Anggaran, Penatausahaan SPPD, dan Efisiensi Belanja Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Efek,vitas Perjalanan Dinas: Memahami Semangat Peraturan Perundangan

Dr. Wahyudi Kumorotomo Magister Administrasi Publik, Universitas Gadjah Mada.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BENCANA. - Banjir. - Longsor dsb 1. BENCANA ALAM: - Kekeringan dsb

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP. Disusun Oleh : BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANALISIS KEBIJAKAN ANGGARAN DAN KEUANGAN DAERAH. Kabupaten Konawe Utara

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG

PERAN DPRD DALAM PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

1 of 10 21/12/ :40

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERJALANAN DINAS DASAR HUKUM UMUM. 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 Tentang Standar Perjalanan Dinas Jabatan

BUPATI BANDUNG BARAT

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

SELINTAS TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT/PEGAWAI NEGERI YANG MENGIKUTI DIKLAT

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP Magister Administrasi Publik. HP:

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG

GUBERNUR MALUKU. PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PMK Nomor 113/PMK.05/2012)

REFORMASI PENGANGGARAN DAERAH.

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 17 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI PENGANGGARAN KEGIATAN TIM TERPADU DAN RENCANA AKSI PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2016, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perj

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI LAMONGAN BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DIPERBANYAK OLEH :

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Mekanisme Pengalokasian Anggaran APBA Badan Pengelolaan Keuangan Aceh 2017

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERJALANAN DINAS A. KETENTUAN UMUM

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM PENYUSUNAN APBD

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Dinas Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Pengelolaan Keuangan Daerah & APBD

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN KEPALA DESA NITA NOMOR 5 TAHUN 2015

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI

PERAN PEMDA DAN DPRD DALAM PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

2015, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG

Pengelolaan Keuangan Daerah

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KERANGKA TEORI. A. Tinjauan Pustaka

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG

Transkripsi:

Anggaran, Penatausahaan SPPD, dan Efisiensi Belanja Daerah Bintek tentang Perjalanan Dinas Daerah BKD Cilacap Hotel Gowongan Inn, Jogja 22 Maret 2013 Wahyudi Kumorotomo, PhD Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada www.kumoro.staff.ugm.ac.id kumoro@ugm.ac.id

APBD Kab Cilacap, 2012 Uraian Jumlah % Total (jutaan rupiah) Belanja APBD Total Pendapatan 1,734,391 94.48 Pendapatan Asli Daerah 150,456 8.20 Dana Perimbangan 1,218,660 66.39 Pajak Daerah 51,413 2.80 Retribusi Daerah 34,463 1.88 Lain- lain Pendapatan 365,274 19.90 Total Belanja 1,835,746 100.00 Belanja Tidak Langsung 1,152,620 62.79 Belanja pegawai 924,081 50.34 Hibah 94,377 5.14 Bantuan sosial 46,274 2.52 Bantuan keuangan 78,445 4.27 Belanja Mdak terduga 9,000 0.49 Belanja Langsung 683,126 37.21 Belanja pegawai 97,228 5.30 Belanja barang & jasa 249,764 13.61 Belanja modal 336,135 18.31 Pembiayaan Daerah 101,356 5.52 SiLPA 94,895 5.17 Pengeluaran 17,701 0.96 Surplus (101,356) -5.52

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pengawasan RPJMD Renstra SKPD Renja SKPD RKPD KUA Nota Kesepakatan PPAS Pedoman Penysnan RKA-SKPD RKA-SKPD RKP Permendagri ttg Penyusunan APBD Pmbhasan RAPBD RPAPBD Evaluasi RAPBD & RPAPBD Rancangan DPA-SKPD DPA-SKPD Ranc. Anggaran Kas SKPD Anggaran Kas Daerah S P D (Surat Penyediaan Dana) Pelksnaan Angg. Pendapatan Intensifikasi Ekstensifikasi Pelksnaan Angg. Belanja Pengadaan barang & Jasa, Rapat2, dll. Pembayaran Gaji... (dll) Pelksnaan Angg. Pembiayaan Penatausahaan Pendapatan Bendahara Penerimaan Penatausahaan Belanja Bendahara Pengeluaran Penatausahaan Pendanaan Tugas Pembantuan Kekayaan dan Kewajiban daerah Kas Umum Piutang Investasi Barang Dana Cadangan Utang Akuntansi Keuangan Daerah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Laporan Realisasi Anggaran Neraca Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK Pembinaan: Pemberian Pedoman Bimbingan Supervisi Konsultasi Pendidikan Pelatihan Penelitian dan Pengembangan Pengawasan terhadap pelaksanaan Perda tentang APBD Pengendalian Intern APBD Pnjbaran APBD Laporan Realisasi Semester Pertama Perubahan APBD Akuntansi Keuangan Daerah Ranperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksnan APBD Pemeriksaan Ekstern

