BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN. Jika dilihat berdasarkan tahapan perkembangannya, individu yang baru saja

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang teratas dan juga terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi yang usianya relatif lebih muda dibandingkan dengan

PENGANTAR. Dalam rutinitas kegiatan perkuliahan yang padat, maka saya mohonkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB I PENDAHULUAN. yang kini lebih dikenal sebagai KKNI (Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

Bab I PENDAHULUAN. belajar selama 12 tahun dimanapun mereka berada, baik di desa maupun di kota

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Mengenai Sistem Pendidikan Perguruan Tinggi. Pendidikan tinggi dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan, terutama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu Pendidikan Nasional secara umum harus ditingkatkan, baik dari proses

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan, idealnya harus mampu

BAB I Pendahuluan. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya ( Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring ketatnya persaingan didunia pekerjaan, peningkatan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Data laporan pembangunan manusia yang dikeluarkan United Nation

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan pada jaman ini sangat berkembang di berbagai negara. Sekolah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan bangsa. Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003, merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi dalam diri individu yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung

KURIKULUM PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG. A. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyiasati persaingan global, Indonesia berusaha membenahi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir

I. PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggungjawab semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Universitas X merupakan salah satu universitas

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan, termasuk juga kegiatan perkuliahan di kelas. Proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupan manusia, manusia akan mengalami perubahan, baik perubahan dari luar maupun dari dalam. Dari dalam seperti fisik, pertumbuhan tinggi badan, penambahan berat badan, usia yang akan bertambah setiap tahun, serta psikis, perubahan suasana hati. Selain itu, akan ada perubahan dari lingkungan seperti pindah rumah, sekolah baru (kenaikan jenjang pendidikan), lingkungan pekerjaan baru, bahkan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga juga merupakan suatu perubahan. Oleh karena itu, agar perubahan ini dapat dihadapi individu dengan baik maka dibutuhkan penyesuaian diri. Schneider (1964) menyebutkan bahwa penyesuaian diri adalah proses, yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu berusaha keras untuk menanggulangi kebutuhan-kebutuhan dirinya, ketegangan, frustrasi, dan konflik dengan baik, untuk memengaruhi derajat harmoni (keseimbangan) antara tuntutan-tuntutan dalam diri dan hal yang dibebankan pada individu oleh dunia yang objektif di mana dirinya tinggal. Ada empat kategori yang paling penting dalam hidup di mana penyesuaian yang baik diperlukan untuk kehidupan, yaitu personal adjustment (pribadi), social adjustment (hubungan 1

2 sosial dengan orang lain), marital adjustment (pernikahan), dan vocational adjustment (pekerjaan). Konsep pekerjaan (vocation) tidak hanya dibatasi pada bidang pekerjaan, pernikahan, atau usaha profesional tetapi meliputi hal-hal yang terorganisir, mengarah pada tujuan, dan mengarah pada hal-hal yang nyata untuk mencapai prestasi. Upaya dalam bidang pendidikan merupakan salah satu dari vocation, atau setidaknya yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari kerja. Terutama berlaku untuk pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi, termasuk sekolah profesional. Bagi perguruan tinggi dan sekolah profesional, pendidikannya adalah pekerjaannya, dan sebagian besar merupakan fase utama dalam mencapai tujuan kerja di mana akan mendominasi hidupnya setelah selesai pendidikan. Oleh karena itu, perlu untuk mempelajari masalah academic adjustment terlebih dahulu (Schneider, 1964). Academic adjustment mengacu pada kemampuan atau proses di mana tuntutan dan aturan yang berkaitan dengan kehidupan akademik dipenuhi secara adekuat, sehat, serta memuaskan (Schneider, 1964). Adekuat adalah individu yang mampu merespon secara matang, efisien, memuaskan, dan sehat. Dikatakan efisien jika individu mengeluarkan respon yang diinginkan tanpa terlalu banyak mengeluarkan energi, tidak semestinya membuang-buang waktu atau kesalahan yang banyak. Sehat diartikan bahwa respon penyesuaian cocok dengan lingkungan individu, hubungannya dengan sesama, dan hubungannya dengan Tuhan. Individu yang well-adjusted adalah individu yang, dengan batasan-batasan yang dibebankan pada diri oleh kapasitasnya sendiri dan kepribadiannya, telah

