KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN DAN TRANSAKSI DIPISAHKAN ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

dokumen-dokumen yang mirip
KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS

6. Kewajiban Jaringan Kredit adalah nilai tagihan yang wajib dipenuhi oleh anggota Jaringan Kredit.

2. Saham Bursa adalah saham PT Bursa Efek Indonesia.

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

ANGGOTA KLIRING YANG MENDAPATKAN JASA LAYANAN KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

PERATURAN PERDAGANGAN NOMOR II.F.3 : TENTANG KLIRING, PENJAMINAN DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK BERSIFAT UTANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KSEI NOMOR VI-B TENTANG BIAYA LAYANAN JASA SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-318/BEJ/ TENTANG PERUBAHAN/PENAMBAHAN PERATURAN NOMOR II-A TENTANG PERDAGANGAN EFEK

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Batasan Transaksi (Trading Limit) adalah nilai maksimum Transaksi Bursa bagi setiap Anggota Kliring yang ditetapkan oleh KPEI.

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-009/DIR/KPEI/1107 Tanggal :

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017)

1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2015 TENTANG PENAWARAN TENDER SUKARELA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono

Status : TERKENDALI. 4. Jenis-jenis penawaran yang dapat disampaikan oleh Anggota Bursa melalui FITS adalah :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mekanisme Perdagangan (Sumber :

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK

Mekanisme Perdagangan

II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SAHAM SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

SERI EDUKASI BEGINNER PART 1

Peraturan KSEI No. I-D Tentang Rekening Dana (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0020/I/DIR/KSEI/0615 tanggal 3 Juni 2015)

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

I. KETENTUAN UMUM. 1. Dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 2) Kustodian...

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

Penambahan Modal Tanpa Memberikan HMETD

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

BAB 1 KETENTUAN UMUM

PERATURAN KSEI NOMOR X-A TENTANG PENDAFTARAN SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI. Pengelolaan Investasi Terpadu.

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-04/PM/2002 TENTANG PENAWARAN TENDER KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

PERATURAN KSEI NOMOR IV-D TENTANG CORPORATE ACTION UNTUK EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

Materi Mekanisme Perdagangan Efek

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kamus Istilah Pasar Modal

Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. : Kep-00010/BEI/ : PERATURAN NOMOR III-I TENTANG KEANGGOTAAN MARJIN DAN SHORT SELLING

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA

Kepada Yth. Jakarta, 13 Juni 2012 Direksi Anggota Kliring Di Tempat. SURAT EDARAN No. SE-003/DIR/KPEI/0612

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

TENTANG NILAI PASAR WAJAR DARI EFEK DALAM PORTOFOLIO REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.04/2015 TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN,

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.04/2014 TENTANG

Transkripsi:

Lampiran Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-011/DIR/KPEI/1215 Tanggal : 28-12-2015 PERATURAN KPEI NOMOR: II-15 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN DAN TRANSAKSI DIPISAHKAN ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS I. DEFINISI Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: I.1. Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga Kliring dan Penjaminan berdasarkan persyaratan tertentu yang penyelesaian transaksinya tidak dijamin sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. I.2. Transaksi Dipisahkan adalah Transaksi Bursa yang dipisahkan dari Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. I.3. Efek Bersifat Ekuitas adalah (i) saham atau (ii) Efek yang dapat ditukar dengan saham atau (ii) Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham sebagaimana diatur dalam Angka 1 Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-179/BL/2008 Tanggal 14 Mei 2008. I.4. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa adalah kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab Anggota Kliring yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada Anggota Kliring yang bersangkutan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. I.5. Daftar Hasil Kliring (DHK) adalah dokumen elektronik yang memuat perincian hak dan kewajiban Efek dan atau dana masing-masing Anggota Kliring dalam rangka Penyelesaian Transaksi Bursa. 1

I.6. Daftar Hasil Kliring Efek Transaksi Dipisahkan (DHK-TD) adalah dokumen elektronik yang memuat perincian hak dan kewajiban Efek dan atau dana masing-masing Anggota Kliring dalam rangka Penyelesaian atas Transaksi Dipisahkan. I.7. Laporan Transaksi Dipisahkan (LTD) adalah dokumen elektronik yang memuat Transaksi Bursa yang dipisahkan sementara dari proses Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh KPEI. I.8. Per-transaksi (trade for trade) adalah penentuan pemenuhan hak dan kewajiban untuk setiap transaksi oleh Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli yang dilakukan secara langsung atas Efek yang ditransaksikan. I.9. Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi Bursa sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. I.10. Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3). I.11. Pasar Tunai adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0). I.12. Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual dan tidak secara lelang yang berkesinambungan (non continuous auction market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa Efek I.13. Anggota Kliring adalah Anggota Bursa Efek atau pihak lain, yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan layanan jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 6 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. I.14. Nasabah Anggota Kliring adalah pihak perorangan atau institusi yang menggunakan jasa Anggota Kliring. I.15. Bursa adalah PT Bursa Efek Indonesia. I.16. KPEI adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. I.17. KSEI adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. I.18. Dana Jaminan adalah kumpulan dana dan/atau Efek yang diadministrasikan dan dikelola oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan yang digunakan untuk melakukan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana diatur 2

