terlibat untuk sekedar bertahan atau untuk menyerang demi mempertahankan kehidupan. Yang terjadi konflik poso dilihat, dibicarakan semata mata sebagai pembicaraan peristiwa politik. Sebagai peristiwa politik, pembicaraan peristiwa politik terfokus pada analisis aktoraktor yang berkepentingan dalam konflik. Setiap kali ada pembunuhan, penembakan misterius, peledakan bom yang memakan korban jiwa, bermunculan analisis-analisis yang dianggap sebagai latarbelakang konflik Poso dilengkapi dengan penggalan cerita-cerita tentang salah satu komunitas agama atau kedua komunitas agama. Agama pada saat konflik tidak hanya tidak dibicarakan tapi secara sistematis dihilangkan, terpinggirkan. Misalnya, kisah para tetangga dan para bersaudara. Misalnya, kisah para tetangga dan para bersaudara yang berbeda agama saling membantu untuk menyamarkan identitas agama. Jika sweeping Kartu Tanda Penduduk (KTP) terjadi, atau bila isu penyerangan dari kelompok agama yang mengatasnamakan Islam, maka merka yang muslim akan memberi peringatan awal dan melindungi tetangga yang kristen. Demikian sebaliknya. Dibeberapa poros jalan keluar dari poso. Dimana sering terjadi sweeping KTP dari pihak kristen. Mereka saling mengajarkan agama secara sederhana agar tidak terjadi kekerasan, seperti Islam mengajarkan kristen syahadad dan kristen mengajarkan Islam denganbunyi doa Bapa Kami.

Secara Yuridis Konflik ini telah melanggar butir butir yang terkandung didalam pancasila. Pada sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa di dalamnya terkandung arti bagaimana mengamalkan dan saling menghormati antar pemeluk agama dan kepercayaan sehingga terbentuknya kerukunan hidup yang aman. Tetapi konflik yang terjadi di poso adalah akibat dari pecahnya pemeluk agama Islam dan Kristen. Di negara ini terdapat keberagaman agama. Setiap warga negara indonesia mempunyai hak asasi untuk memeluk agama. Hal ini telah diatur dalam UUD 1945 pada pasal 29. Selain melanggar sila pertama, konflik ini juga melanggar sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam sila ini mengandung arti bahwa peri kemanusian adalah naluri yang harus dikembangkan ditengah masyarakat agar kesejahteraan dan kebahagiaan dapat berkembang dalam pergaulan masyarakat. Nilai nilai yang terkandung dalam sila ini membentuk bangsa menjadi bangsa yang lemah lembut, bersopan santun, bertenggang rasa, saling mencintai, bergotong royong serta memangdang manusia lain sama dengan sama derajatnya. Namun jika manusia tidak memiliki rasa kemanusiaan maka akan terjadi perpecahan diantara manusia, seperti halnya pada konflik poso ini. Konflik ini juga melanggar Undang Undang Dasar 1945 & amandemennya pasal 28 A yang berbunyi setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. Kemudian pasal 28 I ayat 1 Hak untuk hidup hak, untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak bisa dikurangi dalam keadaan apapun. Ayat ke 2 setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. Selanjutnya adalah pasal 28 J ayat 1 setiap orang wajib menghormati hak asasi orang lain dalam tertib kehidupan dan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pembahasan Konflik poso terjadi sekitar akhir tahun 1998. Berbagai pelanggaran HAM (hak asasi manusia) seperti mereka tidak mendapat kehidupan yang layak. Mendapat perlakuan yang kasar. dan ironisnya sampai terjadi pelecehan seksual. Konflik ini ternyata dipicu dengan sesuatu yang sebernya hal yang sudah tidak asing. Yaitu perbedaan agama. Antara Islam dan Kristen. Perang seperti ini sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Bahkan sebelum nabi Muhammad SAW sudah ada perang agama. Setiap kelompok atau individu seslalu menganggap agamanya paling benar. Paling diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. Hal seperti itu menjadikan seseorang atau sekolompok orang berfikiran bahwa agama yang lain itu sesat. Mungkin didalam suatu negara yang semua warganya beragama sama itu wajar terjadi. Tetapi jika seperti itu diterapkan di Indonesia, ataupun dinegara yang menganut asas demokrasi, tentu itu akan menghambat dan akan menjadi permasalahan. Apa lagi ditambah dasar negara indonesia adalah pancasila yang didalamnya yang sudah jelas bahwa dinegara ini diakui 5 (lima) agama. Ditambah di UUD 1945 ditegaskan pasal 29 ayat 2 yang berisi tentang kebebasan memeluk agama sesuai keinginannya. Hal itu jadi tidak bisa membatasi seseorang untuk memilih agama dan kepercayaan yang dia inginkan. Ditambah juga negara menjamin keselamatan. Kurangnya kesadaran akan UUD 1945 dan pancasila membuat masyarakat poso terus memompa perang waktu itu. Banyak masyarakat yang tidak ingin merasakan konflik tetapi mereka tidak bisa menolak dan harus masuk terseret dikonflik itu. mereka hanya menganggap agama mereka paling benar dan mengabaikan agama agama yang lain. Terutama melupakan kalo negara ini termasuk demokrasi dan bebas memilih pendapat. Entah mereka yang berkonflik sadar ataukah tidak. Konflik ini hanya membawa bencana bagi mereka sendiri. Terutama bagi mereka yang tidak ikut dalam konflik dan akhirnya harus terseret masuk dalam konflik yang mereka tidak inginkan. Contoh nyatanya adalah para anak-anak dan perempuan dewasa. Dalam konflik Poso, fenomena tersebut nampak pada pelecehan sesual massal yang terjadi di Desa Sintuwulemba pada bulan Mei 2000. Para perempuan dikumpulkan di suatu tempat untuk ditelanjangi. Para pelaku menuduh mereka menyembunyikan sesuatu yang berakibat buruk. Alasan paling terpat untuk memungkinkan dobrakan nilai perempuan baik-baik terpaksa diabaikan. Para perempuan melakukannya demi keselamatan laki-laki dan anak-anak. Di luar apa yang menjadi tujuan penyerangan tersebut, kelompok

