PEMBENTUKAN KARAKTER KEDISIPLINAN SEJAK ANAK USIA DINI MELALUI PENGENALAN NILAI-NILAI KEPRAMUKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan kepramukaan melatih

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

Transkripsi:

PEMBENTUKAN KARAKTER KEDISIPLINAN SEJAK ANAK USIA DINI MELALUI PENGENALAN NILAI-NILAI KEPRAMUKAAN Dyah Rahmawati Mahasiswa PGPAUD FKIP UAD Yogyakarta email: dyahrhmwt93@gmail.com Abstrak Pembentukan karakter kedisiplinan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, satu diantaranya melalui pembelajaran atau permainan dalam pramuka yang sesuai untuk anak usia dini. Secara umum nilai-nilai karakter yang tercantum dalam pembinaan kegiatan pramuka adalah percaya diri, patuh pada aturan-aturan, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet/ gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib, konstruktif (Patimah, 2011:10). Di ranah pendidikan, pembentukan karakter tergantung pada kurikulum. Sedangkan kurikulum pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan. Hal tersebut menyebabkan pembentukan karakter seakan teori, karena guru belum mengaplikasikan karakter kedisiplinan sesuai dengan indikator yang ada dalam kurikulum. Sedangkan di luar sekolah, anak dibingungkan dengan pembentukan karakter disiplin oleh lingkungan keluarganya. Berdasarkan permasalahan tersebut, seharusnya pendidikan di Indonesia harus merencanakan perubahan tentang karakter kedisiplinan yang sesuai untuk anak. Menurut UU Republik Indonesia nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Pasal 4 bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Melalui pramuka yang telah digadanggadang dengan. pendidikan karakternya dan memiliki ciri khas pendidikan melalui permainan sederhana dengan landasan satya darma. Hal tersebut cocok dan penting untuk anak usia dini. Kata kunci: pembentukan karakter disiplin, anak usia dini, nilai kepramukaan PENDAHULUAN Dunia anak adalah dunia bermain, karena bermain adalah kegiatan yang menyenangkan untuk anak. Disiplin penting diajarkan pada anak usia dini untuk mempersiapkan kehidupannya serta mengembangkan pengendalian dirinya. Penanaman disiplin bisa diajarkan dua tempat, di sekolah dan dirumah. Di sekolah dapat melalui pembelajaran serta kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan dirumah dengan pendidikan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Penerapan kedisiplinan melalui kegiatan ekstra dengan model bermain dapat membiasakan anak untuk menjadi lebih terbuka terhadap berbagai hal yang dialaminya serta anak berani tampil dihadapan khalayak. Permasalahan kedisiplianan anak usia dini biasanya kurang disiplin dalam hal antre, tidak sopan berbicara seperti ketika berbicara 340

dengan guru seorang murid seakan berbicara dengan teman sebayanya. Dan hal yang sering ditemukan di sekolah ketika anak tidak mentaati peraturan sekolah seperti pakaian dan model rambut yang tidak rapi, serta keterlambatan datang. Untuk mencapai tahap disiplin, seorang anak perlu memulai bersikap tanggung jawab mulai dari hal yang sederhana kemudian menuju hal yang lebih kompleks. PEMBAHASAN Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada undangundang tersebut bahwa pendidikan karakter adalah merupakan tujuan pemerintah yang ingin dicapai melalui pendidikan. Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah dividu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuatnya. Definisi senada disampaikan Suharjana (2011:27) yaitu bahwa karakter merupakan sebuah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menjadi ciri khas seseorang serta menjadi kebiasaan yang ditampilkan dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan definisi karakter yang telah dikemukakan oleh dua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam karakter terkandung tiga kata kunci yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak atau berperilaku. Disiplin adalah proses mengarahkan atau mengabdikan kehendak-kehendak langsung, dorongan-dorongan, keinginan atau kepentingan-kepentingan kepada suatu citacita atau tujuan tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar (Dwi Puji Rahayuningsih, 2012). Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa Indonesia disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perhatiannya selalu mentaati tata tertib di sekolah atau militer atau dalam suatu kepartaian. Dari seluruh pengertian di atas diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan atau kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, ketertiban, kesadaran diri, dan senang hati dalam melakkukan. Adapun kepatuhan atau ketaatan pada peraturan tata tertib yang ada di kelas adalah seperti halnya merapikan dan mengembalikan mainan pada tempatnya, antre untuk bergantian bermain atau antre makan, tidak berlarian didalam kelas, duduk pada tempatya, membuang sampah pada tempatnya dan lain-lain Disiplin sebagai upaya pengembangan anak untuk berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang diterapkan oleh masyarakat mempunyai beberapa unsur yaitu: a. Sebagai salah satu unsur pokok disiplin adalah peraturan. Tujuanya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu (Hurlock, 1999: 85). Peraturan mempunyai dua fungsi yaitu pertama, peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperke-nalkan pada anak perilaku yang 341