Tabel 1 di Subbab 2 pada KUA PENCAPAIAN KINERJA YANG TERUKUR KODE BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH SASARAN PROGRAM / KEGIATAN TARGET (%) ORGANISASI PAGU INDIKATIF (Juta Rupiah) A B C D E F G URUSAN WAJIB 1 01 PENDIDIKAN Diklatprov Program Pelatihan SAR Kegiatan... 1 02 PEKERJAAN UMUM PU Cipta Karya Program Pencegahan Banjir Kegiatan: Pembuatan Sabo...... Sesuaikah? Periksa dalam: Isu strategis faktual Batas kewenangan & TUPOKSI Kewajiban Daerah, DPRD & KDH Wajarkah terhadap beban kerja (di kolom D & E)?

PMK No.37/2012 (ps.3) Prinsip Perjalanan Dinas 1. Selek?f: hanya untuk kepenmngan yang sangat Mnggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan; 2. Ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja Kementerian Negara/Lembaga; 3. Efisiensi penggunaan belanja negara; dan 4. Akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perjalanan Dinas dan pembebanan biaya Perjalanan Dinas

Jenis Perjalanan Dinas (PMK 37/2012 ps.5) 1. Pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan; 2. Rapat, seminar, dan sejenisnya; 3. Pengumandahan (Detasering) atau penugasan sementara waktu; 4. Ujian dinas/ujian jabatan; 5. Pemeriksaan kesehatan ke dokter yg ditunjuk kepentingan jabatan 6. Pengobatan karena cedera pada waktu/karena melakukan tugas; 7. Pengobatan pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri; 8. Mengikuti pendidikan setara Diploma/S1/S2/S3; 9. Mengikuti pendidikan dan pelatihan; 10. Menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah Pejabat Negara/Pegawai Negeri yang meninggal dunia dalam melakukan Perjalanan Dinas; atau 11. Menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah Pejabat Negara/Pegawai Negeri yang meninggal dunia dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke Kota tempat pemakaman.

Biaya Perjalanan Dinas PMK 37/2012 ps.8 1. Uang harian (makan, transpor lokal, uang saku); 2. Transpor (biaya Mket, retribusi); 3. Penginapan (hotel sesuai Standar Biaya, lumpsum); 4. Uang representasi; 5. Sewa kendaraan dalam Kota; 6. Biaya menjemput/mengantar jenazah.

Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas PMK 37/2012 ps.34 ayat 2 1. Surat Tugas yang sah dari atasan Pelaksana SPD; 2. SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat di tempat pelaksanaan Perjalanan Dinas atau pihak terkait yang menjadi Tempat Tujuan Perjalanan Dinas; 3. Tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukm pembayaran moda transportasi lainnya; 4. Da`ar Pengeluaran Riil sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX dari PMK; 5. BukM pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam Kota berupa kuitansi atau bukm pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan; 6. BukM pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya.

Pasal 35 1. PPK melakukan Perhitungan Rampung seluruh bukm pengeluaran biaya Perjalanan Dinas dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran. 2. PPK berwenang untuk menilai kesesuaian dan kewajaran atas biaya- biaya yang tercantum dalam da`ar pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34. 3. PPK mengesahkan buk? pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan kepada Bendahara Pengeluaran sebagai pertanggungjawaban UP atau bukm pengesahan Surat Permintaan Membayar/Surat Permintaan Pencairan Dana (SPM/ SP2D) LS Perjalanan Dinas.

Pasal 36 Pihak- pihak yang melakukan pemalsuan dokumen, menaikkan dari harga sebenarnya (mark up), dan/atau Perjalanan Dinas rangkap (dua kali atau lebih) dalam pertanggungjawaban Perjalanan Dinas yang berakibat kerugian yang diderita oleh negara, bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh Mndakan yang dilakukan.

