Pasal 25 C. Pasal 26. BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 C dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD. Pasal 26 A

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 12 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO SERI. E PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 24/2004, KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

L E M B A R A N D A E R A H K O T A S E M A R A N G NOMOR 18 TAHUN 2004 SERI E

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

- 2 - Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA DAN BUPATI TOJO UNA-UNA MEMUTUSKAN :

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2011 NOMOR 9

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN KLUNGKUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 01 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 6 SERI E NOMOR SERI 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI LAMPUNG

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

QANUN KOTA SABANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SABANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 9 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 1 TAHUN 2005 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD KOTA PEKANBARU

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO,

QANUN PROVINSI NANGGROEACEH DARUSSALAM NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES

BUPATI LOMBOK TENGAH

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 1 TAHUN 2005 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN AGAM

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT dan BUPATI BANDUNG BARAT MEMUTUSKAN:

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA PADANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

TENTANG PERWAKILAN JAYA BARAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS dan BUPATI CIAMIS

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA ================================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 02 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2008

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2006 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

Transkripsi:

Pasal 25 C Sekretrais DPRD menyusun anggaran BPO Pimpinan DPRD secara kolektif berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 dan Pasal 25; BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk : Representasi, antara lain menyampaikan berbagai informasi dan permasalahan yang ada di masyarakat, melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD kepada seluruh Anggota DPRD; Pelayanan, antara lain untuk keamanan dan transportasi; Kebutuhan lain, antara lain untuk mengikuti upacara kenegaraan, upacara peringatan hari jadi daerah, pelantikan pejabat daerah, melakukan koordinasi dan konsultasi kepada Kepala Daerah, musyawarah pimpinan Daerah, dan tokohtokoh masyarakat, menjadi juru bicara DPRD dan pemberian bantuan kepada masyarakat/ kelompok masyarakat yang sifatnya insidental. Pasal 26 BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 C dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD. Pasal 26 A Sekretaris DPRD menyusun BPO Pimpinan DPRD yang diformulasikan kedalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Sekretariat DPRD; Penganggaran BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan kedalam belanja tidak langsung yang diuraikan kedalam jenis belanja pegawai, obyek belanja penunjang operasional dan rincian obyek belanja penunjang operasional Pimpinan DPRD. Pasal 26 B Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bertanggungjawab atas pengelolaan BPO Pimpinan DPRD; Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mengajukan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) untuk pencairan BPO Pimpinan DPRD sebesar 1/12 (satu perduabelas) dari pagu 1 (satu) tahun anggaran kepada Bendahara Umum Daerah dengan melampirkan :

Kwitansi sebagai tanda terima yang ditandatangani oleh Pimpinan Pengguna Anggaran / Pengguna Barang; dan Pakta integritas yang sudah ditandatangani Pimpinan DPRD yang menjelaskan pengguna dana akan sesuai dengan peruntukannya; Pengajuan pencairan dana untuk bulan berikutnya dapat dilakukan sepanjang pengguna dana yang sudah diterima telah dipertanggungjawabkan. Pasal 26 C Dalam rangka pertanggungjawaban BPO Pimpinan DPRD, Pimpinan DPRD wajib menandatangani pakta integritas yang menjelaskan penggunaan dana telah sesuai dengan peruntukannya; Pertanggungjawaban pengguna BPO Pimpinan DPRD dibuktikan laporan hasil pelaksanaan tugas yang dilengkapi dengan rincian penggunaan BPO Pimpinan DPRD; Bukti pertanggungjawaban penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran setiap bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. BAB V PENGELOLAAN KEUANGAN DPRD Pasal 27 Sekretaris DPRD menyusun belanja Pimpinan dan Anggota DPRD yang terdiri atas penghasilan, penerimaan lain, tunjangan PPh Pasal 21 dan tunjangan kesejahteraan serta belanja penunjang kegiatan DPRD yang diformulasikan kedalam rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Sekretariat DPRD; Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 10, Pasal 10 A, Pasal 20, Pasal 22 dan Pasal 23 dianggarkan dalam Pos DPRD; Tunjangan kesejahteraan Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, dan Pasal 21, serta Belanja Penunjang Kegiatan DPRD

sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 ayat (2), dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD yang diuraikan kedalam jenis belanja sebagai : Belanja Pegawai; Belanja Barang dan Jasa; Belanja Modal. (4) Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 24A dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD; (5) Sekretaris DPRD mengelola belanja DPRD sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 28 Anggaran belanja DPRD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari APBD; Penyusunan, pelaksanaan tata usaha dan pertanggungjawaban belanja DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disamakan dengan belanja satuan kerja perangkat daerah lainnya. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 1 Tahun 2005 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Siak (Lembaran Daerah Kabupaten Siak Tahun 2005 Nomor 1) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 30 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 31 Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Siak. Ditetapkan di Siak Sri Indrapura pada tanggal 18 Desember 2007 BUPATI SIAK, H. ARWIN. AS, SH Diundangkan di Siak Sri Indrapura pada tanggal 19 Desember 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIAK, Drs. H. ADLI MALIK Pembina Utama Muda NIP. 420003914 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2007 NOMOR 29