3 mempelajari untuk bereaksi pada diri dan lingkungannya dengan cara yang matang, sehat, efisien, dan memuaskan, dan dapat menyelesaikan konflik mental, frustrasi, dan kesulitan-kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengembangkan tingkah laku yang merupakan gejala gangguan (Schneider, 1964). Academic adjustment berkaitan dengan situasi akademik. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara, menurut Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu dari jenjang pendidikan adalah pendidikan tinggi. Pendidikan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian (UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 16 tentang Pendidikan Tinggi). Transisi yang terjadi dari Sekolah Menengah Atas menuju Perguruan Tinggi merupakan salah satu situasi di mana dibutuhkan penyesuaian dalam dunia pendidikan. Penyesuaian dalam berinteraksi dengan teman-teman dari latar belakang geografis dan etnis yang lebih beragam, merasa diri lebih bebas atas pilihan, dan merasa diri lebih dewasa. Tidak jarang, tujuan pendidikan mahasiswa dan fakultas tidak sejalan sehingga pemahaman, perumusan tujuan, perkembangan

4 dan pengarahan minat, aturan bersikap, dan penerapan dari upaya bermanfaat dan berkelanjutan hampir tidak mungkin untuk dilakukan. Jika mahasiswa berpikir bahwa pendidikan tinggi hanya sebagai pengisi antara sekolah menengah dan bekerja, atau sebagai lanjutan dari pendidikan menengah maka hanya ada sedikit peluang untuk memperoleh prestasi akademik yang sesungguhnya (Santrock, 2012). Masa transisi ini juga dialami oleh mahasiswa baru (angkatan 2014) Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung. Transisi dari Sekolah Menengah Atas ke Perguruan Tinggi yang menurut teori perkembangan menyebabkan perubahan dan stres. Dari sebagai senior di Sekolah Menengah Atas menjadi anak baru di kampus. Menghadapi situasi baru sebagai seorang mahasiswa dan menjalani pendidikan dengan sistem perkuliahan yang berbeda dengan saat Sekolah Menengah Atas. Hal yang menjadi khas pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Univeristas X di Kota Bandung adalah berlakunya sistem kurikulum baru, yaitu Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Pada sistem KKNI, mahasiswa ditekankan pada kecakapan kompetensi secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcome) dan keberagaman, penyampaian dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar yang bukan hanya dari dosen tetapi sumber lain yang memenuhi unsur edukatif, dan penilaian penekanan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian (Petunjuk Pelaksanaan KKNI Fakultas Psikologi, 2014).

5 Mahasiswa ditetapkan untuk lulus mata kuliah dengan nilai minimal B. Namun, pada kenyataannya nilai minimal B yang seharusnya dicapai mahasiswa sebagai batas kelulusan modul, masih belum terpenuhi oleh 30-50% mahasiswa berdasarkan wawancara di kelas. Beberapa materi perkuliahan mengadakan kuis sebagai bentuk evaluasi, nilai kuis yang didapatkan mahasiswa masih ada yang tidak memenuhi standar nilai. Selain dilakukan evaluasi mata kuliah, juga dilakukan evaluasi kemajuan studi di mana pada akhir semester 2, batas kelulusan yang harus diperoleh mahasiswa adalah minimal 50% modul. Sedangkan di akhir semester 4, batas kelulusan yang harus diperoleh mahasiswa adalah minimal 60% modul. Apabila mahasiswa tidak memenuhi syarat minimal kelulusan maka mahasiswa diminta untuk membuat surat pengunduran diri. Syarat minimal kelulusan akan dihitung diakhir semester 4 setelah pelaksanaan semester padat (SP). Penilaian modul meliputi penilaian terhadap hard skill dan soft skill. Hard skill dilihat dari nilai kuis, sejauh mana mahasiswa memahami materi yang telah diberikan, dengan bobot nilai sebesar 40%. Sedangkan soft skill memiliki bobot nilai yang lebih besar, yaitu 60% dilihat dari nilai keaktifan di kelas dan laporan dengan standar yang sudah ditetapkan seperti kemampuan dalam menjelaskan, menghargai pendapat, komunikasi tertulis dan lisan, kerjasama, ketelitian, disiplin, dan kerja keras. Sikap aktif di kelas maupun dalam mengerjakan laporan menjadi salah satu upaya mahasiswa untuk dapat memenuhi standar nilai kurikulum KKNI.