dalam Pasal 1 Angka 2 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa II. PENETAPAN DAN PENGUMUMAN EFEK TIDAK DIJAMIN II.1. Bursa dan KPEI menetapkan Efek Tidak Dijamin dengan mempertimbangkan kriteria paling kurang sebagai berikut: II.1.1. Komposisi kepemilikan Efek termasuk kepemilikan publik dan konsentrasi kepemilikan Efek yang dikategorikan berisiko. II.1.2. Pola Transaksi yang terindikasi melanggar Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal lainnya II.1.3. Fluktuasi harga Efek; II.1.4. Volume transaksi; II.1.5. Frekuensi transaksi; dan II.1.6. Informasi lain yang bersifat material. II.2. Bursa dan KPEI melakukan reviu daftar Efek Tidak Dijamin setiap bulan dengan mempertimbangkan kriteria dan periode data paling kurang selama 1 (satu) bulan terakhir. II.3. Bursa dan KPEI mengumumkan daftar Efek Tidak Dijamin melalui website Bursa dan KPEI setiap bulan dan melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2 (dua) Hari Bursa sebelum diberlakukannya Efek Tidak Dijamin. II.4. Pengumuman Efek Tidak Dijamin memuat periode pemberlakuan atas Efek Tidak Dijamin. II.5. Apabila terdapat Efek yang memenuhi kriteria Efek Tidak Dijamin dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan II.2 Peraturan ini, maka Bursa dan KPEI mengumumkan melalui website Bursa dan KPEI terkait penambahan Efek Tidak Dijamin tersebut, dan melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2 (dua) Hari Bursa sebelum diberlakukan. III. KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK TIDAK DIJAMIN III.1. Terhadap setiap Transaksi Bursa atas Efek Tidak Dijamin yang dilakukan di Pasar Negosiasi, proses Kliring dilakukan secara Per-transaksi. III.2. Berdasarkan hasil Kliring sebagaimana dimaksud dalam ketentuan III.1, KPEI menyediakan DHK untuk Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi selambat-lambatnya pukul 19.30 WIB pada Hari Bursa dilaksanakannya Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas (T+0); III.3. DHK sebagaimana dimaksud dalam ketentuan III.2, berisi hal-hal sebagai berikut: 3

III.3.1. Kode dan jumlah Efek Bersifat Ekuitas atas kewajiban penyerahan Efek Bersifat Ekuitas oleh Anggota Kliring jual kepada Anggota Kliring beli untuk setiap jenis Efek Bersifat Ekuitas yang ditransaksikannya di Bursa; III.3.2. Kode dan jumlah Efek Bersifat Ekuitas atas hak terima Efek Bersifat Ekuitas oleh Anggota Kliring beli dari Anggota Kliring jual untuk setiap jenis Efek Bersifat Ekuitas yang ditransaksikannya di Bursa; III.3.3. Sejumlah dana yang harus diserahkan oleh Anggota Kliring beli kepada Anggota Kliring jual atau sejumlah dana yang akan diterima oleh Anggota Kliring jual dari Anggota Kliring beli; III.3.4. Tanggal transaksi. III.4. Penyelesaian Transaksi Bursa atas Efek Tidak Dijamin dilakukan sesuai Peraturan KSEI terkait pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan/atau dana untuk penyelesaian Transaksi Bursa yang proses kliringnya dilakukan Per-transaksi. III.5. KPEI tidak melakukan fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, dalam hal terjadi kegagalan pemenuhan kewajiban atas Transaksi Bursa atas Efek Tidak Dijamin di Pasar Negosiasi. IV. BIAYA KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN UNTUK TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK TIDAK DIJAMIN IV.1. Biaya Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Efek Tidak Dijamin ditetapkan sesuai Peraturan KPEI No. II-5 tentang Penyelenggaraan Kliring Dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas. IV.2. KPEI tidak melakukan penagihan kontribusi pembayaran Dana Jaminan untuk Transaksi Bursa atas Efek Tidak Dijamin. V. PENETAPAN DAN PENGUMUMAN TRANSAKSI DIPISAHKAN V.1. Transaksi Dipisahkan ditetapkan berdasarkan persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan. V.2. Bursa dan KPEI mengajukan permohonan persetujuan Transaksi Dipisahkan, dalam hal terdapat indikasi paling kurang sebagai berikut: V.2.1. Pola Transaksi yang terindikasi melanggar Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal lainnya; V.2.2. Transaksi yang berisiko tinggi; dan/atau 4

V.2.3. transaksi yang membahayakan integritas pasar. V.3. Pengajuan permohonan persetujuan Transaksi Dipisahkan oleh Bursa dan KPEI, dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi paling kurang sebagai berikut: V.3.1. V.3.2. V.3.3. kondisi Anggota Kliring yang terkait dengan besaran nilai transaksi yang berpotensi tidak dapat dapat diselesaikan dan teridentifikasi adanya pola transaksi yang tidak lazim (unusual transaction) yang dilakukan oleh Anggota Kliring yang bersangkutan; fluktuasi harga Efek yang tidak biasa; pola, volume, dan frekuensi transaksi Efek. V.4. Bursa dan KPEI melakukan reviu paling kurang selama 1 (satu) bulan terakhir terkait indikasi dan kondisi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan V.2 dan V.3 untuk pengajuan permohonan persetujuan Transaksi Dipisahkan. V.5. Setelah memperoleh persetujuan dan/atau perintah dari Otoritas Jasa Keuangan atas Transaksi Dipisahkan, Bursa dan KPEI: V.5.1. V.5.2. V.5.3. menetapkan Transaksi Dipisahkan; menginformasikan kepada Anggota Kliring yang transaksinya ditetapkan sebagai Transaksi Dipisahkan yang ditunda atau tidak dijamin penyelesaiannya oleh KPEI paling lambat Hari Bursa ke-2 setelah dilakukannya transaksi (T+2) pada Pasar Reguler atau paling lambat pukul 13.00 pada Hari Bursa yang sama setelah dilakukannya transaksi (T+0) pada Pasar Tunai; mengumumkan melalui website Bursa dan KPEI dan melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2 (dua) Hari Bursa pada Pasar Reguler atau paling lambat pukul 13.00 pada Hari Bursa yang sama setelah dilakukannya transaksi (T+0) pada Pasar Tunai. VI. KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN ATAS TRANSAKSI DIPISAHKAN VI.1. KPEI menerbitkan LTD dengan ketentuan sebagai berikut: VI.1.1. Dalam hal Transaksi Dipisahkan untuk Pasar Reguler atau Pasar Tunai ditetapkan sebelum penerbitan DHK, maka LTD diterbitkan paling lambat bersamaan dengan DHK sesuai dengan Peraturan KPEI Nomor II-5 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas. VI.1.2. Dalam hal Transaksi Dipisahkan untuk Pasar Reguler ditetapkan setelah penerbitan DHK, maka LTD diterbitkan bersamaan dengan DHK pengganti yang tidak lagi mencantumkan Transaksi Dipisahkan tersebut dengan batas waktu 5

paling lambat pukul 19.30 pada Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+2). VI.2. Dalam hal Transaksi Dipisahkan mendapat persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan untuk tidak dilakukan penundaan penyelesaiannya dan tidak dijamin oleh KPEI, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: VI.2.1. KPEI melakukan Kliring secara Per-transaksi atas Transaksi Dipisahkan tersebut dan menerbitkan Daftar Hasil Kliring Transaksi Dipisahkan (DHK-TD) dan menginformasikan kepada Anggota Kliring terkait. VI.2.2. DHK-TD berisi hal-hal sebagai berikut: VI.2.2.1. Kode dan jumlah Efek Bersifat Ekuitas atas kewajiban penyerahan Efek Bersifat Ekuitas oleh Anggota Kliring jual kepada Anggota Kliring beli untuk setiap jenis Efek Bersifat Ekuitas yang ditransaksikannya di Bursa; VI.2.2.2. Kode dan jumlah Efek Bersifat Ekuitas atas hak terima Efek Bersifat Ekuitas oleh Anggota Kliring beli dari Anggota Kliring jual untuk setiap jenis Efek Bersifat Ekuitas yang ditransaksikannya di Bursa; VI.2.2.3. Sejumlah dana yang harus diserahkan oleh Anggota Kliring beli kepada Anggota Kliring jual atau sejumlah dana yang akan diterima oleh Anggota Kliring jual dari Anggota Kliring beli; VI.2.2.4. Tanggal transaksi; VI.2.2.5. Tanggal penyelesaian. VI.2.3. Penyelesaian Transaksi Dipisahkan tersebut dilakukan berdasarkan proses kliring secara Per-transaksi oleh KPEI melalui pemindahbukuan Efek dan/atau dana di KSEI pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3) untuk Pasar Reguler atau pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0) untuk Pasar Tunai. VI.3. Dalam hal KPEI melakukan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa untuk Transaksi Dipisahkan yang penyelesaiannya telah dilakukan penundaan, sesuai dengan persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: VI.3.1. Bursa dan KPEI mengumumkan melalui website Bursa dan KPEI terkait tindakan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa untuk Transaksi Dipisahkan dimaksud dan menginformasikan kepada Anggota Kliring terkait. VI.3.2. KPEI melakukan proses Kliring secara Netting atas Transaksi Dipisahkan tersebut dengan Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas yang tanggal penyelesaiannya jatuh pada Hari Bursa ke-3 setelah tanggal diterimanya surat persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan dan tata cara penyelesaiannya dilakukan sebagaimana diatur dalam Peraturan KPEI No. II-5 tentang 6

Penyelenggaraan Kliring Dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas. VI.3.3. penyelesaian Transaksi Dipisahkan tersebut dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah tanggal diterimanya surat persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Transaksi Dipisahkan dan menginformasikan kepada Anggota Kliring terkait. VI.4. Dalam hal KPEI tidak melakukan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa untuk Transaksi Dipisahkan yang penyelesaiannya telah dilakukan penundaan, sesuai dengan persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: VI.4.1. Bursa dan KPEI mengumumkan melalui website Bursa dan KPEI terkait tidak dilakukannya Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa untuk Transaksi Dipisahkan dimaksud dan menginformasikan kepada Anggota Kliring terkait. VI.4.2. KPEI melakukan Kliring secara Per-transaksi atas Transaksi Dipisahkan tersebut dan menerbitkan Daftar Hasil Kliring Transaksi Dipisahkan (DHK-TD) dan menginformasikan kepada Anggota Kliring terkait. VI.4.3. DHK-TD berisi hal-hal sebagai berikut: VI.4.3.1. Kode dan jumlah Efek Bersifat Ekuitas atas kewajiban penyerahan Efek Bersifat Ekuitas oleh Anggota Kliring jual kepada Anggota Kliring beli untuk setiap jenis Efek Bersifat Ekuitas yang ditransaksikannya di Bursa; VI.4.3.2. Kode dan jumlah Efek Bersifat Ekuitas atas hak terima Efek Bersifat Ekuitas oleh Anggota Kliring beli dari Anggota Kliring jual untuk setiap jenis Efek Bersifat Ekuitas yang ditransaksikannya di Bursa; VI.4.3.3. Sejumlah dana yang harus diserahkan oleh Anggota Kliring beli kepada Anggota Kliring jual atau sejumlah dana yang akan diterima oleh Anggota Kliring jual dari Anggota Kliring jual; VI.4.3.4. Tanggal transaksi; VI.4.3.5. Tanggal Penyelesaian. VI.4.4. Penyelesaian Transaksi Dipisahkan tersebut dilakukan berdasarkan proses kliring secara Per-Transaksi oleh KPEI melalui pemindahbukuan Efek dan/atau dana di KSEI pada Hari Bursa ke-3 setelah setelah tanggal diterimanya surat penetapan Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Transaksi Dipisahkan dan menginformasikan kepada Anggota Kliring terkait. 7

VI.4.5. Anggota Kliring wajib bertanggung jawab untuk penyelesaian Transaksi Dipisahkan tersebut. VII. BIAYA KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI DIPISAHKAN DAN DANA JAMINAN VII.1. Biaya Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek Tidak Dijamin ditetapkan sesuai Peraturan KPEI No. II-5 tentang Penyelenggaraan Kliring Dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas. VII.2. Terhadap Transaksi Dipisahkan yang penyelesaiannya dilakukan penundaan, Anggota Kliring tetap wajib melakukan pembayaran kontribusi Dana Jaminan sebesar 0,01% (satu persepuluh ribu) dari nilai setiap Transaksi Bursa. VII.3. Dalam hal KPEI tidak melakukan tindakan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Transaksi Dipisahkan maka kontribusi Dana Jaminan yang telah dibayarkan oleh Anggota Kliring terkait Transaksi Dipisahkan akan menjadi pengurang tagihan kontribusi Dana Jaminan untuk bulan berikutnya. VIII. PEMBERIAN KOMPENSASI ATAS PENUNDAAN PENYELESAIAN TRANSAKSI DIPISAHKAN VIII.1. Terhadap Transaksi Dipisahkan yang ditunda penyelesaiannya dan dilakukan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, KPEI dapat memberikan kompensasi kepada Anggota Kliring terkait. VIII.2. Pemberian kompensasi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: VIII.2.1. VIII.2.2. Pengajuan permintaan kompensasi dilakukan oleh Anggota Kliring yang berdasarkan hasil penelaahan Otoritas Jasa Keuangan dinyatakan tidak melakukan pelanggaran ketentuan dan peraturan perundang-undangan Pasar Modal. Pengajuan permintaan kompensasi wajib disertai bukti-bukti pendukung yang cukup dan wajar. Ditetapkan di Jakarta, tanggal 28-12-2015 Hasan Fawzi Direktur Utama Sunandar Direktur 8

9