PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

PENGARUH HEAT TREATMENT

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

BAB II KERANGKA TEORI

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN KEKERASAN BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT. Erizal

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

PENGARUH ANNEALING PADA PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN SIFAT FISIS PADA PENGELASAN BAJA UNTUK CHASIS MOBIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 9-16 ISSN X

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Journal of Mechanical Engineering Learning

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

Pengaruh Waktu Tahan pada Perlakuan Panas Pasca Pengelasan terhadap Kekerasan dan Kuat Tarik Baja Karbon ASTM A106 Grade B

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA STAINLESS STEEL AISI 304 DENGAN VARIASI ARUS DAN DIAMETER ELEKTRODA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

Dimas Hardjo Subowo NRP

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

ABSTRAK. Kata kunci : SMAW, Struktur Mikro, Quenching dengan Air Laut.

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

VARIASI ARUS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA HASIL PENGELASAN SM490

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

Upaya Peningkatan Sifat Mekanik Baja Mild Steel melalui Perbaikan Kualitas dengan Heat Treatment Annealing

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

Kata kunci : tegangan sisa, HAZ, SMAW.

PERBEDAAN KEKUATAN TARIK DAN JENIS PATAHAN SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON RENDAH (ST 37) AKIBAT PROSES NORMALIZING

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Sambungan Las Baja ST 37 Dengan Menggunakan Variasi Elektroda

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

PENGGUNAAN ELEKTRODE E 7016 PADA BAJA AISI 1050 TERHADAP SIFAT MEKANIK DENGAN VARIASI POSISI PENGELASAN SMAW

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Kekuatan Baja Paduan Rendah Yang Dilas Listrik Elektroda Terbungkus Dengan Kampuh V Dan Elektroda Rd 320 E.6013 Panas yang t erjadi t idak cuku

PENGARUH VARIASI ARUS LAS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KETANGGUHAN LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA NSN308

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Persentasi Tugas Akhir

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

Transkripsi:

Pengaruh Preheat Dan Post Welding Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Las Smaw Pada Baja Amutit K-46 PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-46 (1) Hendri Hestiawan, (2) Ahmad Fauzan Suryono (1),(2) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu Jl. WR Supratman Kandang Limun, Bengkulu. Telp. (736) 2117 e-mail : hestiawan1@yahoo.com Abstract: The Effect of Preheat and Post Weld Heat Treatment on Mechanical Properties of SMAW Welding Steel Amutit K-46. Steel welding process causes changes in the mechanical properties such as the existence of residual stress and weld cracking. This can be avoided by giving preheat and post weld heat treatment (PWHT). This research aims to determine the effects preheat and PWHT treatment on mechanical properties of SMAW welded joints in amutit steel of K-46.The specimens used were plate of amutit steel of K-46 with dimentions of 2 mm x 2 mm x 1 mm. The preheat treatment was done with a tempering process at temperatures of 26 and 37 C with a holding time is 3 minutes. PWHT treatment was done by tempering process at temperatures of 55 and 65 C with a holding time is 3 minutes. The welding used electrodes wrapped, shielded metal arc welding (SMAW). Tensile test results showed that preheat + PWHT treatment, and PWHT treatment can increase the value of tensile stress and strain, the tensile stress and strain values were highest in specimens treated 65 C PWHT, that is amounted to σ = 567.7 MPa and ε = 3.75%. Hardness test results showed that the treatment preheat and PWHT can increase the hardness value with the highest hardness values of specimens PWHT treated at 65 C, that is in the HAZ of 43.3 HRC. From these results it can be concluded that the PWHT treatment give better results in improving the mechanical properties of SMAW welded joints in amutit steel of K-46. Keywords : Amutit steel of K-46, las SMAW Abstrak: Pengaruh Preheat dan Post Welding Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Las SMAW Pada Baja Amutit K-46. Proses pengelasan baja menyebabkan perubahan sifat mekanik seperti adanya tegangan sisa dan las retak. Hal ini dapat dihindari dengan memberikan pemanasan awal dan perlakuan panas pasca las (PWHT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan awal dan pengobatan PWHT terhadap sifat mekanik sambungan las SMAW di amutit baja spesimen K-46.The digunakan adalah sepiring amutit baja K-46 dengan dimensi 2 mm x 2 mm x 1 mm. Perlakuan pemanasan awal dilakukan dengan proses tempering pada suhu 26 dan 37 C dengan holding time 3 menit. Pengobatan PWHT dilakukan dengan proses tempering pada temperatur 55 dan 65 C dengan holding time 3 menit. Pengelasan menggunakan elektroda terbungkus, busur terlindung logam las (SMAW). Hasil uji tarik menunjukkan bahwa panaskan + PWHT pengobatan, dan perawatan PWHT dapat meningkatkan nilai tegangan tarik dan regangan, nilai-nilai tegangan tarik dan regangan yang tertinggi dalam spesimen diperlakukan 65 C PWHT, yang sebesar σ = 567,7 MPa dan ε = 3,75%. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa pemanasan awal pengobatan dan PWHT dapat meningkatkan nilai kekerasan dengan nilai-nilai kekerasan tertinggi dari spesimen PWHT dirawat di 65 C, yang ada di HAZ dari 43.3 HRC. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perlakuan PWHT memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan sifat mekanik sambungan las SMAW di amutit baja K-46. Kata kunci : Baja Amutit K-46, las SMAW PENDAHULUAN Material baja amutit K-46 termasuk dalam klasifikasi tool steelyang digunakan pada industri manufaktur untuk membantu proses produksi seperti alat pemotongan dan sebagai bahan cetakan untuk bahan plastik. Baja amutit K-46 mampu mencapai nilai 422