6 Berdasarkan observasi di kelas, tuntutan untuk bersikap aktif dalam pembelajaran di kelas, masih belum dipenuhi oleh mahasiswa. Terlihat dari keaktifan di kelas ketika bertanya, ada mahasiswa yang belum memberanikan diri untuk bertanya, tugas yang seharusnya dikerjakan secara kelompok (aspek kerja sama), masih belum seluruhnya dilakukan secara bersama, lebih kepada pengerjaan individu. Mahasiswa juga dituntut aktif saat mengerjakan tugas. Salah satu hal penting adalah mencari sumber bacaan berupa textbook ataupun pengetahuan seputar materi kuliah. Namun, mahasiswa masih belum menggunakan textbook sebagai acuan, dan lebih menggunakan referensi dari internet yang bukan merupakan standar penilaian keaktifan mahasiswa. Mahasiswa diwajibkan menghadiri perkuliahan secara penuh (100%), serta diberikan dispensasi kuliah sebanyak 25% bagi mahasiswa yang tidak dapat hadir dalam perkuliahan dengan alasan yang sesuai dengan aturan fakultas. Dengan begitu, setidaknya mahasiswa harus menjaga kesehatan agar dapat menghadiri perkuliahan. Mahasiswa diwajibkan pula untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh Senat Fakultas, sebagai bentuk lain dari pra-syarat mengikuti sidang akhir nantinya, yaitu mengumpulkan poin kegiatan. Pada awal perkuliahan, Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi mengadakan acara Psikologi Bungsu yang merupakan proses pengenalan Fakultas untuk mahasiswa baru dan merupakan acara wajib. Namun, pada kenyataannya tidak semua mahasiswa baru mengikuti acara tersebut, bahkan ada yang berhenti di tengah jalan dikarenakan merasa kesulitan ketika harus membagi waktu antara kegiatan senat dengan perkuliahan.

7 Dengan tuntutan yang harus dihadapi oleh mahasiswa khususnya angkatan 2014 diharapkan dapat melakukan academic adjustment secara adekuat, sehat, dan memuaskan. Mahasiswa juga diharapkan mengetahui apa saja yang dituntut oleh fakultas terhadap dirinya dan cara untuk memenuhi tuntutan tersebut. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan jumlah SKS yang wajib diambil minimal 140 SKS dengan keseluruhan modul telah lulus, IPK minimal 3.00, dan dapat menempuh ujian sidang sarjana tepat waktu yaitu 4 tahun. Mahasiswa juga mendapatkan pekerjaan sesuai dengan hasil pembelajaran (learning outcome). Berdasarkan data lapangan, ketika ada kuis pada sebuah modul maka akan ada mahasiswa yang mengikuti remedial materi dikarenakan mendapatkan nilai kuis yang di bawah standar. Selain itu, melanggar aturan di kelas, terlambat hadir di kelas, serta tidak bersikap aktif di kelas juga membuat penilaian harian mahasiswa berkurang yang menyebabkan mahasiswa mengikuti remedial materi. Academic adjustment ini penting dalam mempersiapkan individu menghadapi dunia pekerjaan. Berdasarkan teori yang dikemukakan Schneider, hal ini menjadi bagian persiapan akademik dan prestasi yang merupakan bagian penting dalam perjalanan menuju jenjang karir (Schneider, 1964:474). Selain itu, dengan mengetahui academic adjustment, memiliki keuntungan mahasiswanya dapat lulus tepat waktu dan memiliki prestasi untuk nama baik fakultas. Oleh karena itu, dibutuhkan pengukuran secara sistematis dan terstruktur untuk diperoleh data tentang academic adjustment mahasiswa angkatan 2014.

