KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SURAT EDARAN NOMOR 160/1967/SJ TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

ORIENTASI DAN PENDALAMAN TUGAS ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA. saripedia.wordpress.com

MENTERI DALAM NEERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 57 TAHUN 2011 TENTANG

2011, No Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan An

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 414 /KPTS/013/2016 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK TAHUN ANGGARAN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN TEKNIS PEMERINTAHAN BAGI CALON CAMAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dal

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENINGKATAN KAPASITAS PELAKSANA KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 442/KMK.011/2011 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE VERIFIKASI PEMBERIAN PEMBEBASAN ATAU

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR TENTANG PELAKSANAAN FASILITASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG TIM PENERTIBAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 239 /KPTS/013/2013 TENTANG


GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 82 /KPTS/013/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

G U B E R N U R L A M P U N G

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

2. Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Berita

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 170/MENKES/SK/IV/2013 TENTANG TIM PENILAI BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 83 /KPTS/013/2017

SURAT EDARAN Nomor : 698/C/KU/2010

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

EVALUASI RANCANGAN PERDA DAN PEMBATALAN PERDA TENTANG TATA RUANG DAERAH

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

- 2 - Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 25 Oktober MEMUTUSKAN :

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 122 /KPTS/013/2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/36/KPTS/013/2006 TENTANG TIM TEKNIS OTONOMI DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

2 Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pupuk Anorganik Majemuk Secara Wajib; Mengingat : 1.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

KERTAS POSISI TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP. No: 002/KP/PSLH/XII/2017

Sosialisasi Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG NOMOR : /0314/2017 TENTANG

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

4. Tim terpadu adalah tim yang membantu gubernur dalam proses pelaksanaan lisensi. 5. Unsur perguruan tinggi adalah pusat studi lingkungan hidup dan/a

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

SURAT EDARAN Nomor: SE 3559 /MK.1/2009

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENYALURAN TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR.

SURAT EDARAN Nomor: 348/C/KU/2009

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH (NPHD) TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

SELEKSI ANGGOTA MAJELIS AKREDITASI DAN DEWAN EKSEKUTIF BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016

2015, No IndonesiaTahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tent

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

Transkripsi:

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 23 Mei 2012 Kepada : Yth. 1. Gubernur 2. Bupati/Walikota 3. Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota di - SELURUH INDONESIA SURAT EDARAN NOMOR 160/1967/SJ TENTANG PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI DAN PENDALAMAN TUGAS ANGGOTA DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, bersama ini diminta perhatian Saudara atas hal-hal sebagai berikut: 1. Pemerintah Daerah Provinsi, dalam hal ini Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi atau sebutan lainnya dalam menyelenggarakan orientasi atau pendalaman tugas bagi anggota DPRD Provinsi dan/atau DPRD Kabupaten/Kota di wilayahnya harus melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri. 2. Sekretariat DPRD Provinsi, Sekretariat DPRD Kabupaten/Kota, partai politik atau perguruan tinggi dalam menyelenggarakan orientasi atau pendalaman tugas bagi anggota DPRD harus melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri melalui Gubernur.

2 3. Melaksanakan Orientasi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota setelah pengucapan sumpah/janji dalam bentuk orientasi. 4. Melaksanakan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi dan workshop/seminar. Pelaksanaan koordinasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan 2 meliputi: penyelenggaraan, materi pembelajaran, modul, tenaga pengajar/narasumber dan sertifikasi sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Edaran ini. Demikian untuk menjadi perhatian. Tembusan Yth: 1. Menteri Dalam Negeri, sebagai laporan; 2. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri; 4. Para Direktur Jenderal di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; dan 5. Para Kepala Badan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

LAMPIRAN SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/1967/SJ TANGGAL 23 MARET 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI DAN PENDALAMAN TUGAS ANGGOTA DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA 1. Mekanisme Penyelenggaraan a. Pemerintah Daerah Provinsi, dalam hal ini Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi atau sebutan lainnya dalam menyelenggarakan orientasi atau pendalaman tugas bagi anggota DPRD Provinsi dan/atau DPRD Kabupaten/Kota di wilayahnya harus melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dengan mekanisme: 1) Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi atau sebutan lainnya menyampaikan surat permohonan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri untuk penyelenggaraan Orientasi atau Pendalaman Tugas bagi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota di wilayahnya. 2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1) ditandatangani oleh Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan atas nama Gubernur. 3) Surat sebagaimana dimaksud pada angka 1) disampaikan selambatlambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak tanggal pengiriman dan diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan. 4) Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri memberikan tanggapan atas surat permohonan dimaksud selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan. b. Sekretariat DPRD Provinsi dalam menyelenggarakan orientasi atau pendalaman tugas bagi anggota DPRD harus melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri melalui Gubernur, dengan mekanisme sebagai berikut: 1) Sekretariat DPRD Provinsi menyampaikan surat permohonan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri untuk penyelenggaraan Orientasi atau Pendalaman Tugas bagi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota di lingkungannya.