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK UMUM Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, telah menegaskan bahwa DPRD merupakan Lembaga Pemerintahan Daerah sebagai wahana demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah, DPRD mempunyai kedudukan setara dan memiliki hubungan kerja bersifat kemitraan dengan Pemerintah Daerah, Kedudukan yang setara bermakna bahwa antara DPRD dan Pemerintah Daerah memiliki kedudukan yang sama dan sejajar dalam arti tidak saling membawahi. Hubungan bersifat kemitraan berarti DPRD merupakan mitra kerja Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Berdasarkan hal tersebut antar kedua lembaga wajib memelihara dan membangun hubungan kerja yang harmonis dan satu sama lain harus saling mendukung, bukan sebagai lawan atau pesaing. Untuk terjalinnya hubungan kerja yang harmonis dan saling mendukung, diperlukan adanya pengaturan tentang hak-hak protokoler dan keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD. Hal tersebut bertujuan agar masing-masing memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban meningkatkan peran dan tanggungjawab mengembangkan kehidupan demokrasi, menjamin keterwakilan rakyat dan daerah dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, mengembangkan hubungan dan mekanisme checks and balances antara legislatif dan eksekutif, meningkatkan kualitas produktifitas, dan kinerja demi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Pengaturan tentang kedudukan protokoler Pimpinan dan Anggota DPRD

merupakan pedoman pelaksanaan acara kenegaraan atau acara resmi Pemerintah yang diselenggarakan di Daerah sehubungan dengan jabatannya sebagai Pimpinan dan Anggota DPRD. Pengaturan dimaksud meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan. Pengaturan mengenai hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD merupakan pedoman dalam rangka penyediaan atau pemberian penghasilan tetap dan tunjangan kesejahteraan serta belanja penunjang kegiatan untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi DPRD melalui APBD berdasarkan asas efisiensi, efektivas, transparasi, dan bertanggungjawab dengan tujuan agar lembaga tersebut dapat meningkatkan kinerjanya sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan oleh Pimpinan DPRD. Kondisi Geografis, ekonomi, sosial budaya, jumlah penduduk, luas wilayah, dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi perbedaan besarnya beban tugas dan tanggungjawab yang harus dipikul oleh Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah antara suatu Daerah dengan Daerah lainnya. Disisi lain, untuk penyediaan belanja dalam rangka mengemban tugas fungsi dan tanggungjawab DPRD suatu Daerah dibatasi oleh kemampuan keuangannya. Berdasarkan kondisi dan keterbatasan kemampuan keuangan daerah tersebut diatas dan guna menghindari perbedaan yang mencolok dalam penyediaan belanja DPRD demi utuhnya negara Kesatuan Republik Indonesia, maka pengaturan mengenai kedudukan keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD menganut prinsip sebagai berikut : Pertama, prinsip kesetaraan yaitu sesama Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi, Kabupaten/ Kota memperoleh penghasilan tetap yang sama. Prinsip ini antara lain tercermin dari formulasi penetuan besaran uang representasi Ketua DPRD yang disetarakan dengan Gaji Kepala Daerah sebagai wujud kesetaraan dan kemitraan antara Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dengan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, besarnyauang representasi yang diterima oleh Ketua DPRD selaku Pimpinan Lembaga Legislatif sama dengan besar gaji Gubernur atau / Walikota selaku Pimpinan Lembaga Eksekutif di Daerah. Kedua, prinsip berjenjang yaitu pemberian penghasilan tetap, Pimpinan dan Anggota DPRD harus mempertimbangkan asas keadilan dan kepatutan dihubungkan dengan