Jurnal Mekanikal, Vol. 5 No, 1 : Januari 214 : 422-426 ISSN 286-344 kekerasan hingga 65 HRC setelah melalui proses variasi temperature temper rendah, sedang dan tinggi. Proses pengelasan memegang peranan yang sangat penting dalam rekayasa material logam. Hampir pada setiap pembangunan suatu konstruksi melibatkan unsur pengelasan. Proses pengelasan merupakan penggabungan dua buah logam atau paduan yang dilakukan secara lumer atau cair dengan mengunakan energy panas. Terdapat 4 jenis pengelasan, salah satunya adalah shielded metal arc welding (SMAW) atau pengelasan menggunakan electrode terbuka. Proses pengelasan pada baja menyebabkan logam di sekitar daerah las mengalami siklus termal cepat sehingga terjadi perubahan sifat, metalurgi yang rumit, deformasi dan tegangan-tegangan termal. Perubahan ini dapat mengurangi kekuatan sambungan las sehingga harus dihindari. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, antara lain dengan memberikan perlakuan preheat dan post weld heat treatment (PWHT) pada sambungan las. Perlakuan preheat dilakukan sebelum proses pengelasan dilakukan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya retak las yang terjadi pada proses pengelasan. Proses perlakuan ini dilakukan dengan cara memanaskan logam induk hingga suhu tertentu tergantung dari kadar karbon yang dimiliki. Sedangkan perlakuan PWHT merupakan perlakuan panas yang dilakukan setelah proses pengelasan yang bertujuan untuk membebaskan tegangan sisa yang terjadi akibat proses pengelasan. Proses PWHT dilakukan dengan cara memanaskan sambungan las hingga suhu tertentu dan didinginkan dengan laju pendinginan tertentu tergantung pada sifat mekanis yang ingin dicapai. Melalui perlakuan panas ini, sifat-sifat sambungan las yang kurang menguntungkan yang timbul akibat proses pengelasan pada logam dapat diperbaiki. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui pengaruhperlakuan preheat dan post weld heat treatment (PWHT) terhadap sifat mekaniksambungan las SMAW baja amutit K-46. Kekuatan sambungan las dipengaruhi beberapa faktor antara lain: prosedur pengelasan, bahan, elektroda dan jenis kampuh yang digunakan. Las SMAW (shielded metal arc welding)adalah cara pengelasan yang menggunakan kawat elektroda logam yang dibungkus dengan fluks, seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Las Busur dengan Elektroda Terbungkus (Wiryosumarto & Okumura, 28) Pada Gambar 1 terlihat bahwa busur listrik terbentuk diantara logam induk dan ujung elektroda. Selama proses pengelasan bahan fluks yang digunakan untuk membungkus elektrode, akibat panas busur listrik, mencair membentuk terak yang kemudian menutupi logam cair yang menggenang di tempat sambungan dan bekerja sebagai penghalang oksidasi. Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan membentuk butir-butir yang terbawa arus busur listrik yang terjadi. Bila digunakan arus listrik besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus dan sebaliknya bila arus kecil maka butirannya menjadi besar.pola pemindahan logam cair sangat mempengaruhi sifat mampu las dari logam. Logam mempunyai sifat mampu las yang tinggi bila pemindahan terjadi dengan butiran yang halus, sedangkan pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan komposisi dari bahan fluks yang digunakan. Menurut Wiryosumarto & Okumura (28), daerah hasil pengelasan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu : daerah logam las, daerah pengaruh panas atau heat affected zone disingkat menjadi HAZ dan logam induk yang tak terpengaruhi panas, seperti terlihat pada Gambar 2. 423