2 2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1) ditandatangani oleh Sekretaris DPRD atas nama Gubernur dengan tembusan kepada Gubernur sebagai laporan. 3) Surat sebagaimana dimaksud pada angka 1) disampaikan selambatlambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak tanggal pengiriman dan diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan. 4) Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri memberikan tanggapan atas surat permohonan dimaksud selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan. c. Sekretariat DPRD Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan orientasi atau pendalaman tugas bagi anggota DPRD Kabupaten/Kota harus melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri melalui Gubernur, dengan mekanisme sebagai berikut: 1) Sekretariat DPRD Kabupaten/Kota menyampaikan surat permohonan kepada Gubernur melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi untuk penyelenggaraan Orientasi atau Pendalaman Tugas bagi Anggota DPRD Kabupaten/Kota di lingkungannya. 2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1) ditandatangani oleh Sekretaris DPRD atas nama Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Bupati/Walikota sebagai laporan. 3) Surat sebagaimana dimaksud pada angka 1) disampaikan selambatlambatnya 35 (tiga puluh lima) hari kerja sejak tanggal pengiriman dan diterima selambat-lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan. 4) Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi meneruskan surat permohonan dimaksud kepada Menteri Dalam Negeri melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri selambatlambatnya 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak tanggal pengiriman dan diterima selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan.

3 5) Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementrian Dalam Negeri memberikan tanggapan atas surat permohonan dimaksud selambatlambatnya 15 (lima belas) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan. d. Perguruan Tinggi yang dapat menyelenggarakan orientasi atau pendalaman tugas anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang dua program studinya terakreditasi A dan B harus melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri melalui Gubernur dengan mekanisme sebagai berikut: 1) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) melalui pimpinan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) atau sebutan lain yang memiliki tugas pokok dan fungsi dibidang pengabdian masyarakat menyampaikan surat permohonan penyelenggaraan Orientasi atau Pendalaman Tugas bagi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang ditandatangani oleh Pimpinan LPM atas nama Rektor atau Pimpinan PTN atau PTS. 2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1) disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri, tembusan kepada Gubernur, dengan ketentuan sebagai berikut: a) Surat permohonan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal pengiriman dan selambat-lambatnya diterima 21 (dua puluh satu) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan. b) Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri memberikan tanggapan atas surat permohonan dimaksud selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan. e. Partai Politik Tingkat Pusat atau Partai Politik Tingkat Provinsi dalam menyelenggarakan orientasi atau pendalaman tugas anggota DPRD Provinsi dan/atau DPRD Kabupaten/Kota harus melakukan koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dengan mekanisme sebagai berikut:

4 1) Pimpinan Partai Politik Tingkat Pusat menyampaikan surat permohonan penyelenggaraan Orientasi atau Pendalaman Tugas bagi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri yang ditandatangani Pimpinan Partai Politik dengan tembusan kepada Gubernur. 2) Pimpinan Partai Politik Tingkat Provinsi menyampaikan surat permohonan penyelenggaraan Orientasi atau Pendalaman Tugas bagi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri yang ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik Tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Gubernur dan Pimpinan Partai Politik Tingkat Pusat. 3) Penyampaian surat permohonan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri selambatlambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak tanggal pengiriman dan diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan. b) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 2) disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal pengiriman dan diterima selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan. c) Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri memberikan tanggapan atas surat permohonan Pimpinan Partai Politik untuk Tingkat Pusat selambat-lambatnya 9 (sembilan) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan, dan untuk Tingkat Provinsi selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan.