disetujui anggota masyarakat. Misalnya anak beajar dari peraturan tentang memberi dan mendapat bantuan dalam tugas seko-lahnya. Bahwa menyerahkan tugas yang dibuatnya sendiri merupakan satu-satunya metode yang dapat diterima sekolah untuk menilai prestasi. Kedua adalah peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Bila peraturan tersebut merupakan peraturan keluarga bahwa tidak seorang anakpun boleh mengambil mainan milik saudaranya tanpa sepengeta-huan dan izin si pemilik, anak segera belajar bahwa hal ini dianggap perilaku yang tidak diterima karena mereka dimarahi atau dihukum bila melakukan tindakan terlarang ini. Agar peraturan dapat memenuhi kedua fungsi tersebut di atas, peraturan itu harus dimengerti, diingat dan diterima oleh anak,b. Kebiasaan ada yang bersifat tradisional dan ada pula yang bersifat modern. Kebiasaan tradisional dapat berupa kebiasaan menghormati dan memberi salam kepada orang tua. Sedangkan yang bersifat modern berupa kebiasaan bangun pagi, menggosok gigi, dan sebagainya, c. Hukuman terjadi karena kesalahan, perlawanan atau pelanggaran yang disengaja. Ini berarti bahwa orang itu mengetahui bahwa perbuatan itu salah namun masih dilakukan. Hukuman mempunyai tiga peran penting dalam perkembangan disiplin anak. Fungsi pertama adalah menghalangi. Hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan. Bila anak menyadari bahwa tindakan tertentu akan mendatangkan hukuman, mereka biasanya urung melakukan tindakan tersebut karena teringat akan hukuman yang dirasakannya diwaktu lampau akibat tindakan tersebut. Menurut Lickona pendidikan karakter sangat diperlukan, alasannya sebagai berikut: a. Banyaknya generasi muda saling melukai karena lemahnya kesadaran pada nilai-nilai moral, b. Memberikan nilai-nilai moral pada generasi muda merupakan salah satu fungsi peradaban yang paling utama, c. Peran sekolah sebagai pendidik karakter menjadi semakin penting ketika banyak anak-anak memperoleh sedikit pengajaran moral dari orang tua dan masyarakat, d. Pendidikan karakter yang efektif membuat sekolah lebih beradab dan peduli pada masyarakat. Pendidikan karakter sebenarnya sudah dimiliki setiap manusia dari lahir atau merupakan sifat bawaan yang diberikan Allah. Namun jika hanya memilikinya saja tanpa ada usaha untuk memunculkan sifat tersebut maka yang akan terjadi hanyalah kesia-siaan saja. Bagaimana bisa muncul perilaku tersebut jika tidak diberi stimulus atau rangsangan yang tepat, terutama untuk anak usia dini apabila metode yang diberikan tidak sesuai dengan takarannya, tidaklah mungkin akan tepat sasaran. Kemudian guru tidak bisa mengimplementasikan dengan optimal karena di Indonesia sering bergontaganti kurikulum, sehingga ketika kurikulum baru muncul maka banyak yang harus dirubah dari rancangan pembelajaran. Selain hal tersebut kendala lain adalah ketika sekolah adalah tempat anak belajar dan sekolah sendiri tidak melihat proses dari anak untuk belajar justru malah mengedepankan kognitif anak dan melihat hasil dari anak tersebut. Proses yang sesungguhnya terdapat berbagai pendidikan karakter seakan lebur dengan hasil yang didapatkan seorang anak. Memang sekolah adalah tempatnya belajar untuk anak, namun jika anak hanya mengedepankan kognitif dan hasilnya saja, anak tidak bisa berperilaku positif jika berada diluar sekolah. Oleh karena itu sekolah harus benar-benar memperhatikan pendidikan karakter anak. Meskipun pembentukan karakter disiplin merupakan bagian yang tidak terlepas dari tangan guru. Akan tetapi guru tidak sepenuhnya bisa mengimplementasikan pendidikan karakternya dengan optimal tanpa ada bantuan dari pihak keluarga. Apabila 342