tingkat kedudukan antar Lembaga Perwakilan Republik Indonesia dengan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu, beban tugas dan kewenangan antara Pimpinan dan Anggota DPRD juga merupakan unsur yang dipertimbangkan. Terkait dengan tingkat kelembagaan, harus dihindari adanya pemberian penghasilan tetap Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten/ Kota lebih tingi dari Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi. Demikian halnya, pemberian penghasilan tetap Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi tidak boleh lebih dari yang diterima oleh Pimpinan dan Anggota DPR-RI, dikaitkan dengan beban tugas dan kewenangan, harus dihindari adanya pemberian penghasilan tetap Anggota DPRD lebih tinggi dari Wakil Ketua DPRD dan penghasilan tetap Wakil Ketua DPRD lebih tingi dari Ketua DPRD. Ketiga, prinsip proporsional yaitu penyediaan belanja penunjang kegiatan DPRD harus mempertimbangkan asas kepatutan, kewajaran dan rasional antar dana yang disediakna untuk Sekretariat DPRD guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DPRD dalam rangkat meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerjanya dibandingkan dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi dan harus dipecahkan serta kemampuan keuangan masing-masing Daerah. Atas dasar prinsip-prinsip tersebut diatas maka pengaturan kedudukan keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD selain memberikan arahan yang sama terhadap hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD, juga memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk mengatur belanja penunjang kegiatan DPRD seduai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan sehubungan dengan adanya keanekaragaman kondisi dan permasalahan di Daerah. Pimpinan dan Anggota DPRD setelah mengakhiri masa baktinya tidak diberikan hak pensiun sebagaimana layaknya pejabat pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut sebagai imbalan atas jasa selama mengabdi sampai dengan diberhentikan dengan hormat, kepada yang bersangkutan patut diberikan uang jasa pengabdian. Dalam kaitan itu diperlukan adanya pengaturan mengenai pemberian uang jasa pengabdian bagi Pimpinan dan Anggota DPRD yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Namun bagi mereka yang diberhentikan akibat dinyatakan melanggar sumpah/ janji, kode etik DPRD dan atau tidak melaksanakan kewajiban sebagai Anggota DPRD atau dinyatakan melakukan tindakan pidana sesuai dengan keputusan tetap dari pengadilan, tidak diberikan uang jasa pengabdian.

Anggaran belanja DPRD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari APBD. Berhubung DPRD bukan merupakan Perangkat Daerah, maka Sekretaris DPRD bertugas menyusun belanja DPRD yang terdiri dari Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD yang diformulasikan kedalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Sekretariat DPRD serta melaksanakan pengelolaan keuangan DPRD. Dengan demikian, penyusunan, pembahasan usulan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawabannya diperlakukan sama dengan belanja Prangkat Daerah lainnya. Penganggaran dan tindakan pengeluaran atas beban belanja DPRD untuk tujuan lain diluar ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini, dapat dinyatakan melanggar hukum. Sebagai pedoman yang mengatur mengenai hak protokoler dan keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD maka Pemerintah Daerah supaya segera melakukan penyelesaian terhadap semua kebijakan Daerah dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini kedalam Peraturan Daerah. Perumusan Peraturan Daerah dimaksud supaya mengindahkan prinsip dasar yang diatur dalam ketentuan Perundangundangan yaitu tidak boleh bertentangan dengan kepntingan umum, Peraturan Daerah lainnya dan/atau Perundang-undangan yang lebih tinggi. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai pelaksanaan Pasal 101 ayat (3) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan majelis Pernusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan penafsiran Pasal- Pasal dan Penjelasan Pasal tertentu. Selain hal tersebut, dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka pengaturan mengenai Badan Kehormatan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah perlu disesuaikan dengan Undang-undang tersebut. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 : Cukup jelas Angka 2 : Cukup jelas Angka 3 : Cukup jelas

Angka 4 : Cukup jelas Angka 5 : Cukup jelas Angka 6 : Cukup jelas Angka 7 : Cukup jelas Angka 8 : Cukup jelas Angka 9 : Cukup jelas Angka 10 : Cukup jelas Angka 11 : Cukup jelas Angka 12 : Cukup jelas Angka 13 : Cukup jelas Angka 14 : Cukup jelas Angka 15 : Cukup jelas Angka 16 : Cukup jelas Angka 17 : Cukup jelas Angka 17 a : Cukup jelas Angka 17 b : Cukup jelas Angka 18 Kendaraan dinas jabatan hanya dapat diberikan kepada Pimpinan DPRD masing-masing 1 (satu) unit. Angka 19 : Cukup jelas Angka 20 : Cukup jelas Angka 21 : Cukup jelas Angka 22 : Cukup jelas Angka 23 : Cukup jelas Pasal 2 Ayat (2) Huruf a : Cukup Jelas Huruf b : Cukup Jelas Huruf c : Cukup Jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 : Cukup jelas Pasal 6 : Cukup jelas

