HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

ARIS RAHMAD F

Metsi Daud 1. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sekolah yang tidak lepas dari cita-cita mencetak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 1. perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. Mencuatnya prestasi gemilang Gita Gutawa, meski masih berusia belia,

kebenaran yang didasarkan atas manfaat atau kegunaannya(soleh, 1988).

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 2 Mataram

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dan memproses pengetahuan. Hal ini berarti Kondisi menjadikan

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Kuliah dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTs SUNAN KALIJOGO KARANG BESUKI MALANG

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara

Dina Febriastuti MAN 1 Sumenep

Jurnal Kesehatan Bina Husada, Volume 10 No. 4, Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih. pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat.

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA UNISKA BANJARMASIN JURUSAN PAI. Umi Hani*

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 ISSN X

DAFTAR PUSTAKA. Ancok, D Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa ini berada di

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Korespondensi Penulis. Telp: , ISSN: ABSTRAK

Oleh: Lasma Siagian, M.Pd. (Dosen FKIP Universitas HKBP Nommensen)

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. prestasi belajar. Seperti yang dikatakan oleh Winkel (2009: 168) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

Transkripsi:

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012 Millati Hayati, Yuyun Wahyu I.I., S.S.T (Program DIII Kebidanan STIKES YPIB Majalengka) ABSTRAK Prestasi belajar Mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka sebagian kecil masih rendah, dapat dilihat dari nilai IPK semester I sebanyak 20 orang (13,7%) dari 146 mahasiswa masih dibawah rata-rata IPK yang ditentukan yaitu sebesar 2,75. Salah satu factor yang mempengaruhi prestasi adalah kecerdasan emosi siswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2012 sebanyak 146 mahasiswa, dengan jumlah sampel sebanyak 59 mahasiswa. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dengan α = (0,05). Hasil penelitian menunjukkan kurang dari setengahnya mahasiswa dengan kecerdasan emosi rendah sebesar (40,7%) dan sebagaian kecil mahasiswa dengan prestasi belajar rendah (15,3%). Ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2012, dengan nilai p(0,024). Kata Kunci : Kecerdasan Emosi, Prestasi Belajar. PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal (Wahyuningsih, 2004). Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajar nya sebagaimana dicantumkan dalam nilai rapor. Melalui prestasi belajar, siswa dapat mengetahui kemajuankemajuan yang telah dicapai dalam belajar (Santrock, 2007).

Banyak orang berpendapat untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang juga tinggi. Hal ini karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, dan untuk menilai keadaan diri sendiri secara kritis dan objektif (Winkel, 1997). Dalam kenyataannya, ada siswa yang mempunyai inteligensi tinggi, tetapi memperoleh prestasi belajarnya yang relatif rendah. Sebaliknya, ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya inteligensi bukan merupakan satusatunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, Karena ada faktor lain yang mempengaruhinya.kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya kecerdasan emosi (EQ), yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta bekerjasama (Goelman, 2002). Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidikan sendiri bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence, yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa.walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan kecerdsan emosi tidak kalah penting dengan IQ (Goelman, 2002). Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama (Goleman, 2002).

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosi terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa (Goleman, 2002). Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suamiistri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja (Goleman, 2002). Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Menurut Goleman (2002), khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosinya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosinya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. Hasil studi pendahuluan di Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka didapatkan prestasi belajar Mahasiswa tingkat I sebagian kecil masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai IPK semester I

sebanyak 20 orang (13,7%) dari 146 mahasiswa masih dibawah rata-rata IPK yang ditentukan yaitu sebesar 2,75. Masih adanya mahasiswa yang berprestasi rendah dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantranya adalah kecerdasan emosi, dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosi pada diri siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi akademik, maka dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis tertarik untuk meneliti : Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan prestasi belajar mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2012 Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka, secara rinci: Diketahuinya gambaran kecerdasan emosi mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Diketahuinya gambaran prestasi belajar mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Diketahuinya hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2012 sebanyak 146 mahasiswa. Prosedur pengambilan sampel ini menggunakan pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling) sehingga didapatkan sampel 59 mahasiswa. Instrumen pada penulisan ini berupa kuesioner yang dilakukan dulu uji coba untuk mendapatkan Instrumen yang valid dan reliable. Pengumpulan data dilakukan di Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka pada Bulan Mei Tahun 2012. HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Mahasiswa Tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2012 Kecerdasan Emosi F % Rendah 24 40.7 Tinggi 35 59.3 Total 59 100.0 Berdasarkan tabel 1. Gambaran kecerdasan emosi mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2012 didapatkan responden dengan kecerdasan emosi rendah 24 orang (40,7%) dan dengan kecerdasan emosi tinggi 35 orang (59,3%). Hal tersebut menunjukan bahwa lebih dari setengahnya responden dengan kecerdasan emosi tinggi (59,3%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2012 Prestasi Belajar f % Rendah 9 15.3 Tinggi 50 84.7 Jumlah 59 100.0 Berdasarkan tabel 2. gambaran prestasi belajar mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2012 didapatkan responden dengan prestasi belajar rendah 9 orang (15,3%) dan dengan prestasi belajar tinggi 50 orang (84,7%). Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar reponden dengan prestasi belajar tinggi (84,7%). Tabel 3. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2012

Kecerdasan Prestasi Belajar Total Emosi Rendah Tinggi n % n % N % Rendah 7 29.2 17 70.8 24 100 Tinggi 2 5.7 33 94.3 35 100 Jumlah 9 15.3 50 84.7 59 100 p value 0,024

Berdasarkan tabel 4.3 hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka didapatkan bahwa mahasiswa dengan kecerdasan emosi rendah dan prestasi belajar rendah sebesar (29,2%), sedangkan mahsiswa dengan kecerdasan emosi tinggi dan prestasi belajar rendah sebesar (5,7%). Hasil tersebut menunjukan bahwa proporsi mahasiswa dengan kecerdasan emosi rendah dan prestasi belajar rendah lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi mahsiswa dengan kecerdasan emosi tinggi dan prestasi belajar rendah. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka didapatkan kurang dari setengahnya mahasiswa dengan kecerdasan emosi rendah, mahasiswa dengan kecerdasan emosinya rendah cenderung terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka didapatkan kurang dari setengahnya mahasiswa dengan kecerdasan emosi rendah, prestasi mahasiswa dapat dilihat dari masih ditemukannya mahasiswa dengan nilai IPK masih dibawah rata-rata 2,75. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil uji statistik menunjukan nilai p=0,024 (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2012. Dari hasil ditemukan mahasiswa dengan kecerdasan emosi rendah hasi prestasi belajar rendah sedangkan mahsiswa dengan kecerdasan emosi tinggi denderung hasil prestasi belajar tinggi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2012 dapat disimpulkan mahasiswa tingkat I prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka lebih dari setengahnya dengan kecerdasan emosi tinggi (59,3%). Mahasiswa tingkat I prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka sebagaian besar dengan prestasi belajar tinggi (84,7%). Ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa tingkat I Prodi DIII Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2012, dengan p (0,024). SARAN Institusi pendidikan dalam hal ini STIKes YPIB diharapkan lebih menambah pustaka dan literature kesehatan ataupun aspek lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan mahasiswa dalam melakukan penelitian, dapat menjadi salah satu lembaga yang dapat mengajarkan kecerdasan emosi dengan mencantumkan ketrampilan emosi dalam kurikulumnya yaitu adanya rancangan yang lebih luas dengan mempersiapkan dosen yang berkompeten untuk membantu mengajarkan ketrampilan emosi.

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, 2008. Prestasi Belajar. http://spesialis- torch.com Djamara. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Goelman, 2002. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003. Kecerdasan Emosi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Media Gottman, 2001. Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, dkk. 2003. Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hawari. 2003. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2 Ilyas, 2008. Peranan Ideal Dosen Pembimbing Akademik dan Prestasi Belajar Mahasiswa. http://educare.e-fkipunla.net Lanawati, 1999. Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Suasana Keluarga, Citra Diri, dan Motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar. Jurnal Anima Vol XI No. 42. Penebaker, 1995. JPEG Still Image Data Compression Standart, Van Nostrand Reinhold, New York. Roberts, 2001. Perfomance Management. Jakarta : Surya Darma Santrock, 2007. Psikologi Pendidikan, Terjemahan oleh: Tri Wibowo B.S., Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta. Stein & Book, 2004. Ledakan EQ; 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, terj. Trinanda Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto, Cet. V, Bandung: Kaifa Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Syah M, 2006. Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Wahyuningsih, 2004. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Skripsi. Winkel, 1997. Psikologi Pen