dilingkungan keluarga sudah ditetapkan dan diajarkan tentang pendidikan karakter, akan tetapi jika keluarga sendiri tidak konsisten dengan apa yang dijarkannya maka anak juga akan mengabaikan, bahkan bisa dianggap hanya angin lalu. Misalnya jika orang tua mengajarkan anaknya untuk setiap pagi harus merapikan tempat tidur, sedangkan orang tuanya sendiri justru membiarkan tempat tidurnya terbengkalai dan ketika anak bertanya mengapa tempat tidur ayah/ibu masih berantakan dan orang tua menjawabnya dengan nanti akan dibereskan setelah masak dan membereskan yang lain. Akan tetapi itu merupakan sebuah pembicaraan saja, tanpa ada tindakan dari orang tua. Dan tertanam dibenak anak apabila orang tuanya sudah membohonginya, sehingga ia akan meniru perilaku orangtuanya. Cara yang tepat untuk anak usia dini dalam menanamkan pendidikan karakter adalah melalui permainan. Tentunya permainan yang digunakan harus dalam konteks yang ingin dicapai anak. Misalnya karakter disiplin bisa diajarkan dengan permainan yang mengandung nilai-nilai pramuka siaga. Sesuai dengan UU Republik Indonesia nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Pasal 4 bahwa pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilainilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Permainan yang digunakan mula-mula anak-anak bergandengan dengan menyilang tangannya didepan badan kemudian membentuk lingkaran dan badan anak menghadap kedalam ligkaran. Setelah membentuk lingkaran, anak-anak diminta agar bersamaan balik badan dengan mengangkat tangannya keatas dan memutarkan badannya sehingga menghadap keluar, akan tetapi anak masih dalam membentuk lingkaran. Tantangannya adalah bagaimana cara anak agar bisa membalikkan badan agar menghadap kedalam lingkaran akan tetapi tidak boleh melepaskan pegangan tangannya, dengan cara ada 2 orang yang menjadi pintu kemudian anak yang berada di seberang perlahan mulai masuk kepintu hingga sang anak yang menjadi pintu berbalik badannya dengan cara mengangkat tangannya keatas dan memutarkan badanya, tentunya permainan tersebut dibantu dengan guru. Dari permainan tersebut, banyak nilai yang bisa diambil, pertama adalah jiwa demokrasi dan kepemimpinan muncul pada anak, karena seluruh anak pasti mengeluarkan pendapat dan muncul rasa ingin menjadi seorang pemimpin. Kedua adalah jiwa kedisiplinan, karena apabila anak tidak disiplin dalam bermain, pasti tidak akan sampai permainan berakhir. PENUTUP Simpulan Pendidikan karakter disiplin merupakan suatu pembelajaran yang terkait dengan pembentukan perilaku anak yang memiliki kepribadian, dimana pendidikan karakter dapat dilakukan mulai anak usia dini melalui metode bermain dan mnegenalkan aturan-aturan permainan dengan seksama dan dibantu oleh guru untuk memberikan stimulus atau rangsangan sesuai takaran anak. Selain permainan, pendidikan karakter disiplin bisa diajarkan melalui kebiasaan anak baik disekolah maupun dirumah dengan pengawasan guru dan orangtua. Selain guru, orang tua ikut berperan aktif dalam pendidikan karakter disiplin, dimana orang tua sebagai teladan atau contoh bagi anak. Apabila sekali orang tua berbohong, maka anak susah untuk mengikuti perkataan orang tuanya. 343

DAFTAR PUSTAKA Aulina, Choirun Nisak. 2013. Penanaman Disiplin padaanak Usia Dini Lickona, Tom: Schaps, Eric,dan Lewis, Catherine. Eleven Principles of Effective Character Education. Character education Partnership, 2007. T. Ramli. 2003. Pendidika Karakter. Bandung: Angkasa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2010. Tentang Gerakan Pramuka Wihono, Hadi. 2012. Pendidikan Karakter dalam Bingkai Pembelajaran Yanti, Tri Yuni. 2012. Meningkatkan Disiplin Anak melalui Metode Bercerita pada Kelompok A di TK Islam Mutiara Surabaya PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 344