I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMAHAMAN IDEOLOGI PANCASILA TERHADAP SIKAP MORAL DALAM MENGAMALKAN NILAI-NILAI PANCASILA. (Ayu Hanita Faradila, Holilulloh, M.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan nilai-nilai Pancasila sangat dibutuhkan peserta didik untuk

I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

I. PENDAHULUAN. ihwal yang selayaknya dikerjakan dan yang selayaknya dihindari.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar batasan-batasan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Guru merupakan seorang yang bertanggung jawab mencerdaskan siswa-siswinya.

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Bahasan Kajian Filsafat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

Pancasila dan Implementasinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. juga menengah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah kompleks, salah satunya karena lemahnya pemahaman para generasi muda sebagai generasi penerus bangsa akan pentingnya makna Pancasila sebagai ideologi bangsa. Hal ini dibuktikan dari berbagai permasalahan yang timbul di kalangan remaja yang dianggap menyimpang dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Sehingga dikhawatirkan akan terjadi kemerosotan sikap moral bangsa Indonesia. Pancasila merupakan suatu asas yang menjadi dasar dan landasan bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang adil dan makmur. Sebagai dasar negara maka nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar tercapai bangsa yang adil dan makmur. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung

2 nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran (kenyataan), nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius. Nilai-nilai Pancasila disamping sebagai ideologi yang bersifat objektif dan subjektif, juga merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa Indonesia. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri. Sebagai nilai-nilai yang digali dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri, maka nilainilai Pancasila akan selalu berkembang mengikuti perkembangan masyarakat Indonesia. Sebagai ideologi yang tidak diciptakan oleh negara, menjadikan Pancasila sebagai ideologi juga merupakan sumber nilai, sehingga Pancasila merupakan asas kerohanian bagi tertib hukum Indonesia, dan meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945 serta mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara. Pancasila mempunyai fungsi sebagai acuan bersama, baik dalam memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik yang ada. Ini berarti bahwa segenap golongan dan kekuatan yang ada di Indonesia ini sepakat untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan bingkai Pancasila.

3 Pancasila mencerminkan seperangkat nilai terpadu dalam kehidupan politiknya bangsa Indonesia, yaitu sebagai tata nilai yang dipergunakan sebagai acuan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua gagasan-gagasan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini ditata secara sistematis menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebagai tolak ukur kebenaran dalam penjabaran nilai dasar Pancasila ialah kebersamaan, persatuan dan kesatuan. Tolak ukur ini dipergunakan mengingat kehidupan dalam alam pancasila yang sarat dengan kehidupan yang dilandasi oleh adanya dialog, musyawarah dan mufakat. Pandangan atau persepsi mengenai makna ideologi Pancasila kini perlu dipertanyakan lagi. Banyaknya penyimpangan-penyimpangan terhadap nilainilai Pancasila yang terjadi belakangan ini mungkin disebabkan karena kurangnya pemahaman mengenai makna dari ideologi Pancasila itu sendiri. Akhir-akhir ini sering timbul persoalan-persoalan yang berkenaan dengan perubahan nilai moralitas terutama pada kalangan remaja dan pelajar yang semakin hari semakin memburuk, mereka tidak lagi memperhatikan dan mengindahkan nilai-nilai moral yang berlaku di negara Indonesia yang tertera dalam nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila. Kondisi ini dikhawatirkan akan menghilangkan moralitas yang lambat laun semakin krisis. Kemerosotan moral timbul akibat kurangnya pemahaman mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kemerosotan moral dan penyimpangan nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar semakin meningkat karena semakin

4 lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat melemahkan kekuatan ideologi Pancasila dalam menciptakan kesatuan sosial yang baik. Akibatnya, timbul penyimpangan nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar di lingkungan sekolah yang semakin meningkat di berbagai bentuk, seperti : tawuran, membawa HP yang berisi video porno, pelecehan seksual terhadap teman sebayanya, dan melanggar peraturan sekolah lainnya. Penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak akan terjadi apabila siswa sungguh-sungguh dalam memahami makna ideologi Pancasila yang telah mereka dapat melalui pendidikan formal serta mampu mengamalkan nilainilai Pancasila itu secara baik. Revitalisasi kemerosotan moral ini dapat ditempuh dengan memperbaiki proses pendidikan anak sejak usia dini. Pendidikan merupakan proses pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan berbagai prosedur agar siswa mampu memecahkan masalah yang ada serta bersikap mandiri dalam mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dengan menggunakan berbagai prosedur. Pendidikan sebagai upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk mencerdaskan anak bangsa dengan mengembangkan potensi diri yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 2 yakni : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar

5 pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggapan terhadap tuntutan perubahan zaman. Proses pendidikan memiliki perananan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam membentuk pola pikir dan meningkatkan pengetahuan siswa dalam memahami makna ideologi Pancasila serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai acuan tingkah laku sehari-hari. Oleh karena itu pada diri generasi muda harus ditanamkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air sejak dini, dengan banyak diberikan pemahaman dan pengetahuan akan pentingnya memahami makna ideologi Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia melalui pendidikan terutama di sekolah. Peran sekolah sebagai tempat siswa memperoleh pendidikan formal dan pengembangan kehidupan sosial sangatlah penting. Sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk melatih kemampuan berinteraksi dan bergaul dengan beragam karakteristik individu yang ada di sekolah seperti teman sebaya, para guru dan staf yang terkait, serta orang lain yang berada di sekitar lingkungan sekolah sebagai pembelajaran dan pengalaman yang berguna bagi siswa ketika terjun dalam kehidupan masyarakat sebagai manusia dewasa kelak. Sekolah diharapkan mampu memberikan pengawasan kepada peserta didik terhadap segala kegiatan yang dilakukan di sekolah serta dapat memberikan pengarahan apabila terdapat siswa yang melakukan kesalahan agar dapat membantu siswa menemukan solusi dalam menyelesaikan masalahnya sendiri dan tidak mengulangi kesalahan tersebut.

6 Pendidikan Pancasila diberikan sejak prataman Kanak-kanak dengan mengenalkan dari sila pertama tentang ketuhanan, mereka dikenalkan bahwa semua yang hidup di dunia ini adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setelah beranjak masuk Taman Kanak-kanak mereka mulai dikenalkan sila kedua tentang kemanusiaan, di dalam pengenalan ini mereka dikenalkan tata krama dan sopan santun sesuai dengan kemanusiaan yang adil dan beradab. Tujuan dikenalakan sila kedua ini ialah mengajarkan anak untuk bersikap sopan santun dimanapun mereka berada. Beranjak menuju tingkat Sekolah Dasar, diusia ini para siswa dikenalkan sila ketiga tentang persatuan antar sesama melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Biasanya diusia ini mereka diajarkan untuk berteman dengan baik antar sesama dan tidak membedakan teman agar terjadi sebuah persatuan antar siswa. Tujuannya adalah mengajarkan mereka bahwa persatuan dapat menciptakan suasana yang damai dan harmonis. Pada pendidikan tingkat menengah SMP dan SMA, dalam usia ini sering disebut usia puber sehingga mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan lebih menekankan tentang sila keempat yaitu membahas soal demokrasi dan sila kelima Pancasila membahas soal keadilan dan kemakmuran bangsa. Dalam jenjang pendidikan tingkat menengah ini penanaman sila keempat dan kelima bertujuan agar para siswa atau pelajar berjiwa demokratis dan mengerti akan tujuan hidup Republik Indonesia ini. Namun pendidikan tidak hanya semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah sebagai tempat siswa memperoleh pendidikan formal. Diperlukan juga peran orang tua dan lingkungan dalam membentuk moralitas siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Orang tua sebagai contoh utama bagi anak dalam

7 bertutur kata, bertingkah laku, dan bersikap sehingga orang tua dituntut agar dapat memberikan pemahaman mengenai makna dan nilai-nilai Pancasila serta mampu menjadi contoh yang baik bagaimana bertingkah laku sesuai dengan niai-nilai Pancasila itu sendiri. Selain itu peran lingkungan juga tidak kalah pentingnya, lingkungan masyarakat sebagai tempat anak bersosialisasi sehari-hari dapat mempengaruhi perkembangan moral anak itu sendiri. Sehingga masyarakat dituntut agar dapat memberikan pembelajaran yang baik bagaimana seorang anak seharusnya bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat yang tentunya sesuai dengan nilai-nilai yang tertera dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa. Setelah mereka mendapatkan apa itu arti Pancasila, para siswa diharapkan mampu menerapkannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan ditanamkan nilai Pancasila sejak usia dini ialah agar masyarakat Indonesia dapat menghayati dan mengamalkan Pancasila, dalam konteks bukan untuk melemahkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia akan tetapi untuk menguatkannya. Namun akhir-akhir ini justru hal berkebalikan terjadi pada para pelajar sekolah tingkat menengah di Kabupaten Lampung Selatan, banyak dari mereka melakukan tindakan-tindakan yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila terutama nilai sila pertama dan sila ketiga. Mereka sering melakukan aksi anarkis dan tawuran yang menyebabkan persatuan antar pelajar sekolah tingkat menegah tidak harmonis.