Pengaruh Preheat Dan Post Welding Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Las Smaw Pada Baja Amutit K-46 Gambar 2. Penampang lintang daerah hasil pengelasan (Wiryosumarto & Okumura, 28) Untuk menghindari terjadinya retak pada las maka logam yang akan dilas dapat diberikan pemanasan mula (preheat), sedangkan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu yang diperlukan untuk suatu konstruksi, seperti kekuatan (strength), kelunakan (softness), memperhalus ukuran butirlogam lasan dapat diberikan proses pemanasan lanjut (post weld heat treatment) (Wiryosumarto & Okumura, 28). Preheat adalah pemanasan yang dilakukan terhadap logam induk pada temperatur yang tepat sehubungan dengan pelaksanaan pengelasan, yang pegerjaan ini memungkinkan laju pendinginan dari daerah las dapat turun, sehingga dapat mengurangi nilai kekerasan dari daerah pengaruh panas dan mempercepat pelepasan hidrogen yang tercampur pada daerah las, sebagai hasilnya, retak dingin dapat dihindari. Perlakuan PWHT adalah pemanasan kembali daerah las dengan segera setelah pengelasan selesai dilakukan dengan tujuan untuk melunakkan daerah kena pengaruh panas las, meningkatkan ketangguhan daerah las dan menghilangkan tegangan sisa pada saat pengelasan. (Daryanto, 212) Penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan & Hestiawan (213) tentang pengaruh perlakuan preheatpada temperatur 8 C, 9 C, 1 C, 11 C dan dilanjutkan perlakuan PWHT pada temperatur 9 C terhadap hasil lasan SMAW baja AISI 117 menunjukkan bahwa nilai kekerasan pada variasi preheat dengan PWHT mengalami penurunan. Sedangkan hasil uji tarik menunjukkan bahwa specimen yang diberi perlakuan preheat dan PWHT mengalami peningkatan nilai regangan dengan nilai regangan tertinggi diperoleh pada specimen yang diberi perlakuan preheat 1 C dan PWHT, yaitu sebesar 21% atau mengalami peningkatan 68%. Sementara untuk nilai tegangan tarik mengalami penurunan. Terjadinya penurunan nilai kekerasan dan tegangan tarik disebabkan pemberian perlakuan annealing pada perlakuan PWHT sehingga bahan menjadi lebih ulet. Penelitian yang dilakukan oleh Yaqin (211) tentang pengaruh preheatdan postheat terhadap lebar HAZ, struktur mikro dan kekerasan pada proses pengelasan SMAW besi cor kelabu. Hasil yang didapat untuk nilai kekerasan tertinggi pada daerah HAZ terdapat pada specimen tanpa preheatpostheat yaitu sebesar 11.5 HRB, untuk daerah HAZ yang terendah pada specimen preheat 4 o C dengan postheat 625 o C yaitu sebesar 97.83 HRB. Untuk daerah logam induk rata-rata mempunyai nilai yang sama setiap spesimennya yaitu sebesar 94.5 HRB. Sedangkan untuk daerah logam las kekerasan tertinggi pada specimen preheat 2 o C tanpa postheat yaitu sebesar 81.2 HRB dan nilai kekerasan terendah pada specimen preheat 4 o C dengan postheat 625 o C yaitu sebesar 76.3 HRB. METODE PENELITIAN Spesimen yang digunakan adalah plat baja amutit K-46 dengan ukuran 2 mm x 2 mm x 1 mm. Perlakuan preheatdilakukan dengan proses temper pada temperatur 26 C dan 37 C dengan holding time 3 menit. Perlakuan PWHT dilakukan dengan proses temper pada temperatur 55 C dan 65 C dengan holding time 3 menit. Pengelasan menggunakan las dengan elektroda terbungkus, Shielded Metal Arc Welding(SMAW). Jenis sambungan yang digunakan adalah jenis sambungan kampuh V tunggal. dengan sudut 45, seperti terlihat pada Gambar 3.Untuk mengetahui sifat mekanik bahan dilakukan uji tarik dan kekerasan. 424