Pasal 7 : Cukup jelas Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 : Cukup jelas Pasal 10 A : Cukup jelas Pasal 11 : Cukup jelas Pasal 11 A : Cukup jelas Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 13 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 14 A : Cukup jelas Pasal 14 B : Cukup jelas Pasal 15 Pasal 16 Ayat (1) Yang dimaksud dengan Pemeliharaan Kesehatan adalah upaya kesehatan yang meliputi peningkatan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan. Besarnya premi asuransi bagi Pimpinan dan Anggota DPRD paling tinggi sama dengan besarnya premi asuransi Bupati yang bersangkutan. Ayat (2) Yang dimaksud dengan suami atau istri adalah 1 (satu) orang suami atau 1 (satu) orang istri. Yang dimaksud dengan anak adalah anak kandung atau anak angkat. Ayat (3) : Cukup jelas Ayat (4) : Cukup jelas Pasal 17 Ayat (1) Penyediaan rumah jabatan, perlengkapan dan kendaraan dinas jabatan Pimpinan DPRD berpedoman pada standar yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah, pada saat penyerahan pemakaian rumah jabatan beserta perlengkapan serta 1 (satu) kendaraan dinas jabatan dituangkan dalam ikatan perjanjian antara Pemerintah Daerah dengan Pimpinan DPRD.

Ayat (2) : Cukup Jelas Ayat (3) : Cukup Jelas Pasal 18 Ayat (1) Penyediaan rumah dinas Anggota DPRD beserta perlengkapannya berpedoman pada standar yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah. Penyerahan rumah dinas beserta perlengkapan serta 1 (satu) kendaraan dinas jabatan dituangkan dalam ikatan perjanjian antara Pemerintah Daerah dengan yang bersangkutan. Ayat (2) : Cukup Jelas Ayat (3) : Cukup Jelas Pasal 19 : Cukup jelas Pasal 20 : Cukup jelas Pasal 21 Ayat (1) Pakaian Dinas beserta atributnya terdiri atas : a. Pakaian Sipil Harian disediakan 2 (dua) pasang dalam 1 (satu) tahun; b. Pakaian Sipil Resmi disediakan 1 (satu) pasang dalam 1 (satu) tahun; c. Pakaian Sipil Lengkap disediakan 1 (satu) pasang dalam 5 (lima ) tahun; d. Pakaian Dinas Harian lengan panjang 1 (satu) pasang dalam 1 (satu) tahun. Ayat (2) Penetapan standar datuan harg dan kualitas bahan pakaian dinas mempertimbangkan prinsip penghematan, kepatutan dan kewajaran. Pasal 22 Uang duka wafat dan bantuan pengurusan jenazah dibebankan dalam APBD dan diberikan kepada ahli waris pada saat Pimpinan atau Anggota DPRD meninggal dunia. Pasal 23 Ayat (3) : Cukup jelas Ayat (4) Uang jasa pengabdian tidak diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD yang diberhentikan dengan tidak hormat.

Pasal 24 : Cukup jelas Pasal 24 A Dengan kemampuan keuangan daerah tinggi. Pasal 25 : Cukup jelas Pasal 25 A : Cukup jelas Pasal 25 B : Cukup jelas Pasal 25 C : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas Pasal 26 : Cukup jelas Pasal 26 A : Cukup jelas Ayat (1) Yang dimaksud dengan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan AKPD serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. Pasal 26 B Ayat (3) : Cukup jelas Pasal 26 C Ayat (3) : Cukup jelas Pasal 27 Ayat (3) Yang dimaksud dengan diuraikan kedalam belanja adalah sebagai berikut : Belanja pegawai antara lain untuk kebutuhan belanja Gaji dan Tunjangan PNS Sekretariat DPRD sesuai dengan pangkat/ golongan dan jabatan serta penghasilan lainnya yang ditetapkan

sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan. Belanja barang dan jasa yaitu untuk pembelian/pengadaan barang yang masa manfaatnya paling lama 12 (dua belas) bulan dan pemakaian jasa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, mencakup barang pakai habis pakai habis, bahan/material, jasa kantor, pembayaran premi asuransi kesehatan dan general check-up, makanan dan minnuman, pakaian dinas dan atributnya serat perjalanan dinas. Belanja perjalanan dinas yaitu belanja perjalanan dinas Pimpinan dan Anggota DPRD dalam rangka melaksanakan tugasnya atas nama lembaga perwakilan rakyat daerah baik didalam Daerah maupun luar Daerah yang besarnya disesuaikan dengan standar perjalanan dinas Pegawai Negeri Sipil tingkat A yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. Belanja modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran tugas dan fungsi DPRD yang mempunyai masa manfaat lebih dari12 (dua belas) bulan, seperti: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan dan aset tetap lainnya. Ayat (4) : Cukup jelas Ayat (5) : Cukup jelas Pasal 28 Pasal 29 : Cukup jelas Pasal 30 : Cukup jelas Pasal 31 : Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 16 TAHUN 2007