BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. International for the Study of Pain (IASP) nyeri merupakan pengalaman yang

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

PERBEDAAN NYERI PERSALINAN PADA KALA I FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL-QUR AN DI BPS DIANA ERNAWATI,

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS NYERI SELAMA PERAWATAN POST SEKSIO SESAREA ANTARA PASIEN YANG MENGGUNAKAN TEHNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI DI RSU.

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama nyeri (Purwanto dalam Karendehi, 2015). Nyeri adalah suatu sensori

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani berbagai macam penyakit salah satu tindakannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Margono, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 52 Jombang. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang. dalam layanan pilihan utama masyarakat di Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan

EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN DISTRAKSI BACA MENURUNKAN NYERI PASCA OPERASI PASIEN FRAKTUR FEMUR

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. proliferatif, dan fase remodeling. Proses-proses tersebut akan dipengaruhi oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan merupakan suatu trauma bagi penderita dan bisa menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Keluhan dan gejala yang sering ditemukan oleh pasien setelah tindakan operasi adalah nyeri. Nyeri pasca bedah disebabkan oleh luka operasi, tetapi sebab lain harus dipertimbangkan (Sjamsuhidajat, 2005). Tindakan operasi menyebabkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan tubuh. Untuk menjaga homeostasis, tubuh melakukan mekanisme untuk segera melakukan pemulihan pada jaringan tubuh yang mengalami perlukaan. Pada proses pemulihan inilah terjadi reaksi kimia dalam tubuh sehingga nyeri dirasakan oleh pasien (Farida dan Ani, 2010). Proses insisi yang terjadi setelah pembedahan akan menimbulkan luka insisi yang menyebabkan pengalaman yang tidak menyenangkan seperti sensasi nyeri (Sjamsuhidajat, 2005). Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat proses yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai organ tertentu (Potter & Perry, 2006). Luka insisi akan merangsang mediator kimia seperti histamin, bradikinin, asetilkolin, dan prostaglandin yang diduga akan

meningkatkan sensitifitas reseptor nyeri dan akan menyebabkan rasa nyeri tersebut (Smeltzer & Bare, 2002). Luka yang dihasilkan dari adanya suatu pembedahan akan dilakukan perawatan. Perawatan lukamerupakan tindakan untuk mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka, tetapi dalam pelaksanaannya dapat meningkatkan intensitas nyeri (Swarihadiyanti, 2014). Banyak orang yang menganggap bahwa perawatan luka menyakitkan (Sinaga, 2012). Rasa nyeri pada saat perawatan lukadisebabkan karena prosedur pelepasan balutan atau verban, rangsangan mekanik akibat pembersihan luka, selain itu nyeri dapat juga disebabkan karena luka masih dalam fase inflamasi. Variasi intensitas nyeri yang dirasakan pasien dapat terjadi, hal ini disebabkan karena kemampuan setiap individu berbeda dalam merespon dan mempersepsikan nyeri yang dialami (Swarihadiyanti, 2014). Nyeri merupakan salah satu keluhan tersering pada pasien setelah mengalami suatu tindakan perawatan luka (Brunner & Suddart, 2008). Nyeri pasca bedah termasuk masalah keluhan pasien tersering di Rumah Sakit. Sebanyak 77% pasien pasca bedah mendapat pengobatan anti nyeri yang tidak adekuat dengan 71% pasien masih mengalami nyeri setelah diberi obat dan 80%nya mendiskripsikan masih mengalami nyeri sedang hingga berat (Agung, Andriani dan Sari 2013). Nyeri yang dirasakan pasien post bedah merupakan pengalaman yang bersifat subjektif atau tidak dapat dirasakan oleh orang lain (Potter & Perry, 2006). Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Pasien yang merasakan nyeri akan merasa menderita atau tertekan dan

mencari upaya untuk mengurangi nyeri yang dirasakannya (Nurhayati, Herniyatun & Safrudin, 2011). Salah satu tindakan yang dilakukan oleh perawat akan melakukan intervensi nyeri atau menghilangkan nyeri untuk mengembalikan pasien dalam keadaan nyaman (Potter&Perry, 2006). Nyeri berdasarkan serangannya dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis (Potter & Perry, 2006). Nyeri akut yang dirasakan oleh pasien post bedah harus dikendalikan oleh petugas kesehatan agar perawatan tidak menjadi lebih lama dan tidak berkembang menjadi nyeri kronis.nyeri pasien post bedah jika tidak diatasi akan memperlambat masa penyembuhan atau perawatan, menimbulkan stres dan ketegangan yang akan menimbulkan respon fisik dan psikis (Potter & Perry, 2006). Respon fisik ditandai dengan perubahan keadaan umum, suhu tubuh, wajah, denyut nadi, sikap tubuh, pernafasan, kolaps kardiovaskuler dan syok apabila nafas semakin berat. Respon psikis yang timbul akan merangsang respon stres sehingga dapat mengganggu sistem kekebalan dalam peradangan dan menghambat proses penyembuhan, serta respon yang lebih parah akan mengancam rusaknya diri sendiri (Potter & Perry, 2006). Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri yaitudengan manajemen nyeri yang di bagi dalam dua tindakan, yaitu tindakan farmakologi dan non farmakologi(potter & Perry, 2006). Tindakan farmakologi merupakan tindakan kolaborasi antara perawat dengan dokter, yang menekankan pada pemberian obat analgesik (Perry & Potter, 2006). Penatalaksanaan nyeri dengan tindakan non

farmakologi merupakan metode yang lebih sederhana, murah, praktis, dan tanpa efek yang merugikan (Potter & Perry, 2006). Metode pereda nyeri non farmakologis biasanya mempunyai resiko yang sangat rendah. Tindakan tersebut diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Karendehi, Rompas dan Bidjuni, 2015). Tindakan non farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan teknik relaksasi dan distraksi. Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit dan merupakan upaya pencegahan untuk membantu tubuh segar kembali dengan meminimalkan rasa nyeri (Potter & Perry, 2005). Teknik relaksasi yang digunakan dalam mengatasi nyeri yaitu dengan nafas dalam. Keuntungan dari teknik relaksasi nafas dalam antara lain dapat dilakukan setiap saaat di mana saja dan kapan saja, caranya sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien tanpa suatu media (Smeltzer, 2001). Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu tindakan yang dapat menstimualsi tubuh untuk mengeluarkan opioid endogen yaitu endorphin dan enfekalin yang memiliki sifat seperti morfin dengan efek analgetik (Smeltzer & Bare, 2002).Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemik. Pernyataan lain menyatakan bahwa penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas dalam disebabkan ketika seseorang melakukan

relaksasi nafas dalam untuk mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan komponen saraf parasimpatik secara stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat stress seseorang sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan membuat klien merasa tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi teratur (Smeltzer & Bare, 2002). Selain teknik nafas dalam juga bisa dilakukan dengan menggunakan teknik distraksi yaitu dengan mendengarkan ayat suci Al-Qur an (murrottal).mendengarkan musik atau ayat suci Al-Qur an dapat menstimulus gelombang delta di otak yang menyebabkan pendengar dalam keadaan tenang, tentram dan nyaman.seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri atau pain tolerance atau dapat mengenali jumlah stimulus nyeri (Ekawati, 2013). Terapi murrottal Al-Qur an atau bacaan Al-Qur an dengan keteraturan irama dan bacaan yang benar mampu mendatangkan ketenangan dan meminimalkan kecemasan 97% bagi mereka yang mendengarnya, 65% mendapatkan ketenangan dari bacaan Al- Qur an dan 35% mendapatkan ketenangan dari bacaan bahasa Arab (Wahida, Nooryanto & Andarini, 2015). MenurutPotter & Perry (2006) mengatakan bahwa waktu yang dibutuhkan dalam auditoris therapy (terapi pendengaran) supaya dapat memberikan efek terapeutik adalah minimal selama 10 menit Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada Bulan November 2015 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul melalui observasi dan wawancara didapatkan data bahwa pada bulan November terdapat 288 tindakan

operasi. Berdasarkan wawancara dan observasi dengan 4 orang pasien post operasipada saat perawatan lukamengatakan bahwa 2 orang pasien mengalami nyeri dengan skala 3 dan 2 orang mengalami nyeri pada skala 5. Pasien mengatakan nyeri hilang timbul ditandai dengan respon verbal yaitu keluhan nyeri yang dirasakan oleh pasien dan respon nonverbal yaitu pasien tampak meringis menahan sakit. Pasien mengatakan belum ada intervensi nonfarmakologi yang dilakukan dari perawat untuk mengurangi rasa nyeri pada saat perawatan luka. Terapi murrottal dan teknik relaksasi dapat menurunkan intensitas nyeri. Apakah terapi murrottal lebih cepat menurunkan intensitas nyeri dibandingkan dengan teknik relaksasi belum diketahui, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang keefektifan antara pemberian terapi murrottal dan teknik relaksasi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh teknik nafas dalam dan murrottal terhadap skala nyeri saat perawatan lukapada pasien post operasi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh teknik nafas dalam dan murrottal terhadap skala nyeri saat perawatan lukapada pasien post operasi?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian teknik nafas dalam dan murrottal terhadap skala nyeri saat perawatan luka pada pasien post operasi.

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui data demografi responden. b. Mengetahui pengaruh teknik nafas dalam sebelum (pretest)dan sesudah (posttest)terhadap skala nyeri saat perawatan luka pada pasien post operasi. c. Mengetahui pengaruh murrottal sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)terhadap skala nyeri saat perawatan luka pada pasien post operasi. d. Mengetahui perbedaan skala nyeri sesudah(posttest)antara kelompok teknik nafas dalam dan murrottal saat perawatan luka pada pasien post operasi D. Manfaat Penelitian 1. Bagi keperawatan Penelitian ini diharapkan untuk mengetahui skala nyeri pada pasien post operasi saat perawatan luka antara menggunakan teknik nafas dalam dan murrottal, sehingga bisa menjadi informasi dibidang keperawatan dan dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan. 2. Bagi responden Penelitian ini dapat diterapkan bagi responden untuk mengatasi nyeri yang dirasakannya. 3. Bagi ilmu pengetahuan Penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan terkait pemberian terapi non farmakologis untuk mengurangi intensitas nyeri saat perawatan lukapada pasien post operasi.

4. Bagi Rumah Sakit Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien post operasisaat dilakukan perawatan lukauntuk penurunan skala nyeri dengan menggunakan non farmakologi yaitu dengan teknik nafas dalam dan murrottal. 5. Bagi penelitian selanjutnya Dapat memberikan informasi dan data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan teknik nafas dalam dan murrottal terhadap penurunan skala nyeri saat perawatan luka pada pasien post operasi. E. Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan peneliti, belum ada penelitian yang sama tentang pengaruh teknik relaksasi dan murrottal terhadap intensitas nyeri saat wound care pada pasien post operasi. Dibawah ini adalah penelitian terkait dengan penelitian ini: 1. Agung, Andriani, Sari (2013), dengan judul pengaruh pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi dengan anastesi umum di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. Penelitian ini menggunakan desain pre eksperiment dengan rancangan one group pre-post test. Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni-Juli 2011. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel penelitian adalah 30 responden. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan uji wilcoxon dengan hasil ada

pengaruh signifikan pada pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi. Persamaan dalam penelitian ini adalah dalam pengambilan teknik sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Perbedaan dalam penelitian ini terletak padaresponden dan tempat penelitian. 2. Nurhayati, Herniyatun dan Safrudin (2011), dengan judul pengaruh teknik distraksi relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post laparatomi di PKU Muhammadiyah Gombong. Penelitian ini menggunakan desain Quasi-eksperimntal dengan rancangan one group pre-post test design. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 43 responden. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji paired t-test dengan hasil ada pengaruh teknik distraksi relaksasi terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Persamaan dalam penelitian ini adalah dalam pengambilan teknik sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Perbedaan penelitian ini terletak pada responden dan tempat penelitian. Perbedaan juga terletak dari uji statistik yang digunakan.