Jurnal Mekanikal, Vol. 5 No, 1 : Januari 214 : 422-426 ISSN 286-344 Nilai kekerasan (HRC) 5 4 3 2 1 21,2 23,4 23,5 29,8 43,3 38,2 Logam Las 26 2,4 16 2 425 Gambar 3. Kampuh V Tunggal (Wiryosumarto & Okumura, 28). HASIL DAN PEMBAHASAN UjiKomposisi Spesifikasibahandiperolehdarihasil uji komposisi yang dilakukan oleh P.T Bhineka Bajanas dengan kandungan komposisi kimia seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil uji komposisi kimia Standar Bohler C Si Mn P S Cr Bohler K46 1.19.41 1.223.2.5.12 Sumber : PT. Bhineka Bajanas Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa kandungan karbon (C) sebesar 1.19 % yang menunjukkan bahwa baja tersebut masuk kedalam baja perkakas paduan rendah AISI O1 dengan kandungan karbon sebesar.85 % - 1. %, seperti terlihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 2. Spesifikasi baja AISI O1 Unsur Weight C.85 1. Mn 1. 1.4 Si.5 Cr.4.6 Sumber : http://www.efunda.com Uji Kekerasan Uji kekerasan menggunakan metoda Rockwell skala C. Uji kekerasan dilakukan pada daerah logam induk, logam las, dan daerah HAZ, masing masing sampel sebanyak tiga titik untuk memperoleh nilai kekerasan rata-rata. Hasil uji kekerasan terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Histogram hasil uji kekerasan Dari Gambar 4 terlihat bahwa nilai kekerasan pada specimen yang diberi perlakuan prehea tanpa diikuti dengan perlakuan PWHT atau perlakuan PWHT tanpa didahului perlakuan preheatmemberikan nilai kekerasan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuanpreheat yang diikuti dengan perlakuan PWHT, baik untuk bagian las, HAZ dan logam induk. Nilai kekerasan daerah HAZ lebih tinggi dibandingkan dengan bagian lainnya, baik pada perlakuan preheat maupun PWHT. Nilai kekerasan tertinggi terjadi pada specimen yang diberi perlakuan PWHT 65 o C, yaitu sebesar 43.3 HRC atau mengalami peningkatan sebesar 14% dibandingkan spesimen raw material Dari hasil uji kekerasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan PWHT memberikan nilai kekerasan terbaik dibandingkan dengan jenis perlakuan lainnya. Uji Tarik Dari hasil pengujian dan perhitungan didapatkan nilai kekuatan tarik dan regangan tarik, seperti terlihat pada Gambar 5 dan 6.Dari Gambar 5 terlihat bahwa specimen yang diberi perlakuan panas memberikan hasil uji tarik yang bervariasi. Pada spesimen yang diberi perlakuan PWHT memberikan hasil tegangan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan specimen raw material. Untuk spesimen yang diberi perlakuan preheat memberikan nilai tegangan yang lebih rendah dibandingkan dengan specimen raw material. Sedangkan nilai tegangan tarik untuk specimen yang diberi perlakuan preheat yang diikuti dengan PWHT memberikan nilai yang bervariasi.