8 Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gambaran academic adjustment pada mahasiswa, angkatan 2014 pada Fakultas Psikologi Universitas X Kota Bandung. Diharapkan penelitian ini berguna bagi pihak universitas khususnya fakultas untuk melihat academic adjustment yang dilakukan oleh mahasiswa baru. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana gambaran mengenai academic adjustment pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai academic adjustment pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang academic adjustment pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung, melalui kriteria academic adjustment, yaitu successful performance, adequate effort, acquisition of worth-while knowledge,

9 intellectual development, achievement of academic goals, dan satisfaction of needs, desires, and interest. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis Memberikan informasi mengenai gambaran academic adjustment pada mahasiswa dalam bidang ilmu Psikologi Pendidikan. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian serupa maupun lanjutan mengenai academic adjustment. 1.4.2 Kegunaan Praktis Memberikan informasi kepada dosen wali, kepala program studi sarjana (S1) Fakultas Psikologi Universitas X mengenai academic adjustment yang dimiliki mahasiswa angkatan 2014. Informasi ini dapat digunakan untuk mengevaluasi penyesuaian diri mahasiswa dengan meningkatkan kemampuan (enam kriteria) dari academic adjustment dengan menyusun program pelatihan. Memberikan informasi kepada dosen-dosen mata kuliah yang memegang kelas kurikulum KKNI mengenai academic adjustment pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung. Informasi ini dapat digunakan untuk memersiapkan pembelajaran yang dapat meningkatan academic adjustment mahasiswa.

10 Memberikan informasi kepada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X mengenai academic adjustment yang dilakukan mahasiswa. Informasi ini dapat digunakan untuk menyiapkan mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri terutama academic adjustment. 1.5 Kerangka Pikir Transisi dari sekolah menengah atas menuju perguruan tinggi melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar, seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih beragam latar belakang etniknya, juga peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya. Selain itu, perguruan tinggi memiliki tuntutan dan aturan sebagaimana sebuah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang disiapkan untuk menghadapi persaingan dalam mencari pekerjaan. Sama halnya dengan mahasiswa baru angkatan 2014 di Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung yang menghadapi tuntutan baru, yaitu situasi perguruan tinggi yang mengikuti perubahan kurikulum KKNI. Tuntutan yang dimaksud, seperti mahasiswa harus dapat memenuhi standar nilai minimal B pada setiap modulnya, hadir di setiap perkuliahan, serta mengikuti kegiatan kemahasiswaan sebagai salah bentuk syarat sidang akhir. Dengan segala tuntutan dan aturan yang ada, mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X diharapkan memiliki academic adjustment untuk dapat memenuhi tuntutan dan aturan tersebut. Kemampuan atau proses di

11 mana tuntutan dan aturan yang berkaitan dengan kehidupan akademik dipenuhi secara adekuat, sehat, serta memuaskan (Schneider, 1964). Dalam pemenuhannya, mahasiswa harus memenuhi enam kriteria, yaitu successful performance, adequate effort, acquisition of worth-while knowledge, intellectual development, achievement of academic goals, dan satisfaction of need, desires, and interest. Successful performance adalah ketika unjuk kerja mahasiswa berhasil diwujudkan dengan mendapat nilai kuis dan nilai akhir modul minimal B. Nilai minimal B merupakan standar penilaian dari sistem KKNI yang berlaku pada mahasiswa angkatan 2014. Jika mahasiswa mendapatkan nilai minimal B di setiap modulnya maka mahasiswa dapat dikatakan berhasil. Adequate effort adalah upaya yang dilakukan mahasiswa untuk dapat berhasil dalam bidang akademik. Mahasiswa yang memiliki usaha namun tidak dapat mencapai batas nilai yang diharapkan maka mahasiswa dikatakan maladjusted secara akademik. Usaha yang dimaksud berupak sikap keaktifan di dalam kelas. Mahasiswa yang rajin bertanya dan menjawab pertanyaan, mengerjakan laporan sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh dosen akan dapat dikatakan memenuhi adequate effort, hal ini berlaku apabila mahasiswa berhasil memenuhi nilai minimal B. Acquisition of worth-while knowledge adalah ketika mahasiswa memanfaatkan pengetahuan mengenai bagaimana cara mencapai keberhasilan akademik. Mahasiswa diharapkan sudah memenuhi kriteria performa keberhasilan dan upaya yang adekuat agar dapat dikatakan memenuhi acquisition of worthwhile of knowledge. Mahasiswa mengetahui bagaimana bentuk upaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil performa yang sesuai dengan nilai minimal B.