5 f. Surat permohonan penyelenggaraan Orientasi atau Pendalaman Tugas sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e harus dilengkapi dengan proposal yang berisi antara lain: 1) Jenis dan nama kegiatan; 2) Waktu dan tempat penyelenggaraan; 3) Jumlah dan biodata peserta (bila memungkinkan); dan 4) Pembiayaan. g. Koordinasi Pemerintah Daerah Provinsi, Sekretariat DPRD Provinsi, Sekretariat DPRD Kabupaten/Kota, Partai Politik dan Perguruan Tinggi dengan Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri, dalam bentuk surat permohonan yang memuat antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) Penentuan/penetapan materi pembelajaran dan penyediaan modul. 2) Penentuan/penetapan tenaga pengajar/narasumber berasal dari Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, dan instansi terkait lainnya, dan 3) Penerbitan sertifikat bagi peserta Orientasi atau Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dengan ketentuan sebagai berikut: a) Setiap penyelenggara Orientasi atau Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota menyampaikan surat permohonan penerbitan sertifikat yang ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri, dengan melampirkan: (1) Biodata peserta; (2) 2 lembar pas foto berwarna ukuran 4 x 6; (3) Daftar hadir peserta harian selama kegiatan berlangsung; dan (4) Jadwal pembelajaran. b) Surat permohonan sebagaimana dimaksud huruf a) dikirim ke Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah kegiatan berakhir.

6 2. Bentuk Kegiatan a. Orientasi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dilakukan dalam bentuk orientasi: 1) Orientasi dilakukan setelah pengucapan sumpah/janji. 2) Orientasi dilakukan 1 (satu) kali selama masa jabatan. b. Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota 3. Peserta dilakukan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi dan workshop/seminar, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Pendalaman Tugas dilakukan setelah mengikuti Orientasi. 2) Pendalaman Tugas dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan riil anggota DPRD dibidang legislasi, penganggaran, pengawasan atau isu-isu aktual lainnya. a. Peserta Orientasi atau Pendalaman Tugas anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang diselenggarakan oleh Partai Politik berasal dari Partai Politik yang bersangkutan. b. Jumlah peserta orientasi atau pendalaman tugas sebagai berikut : NO. JENIS KEGIATAN JUMLAH PESERTA/KELAS (orang) KETERANGAN 1 Orientasi 20 s.d. 150 Apabila peserta lebih dari 2 Pendalaman Tugas: ketentuan a. Pendidikan dan Pelatihan 20 s.d. 60 maka di buat 2 b. Bimbingan Teknis 20 s.d. 100 kelas c. Workshop/Sosialisasi/ 20 s.d. 200 Seminar 4. Sertifikat. STTPP dan Piagam Penghargaan a. Setiap peserta yang telah mengikuti Orientasi dengan baik mendapatkan sertifikat. b. Setiap peserta yang telah mengikuti Pendalaman Tugas dengan baik akan memperoleh: 1) Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan untuk pendidikan dan pelatihan; 2) Sertifikat untuk Bimbingan teknis; atau

7 3) Piagam Penghargaan untuk Sosialisasi dan workshop/seminar. c. Penandatanganan sertifikat: 1) Sertifikat Orientasi pada halaman depan ditandatangani oleh Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan atas nama Menteri Dalam Negeri, serta pada halaman belakang ditandatangani oleh Direktur Politik Dalam Negeri Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik dan Ketua Penyelenggara. 2) Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan pada halaman depan ditandatangani oleh Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan atas nama Menteri Dalam Negeri, serta pada halaman belakang ditandatangani oleh Ketua Penyelenggara. 3) Sertifikat dan Piagam Penghargaan Pendalaman Tugas yang terkait dengan substansi politik dalam negeri pada halaman depan ditandatangani oleh Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan atas nama Menteri Dalam Negeri serta pada halaman belakang ditandatangani oleh Direktur Politik Dalam Negeri Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik dan Ketua Penyelenggara. 5. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan a. Badan Pendidikan dan Pelatihan dan/atau Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap penyelenggaraan Orientasi atau Pendalaman Tugas Anggota DPRD. b. Badan Pendidikan dan Pelatihan dan/atau Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik dapat menyertakan petugas evaluator pada setiap penyelenggaraan Orientasi atau Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, yang pembiayaannya melekat pada kegiatan masing-masing penyelenggara. c. Penyelenggara Orientasi atau Pendalaman Tugas Anggota DPRD menyampaikan laporan tertulis hasil pelaksanaan setiap kegiatan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah penutupan pelaksanaan kegiatan.

8 6. Masa Transisi Pelaksanaan orientasi dan pendalaman tugas anggota DPRD yang dilaksanakan sejak diundangkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, sampai dengan diterbitkannya Surat Edaran ini berpedoman kepada Petunjuk Teknis Orientasi/Pengenalan Tugas Anggota DPRD Provinsi/Kab/Kota Hasil Pemilihan Umum Tahun 2009 Nomor 895.3/3582/Diklat Tanggal 5 Oktober 2009.