Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

dokumen-dokumen yang mirip
RESPON HARGA BERAS TERHADAP PERMINTAAN BERAS RUMAHTANGGA PETANI KELAPA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU ABSTRAK

RESPON PERMINTAAN IKAN DI PROVINSI RIAU

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory research, yaitu tipe penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

METODE ANALISIS HARGA PANGAN 1

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat.

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

BAB III METODE PENELITIAN. PKS Sei Tapung yang berlokasi di Desa Tandun, Kecamatan Tandun, Kabupaten

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN A.

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. 1) Variabel bebas ( variabel independen): faktor internal (X 1 ) serta faktor

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis data dari sampel yang diambil yaitu 140

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

III. METODE PENELITIAN

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian dengan

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih ( Sugiyono, 2006;11). Hubungan yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penjualan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada sebuah

BAB IV HASIL PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan cara metode survey. Metode penelitian kuantitatif

Dept.Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,FEM-IPB, 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB HI METODE PENELITIAN. metode akuntansi penilaian persediaan, diperoleh dari download data di

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Volume 6, Nomor 1, Juli 2015 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) DAMPAK HARGA BERAS TERHADAP KONSUMSI BERAS RUMAHTANGGA PETANI KELAPA SAWIT DI DESA INDRA SAKTI KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR Elinur* dan Asrol* Abstract Rice is dominant food commodity by Indonesian society. Instability price rice influence consumption of rice in people, as well as for household palm oil farmers. This research analyzed response rice consumption on dominant factor effecting, and impact rice price on rice consumption household palm oil farmers. This research used survey method. Sampling method used simple random sampling and amount of sample are 35 household palm oil farmers. Method of data analysis used econometric with estimasi method Oldinary Least Square (OLS). There are result in the research, firt; response of rice price and the number of family members to shift rice consumption household is elastic. It s means changes in the price of rice and the number of family members take large effect to consumption household palm oil farmers. Response of income and education of farmer s wife to shift rice consumption household is inelastic. Second; increasing of rice price and income of household farmers in the same proportion impact negative to rice consumption household palm oil farmers. Increasing income can t eliminate negative impact to increasing of rice price. It s mean stabilization policy of rice price batter than increasing income policy household palm oil farmers. Keywords: Response of rice price,income and Impact * Elinur dan Asrol adalah Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian Univeritas Islam Riau, Pekanbaru. 1

I. PENDAHULUAN Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia yang masih dominan. Ketidakstabilan persediaan beras atau harga pangan pokok akan mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat. Besarnya peranan komoditas beras sebagai bahan pangan pokok mendorong pemerintah untuk melakukan kebijakan. Beberapa kebijakan pemerintah yang pernah dilakukan dalam mengendalikan harga pangan, misalnya pengendalian harga beras melalui Bulog, operasi pasar, dan beras raskin. Kebijakan diversifikasi pangan yang dilakukan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2009 tentang peningkatan penganekaragaman pangan sesuai dengan karateristik daerah sebagai sebagai acuan yang dapat mendorong percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) berbasis sumberdaya lokal yang bekerjasama sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dampak peningkatan harga beras dapat menurunkan daya beli masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan menurunnya tingkat konsumsi dari segi kuantitas dan kualitas khususnya bagi kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah. Penurunan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan dalam jangka pendek dapat menurunkan produktivitas kerja dan dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat terutama bagi kelompok yang rawan gizi (anak balita dan ibu hamil/menyusui). Dampak lanjutan dari menurunnya status gizi kelompok rawan gizi tersebut dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Secara teoritis, permintaan terhadap komoditas dipengaruhi oleh harga komoditas yang bersangkutan, harga komoditas lain yang memiliki hubungan dengan komoditas tersebut, tingkat pendapatan, jumlah penduduk, cita rasa (selera) dan ramalan mengenai keadaan dimasa mendatang (Sugiarto dkk, 2007). Variabel jumlah penduduk dapat didekati dengan jumlah anggota keluarga. Sedangkan variabel selera dalam analisis jangka pendek dapat diasumsikan tidak mengalami perubahan (Bakce dkk, 2007). Oleh karena itu konsumsi dan permintaan suatu komoditas ditentukan oleh tingkat harga-harga komoditas, pendapatan dan jumlah anggota keluarga. 2