Pengaruh Preheat Dan Post Welding Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Las Smaw Pada Baja Amutit K-46 Tegangan tarik tertinggi diperoleh pada specimen yang diberi perlakuan PWHT 65 o C, yaitu sebesar 568 MPa atau mengalami peningkatan sekitar 1% dibandingkan specimen raw material. Tegangan (MPa) Gambar 5.Histogram tegangan tarik Regangan 6 4 2 σy σu 4 3 2 1 Gambar 6. Histogram regangan Dari Gambar 6 terlihat bahwa specimen yang diberi perlakuan panas cenderung meningkatkan nilai regangan dibandingkan specimen raw material. Peningkatan nilai regangan tertinggi terjadi pada specimen yang diberi perlakuan PWHT, sedangkan pada specimen yang diberi perlakuan preheat memberikan peningkatan yang paling kecil. Nilai regangan tertinggi diperoleh pada specimen yang diberi perlakuan PWHT 65 o C, yaitu sebesar 3.75% atau mengalami peningkatan sebesar 65% dibandingkan spesimen raw material. Dari hasil uji tarik dapat disimpulkan bahwa perlakuan PWHT memberikan peningkatan nilai tegangan tarik dan regangan yang terbaik dibandingkan dengan jenis perlakuan lainnya. SIMPULAN 515 467 469 465 552 568 511 453,5,5,75 1,25 2,5 3,75 3,25 557 561 2 3,25 3 Berdasarkan hasildanpembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulansebagai berikut: 1. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa perlakuan PWHT dapat meningkatkan nilaikekerasanterbaik, dengannilaikekerasantertinggiterjadipada specimen yang diberiperlakuan PWHT 65 o C, yaitupadabagian HAZ sebesar 43.3 HRC. 2. Dari hasil uji tarik diketahui bahwa perlakuanpwhtmemberikankenaikannilait egangan tarik dan reganganterbaik, dengan nilai tegangan tarik dan regangan tertinggi terjadi pada specimen yang diberi perlakuan PWHT 65 o C, yaitu masing-masing sebesar σ = 568 MPa dan ε = 3.75%. 3. Dari seluruh pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan PWHT meningkatkan sifat mekanis bahan terbaik. DAFTAR RUJUKAN Anonim, 213, AISI O1, diakses 13 September 213. Tersedia di internet http://www.efunda.com. Daryanto. 212, Teknik Las, CV.Alfabeta, Bandung. Panjaitan, R.G. &Hestiawan, H., 213.Studi Pengaruh Perlakuan Panas terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Sambungan Las SMAW Baja AISI 117, Jurnal Telematika, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Bengkulu. Wiryosumarto, H.& Okumura, T., 28, Teknologi Pengelasan Logam, PT.Pradnya Paramita,Jakarta. Yaqin, M. K., 211, Pengaruh Preheat dan Postheat terhadap Lebar HAZ, Struktur Mikro, dan Distribusi Kekerasan pada Proses Pengelasan SMAW Besi Cor Kelabu FC 25, Skripsi, Jurusan Teknik Mesin, ITS, Surabaya. 426