penyerangan tersebut, kelompok penyerangan yang notabene laki-laki telah menggunakan kuasanya atas kelemahan perempuan dengan menggunakan asumsi-asumsi yang bias gender. Kata Lian Gogali (2009:50) Penderitaan kaum perempuan demi memperjuangkan keselamatan anak-anak dan suami mereka sangat besar. Walaupun sudah berjuang seperti tetapi mereka juga belum bisa menemukan suami-suami mereka. Sampai sekarang para suami juga belum pulang, dan entah masih hidup ataukah sudah mati itu juga mereka tidak tau. Korban selanjutnya adalah anak anak. Tidak kalah mereka juga menjadi korban yang sama seperti para perempuan. Hanya saja penderitaan mereka berbeda. Meskipun begitu sepertinya penderitaan ini sama sama berat. Bagaimana tidak, dalam keadaan masih kecil mereka sudah berada dalam konflik yang mereka tidak tau bagaimana bisa terjadi konflik. Lian Gogali berkata kekerasan yang dialami, dilihat dan didengar oleh anak, biasanya akan mendasariperilaku sosialnya. Situasi konflik bersenjata menempatkan anak dalam berbagai bentuk kekerasan seperti kekerasan fisik, mental dan juga rentan pada kekerasan seksual. Hancurnya institusi keluarga dalam situasi perang menyebabkan perlindungan terhadap anak lemah, bahkan terabaikan. Anak-anak yang pernah mengalami kekerasan atau selamat dari konflik bersenjata mengalami masalah gangguan kejiwaan yang parah dan tidak bisa hidup dengan normal dalam lingkungannya yang baru. Disamping itu, anak sangat rentan dalam eksploitasi ekonomi dan seksual karena tidak adanya jaminan keaman (2009:59) Ditambah lagi anak-anak banyak yang putus sekolah karena banyak sekolah yang dibakar. Banyak juga sekolah yang di tutup karena takut dengan penyerangan penyerangan. Sekolah tidak ada, rumah sudah hangus dibakar. Lalu kemana mereka harus pergi. Kepedihan ini bukan hanya mereka yang meresakan. Bangsa ini juga menangis melihat pertempuran ditanah air yang disebabkan oleh perbedaan kecil. Yaitu perbedaan agama saja. Selanjutnya Lian Gogali Di awal konflik poso, meskipun sekolah tidak dibubarkan, tindakan pengamanan dengan meliburkan sekolah atau memulangkan anak apabila mendengar isu akan terjadi konflik sering dilakukan. Sejak tahun 2000, keadaan semakin buruk. Di Poso, sekolah sekolah dibakar dan dihancurkan. Bulan Mei 2000, tercatat satu SMU, satu SMP dan satu SD dibakar. Bulan Juli 2000, dua pesantren/madrasah dan 2 SD dibakar. Tahun 2002 tercatat 4 sekolah terbakar dan sekolah lainnya tutup dan atau tidak berfungsi.(2009:60)

Haruskah kita diam melihat semua pelanggaran HAM ini yang dengan mudah meraja lela di Poso? Bahkan aparat keamanan di Poso tidak peduli dengan konflik dan laporan laporan pelanggaran ham yang diterima oleh para perempuan. Kalau sedah begitu tidak akan mudah mengakhiri konflik yang seperti ini kan? Yang dipikirkan saat ini, saat semuanya sudah berlalu adalah bagaimana cara untuk menghilangkan trauma mereka. Ingatan yang mengganggu psikologi mereka. Apalagi untuk anak-anak, pasti akan banyak menghambat pertumbuhan mereka. Juga bisa berakibat dengan perilaku mereka yang pasti condong ke arah yang negatif. Karena banyak terpengaruhi perilaku anarkis yang sering mereka lihat setiap hari.

KESIMPULAN DAN SARAN a) Kesimpulan: Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konflik yang terjadi dikarenakan perbedaan agama. Para penganut agama yang tidak bisa mengamalkan pancasila dan UUD 1945. Mereka yang seharusnya saling menghormati dan menghargai agar terciptanya kedamaian dan kerukunan antar umat beragama ternyata sebaliknya. Malah mereka membuat konflik dan memecah belah daerahnya sendiri. Dan juga merusak fasilitas yang ada. Bertindak anarkis yang mereka tidak sadari, ini akan berakibat fatak terhadap pertumbuhan anak-anak terutama psikologi mereka. b) Saran: Agar terciptanya kerukunan antar umar beragama seharusnya saling menghormati, saling menghormati, dan tidak saling membunuh menciptakan konflik seperti ini. Sebenarnya dikedua agama ini tidak ada perintah untuk konflik. Apalagi sampai berbuat anarkis menyiksa orang orang yang tidak bersalah. Menyeret mereka ke gerbang penyiksaan yang mereka tidak inginkan dan bukan mereka yang membuatnya seperti ini.

REFERENSI Gogali, Lian (2009) Konflik Poso; Suara Perempuan dan Anak Menuju Rekonsiliasi Ingatan, Yogyakarta, Galangpress.