Fenomena menunjukkan bahwa harga-harga pangan cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan harga-harga tersebut dipengaruhi oleh suplai pangan yang tidak seimbang dengan permintaan pangan. Jumlah penduduk yang semakin meningkat tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan. Perkembangan harga beras bulanan di Provinsi Riau tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Perkembangan Harga Beras Provinsi Riau Berdasarkan Bulana Tahun 2013 Sumber: BPS, 2013. Dari Gambar 1 dapat dijelaskan harga beras berfluktuasi dan cenderung meningkat. Harga terendah terjadi pada bulan Mei dan harga tertinggi bulan Januari. Kecenderungan harga beras yang meningkat mengindikasikan terjadinya inflasi. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi dimulai pada bulan September sampai Desember, dan puncaknya pada Januari. Masalah utama yang mempengaruhi konsumsi dan permintaan pangan pokok, yaitu harga komoditas yang bersangkutan berfluktuasi dan cenderung meningkat, ketersedian pangan yang terbatas, tingkat pendapatan masyarakat yang selalu berubah dan jumlah penduduk yang cenderung meningkat. Oleh karena itu kajian yang berkaitan dengan prilaku konsumsi rumahtangga sangat diperlukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional. Secara umum tujuan penelitian ini untuk menganalisis dampak harga terhadap konsumsi beras rumahtangga petani kelapa sawit Desa Indra Sakti Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Secara spesifik penelitian ini tujuan untuk menganalisis respon komsumsi beras terhadap faktor yang mempengaruhinya dan menganalisis dampak harga beras dan pendapatan rumahtangga petani terhadap konsumsi beras rumahtangga petani kelapa sawit. 3

II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan September sampai dengan Desember 2015. Lokasi kegiatan di Desa Indra Sakti Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Penetapan lokasi kegiatan atas dasar bahwa Desa Indra Sakti Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar merupakan salah satu daerah sentra produksi kelapa sawit tertinggi dan jumlah rumahtangga kelapa sawit terbanyak. 2.2. Metode Pengambilan Sampel dan Data Populasi dalam studi ini adalah rumahtangga petani kelapa sawit di Desa Indra Sakti Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Populasi berjumlah 200 kepala keluarga. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Jumlah sampel yang diambil untuk rumahtangga petani sebanyak 35 sampel. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer cross section (kerat lintang). Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden, yaitu rumahtangga petani kelapa sawit dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Disamping itu dikumpulkan pula sekunder dari beberapa instansi terkait, seperti Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupaten, Badan Pusat Statistik dan sumber lainnya yang mendukung kegiatan ini. 2.3. Analisis Data Untuk mengukur respon konsumsi beras terhadap faktor yang mempengaruhi konsumsi beras digunakan elastisitas. Elastisitas yang digunakan adalah elastisitas harga dengan rumus sebagai berikut (Sugiarto dkk, 2010): Ɛp = Q/ P * P/Q (2) 2.4. Prosedur Analisis 2.4.1. Spesifikasi Model Analisis data yang digunakan untuk mengetehui fator-faktor yang mempengaruhi konsumsi beras adalah analisis ekonometrik dengan model persamaan tunggal (Regresi Berganda). Dipilihnya model ini untuk melihat pengaruh harga-harga komoditas, pendapatan rumahtangga, pendidikan petani dan jumlah anggota keluarga terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga petani. Model persamaan tersebut adalah: 4

KB i = a 0 + a 1 PB i + a 2 PU i + a 3 YRT i + a 4 EIP i + a 5 JAK i + e i. (1) dimana: KB i = Pengeluaran konsumsi beras (Rp/tahun) PB i = Harga beras (Rp/kg) PU i = Harga umbian (Rp/kg) YRT i = Pendapatan rumahtangga petani (Rp/tahun) EIP i = Pendidikan istri petani (Tahun) JAK i = Jumlah anggota keluarga (Jiwa) e i = error term 2.4.2. Pendugaan Model Pendugaan parameter model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi beras rumahtangga petani di Desa Indra Sakti Kecamaan Tapung Kabupaten Kampar. Metode analisis data yang digunakan adalah metode Ordinary Linear Square (OLS). 2.4.3. Uji Asumsi Klasik Agar memberikan hasil yang valid secara ekonometrika perlu dilakukan pengujian beberapa asumsi klasik yang meliputi pendektesian normalitas, multikolinearitas dan heteroskedatisitas dari persamaan tersebut. Pendeteksian normalitas menggunakan Shapiro- Wilk tes. Pendeteisan multikolinearitas menggunakan Variance Inflatin Factor (VIF) dan pendeteksian heteroskedatisitas menggunakan White's test (Thomas, 1997 dan Verbeek et al, 2000). 2.4.4. Validasi Model Validasi model dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu model cukup baik (valid) digunakan untuk analisis simulasi. validasi model yang dilakukan dalam studi ini menggunakan kriteria statistik, yaitu RMSE (Root Mean Square Error), RMSPE (Root Mean Square Percent Error) dan U-Thaeil (Theil s Inequality Coefficient). Kriteria-kriteria tersebut dirumuskan sebagai ber ikut (Pindyck and Rubinfield, 1991):......(3)......(4) 5

......(5) dimana: n = jumlah observasi Pi = nilai pendugaan model (predicted) Ai = nilai pengamatan contoh (actual) Statistik RMSPE digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan nilai hasil estimasi peubah dependen dari nilai aktual masing-masing peubah nilai independen tersebut dalam ukuran relatif (persen), atau mengukur kedekatan nilai dugaan dengan nilai aktualnya. Statistik U digunakan untuk mengetahui kemampuan model untuk menganalisis simulasi peramalan. Nilai koefisien Theil s (U) berkisar antara 1 dan 0. Jika U = 0 maka pendugaan model sempurna, jika U = 1 maka pendugaan model naif. 2.4.5. Simulasi Kebijakan Simulasi model dilakukan untuk melihat dampak suatu kebijakan. Beberapa skenario kebijakan (simulasi) yang dilakukan antara lain adalah : 1. Peningkatan harga beras 10 persen 2. Peningkatan pendapatan 10 persen 3. Kombinasi simulasi 1 dan 2 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Keragaan Model Hasil pendugaan model pengeluaran konsumsi beras rumahtangga petani kelapa sawit menunujukkan adanya pengaruh peubah variabel bebas terhadap pengeluaran konsumsi beras. Model pengeluaran konsumsi beras rumahtangga petani kelapa sawit ditunjukkan pada persamaan sebagai berikut: KB =782.5022-0.0602PB + 0.0180PU- 0.0000003209YRT 7.6427EIP + 80.9106JAK (6) 1.41-1.72 1.31-1.18-1.37 2.37 Dari persamaan (6) dapat dijelaskan bahwa variable harga beras (PB), pendapatan rumahtangta petani (YRT) pendidikan istri petani (EIP) signifikan berpengaruh negatif terhadap konsumsi beras rumahtangga petani. Sebaliknya harga ubi 6

dan jumlah anggota keluarga (JAK) signifikan berpengaruh positif terhadap konsumsi beras rumahtangga petani dengan level of signifikasi masing-masing sebesar 25 persen. Keragaan model pengeluaran konsumsi beras dinyatakan bahwa model tersebut baik secara statistik ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 63.89 persen. Nilai koefisien determinasi 63.89 persen artinya variasi peubah-peubah independen (harga beras, harga ubi, pendapatan, pendidikan istri petani dan jumlah anggota keluarga) yang dimasukkan dalam persamaan mampu menjelaskan peubah konsumsi beras sebesar 63.89 persen dan sisanya 36.11 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam persamaan yang diwakilkan oleh error term. Hasil uji F menunjukkan berbeda nyata pada taraf nyata sebesar 0.01 persen. 3.2. Uji Asumsi Ekonometrik Dalam analisis regresi linier berganda yang diestimasi dengan menggunakan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) akan melanggar asumsi-asumsi klasik. Asumsi-asumsi klasik tersebut seperti normalitas, multikolinearitas, heterosekedastisitas dan autokorelasi. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan uji normalitas, multikolinearitas, heterosekedastisitas dan outokorelasi dengan menggunakan program Statistical Analysis System (SAS) versi 19. Hasil uji asumsi ekonometrik disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Uji Asumsi Ekonometrik model Pengeluaran Konsumsi Beras Rumahtangga Petani Kelapa Sawit No Uji Asumsi Test Statistik Statistic Value Probability Ekonometrik 1. Uji normalitas Shapiro-Wilk 0.77 < 0.0001 2. Uji multikolineritas VIF 1,114-1,432-3. Uji heteroskedastisitas White's Test 28.28 0.103 4 Uji autokolerasi Durbin Watson 1.826 - Tabel 1 menunjukkan hasil uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk test dan heteroskedatisitas dengan White s test menyatakan koefisien-koefisien penduga dalam penelitian ini signifikan pada tingkat kepercayaan sebesar 11 persen. Artinya model pengeluaran konsumsi beras rumahtangga terdistribusi secara normal dan tidak terjadi heteroskedatisitas. Demikian halnya dengan uji multikolonerias dan autokorelasi dengan menggunakan Variance Inflation factor (VIF) dan Durbin Watson test menyatakan tidak terjadi multikolineartas dan autokorelasi. 7

3.2. Respon Konsumsi Beras Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Beras Respon perubahan suatu variabel yang disebabkan oleh perubahan variabel lain dapat diukur dengan elastisitas. Respon pengeluaran konsumsi beras terhadap perubahan harga disebut dengan elastisitas harga. Perubahan harga komoditas mempuyai dua efek, efek subsitusi dan efek pendapatan. Efek subtitusi adalah perubahan dalam mengkonsumsi suatu komoditas tersebut atau komoditas lain dengan tingkat utilitas yang konstan. Efek pendapatan terjadi karena perubahan harga suatu komoditas menyebabkan adanya perubahan terhadap kekuatan daya belinya. Tabel 2. Respon Konsumsi Beras Rumahtangga Petani Kelapa Sawit Variabel Simbol Variabel Elastisitas Intercept Harga Beras PB -2.0381 Harga Umbian PU 0.2127 Pendapatan RT YRT -0.1038 Pendidikan Istri Petani EIP 0.0838 Jumlah Angggota Keluarga JAK 1.4094 Tabel 2 memperlihatkan bahwa elastisitas konsumsi beras terhadap harga beras lebih besar dari satu (dalam nilai absolut) atau bersifat elastis. Artinya apabila harga beras meningkat 10 persen maka konsumsi beras akan turun sebesar 20,38 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan harga beras responsif terhadap perubahan pengeluaran konsumsi beras rumahtangga petani. Elastisitas pengeluaran konsumsi beras terhadap harga bertanda negatif, hal ini sesuai dengan teori permintaan yang menyatakan bahwa semakin tinggi harga beras akan mengakibatkan penurunan terhadap permintaan beras. Elastisitas konsumsi beras terhadap pendapatan rumahtangga petani lebih kecil dari satu atau bersifat inelastic (0,1038%). Ini berarti apabila pendapatan rumahtangga petani kelapa sawit meningkat sebesar 10 persen akan meningkatkan konsumsi beras sebesar 1,083 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan pendapatan rumahtangga mengalami perubahan yang kecil terhadap perubahan pengeluaran konsumsi beras rumahtangga petani kelapa sawit. Demikian halnya, Elastisitas konsumsi beras terhadap harga ubi dan pendidikan istri petani bersifat inelastis 8

(0,2126% dan 0.0838%). Hal ini menunjukkan kenaikan harga ubi dan peningkatan pendidikan istri petani memberikan perubahan yang kecil terhadap perubahan komsumsi beras. Elastisitas konsumsi beras terhadap jumlah anggota keluarga petani lebih kecil dari satu atau bersifat inelastis. Artinya apabila jumlah anggota keluarga petani meningkat 10 persen maka pengeluaran konsumsi beras akan meningkat sebesar 6,20 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan jumlah anggota keluarga petani tidak responsif terhadap perubahan pengeluaran konsumsi beras rumahtangga petani. 3.3. Uji Validitas Untuk melihat dampak harga beras dan pendapatan rumahtangga petani terhadap konsumsi beras rumahtangga petani dilakukan analisis simulasi. Namun demikian sebelum melakukan berbagai analisis alternatif simulasi terlebih dahulu perlu dilakukan analisis validasi model untuk mengetahui apakah model konsumsi rumahtangga petani kelapa sawit yang dibangun cukup baik (valid) digunakan untuk analisis simulasi. Indikator pengujian validasi model yang digunakan adalah Root Mean Square Percent Error (RMSPE) dan U-Thaeil (Theil s Inequality Coefficient). Hasil pengujian validasi model menunjukkan bahwa nilai RMSPE variable dependent sebesar 17.92 persen dan U Thaeil sebesar 9,8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa model konsumsi beras rumahtangga petani kelapa sawit dinyatakan valid sehingga dapat dilakukan simulasi kebijakan. 3.4. Dampak Kenaikan Harga Beras dan Pendapatan Rumahtangga Petani Kelapa Sawit Simulasi dampak perubahan harga dan pendapatan terhadap konsumsi beras akan dilakukan secara terpisah, masing-masing memaparkan 3 skenario kebijakan. Skenario tersebut adalah peningkatan harga beras 10 persen, peningkatan pendapatan 10 persen dan kombinasi keduanya. Hasil perhitungan dampak perubahan pendapatan terhadap pengeluaran konsumsi beras disajikan pada Tabel 3. harga dan 9

Tabel 3. Simulasi Dampak Perubahan Harga dan Pendapatan Terhadap Pengeluaran Konsumsi Beras No Uraian Perubahan Konsumsi Beras Nilai Persentase 1 Nilai Dasar 359,6-2 Peningkatan harga beras 10% 286,4-20,356 3 Peningkatan pendapatan rumahtangga 355,9 1,029 petani kelapa sawit 10% 4 Kombinasi peningkatan harga beras dan 282,6-21,413 pendapatan rumatangga masing-masing sebesar 10% Tabel 3 diatas menunjukkan hasil simulasi peningkatan harga beras 10 persen berdampak terhadap menurunnya konsumsi beras yang lebih besar perubahannya dibandingkan dengan kebijakan harga. Simulasi peningkatan pendapatan rumahtangga petani kelapa sawit berdampak terhadap meningkatnya konsumsi beras yang lebih kecil perubahannya dibandingkan dengan kebijakan peningkatan pendapatan. Kombinasi simulasi peningkatan harga dan pendapatan rumahtangga petani dengan proporsi yang sama berdampak terhadap menurunnya konsumsi beras dengan persentase perubahan yang lebih besar dari kombinasi kebijakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan rumahtangga petani tidak dapat mengakomodir dampak yang diberikan oleh kenaikan harga beras. Temuan ini mengindikasikan bahwa kebijakan stabilisasi harga beras lebih baik dilakukan dibandingkan dengan kebijakan upaya peningkatan pendapatan rumahtangga petani. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan elastisitas dapat dinyatakan bahwa elastisitas konsumsi beras terhadap harga beras bertanda negatif dengan nilai lebih besar dari satu. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan harga beras responsif terhadap perubahan konsumsi beras rumahtangga petani kelapa sawit. Elastisitas konsumsi beras terhadap pendapatan rumahtangga petani lebih kecil dari satu atau bersifat inelastis. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan pendapatan rumahtangga mengalami perubahan yang sangat kecil terhadap perubahan konsumsi beras rumahtangga petani kelapa sawit. Sementara itu, elastisitas konsumsi beras terhadap jumlah anggota keluarga petani bertanda positif dengan nilai lebih besar dari satu. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan jumlah anggota keluarga petani responsif terhadap perubahan konsumsi 10

beras rumahtangga petani. Dari hasil temuan dapat dinyatakan bahwa peningkatan harga beras dan pendapatan rumahtangga petani dengan proporsi yang sama menunjukkan dampak negatif terhadap konsumsi beras rumatangga petani kelapa sawit. Peningkatan pendapatan rumahtangga tidak dapat mengeliminir dampak negatif terhadap peningkatan harga beras. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan stabilisasi harga beras lebih baik dilakukan dibandingkan dengan kebijakan upaya peningkatan pendapatan rumahtangga petani. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2013. Riau dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Pekanbaru. Bakce, D; Heriyanto dan Elinur. 2012. Dampak Pengendalian Harga dan Peningkatan Pendapatan Terhadap Pengeluaran Konsumsi Pangan Pokok Rumahtangga di Provinsi Riau. Prosiding: Penguatan Agribisnis Perberasan Guna Menwujudkan Kemandirian dan Kesejahteraan Petani. Magister Managemen Agribisnis Universitas Gadjah Mada Bekerja sama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia. Thomas, R.L1997. Modern Microeconomics an Introduction. Addison Wesley Longman, Harlow. Pindyck, R.S. dan D.L. Rubinfeld. 1991. Econometric Model and Economic Forecast. Fourth Edition. McGraw-Hill International, New York. Sugiarto, Tedy Herlambang, Brastoro, Rahmat Sudjana dan Said Kelana, 2010. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprhennsif. Edisi Kelima. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Verbeek, M., KU Leuven, and Tilburg University, 2000. A Guide to Modern Econometrics. John Wiley & sons Ltf., Chichester. 11