12 Mahasiswa mengetahui bahwa dirinya dituntut untuk bersikap aktif di kelas. Intellectual development merupakan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah sehari-hari. Dalam hal ini seperti masalah pemilihan pekerjaan, mengatasi masalah ekonomi, dan perawatan kesehatan fisik. Mahasiswa diharapkan sudah memiliki gambaran mengenai pekerjaan yang apa yang dapat dilakukan sebagai sarjana psikologi, mahasiswa juga diharapkan lulus modul agar tidak perlu mengulang modul, serta menjaga kesehatannya supaya dapat hadir dalam setiap pertemuan perkuliahan. Achievement of academic goals, di mana mahasiswa dengan upayanya dapat menguasai materi, mengintegrasi beragam bidang pengetahuan, memperoleh pengetahuan dan prestis, mempersiapkan untuk karir dan pekerjaan, serta kelulusan. Semakin banyak mahasiswa dapat mencapai tujuannya maka semakin mendekati keberhasilan dan penyesuaian akademik. Tujuan atau target yang dimaksud, seperti target kelulusan. Mahasiswa yang memiliki target lulus 4 tahun, seharusnya diimbangi dengan upaya lulus modul sehingga tidak perlu mengulang modul yang menyebabkan adanya pertambahan waktu kuliah. Terakhir, satisfaction of needs, desires, and interest di mana mahasiswa berhasil memenuhi kebutuhan untuk status, pengakuan, prestasi, dan penerimaan sosial. Selain itu, pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan dan informasi, serta adanya minat. Apabila mahasiswa memiliki minat akan psikologi, maka akan lebih mempermudah mahasiswa dalam menjalani perkuliahan dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki minat.

13 Dalam pemenuhan enam kriteria academic adjustment tersebut, terdapat faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam academic adjustment di antaranya seperti kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, psikologis, kondisi lingkungan serta budaya. Faktor-faktor tersebut secara tidak langsung memengaruhi academic adjustment mahasiswa. Kondisi fisik yang dimaksud seperti apakah individu memiliki bentuk tubuh yang cacat atau mengidap penyakit tertentu. Sehingga memengaruhi mahasiswa dalam melakukan academic adjustment. Dengan bentuk tubuh yang normal mahasiswa akan lebih mudah dalam melakukan segala sesuatu sehingga mahasiswa tidak akan mengalami kesusahan yang menimbulkan hambatan. Mahasiswa yang memiliki tubuh sehat akan lebih mudah berpikir (konsentrasi), terhindar dari stres, dan dapat menjalani perkuliahan tanpa beban. Mahasiswa yang berada sesuai pada tahap perkembangan dewasa awal (tahap di mana individu berpindah dari Sekolah Menengah Atas menuju Perguruan Tinggi) akan lebih mudah menjalani perkuliahan. Dilihat dari tingkat kematangan kognitif yang sesuai dengan tuntutan dari pendidikan untuk berpikir secara lebih logis, abstrak, dan idealistik. Mahasiswa yang mengalami masalah dalam perkembangan sebelumnya akan ada kemungkinan mengalami kesulitan dalam menjalani perkuliahan, seperti kesulitan dalam berpikir abstrak. Jika individu berada dalam tingkat kematangan yang sesuai dengan tahap perkembangannya maka individu akan lebih mudah mencapai academic adjustment yang adekuat, sehat, dan memuaskan.

