RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING TEGANGAN, ARUS DAN TEMPERATUR PADA SISTEM PENCATU DAYA LISTRIK DI TEKNIK ELEKTRO BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 128

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING TEGANGAN, ARUS DAN TEMPERATUR PADA SISTEM PENCATU DAYA LISTRIK DI TEKNIK ELEKTRO BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 128

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOTOR INDUKSI 3 FASA TERHADAP UNBALANCE VOLTAGE DAN OVERLOAD DENGAN SISTEM MONITORING

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyaknya muatan yang mengalir pada sebuah penghantar dalam waktu satu detik. Dimana : I = Arus listrik dalam satuan ampere (A)

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III DESKRIPSI MASALAH

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN INSTRUMENT MINIATUR MONITORING ARUS LISTRIK PLN

Sensor Arus Sensor arus yang digunakan pada tugas akhir ini mengikuti

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital) dan

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III. Perencanaan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

Rancang Bangun Alat Ukur Arus Menggunakan Transformator Arus Berbasis Mikrokontroler Atmega32

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI. BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega8 LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM. Surya Mulia Rahman

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING SUHU RUANGAN MENGGUNAKAN APLIKASI ISD 1420 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

BAB IV PENGUJIAN DAN SIMULASI PENGENDALIAN SUHU RUANG PENETAS TELUR

RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Kata Kunci Metode nilai rata-rata, Irms, Vrms, Daya Nyata, Daya Semu I. PENDAHULUAN

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

II. KAJIAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

I. PENDAHULUAN. cukup pesat. Komputer merupakan perangkat vital dalam kehidupan sehari-hari.

KWH METER DIGITAL TERKONEKSI PERSONAL COMPUTER (PC) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem. Jika sistem proteksi tersebut bagus, maka akan terciptanya keadaan

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015,

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III PERANCANGAN ALAT

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

Transkripsi:

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING TEGANGAN, ARUS DAN TEMPERATUR PADA SISTEM PENCATU DAYA LISTRIK DI TEKNIK ELEKTRO BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 128 Dwi Wahyu Suryawan. [1], Sudjadi [2], Karnoto [2] Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 5275, Indonesia E-mail: why_surf@yahoo.co.id Abstrak Sistem pencatu daya listrik yang terdapat pada gedung Teknik Elektro Universitas Diponegoro terdiri dari beberapa bagian, yaitu trafo, cubical, MCB, dan genset. Tegangan menengah 2KV dari jala-jala PLN masuk kedalam ruang cubical. Cubical berfungsi untuk menyalurkan tegangan menengah menuju kedalam trafo. Trafo yang digunakan pada sistem ini berfungsi untuk menurunkan tegangan dari tegangan menengah (2KV) menjadi tegangan rendah (22/38 V). Keluaran dari trafo kemudian menuju ruang MCB. Di dalam ruang MCB terdapat beberapa MCB berfungi untuk mendistribusikan tegangan rendah ke beberapa gedung yang telah ditentukan. Selanjutnya adalah genset digunakan untuk sumber daya listrik cadangan apabila pasokan listrik dari PLN padam. Penelitian tugas akhir ini menghasilkan sebuah alat monitoring peralatan pencatu daya listrik. Parameter yang dimonitoring antara lain tegangan dan arus pada tiap fasa di sisi beban, temperatur generator, temperatur motor genset, temperatur cubical, temperatur ruangan LVMDP, temperatur sirip trafo. Alat ukur pencatu daya listrik ini menggunakan transformator step down sebagai sensor tegangan dengan kemampuan pengukuran tehadap tegangan antara V 24 V. CT ratio 1/5 A sebagai sensor arus dengan kemampuan pengukuran tehadap arus antara A 87 A. Sensor temperatur yang digunakan adalah DS18B2 dengan kemampuan pengukuran temperatur antara -5 C sampai dengan 12 C. Sistem monitoring juga dilengkapi dengan tanda peringatan yang berupa sebuah alarm. Kata kunci: sistem pencatu daya listrik, genset, trafo, cubical, alarm Abstract Electrical power supply equipment in the building of Electrical Engineering Diponegoro University consists of several parts, transformer, cubical TM (Medium Voltage), LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel), and generators. Cubical TM purpose to termination and to safety transformer. Type of transformer used in this system to lower the voltage of the medium voltage (2KV) to low voltage (22/38 V). Output of transformer in the form of low -voltage 22/38 V and then headed LVMDP. Inside there are several MCB LVMDP functioning to distribute divide it into several buildings that have been determined. This final project produced a tool monitoring electrical power supply equipment. Parameters monitored include the voltage current on each phase on the load side, generator temperature, temperature of the motor generator, temperature of cubical room, LVMDP room temperature, temperature of transformer fins. To measuring electrical power supply step-down transformer is used as a voltage sensor with the capability of measuring the voltage between V - 24 V. CT ratio 1/5 A as a current sensor with the capability of measuring current between A - 87 A. DS18B2 used to measurement temperature with measurement capability between -5 C to 12 C. The monitoring system with a warning an alarm. Keywords: power supply system, generator, trafo, cubical, alarm 1. Pendahuluan Sistem pencatu daya listrik merupakan suatu sistem sumber tenaga listrik yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah yang diperoleh dari jaringan listrik PLN menjadi tegangan rendah yang kemudian mendistribusikan tenaga listrik tersebut ke tempat atau gedung yang telah ditentukan. Tenaga listrik pada suatu

gedung bersumber pada jaringan listrik PLN dan genset. Genset digunakan apabila jaringan listrik dari PLN padam atau terjadi masalah. Sistem pencatu daya listrik di Teknik Elektro Universitas Diponegoro terdiri dari beberapa bagian, antara lain trafo, cubical, MCB dan genset. Sistem ini berfungsi untuk menurunkan tegangan dari tegangan menengah 2KV menjadi tegangan rendah 22/38 V yang kemudian didistribusikan ke setiap gedung yang telah ditentukan, diantaranya adalah gedung dekanat, gedung A dan gedung B Teknik Elektro. Penelitian dalam tugas akhir ini membuat suatu sistem monitoring pencatu daya listrik yang dirancang untuk mengukur dan memberikan tanda peringatan apabila parameter yang diukur yaitu temperatur genset, temperatur trafo, temperatur cubical, arus dan tegangan pada sisi beban melebihi dari batas yang telah ditentukan. Tanda peringatan dini yang digunakan adalah alarm dan lampu peringatan. Apabila salah satu dari parameter tersebut melebihi dari batas yang telah ditentukan maka secara otomatis akan mengaktifkan tanda peringatan ke operator yang berupa alarm dan lampu peringatan sehingga operator dapat segera memperbaiki gangguan yang terjadi. 1.1 Tujuan Tujuan penelitian ini membuat suatu sistem monitoring pencatu daya listrik untuk mengukur dan memberikan tanda peringatan apabila parameter yang diukur yaitu temperatur genset, temperatur trafo, temperatur cubical, arus dan tegangan pada sisi beban melebihi dari batas yang telah ditentukan, sehingga tidak menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada sistem pencatu daya listrik. 2. Metode 2.1. Transformator Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya,dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis,dimana perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi ( self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani. Gambar 1. Diagram Transformator 2.2. Current Transformer (CT) Current Transformer (CT) adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. CT digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus hendak diukur mengalir pada tegangan rendah dan besarnya dibawah 5 ampere, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung sedangkan arus yang besar tadi harus dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan CT. CT terdiri dari dua belitan yaitu belitan primer dan belitan sekunder serta terdapat inti magnetik. Jika arus primer yang masuk ke dalam current transformer ke terminal P1 / K dan arus yang mengalir ke sekunder dinamakan terminal S1 / k, seperti terlihat pada gambar 2 arus keluaran dapat diukur pada sisi sekunder dari CT dengan menggunakan alat ukur ampere meter. Selanjutnya terdapat terminal kedua pada CT disisi primer yaitu P2 / L adalah terminal yang arusnya diperoleh dari P1 / K yang dialirkan ke beban dan S2 / l sisii sekunder adalah terminal yang arusnya diperoleh dari S1 / k. 2.1.1.Prinsip Kerja Transformator Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka Gambar 2. Rangkaian Ekuivalen CT

3. Hasil dan Analisa 3.1. Materi Penelitian Materi penelitian yang digunakan dibagi menjadi 2 bagian yaitu: 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. 1 buah minimum sistem mikrokontroler ATMega 128 b. 3 buah sensor arus CT 1/5 A c. 3 buah sensor tegangan transformator 5 ma d. 5 buah sensor DS18B2 e. 1 buah LCD grafik 128x 64 f. 1 buah catu daya 2. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Multitester b. Termometer analog c. Toolset d. Kabel downloader e. Komputer dengan operasi Windows 7 Ultimate Edition 32 bit f. Software Compiler CVAVR 3.2. Perancangan Pembuatan Alat Monitoring Tegangan, Arus dan Suhu pada Sistem Pencatu Daya Perencanaan rancangan penelitian yang akan dilakukan ditunjukan pada gambar 3. Sensor yang digunakan terdapat tiga jenis yaitu sensor tegangan, sensor arus dan sensor temperatur. Sensor tegangan yang digunakan adalah tiga buah transformator step down 5mV yang ditempatkan masing-masing pada fasa RST di sisi beban. Tegangan rendah yang akan diukur masuk ke dalam transformator pada sisi primernya kemudian diturunkan tegangannya menjadi maksimal 3 volt pada sisi sekunder. Keluaran dari transformator menjadi masukan ADC mikrokontroler. Perubahan tegangan pada sisi primer transformator juga akan menyebabkan perubahan nilai tegangan pada sisi sekundernya. Perubahn itulah yang akan diproses oleh mikrokontroler untuk selanjutnya menampilkan parameter tegangan yang diukur di sebuah LCD grafik 128x64. Sensor arus yang digunakan adalah tiga buah CT dengan ratio 1/5A yang dipasang pada fasa RST di sisi beban. CT digunakan untuk pengukuran arus karena dapat menurunkan arus yang bernilai besar menjadi arus pengukuran. Arus yang diukur akan melewati sisi primer CT kemudian nilainya diturunkan. Sisi sekunder pada CT dihubung singkat menggunakan sebuah resistor untuk mendapatkan nilai tegangan yang kemudian diproses oleh rangkaian pengkondisian sinyal. Perubahan nilai arus pada sisi primer akan mempengaruhi arus yang mengalir pada sisi sekunder sehingga tegangan juga akan ikut berubah. Kemudian data analog ini akan dikuatkan oleh rangkaian pengkondisian sinyal dan akan dikonversi oleh ADC internal menjadi data digital, sehingga rangkaian ADC ini sangat penting dalam input untuk menyuplai mikrokontroler. Selanjutnya nilai parameter akan ditampilkan pada LCD 128x64. Sedangkan sensor temperatur yang digunakan adalah DS18B2. Sensor temperatur DS18B2 sudah menggunakan sistem 1-wire yaitu dapat mengontrol device dengan jumlah lebih dari satu hanya dengan memakai satu koneksi kabel ke dalam mikrokontroler. 3.3. Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras ini akan menjelaskan tentang perancangan sensor-sensor dari parameter yang diukur, dan perancangan sistem Mikrokontroler 128 yang terintegrasi pada alat monitoring ini. 3.3.1.Sensor Tegangan Gambar 3. Blok diagram sistem Suatu sistem pencatu daya di Teknik Elektro Universitas Diponegoro terdiri dari beberapa bagian, antara lain trafo, cubical, MCB dan genset. Sistem ini berfungsi untuk mengubah tegangan menengah 2KV menjadi tegangan rendah 22/38V yang kemudian dididtribusikan menuju ke beberapa gedung diseitarnya yaitu gedung dekanat, gedung A dan B teknik elektro. Sensor tegangan adalah sensor yang digunakan untuk membaca nilai tegangan pada tiap-tiap fasa R S T di sisi beban. Sensor tegangan yang digunakan adalah transformator 5mA sebanyak tiga buah yang dipasang pada tiap-tiap fasa. Jenis transformator yang digunakan adalah transformator step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan.

3.3.4. Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler ATMEGA 128 Gambar 4. Diagram transformator Tegangan yang masuk ke sisi primer transformator kemudian diturunkan pada sisi sekunder kemudian masuk ke dalam input ADC internal mikrokontroler ATMega128 untuk diolah. Perubahan pada sisi primer transformator juga akan menyebabkan perubahan pada sisi sekunder. Perubahan tersebut yang kemudian akan dibaca oleh ADC dan diproses oleh mikrokontroller ATMega 128 untuk ditampilkan di display. 3.3.2.Sensor Arus Sensor arus pada alat ini menggunakann CT dengan ratio 1/5A sebanyak tiga buah yang dipasang pada tiap-tiap fasa RST di sisi beban. Seperti halnya pada transformator, pada CT juga terdapat dua kumparan pada sisi primer dan sekunder. CT ini dipasang pada bagian input genset untuk mengetahui nilai arus yang ada padaa sisi beban. Hal tersebut untuk memonitoring nilai arus yang masuk ke dalam genset supaya tidak kelebihan atau kekurangan arus. Pada perancangan mikrokontroler yang perlu diperhatikan adalah catu daya dan osilator sebagai sumber detak. Catu daya yang dibutuhkan bernilai 5 Volt. Untuk mendapatkan nilai tegangan stabil 5 volt tersebut perlu digunakan IC regulator 5 volt. 3.4. Perancangan Perangkat Lunak Pada gambar 8 mempelihatkan racangan perangkat lunak. Pada awal catu diberikan, mikrokontoler akan melakukn inisialisasi dari penginisialisasian input-output mikrokontoler, sensor-sensor, dan antarmuka LCD grafik, selanjutnya menunggu apakah ada tombol navigasi yang ditekan untuk memilih menu, setelah memilih mnu pengukuran, mikrokontroler menunggu aakah tombol enter ditekan, jika dtekan maka sistem akan melakuan pengukuranberdasarkan menu yang dipilih. Pogram perangkat lunak yang digunakan dalam peneliian ini menggunakan pemrograman Bahasa C dengan piranti pengembang perangkat lunak CVAVR seagai kompilerke kode mesin mikrokontroler. Pemograman Bahasa C telah dipilih untuk kode tugas utama termasuk menginterpretasikan data dari sensor sensor yang digunakan. 3.3.3.Sensor Temperatur Sensor temperatur yang digunakan adalah sensor DS18B2 yang dikeluarkan oleh Dallas Semiconductor. DS18B2 merupakan sensor suhu yang telah memiliki keluaran digital sehingga tidak diperlukannya rangkaian ADC. Bentuk fisik dari DS18B2 dapat terlihat pada gambar 6. Gambar 8. Diagram alir utama sistem monitoring 3.5 Pengujian Sensor 3.5.1 Pengujian Transformator Gambar 6. Blok diagram DS18B2 Sensor ini mempunyai tiga kaki yang terdiri dari GND yaitu ground, DQ untuk data masukan atau data keluaran dan VDD untuk tegangan sensor. Jika DS18B2 yang digunakan untuk alat ini menggunakan pendayaan dari luar, melalui kaki VDD, tegangan yang dibutuhkan berkisar antara 3. V sampai 5.5 V. Sebelum digunakan sebagai sensor tegangan sebaiknya transformator terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk dapat diketahui apakah device tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menguji apakah terjadi short circuit antar tab atau anatar tab dengan plat besi. Selain itu juga dilakukan pengujian dengan melakukan pengukurann dengan alat ukur apakah nilai yang didapat dari alat ukur sudah sesuai dengan nilai yang tertera pada transformator.

.8 Gambar 9. Rangkaian pengujian transformator Tegangan Sekunder.6.4.2 5.4 5.5 6.6 32 33 45 58 76 Tabel 1. Tegangan Sekunder Pengujian Transformator Tegangan Input (volt) 2 1.5 1.5 Tegangan Output (volt) 22 1,524 11,733 11 22 Tegangan Primer Arus Primer Gambar 11. Grafik masukan dan keluaran pengujian CT 3.6 Pengujian Mikrokontroler ATMEGA 128 Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah mikrokontroler yang telah dibuat sudah bisa digunakan atau belum, pengujian ini mempunyai tahapan yaitu : 1. Pengujian dengan mendownload program 2. Pengujian setiap PORT I/O Pengujian diatas memerlukan software AVRdude sebagai software untuk mendownload atau mengupload data ke mikrokontroler, dan sebuah XEN-USBTiny sebagai ISP programernya. Gambar 1. Grafik masukan dan keluaran pengujian transformator Pengujian tegangan hanya dapat dilakukan pada dua titik karena kendala tidak adanya alat berupa tegangan AC yang dapat diatur keluarannya atau variabel. 3.5.2 Pengujian Current Transformer Pengujian current transformer dilakukan dengan melewatkan suatu kabel berisi arus ke dalam current transformer. Apabila sisi primer current transformer tersebut dilalui oleh arus maka pada output sisi sekunder juga akan mengeluarkan arus. Nilai arus keluarannya sesuai dengan nilai ratio dari current transformer itu. Pada penelitian ini menggunakan current transformer dengan ratio 1/5 A. Tabel 2. Hasil pengujian current transformer Arus Primer (A) Tegangan Sekunder (V) 5.4.5 5.5.62 6.6.81 32.33 33.36 45.53 58.55 76.62 Gambar 12. Software AVRdude Dari pengujian yang dilakukan mikrokontroler ternyata sudah bisa diisi dengan program. Ini menunjukan bahwa mikrokontroler sudah bisa untuk digunakan. Kemudian mikrokontroler dicoba dengan program untuk menyalakan LED di setiap PORT. Setelah program di atas didownload jika mikrokontroler dalam kondisi baik dan solderannya baik pula maka, LED akan menyala bergantian (running led). 3.7 Pengujian Pengukuran Tegangan Pada tahap pengujian ini diambil sampel 4 kali waktu pengukuran yang berbeda untuk menguji alat yang telah dibuat kemudian dibandingkan dengan alat ukur yang telah presisi yaitu voltmeter analog dengan merk sanwa. Dari pengambilan sample 4 waktu yang berbeda diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil perbandingan 2 alat pada pengukuran tegangan Waktu Pagi Siang Sore Malam Fasa Hasil Pengukuran Alat yang dibuat (V) Alat Ukur Tegangan (V) Kesalahan (%) R 218 219.4 S 22 22 T 218 22.9 R 217 216.4 S 221 219.9 T 218 218 R 22 219.4 S 222 22.9 T 219 219 R 219 218.4 S 221 219.9 T 22 221.4 Rata-rata.49 Dari tabel 3 diperoleh hasil dari alat yang telah dibuat hampir sama dengan alat yang telah terstandarisasi h = 1 % Berikut data yang diperoleh dari perbandingan pengukuran 2 alat. Tabel 4 Tabel Hasil perbandingan 2 alat pada pengukuran arus Waktu Pagi Siang Sore Malam 8 Fasa Hasil Pengukuran Alat yang dibuat (A) Alat Ukur Arus (A) Kesalahan (%) R 24 22 9. S 18 15 2 T 32 31 3.2 R 44 48 8.3 S 33 3 1 T 54 52 3.8 R 47 51 7.8 S 31 35 11.4 T 58 63 7.9 R 45 43 4.6 S 35 38 7.8 T 68 74 8.1 Rata-rata 8.5 Sensor Arus 6 224 222 22 218 216 214 212 Sensor Tegangan 4 2 pagi siang Alat yang dibuat (A) sore malam Alat terstandarisasi (A) pagi siang Alat yang dibuat (V) sore malam Alat terstandarisasi (V) Gambar 15. Grafik perbandingan alat terstandarisasi dengan alat yang dibuatpada sensor arus Gambar 14. Grafik perbandingan alat terstandarisasi dengan alat yang dibuatpada sensor tegangan Dari perhitungan rata-rata toleransi dengan rumus diatas diperoleh toleransi sebesar.49% untuk pengukuran tegangan. Ini menunjukan alat sudah bekerja dengan baik untuk pengukuran tersebut. 3.8 Pengujian Pengukuran Arus 3.9 Pengujian Pengukuran Temperatur Pada Pengujian pengukuran suhu tubuh yaitu dengan cara membandingkan antara alat yang dibuat dengan thermometer. Sensor temperatur diletakkan pada lima lokasi yang berbeda dan setiap lokasi dilakukan 3 kali pengukuran. Pada pengujian arus disini alat penelitian yang dibuat dibandingkan dengan ampere meter, diambil data dari 4 kali pengukuran dengan waktu yang berbeda.

Tabel 6. Hasil perbandingan 2 alat padapengukuran temperatur Waktu Pagi Siang Tempat Hasil Pengukuran Alat yang dibuat ( C) Alat terstandar isasi ( C) Selisih Toleransi (%) Trafo 3.1 29 1.1 3.79 Generator 29.5 29.5 1.72 Motor 28.7 27 1.7 6.29 Cubicle 28.2 28.2.71 MCB 29.2 29.2.68 Trafo 44.2 45.8 1.78 Generator 34.7 35.3.86 Motor 33.4 33.4 1.21 Cubicle 35.8 35.8 2.28 4. Kesimpulan Setelah dilakukan pengujian pada penelitian Rancang Bangun Sistem Monitoring Tegangan, Arus Dan Temperatur Pada Sistem Pencatu Daya Listrik Di Teknik Elektro Berbasis Mikrokontroler Atmega 128 di dapat kesimpulan adalah alat ukur pencatu daya listrik dengan menggunakan transformator step down sebagai sensor tegangan dengan kemampuan pengukuran tehadap tegangan antara V 24 V dengan toleransi pengukuran,49 %. Alat ukur pencatu daya dengan menggunakan CT ratio 1/5 A sebagai sensor arus dengan kemampuan pengukuran tehadap arus antara A 87 A dengan toleransi pengukuran 8,5 %. Sensor temperatur yang digunakan adalah DS18B2 dengan kemampuan pengukuran temperatur antara -5 C sampai dengan 12 C. Malam 5 4 3 2 1 MCB 34.4 33 1.4 4.24 Trafo 35.6 34 1.6 4.71 Generator 32.5 32.5 1.56 Motor 32.4 31 1.4 4.52 Cubicle 3.6 3.6 2 MCB 32.4 32.4 1.25 Rata-rata 3.14 Sensor Temperatur Referensi [1] Mismail, Budiono. 1998. Dasar-dasar Rangkaian Logika Digital. Penerbit ITB. Bandung. [2] Rangkuti, Syahban, 211, Mikrokontroller ATMEL AVR, Informatika, Bandung. [3] Tobing, Bonggas L, Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 23. [4] Anonim. DS18S2b High-Precision 1-Wire Digital Thermometer. www.maxim-ic.com. [5] current sensor Characteristics, www.microchip.com [6] datasheets.maxim-ic.com/../ds18s2.pdf [7] http://www.atmel.com/images/doc2467.pdf [8] http://ak67.wordpress.com/29/7/15/one-wire/ pagi siang malam Alat yang dibuat ( C) Alat terstandarisasi ( C) Gambar 16. Grafik perbandingan alat terstandarisasi dengan alat yang dibuatpada sensor temperatur Dari tabel 6 diperoleh rata-rata toleransi sebesar 3.14% ini menunjukan bahwa untuk pengukuran temperatur untuk tiap-tiap tempat sudah baik