BAHAN KULIAH ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN Oleh: ASEP SUPENA (0815 1007 4242; 08788 10 50 80 5; 0813 1631 0505) Program Pasca Sarjana UNJ
INTELLIGENCE INTELIGENSI
INTELLIGENCE Is very general mental capability. Involves the ability to reason, plan, solve problems, think abstractly, comprehend complex ideas, learn quickly and learn from experience (Gottfredson, 1997a. Dalam Gerrig & Zimbardo, 2005)
INTELLIGENCE Adaptive behavior (to respond to a variety of situations and problems) Learning ability The use of prior knowledge (to analyze and understand new situations evectively) Mental process (involve many different mental process) Cultural-specific (what is intelligent behavior in one cultural is not necessarily intelligent behavior in another cultural) Greenfield, 1988; Laboratory of human cognition, 1982; Neisser et al., 1996; Sternberg, 1997; Sternberg & Detterman, 1986 (dalam Mc Devitt & Ormrod, 2004)
INTELLIGENCE The ability to acquire knowledge. The capacity to think and reason in the abstract. The Ability to solve novel problems. (Snyderman & Rothman, 1987; Sternberg, 1986, dalam Eggen & Kauchak, 2004:118)
INTELLIGENCE Practical problem-solving ability. reasoning logically, identifying connections among ideas, and seeing all aspects of a problem Verbal ability speaking articulately, reading widely, and writing well. Social competence admitting mistakes, making fair judgment, and showing sensitivity to other people s needs. (Hetherington & Parke, 1993: 373)
INTELLIGENCE Kemampuan individu untuk memberikan respons yang tepat terhadap stimulasi. Edward Thorndike
Charles Spearman (1927) Teori g-factor, tentang kecerdasan. Walaupun kemampuan seseorang akan beragam dalam berbagai bidang tugas, tetapi ada satu kemampuan umum (g=general) yang sama (ditemukan) dalam berbagai situasi.
G-factor Orang yang pandai dalam suatu hal, akan pandai dalam mempelajari hal lain. Kemampuan akan berkorelasi antara satu bidang tugas dengan bidang yang lain.
Sternberg (2002,2003) Tiga jenis kemampuan intelektual: Analitik Praktis Kreatif
Guilford (1988) Ada 120 jenis kecerdasan: Operasi mental (5 jenis) Isi (4 jenis) Produk (6 jenis)
L.L. Thurstone (Teori multifaktor) Inteligensi meliputi 7 faktor dasar (primary abilities), yaitu: Verbal comprehension (V) kecakapan untuk memahami pengertian yang diucapkan dengan kata-kata. Word fluency (W), kecakapan dan kefasihan'menggunakan kata kata. Number (N), kecakapan untuk memecahkan masalah matematika (penggunaan angka-angka/bilangan).
Space (S), Thurnstone (lanjutan ) kecakapan dalam melakukan tilikan ruang,seperti menggambar design. Memory (M), kecakapan dalam mengingat.
Perceptual (P), kecakapan mengamati dan menafsirkan, mengamati persamaan dan perbedaan suatu objek. Reasoning (R), kecakapan menemukan dan menggunakan prinsip-prinsip. Bernalar, logika.
PENGUKURAN INTELIGENSI Tahun 1904, Alfred Binet dan muridnya Theophile Simon mengembangkan tes inteligensi, disebut sebagai skala 1905 (1905 scale). Instrumen terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari perintah menyentuh hidung s.d. konsep-konsep yg abstrak. Ditemukan konsep Mental Age (MA)
Tes Binet-Simon selanjutnya direvisi menjadi Tes Stanford-Binet. Stanford merupakan nama universitas, tempat dimana tes Binet-simon direvisi. Tes diberikan kepada anak berusia 2 tahun s.d. dewasa. Tes Stanford-Binet edisi ke-4 diterbitkan pada 1985.
Pada 1912, William Stern menciptakan konsep IQ (Intelligence Quotient) IQ = MA/CA X 100 MA = Mental Age, usia mental: tingkat kemampuan mental seseorang. CA = Cronological Age, usia kronologis: umur berdasarkan hitungan waktu (kalender).
WECHSLER SCALES (David Wchsler) Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R): untuk orang dewasa. Wechsler Intelligence Scale for Children edisi III (WISC-III): untuk anak 6-16 thn. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (WPPSI-R): Untuk anak 4 s.d. 6,5 thn.
SEBARAN INTELLIGENSI MANUSIA IQ PERCENT CLASSIFICATION Over 140 1 Genius 130-139 2 Very superior 120-129 8 110-119 16 Superior 100-109 23 Average (rata-rata, normal) 90-99 23 80-89 16 Dull normal (mendekati nor.) 70-79 8 Borderline (lambat) 60-69 2 Mentally retarded (terbel. Mental) Below 60 1
MULTIPLE INTELLIGENCE Howard Gardner INTRA- PERSONAL INTER- PERSONAL 7 8 LINGUISTIC 1 INTELLIGENCE 2 MUSICAL 3 LOGICAL- MATHEMATICAL 6 NATURALIST 5 BODILY KINESTHETIC 4 SPATIAL
HOWARD GARDNER
MULTIPLE INTELLIGENCES NO INTELLIGENGE KARAKTERISTIK DASAR PROFESI 1 LINGUISTIC Cerdas dalam berkatakata dan berbahasa poet (penyair) Journalist 2 MUSICAL cerdas dalam bernyanyi dan memainkan alat musik. Composer Pemain musik (biola, piano, gitar dll.) 3 LOGICAL- MATEMATICAL Cerdas dalam berhitung. scientist. Ahli matematika
MULTIPLE INTELLIGENCES NO INTELLIGENGE KARAKTERISTIK DASAR PROFESI 4 SPATIAL Cerdas dalam menggambar dan membayangkan. 5 BODILY- KINESTHETIC Cerdas dalam melakukan gerakan (olah raga dan menari) 6 NATURALIST Cerdas dalam berhubungan dengan alam dan isinya. Sculptor (pemahat). Navigator (ahli navigasi, pengemudi kapal) Penari, atletik Petani, biologist, anthropologist
DIMENSI KECERDASAN MANUSIA INTELLIGENCE QUOTIEN (IQ) Science and technology EMOTIONAL INTELLIGENCE (EI) Managerial skill SPIRITUAL INTELLIGENCE (SI) Meaningfull life
EMOTIONAL INTELLIGENCE Is related to Gardner s concepts of interpersonal and intrapersonal intelligence (Gerrig & Zimbardo, 2005)
EMOTIONAL INTELLIGENCE SELF AWARENESS SELF REGULATION SELF MOTIVATION SOCIAL SKILL
EMOTIONAL INTELLIGENCE Ability to perceive, appraise and express emotion accurately and appropriately Ability to use emotions to facilitate thinking. Ability to understand and analyze emotions and to use emotional knowledge effectively. Ability to regulate one s emotions to promote emotional and intellectual growth
IMPLIKASI Nilai, keberhargaan, martabat sesorang tidak lagi hanya didasarkan pada kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual tidak lagi memadai untuk memprediksi kesuksesan orang di masa depan.
Kriteria keberhasilan pendidikan/belajar tidak lagi cukup hanya mengarah (didasarkan) kepada aspek kognitif (kecerdasan intelektual). Ada sisi lain yang ternyata sangat signifikan terhadap kesuksesan sesorang yaitu task commitment, self regulation dan social competencies yang tinggi.
Proses pembelajaran/pendidikan sudah seharusnya didasarkan kepada (mengarah kepada pengembangan) kecerdasan majemuk. Pendidikan harus memberi peluang yang seimbang untuk mengembangkan berbagai potensi kecerdasan.