14 Kondisi psikologis mahasiswa juga turut memengaruhi. Mahasiswa yang sebelumnya pernah mengalami kegagalan secara akademis akan berbeda situasi psikologisnya dengan mahasiswa yang tidak pernah mengalami kegagalan. Tidak terjadi trauma dalam diri individu yang tidak pernah mengalami kegagalan. Selain itu, mahasiswa yang mudah merasa frustrasi dan mengalami konflik karena ketidakmampuan dirinya menyelesaikan masalah juga memengaruhi academic adjustment mahasiswa. Mahasiswa yang mampu menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan frustrasi dan konflik cenderung dapat melakukan academic adjustment secara sehat, adekuat, dan memuaskan. Keluarga merupakan salah satu faktor eksternal yang memengaruhi mahasiswa dalam melakukan academic adjustment. Keluarga yang memberikan dukungan dan kebebasan kepada mahasiswa dalam mencapai prestasi akan lebih mendukung mahasiswa berhasil mencapai academic adjustment secara adekuat, sehat, dan memuaskan. Dibandingkan dengan keluarga yang memberikan tuntutan kepada mahasiswa untuk cepat lulus, mendapatkan nilai yang tinggi, serta dituntut untuk terus menerus belajar sehingga memunculkan frustrasi dan tidak tercapainya academic adjustment yang adekuat, sehat, dan memuaskan. Lingkungan sekolah juga memberikan dampak, lingkungan sekolah terdiri dari lingkungan pertemanan. Jika mahasiswa berada dalam lingkungan pertemanan yang mendukung, di mana teman-teman yang lain memiliki minat untuk mencapai prestasi maka mahasiswa akan ikut terpacu untuk memiliki prestasi dalam pendidikannya. Sedangkan, jika mahasiswa berada di lingkungan di mana kondisi pertemanan lebih suka untuk bermain dibandingkan belajar,

15 sering tidak masuk kuliah, dan melanggar beberapa aturan, maka mahasiswa akan kesulitan mencapai academic adjustment yang adekuat, sehat, dan memuaskan. Faktor yang terakhir adalah budaya. Walaupun budaya memiliki pengertian yang luas, namun dalam hal ini budaya memberikan karakter bagi mahasiswa dan mendukung keunikan dari mahasiswa. Baik dari cara mahasiswa memahami mata kuliah, mengikuti budaya sekolah sebelumnya (Sekolah Menengah Atas), ataupun budaya dari asal mahasiswa (jika mahasiswa merantau untuk menempuh pendidikan tinggi). Mahasiswa yang berhasil memenuhi kebutuhannya akan prestasi dengan upayanya untuk menguasai materi dan memperoleh pengetahuan, serta pengetahuan yang didapat mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa yang memahami bagaimana caranya mencapai keberhasilan secara akademik, dengan segala upayanya dan dia berhasil mencapai nilai di atas B. Maka, dapat dikatakan mahasiswa tersebut well-adjusted, di mana academic adjustment dilakukan dengan adekuat, sehat, dan memuaskan. Berbeda dengan individu yang tidak memiliki minat untuk belajar, tidak ada target kelulusan, hanya memperoleh pengetahuan tanpa mampu diaplikasikan. Menjalani perkuliahan tanpa ada tujuan, melakukan upaya sekuat mungkin, namun tidak mencapai hasil yang diinginkan, maka mahasiswa dapat dikatakan maladjusted.

Faktor-faktor yang memengaruhi : 16 Mahasiswa Angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X Kota Bandung Tuntutan Akademik dari Fakultas 1. Kondisi fisik 2. Perkembangan dan Kematangan 3. Psikologis 4. Kondisi Lingkungan 5. Budaya Academic Adjustment 6 Kriteria Penyesuaian Akademik : 1. Successful Performance 2. Adequate Effort 3. Acquisition of Worth-While Knowledge 4. Intellectual Development 5. Achievement of Academic Goals 6. Satisfaction of Needs, Desires, and Interest Well-Adjusted Maladjusted Bagan 1.1 Kerangka Pikir Academic Adjustment

17 1.6 Asumsi Berdasarkan uraian di atas maka diajukan asumsi penelitian sebagai berikut: 1. Academic adjustment mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung tercermin melalui kriteria successful performance, adequate effort, acquisition of worth-while knowledge, intellectual development, achievement of academic goals, dan satisfaction of needs, desires, and interest. 2. Kriteria-kriteria academic adjustment mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung dipengaruhi faktor-faktor kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, psikologis, kondisi lingkungan, dan budaya yang dimiliki mahasiswa angkatan 2014. 3. Faktor-faktor yang memengaruhi kriteria academic adjustment yang dimiliki mahasiwa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung bisa berbeda-beda sehingga dapat memunculkan well-adjusted atau maladjusted.