BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH

dokumen-dokumen yang mirip
BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH. Mei 2007

PENGUJIAN TERHADAP KETEPATAN KLASIFIKASI ANGGARAN

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 16 AKUNTANSI BELANJA

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

KEBIJAKAN LO. 1. PENDAPATAN-LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih (ekuitas).

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemerintah menurut Siregar dalam buku yang berjudul Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB VII AKUNTANSI BELANJA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

Oleh: Syaiful, SE, Ak., MM*

Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

ANGGARAN BELANJA NEGARA DALAM APBN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

KLASIFIKASI JENIS BELANJA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2012

LAPORAN KEUANGAN POKOK

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

HUBUNGAN STANDAR DAN SISTEM AKUNTANSI. Standar Akuntansi

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

PERMASALAHAN DANA BERGULIR SECARA UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi Penggunaan Akun sesuai dengan Bagan Akun Standar

Arsip Seksi PKN, KPKNL Semarang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 130, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4442)

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang cakupannya lebih sempit. Pemerintahan Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)


STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara

AKUNTANSI PENDAPATAN

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2009 (Audited)

LAPORAN KEUANGAN POKOK

Lampiran 1. Perbandingan Struktur, Klasifikasi dan Pos-pos Akun. Antara Kepmendagri 29/2002 dengan PP 24/2005

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Scott (2000) dalam Bangun (2009)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB 7 AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN

Penyusunan Laporan Keuangan Pokok Pemerintah Daerah

Transkripsi:

BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH 1

LATAR BELAKANG Klasifikasi belanja dalam perencanaan dan penganggaran seharusnya sama dengan klasifikasi pada pelaporan untuk pertanggungjawaban. Dalam praktik ada perbedaan klasifikasi diantara keduanya. Buletin Teknis 04 dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dalam sistem klasifikasi belanja untuk kepentingan perencanaan, penganggaran, dan pelaporan keuangan. 2

PENTINGNYA KLASIFIKASI BELANJA Memformulasikan kebijakan dan mengidentifikasi alokasi sumber daya sektor-sektor; Mengidentifikasi capaian kegiatan pemerintah melalui penilaian kinerja pemerintah; dan Membangun akuntabilitas atas ketaatan dalam pelaksanaan anggaran terhadap otorisasi yang diberikan oleh legislatif. 3

TUJUAN KLASIFIKASI BELANJA UNTUK KEPENTINGAN MANAJERIAL untuk penyajian laporan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya; untuk administrasi dan akuntansi anggaran; UNTUK PERTANGGUNGJAWABAN untuk penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dengan menyandingkan antara anggaran dan realisasinya 4

KLASIFIKASI BELANJA Klasifikasi UU No. 17/2003 PP No. 24/2005 unit organisasi organisasi organisasi Fungsi 11 fungsi Program Kegiatan 11 Fungsi Jenis belanja Jenis belanja ekonomi (jenis belanja), 5

KLASIFIKASI BELANJA MENURUT FUNGSI Klasifikasi belanja menurut fungsi Tujuan penyusunan anggaran berbasis kinerja Manfaat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan program,kegiatan dan subkegiatan yang mencerminkan adanya keutuhan konseptual 6

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI, PROGRAM, KEGIATAN DAN SUBKEGIATAN Fungsi Subfungsi Subfungsi Subfungsi Program Kegiatan Subkegiatan 7

JENIS PENGELUARAN PEMERINTAH Belanja Pengeluaran Pemerintah Transfer/ Bagi Hasil Pembiayaan 8

BELANJA NEGARA DALAM APBN Belanja Operasi: - belanja pegawai, - belanja barang, - bunga, - subsidi, - hibah, dan - bantuan sosial. Belanja Modal: - belanja tanah; - belanja peralatan dan mesin; - belanja gedung dan bangunan; - belanja jalan, irigasi, dan jaringan; dan - belanja aset tetap lainnya. Belanja Lain-lain Transfer 9

PENGERTIAN BELANJA MENURUT JENIS BELANJA Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Belanja Barang adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, dan pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. 10

PENGERTIAN BELANJA MENURUT JENIS BELANJA Belanja Bunga adalah pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang. Subsidi yaitu alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/ lembaga yang memproduksi, menjual, atau mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat 11

PENGERTIAN BELANJA MENURUT JENIS BELANJA Hibah adalah pengeluaran pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus. Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. 12

PENGERTIAN BELANJA MENURUT JENIS BELANJA Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Untuk mengetahui apakah suatu belanja dapat dimasukkan sebagai Belanja Modal atau tidak, maka perlu diketahui definisi aset tetap atau aset lainnya dan kriteria kapitalisasi aset tetap. Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah. 13

JENIS BELANJA BARANG Belanja Barang dan Jasa Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan 14

BELANJA BARANG Termasuk di dalamnya: Belanja aset tetap yang nilai per satuannya dibawah nilai minimum kapitalisasi (contoh di pem. Pusat KMK.01/2001 sebesar Rp. 300 ribu) Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang pakai habis Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak menambah umur, manfaat, atau kapasitas 15

KONSEP NILAI PEROLEHAN Komponen belanja modal untuk perolehan aset tetap meliputi: Harga beli aset tetap Semua biaya yang dikeluarkan sampai AT siap digunakan, termasuk: * biaya perjalanan dinas * ongkos angkut * biaya uji coba * biaya konsultan 16

Konsep Nilai Perolehan Aset Apabila Satuan kerja mengadakan Peralatan dan Mesin, maka dalam anggaran yang diajukan harus meliputi biaya-biaya dalam memperoleh aset yang bersangkutan, anatara lain meliputi: Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Bahan Baku Peralatan dan Mesin, Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola, Sewa peralatan dan Mesin, Perencanaan dan pengawasan peralatan, perijinan peralatan dan mesin, pemasangan peralatan dan mesin dan perjalanan peralatan dan mesin 17

RENOVASI ASET TETAP YANG BUKAN MILIK Jika meningkatkan manfaat ekonomik AT: Dikapitalisasi Disajikan sebagai Belanja Modal Disajikan sebagai AT Lainnya-AT Renovasi Jika manfaat ekonomik renovasi kurang dari 1 tahun buku, diperlakukan sebagai belanja operasional Jika tdk menambah manfaat ekonomik AT: Tidak dikapitalisasi Disajikan sebagai belanja operasional 18

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PADA LAPORAN KEUANGAN PENYAJIAN: Laporan Realisasi Anggaran (LRA); Laporan Arus Kas (LAK) - Belanja Operasional Aktivitas Operasi - Belanja Modal Aktivitas Investasi non Keuangan PENGUNGKAPAN menambah aset tetap/aset lainnya di neraca Diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). 19

TERIMA KASIH 20