BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk republik

dokumen-dokumen yang mirip
SUMBANGAN RETRIBUSI PASAR TRADISIONAL KEPADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Sistem pemerintahan daerah disarikan dari UU 32/2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1994: 136 ) mengatakan tujuan dari welfere state ( negara kesejahteraan ) pada hakikatnya

I. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 2 Tahun 2007 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan kepadanya. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

APA ITU DAERAH OTONOM?

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB II LANDASAN TEORI

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN KEPENGHULUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dari suatu keadaan dan sifat masyarakat yang tradisional, dengan keadaan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 54 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

- 1 - WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

1. PENDAHULUAN. tiga prasyarat yaitu kompetisi didalam merebutkan dan mempertahankan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan pemberian Otonomi Daerah kepada Daerah atas dasar. desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung

Perda No. 8 / 2003 tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang.

8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan kebijakan yang. daerahnya masing-masing atau yang lebih dikenal dengan sebutan

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI D ================================================================

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

KEPALA DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2012 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 7 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI KUDUS,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memasuki babak baru pengelolaan pemerintahan dari sistem

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN LEMBAGA ADAT

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

I. PENDAHULUAN. Lampung Selatan merupakan pusat kota dan ibukota kabupaten. Pembangunan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk republik menganut asas desentralisasi, asas desentralisasi merupakan penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus daerah mulai dari kebijakan, perencanaan sampai pada implementasi dan pembiayaan dalam rangka demokrasi. Desentralisasi bertujuan agar pemerintah dapat lebih meningkatkan efisiensi serta efektifitas fungsi-fungsi pelayanannya kepada seluruh lapisan masyarakat. Artinya desentralisasi menunjukkan sebuah bangunan vertikal dari bentuk kekuasaan negara. Di Indonesia dianutnya Desentralisasi kemudian diwujudkan dalam bentuk kebijakan Otonomi Daerah.Dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kebebasan kepada daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Pada pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi atas adanya daerah provinsi,dan daerah provinsi tersebut dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap provinsi itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dalam undang-undang. Menurut Simanjuntak (2013: 66-67) mengatakan Otonomi daerah adalah bagaimana pemerintahan daerah dapat mengelola daerahnya dengan baik, tidak ada kesenjangan antara masyarakat dengan pemerintah, dengan masyarakat sendiri guna mencapai tujuan yang tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan. 1

2 Selanjutnya Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 poin ke 5 tentang pemerintahan daerah mengatakan otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut Sakinah (2013:82) mengatakan otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, Hak tersebut diperoleh melalui penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan keadaan dan kemampuan daerah yang bersangkutan. Pengertian tersebut berarti otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaran otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsionalyang diwujudkan dengan pengaturan dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah serta harus selalu beriorentasi pada kesejahteraan masyarakat dengan senantiasa memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.dalam penjelasan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Pasal 21 tentang pemerintahan daerah, menjelaskan penyelenggaraan otonomi daerah yang dilaksanakan melalui prinsip mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan, memiliki pimpinan daerah, mengelolah aparatur daerah, mengelola kekayaan daerah, memungut pajak dan retribusi daerah, serta mendapatkan hasil pengelolaan sumber daya lainnya yang berada di daerah, dan mendapat sumber-sumber pendapatan lain yang sah,

3 mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundangan-undangan. dalam arti daerah diberikan hak dalam mengelolah segala keuangan daerah, mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang. Dalam pasal 22 UU no 32 tahun 2004 juga dijelaskan tentang penyelenggaraan kewajiban otonomi daerah. 1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan, dan kerukunan nasional, serta Negara Kesatuan Republik indonesia. 2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat 3. Mengembangkan kehidupan demokrasi 4. Mewujudkan keadilan dan peraturan 5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan 6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 7. Menyediakan fasilitasa sosial dan fasilitas umum yang layak 8. Mengembangkan sistem jaminan sosial 9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah 10.Mengembangkan sumber daya produktif di daerah 11.Melestarikan lingkungan hidup 12.Mengelola administrasi kependudukan 13.Melestarikan nilai sosial budaya Hak dan kewajiban daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 22 diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang dikelolah dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Kedudukan pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintahan desa selaku penggerak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan menyelenggarakan administrasi desa yang makin meluas dan efektif. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pemerintahan desa harus bekerja sama. Dan kepala desa dibantu oleh perangkat desa yang terdiri dari sekretaris desa dan kepala-kepala dusun. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, maka

4 pemerintah juga menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ada. Kepala desa sebagai pemimpin dalam suatu desa mempunyai tugas dan bertanggung jawab melayani urusan pemerintahan, pembangunan, ekonomi, dan kemasyarakatan didesanya demi menuju masyarakat maju atau menuju masyarakat madani. Masyarakat madani merupakan masyarakat yang sopan, bebas dalam mengeluarkan pendapat,beradab, dan teratur dalam bentuk negara yang baik. Hal ini bisa kita lihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 dalam alinea ke-4 yaitu kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kepala desa memerlukan kerja keras karena menjadi barisan terdepan langsung dengan masyarakat. Sebagai wujud penyelenggaraan pemerintahan desa maka dalam suatu desa dibentuk badan permusyawaratan desa yang berfungsi sebagai pelaksanaan peraturan desa dan anggaran pendapatan belanja dan keputusan kepala desa. Atas dasar tersebut kepala Desa memiliki wewenang yang