Permendagri No. 37/2012 Ttg Penyusunan APBD 2013 Lampiran (bumr 15) Dalam rangka memenuhi kaidah- kaidah pengelolaan keuangan daerah, pemerintah daerah secara bertahap meningkatkan akuntabilitas penggunaan belanja perjalanan dinas melalui penerapan penganggaran dan pelaksanaan perjalanan dinas berdasarkan prinsip kebutuhan nyata (at cost) sekurang- kurangnya untuk pertanggung- jawaban biaya transport dan menghindari adanya penganggaran yang bersifat paket. Standar satuan harga perjalanan dinas ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

Tujuan Perjalanan Dinas ke LN (Ps 2. ayat 2 Permendagri No.11/2011) 1. Kerjasama Pemda dg pihak LN 2. Pendidikan dan pelamhan 3. Studi banding 4. Seminar/lokakarya/konferensi 5. Promosi potensi daerah 6. Kunjungan persahabatan/kebudayaan 7. Pertemuan internasional 8. Penandatanganan perjanjian internasional.

Ketentuan eg Perjalanan Dinas ke LN Ayat 3: Perjalanan dinas ke LN dilakukan dg sangat selekmf untuk kepenmngan yg sangat Mnggi dan prioritas untuk peningkatan hubungan kerjasama LN. Ayat 4: Perjalanan dinas ke LN jika tugas di DN Mdak ada yg mendesak. Ayat 6: Hasil- hasil perjalanan dinas ke LN secara konkrit dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kinerja Pemda dan kepenmngan daerah.

Dokumen Administrasi Perjalanan Dinas ke LN 1. Surat izin pemerintah 2. Paspor dinas (service passport) 3. Exit permit 4. Visa 5. Kerangka Acuan Kerja (KAK) 6. Surat undangan. 14

Permohonan Perjalanan Dinas ke LN a. Nama & jabatan b. NIP bagi pegawai negeri sipil c. Tujuan kegiatan d. Manfaat e. Kota / Negara yang dituju f. Agenda g. Waktu pelaksanaan h. Sumber pembiayaan. 15

Jalur Permohonan Melalui sekwan, romb. DPRD mengajukan permohonan perjalanan dinas ke LN Bupati mengajukan permohonan kepada Sekjen Kemdagri melalui Gubernur Permohonan diterima Mendagri paling lambat 14 hari sebelum keberangkatan Menteri menyetujui/ menolak permohonan dimaksud Mendagri menandatangani rekomendasi perjalanan dinas ke LN

Rombongan Perjalanan ke LN Ps. 14 (1): Perjalanan dinas ke LN yg dilakukan secara berombongan dilakukan paling banyak 5 (lima) orang termasuk pimpinan Ps. 14 (2) bisa lebih dari 5 orang, jika perjalanan untuk maksud: Pendidikan dan pelamhan Perundingan dlm rangka kerjasama dg pihak LN Delegasi kesenian dlm rangka promosi potensi daerah.

Kewajiban Melaporkan Hasil Ps. 18 (1): Pejabat/peg yg telah melakukan perjalanan wajib membuat laporan tertulis hasil perjalanan ke LN Ps. 18 (3): Laporan ditujukan kepada Mendagri Ps. 18 (4): Laporan disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah selesai melakukan perjalanan dinas.

Evaluasi Perjalanan Dinas ke LN v Perjalanan dinas hanya dilakukan untuk hal- hal yg mendesak, kemka Mdak ada tugas penmng lain di dalam negeri. v Misi perjalanan untuk memperoleh informasi dilakukan hanya jika Mdak ada sumber info lain yg tersedia (website, kontak lewat media, tele- conference, tsb). v Perjalanan dinas hendaknya dilakukan benar- benar untuk kepenmngan rakyat di daerah (agenda perjalanan akan menentukan kualitas perjalanan tsb). v Pelaporan hasil perjalanan wajib dibuat secara tertulis dan bertanggungjawab. v Manfaat dari perjalanan bagi daerah hendaknya bersifat konkrit dan terbukm secara objekmf.

Beberapa Fakta eg Perjalanan Dinas BPK: pd Semester 1 th 2012 terdapat penyimpangan perjalanan dinas di pusat dan daerah sebanyak 259 kasus (senilai Rp 77 miliar) à FikMf: 86 kasus (Rp 40 miliar); Ganda & melebihi standar: 173 kasus (Rp 36,87 miliar). Dlm sistem akuntansi pemerintahan skrng ini biaya perjalanan dinas Mdak masuk mata anggaran sendiri (menyelinap dlm belanja barang) à kontrol lemah. Pemecahan: masukkan perjalanan dinas ke mata anggaran tersendiri, pengembalian biaya Mdak menimbulkan efek jera à mark- up perlu delik korupsi (?)

Ø Efisiensi Pendanaan Perjalanan Dinas merupakan sarana pokok untuk menekan Belanja Langsung Pegawai. Ø Misi Pemda hendaknya terus meningkatkan Belanja Modal, komponen yg langsung terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. TERIMA KASIH