8 Pada awalnya masalah muncul akibat tidak adanya rasa persatuan dan toleransi antar pelajar, lebih tragisnya ada beberapa sekolah yang bermusuhan karena latar belakang tertentu. Hal ini sangat disayangkan karena sebagai golongan berpendidikan mereka tidak mengamalkan nilai Pancasila yang diajarkan disekolah, mereka bahkan bertindak tidak sesuai dengan nilai Pancasila. Walaupun sudah ada tindakan dari Depdiknas dan aparat Kepolisian tetapi mereka tidak pernah jera dan terus melakukan aksinya setiap saat. Untuk lebih jelasnya hasil pra-riset yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Jumlah Data Siswa Yang Melakukan Kenakalan di SMPN 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 No Jenis Kenakalan Jumlah 1 Mendiskriminasikan teman yang berkeyakinan lain 4 Anak 2 Berkelahi dengan teman sebaya 17 3 Pelecehan seksual terhadap teman sebaya 5 4 Menghina teman (secara langsung maupun via media online) 5 Memilih teman berdasarkan tingkat ekonomi 6 6 Membantah ketika guru menegur dan menasehati saat melakukan kesalahan 20 11 Jumlah 63 Sumber: Hasil wawancara salah 1 guru mata pelajaran di SMP Negeri 3 Natar Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa begitu banyak anak di SMP Negeri 3 Natar yang melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila,

9 hal ini disebabkan oleh lemahnya pemahaman tentang ideologi Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sehingga memberikan dampak negatif bagi perubahan sikap moral remaja. Remaja dan pelajar merupakan generasi penerus bangsa yang harus diperhatikan perkembangannya. Mengingat pentingnya pemahaman tentang ideologi Pancasila demi menghindari kemerosotan sikap moral siswa di SMP Negeri 3 Natar, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Pemahaman Ideologi Pancasila Terhadap Sikap Moral Dalam Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang berkaitan dengan sikap moral dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Lemahnya pemahaman tentang ideologi Pancasila dan nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar khususnya siswa SMP Negeri 3 Natar 2. Keteladanan orang tua atau orang dewasa dalam menanamkan nilai Pancasila 3. Peran lingkungan keluarga dalam menanamkan nilai Pancasila 4. Peran lingkungan masyarakat dalam menanamkan nilai Pancasila

10 C. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan penulis dalam pelaksanaan penelitian maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Pentingnya pemahaman ideologi Pancasila 2. Sikap moral dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah Pengaruh Pemahaman Ideologi Pancasila Terhadap Sikap Moral Dalam Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014?. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Pengaruh Pemahaman Ideologi Pancasila Terhadap Sikap Moral Dalam Mengamalkan Nilai- Nilai Pancasila Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

11 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian tentang Pengaruh Pemahaman Ideologi Pancasila Terhadap Sikap Moral Dalam Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 secara teoritis memperkaya konsep-konsep dan mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam kajian pendidikan nilai moral Pancasila yang berkaitan dengan upaya membina pengetahuan, keterampilan dan watak atau karakter warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara. b. Kegunaan Praktis 1. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa agar dapat meningkatkan pemahaman tentang ideologi Pancasila dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sehingga mampu menuju perubahan ke arah yang bersifat positif. 2. Menambah informasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang adanya pengaruh lemahnya pemahaman dan pengamalan nilainilai Pancasila terhadap kemerosotan moral generasi penerus bangsa.

12 3. Sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang membahas tentang menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila khususnya pada materi SMP kelas VIII. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam kajian pendidikan nilai moral yang berkaitan dengan upaya membina pengetahuan, keterampilan, dan watak atau karakter generasi muda yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 2. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar. 3. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah Pengaruh Pemahaman Ideologi Pancasila Terhadap Sikap Moral Dalam Mengamalkan Nilai- Nilai Pancasila Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

13 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Natar. 5. Ruang Lingkup Waktu Waktu penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesai.