Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia PANDUAN PENILAIAN KECAMATAN SAYANG IBU PELAKSANAAN REVITALISASI GERAKAN SAYANG IBU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN DALAM MENDUKUNG GERAKAN SAYANG IBU KELURAHAN DASAN CERMEN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

PEDOMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 2, Juni 2013

PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 11 TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

MATA KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

Buku Saku Motivator Kesehatan Ibu dan Anak

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

Motivator KIA. Buku Saku. Edisi 1, September Motivator KIA 1

Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Ditinjau dari Aspek Bidan Desa sebagai Pelaksana di Kabupaten Jepara

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB V ANALISIS, PENELUSURAN DATA KOHORT DAN RENCANA TINDAK LANJUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi pembangunan nasional tahun sebagaimana dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan. Alma lucyati

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI DAN ANAK BALITA

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PANDUAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PESERTA KB LESTARI TELADAN 10 TAHUN, 15 TAHUN, DAN 20 TAHUN

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang

B. TUJUAN 1. Umum Menggalang kerjasama Lintas sektor dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan 2. Khusus a. Meningkatkan program

PERAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN & PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K( P4K) ) dalam PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN KB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

Pendekatan Kebijakan di Hulu ke Hilir. dr. Sitti Noor Zaenab, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana

PEDOMAN KELAS IBU HAMIL

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

PUSKESMAS NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CANJUR PROGRAM : KIA/KB TAHUN 2016

BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

Latar Belakang. Manfaat. a. Bagi Stakeholders/ Pengguna. - Meningkatnya peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap ibu hamil dan ibu nifas;

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

Transkripsi:

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia pada PELAKSANAAN REVITALISASI GERAKAN SAYANG IBU KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN RI Jl. Merdeka Barat No. 15 Jakarta 10110 Tahun 2008

pada PELAKSANAAN REVITALISASI GERAKAN SAYANG IBU KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN RI Jl. Merdeka Barat No. 15 Jakarta 10110 Tahun 2008

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan telah dapat menyelesaikan Buku Panduan Penilaian Kecamatan Sayang Ibu pada Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu. Buku ini merupakan buku panduan penilaian Kecamatan sayang ibu yang akan selalu digunakan dalam menentukan Kecamatan Sayang Ibu terbaik di Tingkat Propinsi yang dilombakan setiap tahun dalam rangka Hari Ibu. Diharapkan buku ini dapat menggambarkan tingkat kemajuan pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) di tingkat desa dan kecamatan serta bagaimana kondisi-kondisi lingkungan yang mendorong upaya pelaksanaan dan aktivitas GSI. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini, yaitu kepada seluruh anggota Pokjatap GSI di tingkat pusat. Secara khusus, ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Dr. Ernanti Wahyurini, M.Sc yang telah banyak memberikan kontribusi pemikiran untuk penyelesaian buku tersebut. Kepada semua pihak yang telah memberikan partisipasi, kontribusi dan saran, kami mengucapkan terima kasih yang setinggitingginya. Semoga buku ini dapat menjadi pedoman dalam melakukan penilaian Kecamatan Sayang Ibu. Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Dra. Setiawati, M.Sc iii

PENDAHULUAN Dalam upaya mencapai tujuan negara untuk mensejahterakan masyarakat telah dilakukan berbagai upaya pembangunan di daerah sampai tingkat desa/kelurahan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui penurunan Angka Kematian Ibu saat hamil, melahirkan dan masa nifas (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sejak tahun 1996 telah diluncurkan suatu gerakan yaitu Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang pencanangannya dilakukan oleh Presiden RI pada tangal 22 Desember 1996 di Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan utamanya dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penurunan AKI dan AKB berkontribusi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah dan Negara yang salah satu indikatornya adalah derajat kesehatan. Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB juga merupakan komitmen internasional dalam rangka target mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s). Adapun target penurunan AKB adalah sebesar dua per tiga dan AKI sebesar tiga perempatnya dari 1990-2015. Dalam pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI), Kecamatan merupakan lini terdepan untuk mensinergikan antara pendekatan lintas sektor dan masyarakat dengan pendekatan sosial budaya secara komprehensif utamanya dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai suatu gerakan, Gerakan Sayang Ibu (GSI) telah memberikan kontribusi yang dirasakan manfaatnya dengan adanya data, 1

berkurangnya jumlah kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas, serta meningkatnya rujukan yang berhasil ditangani. Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan dan kebijakan sektor pemerintah, maka pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) perlu disesuaikan agar dapat bersinergi dan terintegrasi dengan program dan kegiatan lain yang ada pada daerah. Oleh karena itu diperlukan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI). Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah upaya pengembangan Gerakan Sayang Ibu (GSI) melalui upaya ekstensifikasi, intensifikasi dan institusionalisasi. Untuk mendorong pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) perlu dilaksanakan berbagai upaya termasuk melalui penilaian untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) terutama di tingkat Kecamatan. Dengan adanya penilaian Kecamatan Sayang Ibu diharapkan peran pembinaan dan fasilitasi Kab./Kota dan Provinsi menjadi lebih optimal. 2

LANDASAN OPERASIONAL 1. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan No. 2 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu Dalam Rangka Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Karena Hamil, Melahirkan dan Nifas serta Angka Kematian Bayi di Daerah. 2. Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan No. 28/SK/MEN.PP/V/2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Tetap Gerakan Sayang Ibu (Pokjatap GSI) 3. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411/2772/SJ tanggal 15 Nopember 2006 tentang Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu. 4. Surat Menteri Dalam Negeri No.411.2/2765/PMD tanggal 27 Agustus 2008 tentang Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu.

TUJUAN Umum Khusus Meningkatkan jumlah dan kualitas Kecamatan Sayang Ibu - Mengetahui pelaksanaan Revitalisasi GSI di Desa dan Kelurahan - Mengetahui pelaksanaan Revitalisasi GSI di Kecamatan - Mengetahui pelaksanaan Revitalisasi GSI di Kab./Kota - Mengintensifkan dan mengefektifkan pembinaan oleh Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi.

KRITERIA DESA SIAP, ANTAR, JAGA (SIAGA) DAN A. Kriteria Desa Siap, Antar, Jaga (Siaga) : Desa/Kelurahan Siap, Antar, Jaga (Siaga) adalah Desa/Kelurahan yang melaksanakan/menjalankan program GSI dan mempunyai/ melaksanakan langkah sebagai berikut : 1. Mempunyai SK tentang Satgas Revitalisasi GSI Desa/Kel termasuk rencana kerja Satgas tersebut 2. Mempunyai data dan peta bumil yang akurat dan selalu diperbaharui 3. Telah terbentuknya pengorganisasian Tabulin/Dasolin 4. Telah terbentuknya pengorganisasian ambulans desa 5. Telah terbentuknya pengorganisasian donor darah desa 6. Telah terbentuknya pengorganisasian kemitraan dukun bayi dengan bidan 7. Telah terbentuknya pengorganisasian penghubung/liason (kader penghubung) 8. Adanya mekanisme/tata cara rujukan 9. Adanya pengorganisasian : Suami Siaga, Warga Siaga, Bidan Siaga 10. Adanya/telah terbentuknya Pondok Sayang Ibu 11. Terlaksananya penyuluhan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, suami dan ibu hamil tentang peningkatan kualitas hidup perempuan, pencegahan kematian ibu, kematian bayi, ASI eksklusif, kesehatan reproduksi dan wajib belajar bagi perempuan 12. Tersedianya/terlaksananya pencatatan dan pelaporan 5

B. Kriteria Kecamatan Sayang Ibu : Kecamatan Sayang Ibu merupakan Kecamatan yang sebagian besar desa/kelurahannya adalah Desa/Kelurahan Siap, Antar, Jaga (Siaga) dengan 12 kriteria diatas ditambah dengan fungsi fungsi pembinaan kepada desa/kelurahan yang harus dilaksanakan meliputi: 1. Mempunyai SK Satgas Revitalisasi GSI tingkat kecamatan termasuk rencana kerja Satgas tersebut 2. Adanya koordinasi pelaksanaan revitalisasi GSI 3. Adanya Pembinaan ke desa/kelurahan 4. Adanya pencatatan dan pelaporan 5. Melakukan peningkatan kapasitas dan melengkapi sarana Revitalisasi GSI

LANGKAH PENILAIAN 1. Nilai dan bobot yang ditetapkan dalam pedoman ini telah disesuaikan dengan kapasitas dan tinggi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat. 2. Penilaian dimulai dari tingkat desa/kelurahan. Desa/Kelurahan melakukan penilaian sendiri (Self Assesment) tentang pelaksanaan Revitalisasi GSI di desa/kelurahannya dengan cara mengisi format penilaian tingkat desa/kelurahan (format dibawah). 3. Kecamatan mengumpulan kuesioner penilaian dari masingmasing desa/kelurahan dan melakukan pengecekan ulang ke seluruh desa/kelurahan yang telah melakukan penilaian sendiri (self assesment). 4. Kecamatan menilai dirinya sendiri dan melaporkan hasilnya ke kabupaten beserta desa/kelurahan yang mendapatkan nilai terbaik berdasarkan hasil pengecekan ulang. 5. Kabupaten/Kota mengumpulkan kuesioner penilaian dari seluruh kecamatan dan melakukan pengecekan ulang ke seluruh Kecamatan dan menetapkan Kecamatan terbaik, yang berhak maju ke tingkat propinsi 6. Propinsi mengumpulkan Kecamatan Sayang Ibu terbaik yang diajukan oleh seluruh Kabupaten/Kota dan melakukan pengecekan ulang ke semua Kecamatan Sayang Ibu terbaik yang diajukan oleh Kabupaten/Kota. 7. Propinsi menetapkan dan mengajukan Kecamatan Sayang Ibu terbaik ke tingkat Nasional melalui Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, untuk mendapatkan penghargaan yang diberikan pada peringatan Hari Ibu.

TINDAK LANJUT Dalam rangka membantu mempercepat penurunan AKI dan AKB melalui Revitalisasi GSI perlu dilakukan pembinaan secara berjenjang dan berkala serta dalam pelaksanaan operasional Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu diperlukan komitmen semua pihak, yaitu Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, pihak swasta, lembaga kemasyarakatan dan masyarakat, untuk itu diperlukan pembinaan secara berkala dan berjenjang : a. Pemerintah provinsi melalui Pokjatap Revitalisasi GSI melakukan pembinaan terhadap Pokjatap Revitalisasi GSI di tingkat kabupaten/kota b. Pemerintah kabupaten/kota melakukan pemantauan dan pembinaan secara berkala kepada Satgas Revitalisasi GSI baik di tingkat kecamatan maupun desa/kelurahan, sekaligus pembinaan kepada Kecamatan Sayang Ibu yang akan dikirimkan ke tingkat provinsi sebagai Kecamatan Sayang Ibu terbaik di tingkat Kabupaten/Kota c. Satgas Revitalisasi GSI tingkat kecamatan melakukan pembinaan secara berkala ke Desa/Kelurahan Dengan penilaian ini kabupaten/kota dan kecamatan dapat mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurang berhasilannya dalam operasional revitalisasi GSI, sehingga diharapkan apabila berhasil dapat mempertahankan keberhasilannya dan mengembangkannya. Apabila kurang berhasil maka kabupaten/kota, kecamatan dan Desa/Kelurahan diharapkan mencari penyebab dan solusinya. 8

DATA DESA/KELURAHAN SIAP ANTAR JAGA Nama Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : I. PEMBENTUKAN SATGAS REVITALISASI GSI 1 Apakah Desa/Kelurahan mempunyai SK Pembentukan Satgas Revitalisasi GSI? Apabila mempunyai SK Pembentukan Satgas Revitalisasi GSI Nilai = 2 Apabila tidak mempunyai SK Pembentukan Satgas Revitalisasi GSI Nilai = 0 2 Komponen/Dinas/Sektor/Unsur/Ormas yang terlibat dalam kepengurusan Satgas Rev.GSI? Apabila komponen yang terlibat >5 Nilai= 2 Apabila komponen yang terlibat <5 Nilai= 1 3 Apakah ada TUPOKSI masing-masing anggota Satgas Rev. GSI Desa/Kelurahan? Apabila ada TUPOKSI masing masing Satgas Nilai = 2 Apabila tidak ada TUPOKSI masing masing Satgas Nilai = 0 4 Apakah TUPOKSI tersebut diinformasikan kepada anggota Satgas? Apabila TUPOKSI diinformasikan Nilai = 2 Apabila TUPOKSI tidak diinformasikan Nilai = 0 5 Apakah Satgas mempunyai rencana kerja tertulis? Apabila mempunyai rencana kerja tertulis Nilai = 2 Apabila tidak mempunyai rencana kerja tertulis Nilai = 0 Nilai: Nilai: I. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) II. PENDATAAN DAN PEMETAAN PETA BUMIL 1 Pendataan / pemetaan bumil dilakukan setiap: a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 Nilai salah satu sesuai dengan yang telah dilakukan.

2 Apakah peta bumil ditempel di kantor Desa/Kel atau Polindes/Polkesdes utk memudahkan pemantauan? Apabila ditempel di kantor Desa/Kel atau Polindes/Polkesdes Nilai = 2 Apabila tidak ditempel Nilai = 0 3 Apakah dilakukan konseling pada ibu hamil? Apabila dilakukan konseling Nilai = 2 Apabila tidak dilakukan konseling Nilai = 0 4 Apakah dilakukan penempelan stiker Program Perencanan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di rumah Bumil? Apabila dilakukan penempelan stiker P4K Nilai = 2 Apabila tidak dilakukan penempelan stiker P4K Nilai = 0 II. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) III. PENGORGANISASIAN TABULIN/DASOLIN 1 Apakah ada kegiatan penggalangantabulin/dasolin Apabila ada kegiatan penggalangan Nilai = 3 apabila tidak ada kegiatan penggalangan Nilai = 0 2 Apakah ada petugas yang bertanggung jawab mencatat dan menyimpan Dana Tabulin/Dasolin Apabila ada petugas yang bertanggung jawab Nilai = 2 Apabila tidak ada petugas yang bertanggung jawab Nilai = 0 3 Apakah ada dana Tabulin/Dasolin yang terkumpul sampai saat ini? Apabila Ada dana Tabulin / Dasolin Nilai = 3 Apabila tidak Ada dana Tabulin / Dasolin Nilai = 0 4 Apakah ada daftar pemanfaatan dana Tabulin dan Dasolin? Apabila ada daftar pemanfaatan Nilai = 2 Apabila tidak ada daftar pemanfaatan Nilai = 0 III. Jumlah nilai x bobot (3) = Total Nilai x 3 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 3) 10

IV. PENGORGANISASIAN AMBULANS DESA 1 Apakah sudah terbentuk sistem ambulans desa? Apabila sudah terbentuk Nilai = 3 Apabila belum terbentuk Nilai = 0 2 Apakah sudah dilakukan inventarisasi sarana transportasi yang bisa dimanfaatkan sebagai ambulans desa? Apabila sudah dilakukan pendataan Nilai = 3 Apabila belum dilakukan pendataan Nilai = 0 3 Apakah sudah ada jadwal penggunaan ambulans desa? Apabila sudah ada jadwal pemanfaatan Nilai = 2 Apabila belum ada jadwal pemanfaatan Nilai = 0 4 Apakah ada dukungan (dana dsb) dari masyarakat untuk operasional ambulans desa? Apabila ada dukungan dari masyarakat Nilai = 2 Apabila tidak ada dukungan dari masyarakat Nilai = 0 IV. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) V. PENGORGANISASIAN DONOR DARAH 1 Apakah sudah ada petugas penanggung jawab sistem donor darah desa? Apabila ada petugas penanggung jawab Nilai = 3 Apabila tidak ada petugas penanggung jawab Nilai = 0 2 Apakah sudah dilakukan pendataan calon donor darah? Apabila sudah dilakukan pendataan Nilai = 2 Apabila belum dilakukan pendataan Nilai = 0 3 Apakah sudah dilakukan pengelompokan calon donor darah? berdasarkan golongan darahnya? Apabila sudah ada pengelompokan Nilai = 2 Apabila belum ada pengelompokan Nilai = 0 4 Apakah sudah ada jadwal calon donor darah dan bulin penerimannya? Apabila sudah ada jadwal calon donor darah dan bulin penerimanya Nilai = 3 Apabila belum ada jadwal calon donor darah dan bulin penerimanya Nilai = 0 V. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 11