5 sesuai dengan tugas-tugasnya itu. bahwa kepala Desa berwenang untuk mensejahterakan masyarakat desa a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa b. Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa c. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa d. Menetapkan Peraturan Desa e. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa f. Membina kehidupan masyarakat Desa g. Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa Masyarakat Madani adalah terjemahan dari civil society. Yang diusulkan oleh Dato Anwar Ibrahim. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat yang diperkenalkan pertama kali oleh Dato Anwar Ibrahim.civil society muncul dari masyarakat barat. civil society dikonsepkan secara teoritis dalam tulisan ini merupakan masyarakat yang bebas dari ketergantungan terhadap negara dan pasar, percaya diri dan sukarela serta taat akan nilai dan norma yang berlaku. Menurut Ubaedillah (2012: 234) mengatakan Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan kestabilan masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan Undang-Undang dan bukan nafsu atau keinginan individu. Pengertian diatas tersebut dapat diambil pengertian bahwa masyarakat madani merupakan masyarakat yang taat akan nilai, norma dan moralserta menjamin keseimbangan antara kebebasan individu. Menurut Azyumardi (2008: 202-204) mengemukakan bahwa karakteristik masyarakat madani yakni.

6 1. Wilayah publik yang bebas (Free public sphere) artinya ruang publik yang bebas dari sasaran untuk mengemukakan pendapat warga masyarakat. semua warga negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial dan politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan diluar civil society. 2. Demokrasi adalah prasayarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang murni.secara umum demokrasi adalah suatu tatanam sosial politik yang bersumber dan dilakukan oleh, dan untuk warga negara. 3. Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. 4. Pluralisme adalah pertaliaan sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban dan keselamatan umat manusia. 5. Keadilan sosial artinya adanya keseimbangan dan pembangian yang proporsional atas hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan ekonomi, politik, pengetahuan, dan kesempatan. Masyarakat madani merupakan masyarakat yang bebas dari ketergantungan terhadap negara dan pasar, percaya diri dan sukarela serta taat akan nilai dan norma yang berlaku,bebas dari ketergantungan negara.dalam civil society individu atau kelompok memiliki self reliance (percaya diri).dimana percaya diri disini dimaksudkan suatu keadaan dimana potensi dan kapasitas yang dimiliki dipandang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi,sukarela juga diartikan sebagai aktivitas masyarakat yang dilakukan oleh civil society dilakukan tidak terpaksa. Ketaatan terhadap nilai dan norma yang berlaku merupakan ciri dari suatu komunitas yang telah menerapkan prinsip civil society. Dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh pemerintahan desa di Desa Adiankoting Yaitu sifat yang transfaran dalam melakukan setiap program yang dilakukan di desa, dan melakukan pembangunan jalan-jalan yang rusak, membuat saluran air, serta mampu membina masyarakat dan membuat program gotongroyong yang dilakukan satu kali dalam sebulan.

7 Melihat latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan kajian mengenai upaya apa yang akan dilakukan oleh pemerintah desa mewujudkan masyarakat madani. Maka penulis tertarik menetapkan judul Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (civil society) di Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah satu aspek yang paling penting dalam pelaksanaan penelitian dibidang apa saja. Arikunto menjelaskan bahwa Untuk kepentingan karya ilmiah, suatu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas. Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas agar lebih terarah maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut. 1. Upaya pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani 2. Peran kepala desa selaku pemimpin desa dalam mewujudkan masyarakat madani 3. Faktor-faktor penghambat pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani. C. Pembatasan Masalah Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian. Maka dalam suatu penelitian masalahnya harus jelas supaya mudah dimengerti. Menurut Suharsimi (2010: 69) mengatakan bahwa batasan masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari, dan suatu permasalahan mungkin menjadi bagian dari permasalah yang luas. Kemampuan untuk memecahkan suatu permasalahan biasanya juga terbatas. Oleh sebab itu,

8 perlu ditetapkan terlebih dahulu batas-batas permasalahan yang menurut kemampuan dapat diselesaikan, pembatasan atau pendefinisian permasalahan sangat perlu agar pokok permasalahan yang sebenarnya tidak kabur. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (civil society) Di Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara. D. Rumusan Masalah Nazir (2011: 111) Mengatakan Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk membersihkan kebingungan kita dalam suatu hal, peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi penelitiannya dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap masalah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Rumusan masalah dapat dilakukan dengan cara merumuskan judul selengkapnya. Dan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (civil society) Di Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara?. E. Tujuan Penelitian Arikunto (2010: 97-98) Mengatakan Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah peneltian selesai. Tujuan penelitian harus lebih luas daripada sekedar hal yang diperoleh yang berupa kesimpulan atau jawaban yang diperoleh. Di dalam usulan/rancangan penelitian, apapun format penelitian yang digunakan (deskriptif ataupun eksplanasi, studi kasus, survei atau eksperimen), juga perlu secara tegas

9 dan jelas merumuskan tujuan penelitian yang hendak dihasilkan. Tujuan penelitian itu tentu saja sejalan dengan rumusan masalah penelitian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian penulis Disini adalah untuk mengetahui Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (civil society) Di Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara. F. Manfaat Penelitiaan Segala usaha penelitian selalu memberikan manfaat yang sangat berarti bagi masyarakat luas. manfaat penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian. Dan yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini disumbangkan untuk kemajuaan ilmu pengetahuaan sosial politik kewarganegaraan. 2. Menjadi bahan informasi ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi pihak yang membacanya. 3. Sebagai bahan masukan bagi bangsa dan negara khususnya bagi penelitian lebih lanjut tentang upaya pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani (civil society). 4. Bagi Masyarakat luas hasil penelitian ini memberikan masukan upaya-upaya apa yang dilakukan pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani.