BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membuat pengelompokkan jenis pajak berdasarkan aktivitas yang menyebabkan

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB 1 BUKU SAKU PERPAJAKAN BAGI UMKM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tugas Akhir. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2007: 2) untuk memelihara kesejahteraan secara langsung.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

Pembedaan dan Penggolongan Pajak didasarkan pada suatu kriteria,seperti:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Menurut Moekijat (1989:194), ciri-ciri prosedur meliputi : tidak berdasarkan dugaan-dugaan atau keinginan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB I PENDAHULUAN. Suksesnya pembangunan negara Indonesia tidak terlepas dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak pada dasarnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju keadaan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

Perpajakan. Aryo Prasetyo, S.Kom., MMSI Vokasi Akuntansi UI, STIE Dewantara, IBI K-57. (Sesi 1)

BAB I PENDAHULUAN. Praktek Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Tugas Akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di lapangan secara langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan syarat yang harus dilewati maupun dilakukan setiap mahasiswa Program Studi D-III Administrasi Perpajakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir. Dalam rangka meningkatkan pendidikan bagi mahasiswa serta mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera yang merupakan bagian dari tujuan Negara Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dicapai melalui Pembangunan Nasional yang dilakukan secara berkesinambungan dan merata di seluruh tanah air Indonesia. Untuk dapat membiayai pelaksanaan Pembangunan Nasional salah satu alternatif yang sangat potensial adalah melalui peran serta masyarakat berupa pembayaran pajak.sebagian besar penerimaan pajak dari tahun ketahun tercantum dalam penerimaan negara yang dimasukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Oleh sebab itu Direktorat Jendral Pajak harus melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya agar penerimaan negara dapat bertambah. Usaha ini diawali dengan adanya reformasi perpajakan pada tahun 1984 yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 dan juga terdapat Undang-Undang Pajak Penghasilan yang telah diubah dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 menjadi Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, dimana pelaksanaan pajak di Indonesia mengalami perubahan yang sangat mendasar yaitu perubahan dari official assessment system menjadi self assesment system. Dalam official assessment system, petugas pajak yang menentukan jumlah pajak terutang yang harus dibayar oleh Wajib Pajak sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan. Saat ini ketentuan umum perpajakan telah disempurnakan melalui Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009. Akan tetapi dalam pelaksanaannya banyak dijumpai wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik. Hal ini dapat terjadi karena minimnya kepatuhan Wajib Pajak dan kurangnya pengetahuan Wajib Pajak tentang perpajakan. Dengan perubahan pelaksanaan pemungutan pajak di Indonesia diharapkan agar Wajib Pajak akan mematuhi pelaksanaan self assesment system demi meningkatkan pendapatan negara, tetapi dalam kenyataannya kepatuhan dari Wajib Pajak untuk melaporkan pajaknya lebih rendah dari sebenarnya, menyebabkan tingkat efektifitas hasil pelaksanaan dengan self assesment system menjadi rendah dan dapat juga disimpulkan bahwa besar pajak dapat dipengaruhi oleh kepatuhan Wajib Pajak.

Dalam kewajiban perpajakannya dan dipengaruhi oleh pelaksanaan pajak. Karena pentingnya kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan pajak maka penulis tertarik untuk membuat pembahasan dalam Laporan Tugas dengan judul Pengaruh Pelaksanaan Self Assesment System Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. B. Tujuan dan Manfaat Laporan Tugas Akhir 1. Tujuan Laporan Tugas Akhir a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan self assesment system di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. b. Untuk mengetahui kendala kendala yang terjadi dalam pelaksanaanself assesment system. 2. Manfaat Hasil Laporan Tugas Akhir Diharapkan hasil laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat; a. Untuk pengembangan ilmu di bidang perpajakan, karena hasil laporan ini membahas mengenai peraturan dan penerapannya. Dalam hal ini ditemukan hal-hal yang belum sejalan antara peraturan yang dibuat dengan kondisi yang terdapat dalam masyarakat wajib pajak. b. Bagi institusi atau lembaga khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. Laporan tugas Akhir ini membahas tentang praktek pelaksanaan self assessment system tentang pajak orang pribadi. Dengan

demikian aparat pelaksana pajak dapat melihat kelemahan, kekurangan dan permasalahan baik pada pihak fiskus maupun wajib pajak. c. Bagi masyarakat, khususnya wajib pajak akan dapat mengetahui apa saja yang harus dilaksanakan oleh wajib pajak sebagai warganya. Laporan Tugas akhir ini menjelaskan tentang kewajiban wajib pajak dan prosedur yang harus dilaksanakan. Dengan demikian diharapkan masyarakat akan dapat mengetahui dan memahami apa yang menjadi kewajiban dan yang harus dilakukannya. C. Uraian Teoritis C.1. Pengertian Tentang Beberapa Konsep Dalam Perpajakan 1. Pengertian Pajak Secara Umum Pengertian pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan menyatakan pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat. Adapun pendapat beberapa ahli tentang pengertian pajak antara lain sebagai berikut: Menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011: 1) menyatakan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi)

yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut S. I. Djajadiningrat dalam Siti Resmi (2011: 1) menyatakan pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum. Menurut Dr. N. J. Feldmann dalam Siti Resmi (2011: 2) menyatakan pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa ada kontraprestasi, dan semata-mat digunakan untuk menutup pengeluaranpengeluaran umum. 2. Pengelompokan Pajak Dalam Siti Resmi (2011: 7) terdapat berbagai jenis pajak, yang dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu: 2.1 Menurut Golongannya a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dpikul sendiri Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepadaorang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban Wajib Pajak yang bersangkutan, contoh: Pajak Penghasilan.

b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak Tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa, contoh: Pajak Pertambahan Nilai. 2.2 Menurut Sifatnya a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya, contoh: Pajak Penghasilan. b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak (Wajib Pajak) maupun tempat tinggal, contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah serta PBB. 2.3 Menurut Lembaga Pemungutnya a. Pajak Pusat, yaitu Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Yang termasuk dalam Pajak Pusat antara lain: - Pajak Penghasilan (PPh) - Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM) - Bea Materai

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas: Pajak Provinsi, terdiri dari: - Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air - Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air - Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor - Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. - Pajak Rokok Pajak Kabupaten/ Kota, terdiri dari: - Pajak Hotel - Pajak Restoran - Pajak Hiburan - Pajak Reklame - Pajak Penerangan Jalan - Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan - Pajak Parkir - Pajak Air Tanah - Pajak Sarang Burung Walet - Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

- Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan (Sumber: www.pajak.go.id, 2012) Pada Laporan Tugas Akhir ini penulis hanya membahas dan menganalisis tentang Pelaksanaan Self Assesment System pada pajak penghasilan orang pribadi (PPh Pasal 21). 3. Pengertian Self Assesment System Dalam Mardiasmo (2011: 7) Self Assesment System adalah Sitem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku. Dalam pelaksanaan ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada ditangan Wajib Pajak. Wajib Pajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu memahami undang-undang perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. C.2. Ketentuan Tentang Self Assesment System Pada Pajak Penghasilan Orang Pribadi ( PPh Pasal 21). 1. Pengertian Pajak Penghasilan a. Defenisi Pajak Penghasilan Menurut Siti Resmi (2011: 74) pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam

satu tahun pajak. Pajak penghasilan sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 Pasal 4 ayat 1. Dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang nomor 36 tahun 2008 disebutkan Penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis yang diterima wajib pajak yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dapat disimpulkan bahwa Pajak Penghasilan adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima wajib pajak dalam negeri atau luar negeri yang dapat dipakai konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan betuk apapun dengan merujuk pada Undang-undang pajak penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2008. b. Pengertian SPT Dalam Mardiasmo (2011: 26) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-unangan perpajakannya. Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan antara lain sebagai berikut: - Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. - Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan pajak atau pemungutan pajak lain dalam suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

- Untuk melaporkan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu Masa pajak, yang ditentukan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 2. Dasar Hukum Surat Edaran Nomor SE- 11/PJ/2013 Indonesia menganut sistem perpajakan self assesment system, yaitu sistem perpajakan yang memberikan kepercayaan yang sangat besar kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri kegiatan perpajakannya. Pasal 1 angka ( 11 ) UU No. 16 Tahun 2009 Definisi SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak, dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang undangan perpajakan. Pasal 4 ayat 2 Peraturan Mentri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang tata cara pemeriksaan, pemerikasaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilakukan dalam hal Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan. Pasal 12 ayat 2 UU No. 16 Tahun 2009 Disebutkan bahwa jumlah pajak yang terutang menurut SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.

D. Metode Pengumpulan Data Ada pun cara pengumpulan sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Daftar Wawancara Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data dan informasi tentang Pengaruh Pelaksanaan self assesment system terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. 2. Daftar Observasi Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap masalah yang menjadi objek yang dibahas. 3. Daftar Dokumentasi Yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan pengaruh pelaksanaan self assesment system terhadap kapatuhan pajak atau arsip yang sah sebagai bukti otentik. E. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir Laporan Tugas Akhir ini disusun oleh penulis dalam empat bab. Adapun rincian tiap bab seperti terlihat dibawah ini :

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang penulisan Laporan Tugas Akhir yang meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI RISET Pada bagian bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, rincian jumlah pegawai, tingkat pendidikan, Struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi dari tiap tiap seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini penulis akan menyajikan dan menganalisis data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang diterima selama proses riset. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya. Kemudian penulis akan memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan sabagai bahan masukan.