2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) VI. PENGORGANISASIAN KEMITRAAN DUKUN BAYI DENGAN BIDAN 1 Apakah ada mekanisme dan kesepakatan antara bidan-dukun? (Memberitahukan/membawa ibu hamil ke bidan baik untuk pemeriksaan kehamilan maupun persalinan) Apabila ada Nilai = 5 Apabila tidak ada Nilai = 0 2 Apakah ada pembinaan kepada dukun dari bidan/petugas kesehatan? tentang pemeliharaan kesehatan bumil, bufas dan bayi Apabila ada Nilai = 5 Apabila tidak ada Nilai = 0 VI. Jumlah nilai x bobot (3) = Total Nilai x 3 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 3) VII. PENGORGANISASIAN PENGHUBUNG/LIASON 1 Apakah sudah ada kader penghubung yang menghubungkan bumil dan keluarganya dengan - pihak-pihak terkait? (bidan, ambulans desa, donor darah, pondok sayang ibu dll) Apabila ada Nilai = 5 Apabila tidak ada Nilai = 0 2 Apakah kader penghubung tersebut masih aktif sampai saat ini? Apabila aktif Nilai = 5 Apabila tidak aktif Nilai = 0 VII. Jumlah nilai x bobot (2) = Total Nilai x 2 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 2) 12

VIII. PENGEMBANGAN TATA CARA RUJUKAN 1 Apakah sudah terbentuk mekanisme/jalur rujukan bumil ke fasilitas kesehatan Apabila sudah terbentuk Nilai = 3 Apabila belum terbentuk Nilai = 0 2 Apakah mekanisme rujukan tersebut berfungsi sampai saat ini? Apabila berfungsi Nilai = 4 Apabila tidak berfungsi Nilai = 0 3 Apakah mekanisme rujukan tersebut sudah disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya bumil dan - keluarganya? Apabila mekanisme sudah disosialisasikan Nilai = 3 Apabila mekanisme belum disosialisasikan Nilai = 0 VIII. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) IX. PENGORGANISASIAN SUAMI SIAP ANTAR JAGA 1 Apakah sudah dilakukan sosialisasi Suami Siap Antar Jaga? Apabila sudah Nilai = 5 Apabila belum Nilai = 0 2 Apakah para laki-laki/suami telah melakukan peran sebagai Suami Siap Antar Jaga (misalnya ditunjukkan dengan mengantar istri untuk pemeriksaan kehamilan dan persalinan atau merawat bayi dll ) Apabila sebagian besar suami sudah melakukan Nilai = 5 Apabila sebagian besar suami belum melakukan Nilai = 0 IX. Jumlah nilai x bobot (3) = Total Nilai x 3 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 3) 13

X. PEMBENTUKAN PONDOK SAYANG IBU 1 Apakah Desa/Kel. telah mempunyai Pondok Sayang Ibu? Apabila sudah mempunyai Nilai = 3 Apabila belum mempunyai Nilai = 0 2 Apakah Pondok Sayang Ibu telah berfungsi sebagai tempat singgah sementara bumil sebelum - mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan? Apabila telah berfungsi Nilai = 3 Apabila belum berfungsi Nilai = 0 3 Apakah ada petugas/kader yang membantu dan merawat bumil di Pondok Sayang Ibu? Apabila ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 4 Apakah Pondok Sayang Ibu dilengkapi Media KIE sebagai sarana penyuluhan? Apabila sudah dilengkapi sarana KIE Nilai = 2 Apabila belum/tidak dilengkapi sarana KIE Nilai = 0 X. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) XI. PENYULUHAN DAN PELATIHAN 1. Jumlah kader aktif Apabila sebagian besar kader aktif Nilai = 2 Apabila sebagian kecil kader aktif Nilai = 0 2. Apakah ada pertemuan rutin dalam rangka pembinaan kader? Apabila dilakukan pertemuan dalam rangka pembinaan kader secara berkala : a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah dilakukan Nilai = 0 Nilailah salah satu sesuai dengan yang dilakukan 3. Apakah ada rencana kerja pembinaan kader, Toma, Toga, keluarga dan ibu hamil? Apabila ada rencana kerja Nilai = 2 Apabila tidak/belum ada rencana kerja Nilai = 0 14

4. Apakah Desa/Kelurahan memberikan penghargaan untuk kader-kader aktif? Apabila Desa/Kelurahan memberikan Nilai = 2 Apabila Desa/Kelurahan tidak/belum memberikan Nilai = 0 XI. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) XII. PEMANTAUAN, PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI 1 Apakah Satgas Rev.GSI melakukan pemantauan ke RW/Dusun? Apabila dilakukan Nilai = 2 Apabila tidak/belum dilakukan Nilai = 0 2 Apakah pemantauan dilakukan secara berkala? Apabila dilakukan secara berkala : a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah dilakukan Nilai = 0 Nilai salah satu sesuai yang dilakukan 3 Apakah Desa/Kelurahan mempunyai data kematian Ibu karena hamil,melahirkan dan nifas? Apabila ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 4 Apakah Desa/Kel mempunyai data kematian bayi? Apabla ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 XII. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) TOTAL NILAI DESA SIAP ANTAR JAGA Merupakan jumlah dari semua katagori (Total Nilai I - XII) = 15

Nama Kecamatan :... Kabupaten/Kota :... Provinsi :... I. PENGEMBANGAN DESA SIAP ANTAR JAGA 1. Berapa jumlah Desa/Kel yang sudah menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga (Siaga) pada Tahun ini (Th.H) dalam Kecamatan? Jml. Desa/Kelurahan yang sudah Menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga pada tahun H : Ds./Kel. Jml. Desa/Kelurahan di Kecamatan Th.H : Ds./Kel. Prosentase = Jml. Desa/Kel.Siap Antar Jaga pada Th.H Jml. Desa/Kel.dalam Kecamatan pada Th.H x 100 = % Nilailah : Jika 1-10 % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga Nilai = 1 Jika 11-39 % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel.Siap, Antar, Jaga Nilai = 2 Jika 40-59 % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel.Siap, Antar, Jaga Nilai = 3 Jika 60-79 % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga Nilai = 4 Jika 80-100 % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga Nilai = 5 2. Prosentase pertambahan Desa/Kelurahan Siap, Antar, Jaga dibanding Tahun sebelumnya (Th.H-1)? Jml. Desa/Kel. yang sudah menjadi Desa/Kel. Siap,Antar,Jaga pada Th.H-1 : Ds./Kel. Jml. Desa/Kelurahan di Kecamatan pada Th.H-1 : Ds./Kel. Prosentase = Jml. Desa/Kel.Siap Antar Jaga pada Th. H-1 x 100 Jml. Desa/Kel.dalam Kecamatan pada Th.H-1 = % Bandingkan dengan prosentase pada tahun H (No.1 diatas) : Jika tidak ada penambahan (0%) Nilai = 0 Jika penambahannya 1-10% Nilai = 1 Jika penambahannya 11-39% Nilai = 2 Jika penambahannya 40-59% Nilai = 3 Jika penambahannya 60-79% Nilai = 4 Jika penambahannya 80-100% Nilai = 5 I. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) 16

II. PEMBENTUKAN SATGAS REVITALISASI GSI 1 Apakah Kecamatan mempunyai SK Pembentukan Satgas Rev.GSI? Apabila mempunyai SK Pembentukan Satgas Revitalisasi GSI Nilai = 3 Apabila tidak mempunyai Pembentukan SK Satgas Revitalisasi GSI Nilai = 0 2 Komponen/Dinas/Sektor/Unsur/Ormas yang terlibat dalam kepengurusan Satgas Rev.GSI? Apabila komponen/unsur/sektor yang terlibat > 5 Nilai = 2 Apabila komponen/unsur/sektor yang terlibat < 5 Nilai = 1 3 Apakah Satgas Revitalisasi GSI mempunyai rencana kerja tertulis? Apabila ada rencana kerja tertulis Nilai = 3 Apabila tidak ada rencana kerja tertulis Nilai = 0 4 Apakah ada TUPOKSI dan diinformasikan ke masing-masing anggota Satgas Revitalisasi GSI Kecamatan? Apabila ada dan diinformasikan Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 II. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) III. KOORDINASI PELAKSANAAN REVITALISASI GSI 1. Apakah Kecamatan melakukan Rakor tentang Revitalisasi GSI? Apabila dilakukan Nilai = 2 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 2 Periode pelaksanaan Rakor dalam tahun ini : a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah dilakukan Nilai = 0 Nilailah sesuai dengan pelaksanaan Rakor dalam tahun ini (Th.H) : 3 Apakah Kecamatan melakukan koordinasi dengan sektor terkait, LSM, Organisasi Perempuan di Tk. Kec untuk memobilisasi penggalangan sumber daya seperti Tabulin/Dasolin, donor darah, ambulans desa, dan Pondok- Sayang Ibu? Apabila dilakukan Nilai = 2 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 17

4 Apakah Kecamatan melakukan koordinasi untuk mengintegrasikan Rev. GSI ke dalam Desa Siaga, P4K, Posyandu, KB, dll? Jika dilakukan koordinasi Nilai = 2 Jika tidak dilakukan Nilai = 0 III. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) IV. PEMANTAUAN DAN PEMBINAAN KE DESA/KELURAHAN 1 Apakah Kec. melakukan pemantauan & pembinaan ke Desa/Kel? Apabila dilakukan Nilai = 3 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 2 Pemantauan dan pembinaan pada tahun ini dilakukan setiap : a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah dilakukan Nilai = 0 Nilailah sesuai dengan pemantauan yang telah dilakukan pada tahun ini (Th.H) : 3 Apakah Kec. melakukan pemantauan tentang kesehatan Ibu dan Bayi (audit maternal perinatal/amp) ke Desa/Kel? Apabila dilakukan Nilai = 3 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 IV. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) 18

V. PENCATATAN DAN PELAPORAN 1 Apakah Kecamatan mempunyai data kematian Ibu karena hamil,melahirkan dan nifas? Apabila ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 2 Apakah Kecamatan mempunyai data kematian bayi? Apabila ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 3 Apakah Kecamatan menyampaikan laporan ke Kab/Kota? Apabila menyampaikan laporan Nilai = 2 Apabila tidak menyampaikan laporan Nilai = 0 4 Periode penyampaian pelaporan ke Kabupaten/Kota pada tahun ini? a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah melaporkan Nilai = 0 Nilailah sesuai dengan pelaporan yang telah dilakukan pada tahun ini (Th.H) : V. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) VI. PENINGKATAN KAPASITAS & MELENGKAPI SARANA REV. GSI 1 Apakah Kecamatan melakukan pelatihan kader/peningkatan kapasitas anggota Satgas secara rutin? Apabila dilakukan Nilai = 4 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 2 Apakah Kecamatan memfasiltasi desa untuk kelengkapan sarana Rev.GSI Termasuk instruksi Kecamatan kepada Desa/Kel Apabila memfasilitasi Nilai = 3 Apabila tidak memfasilitasi Nilai = 0 19

3 Apakah Kecamatan melakukan inventarisasi sarana kelengkapan GSI secara rutin ( Ambulan Desa, Pondok Sayang Ibu, Polindes/Polkesdes, dll ) Apabila dilakukan Nilai = 3 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 VI. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) TOTAL NILAI Merupakan jumlah dari semua katagori (Total Nilai I - VI) = 20

22