BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TEMPERATUR UDARA

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

Campuran udara uap air

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

KU = kutub utara bumi KS = kutub selatan bumi

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA

MODUL 8 PSIKROMETRIK CHART

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA

HUMIDIFIKASI DEHUMIDIFIKASI

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II LANDASAN TEORI

Kelembaban Udara. Klimatologi. Meteorology for better life

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNIT 4 SIKLUS REFRIGERASI

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

BAB 9. Kurva Kelembaban (Psychrometric) dan Penggunaannya

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

GEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari

ENGE DA D L A IAN IA RH S ELAM A A A PENY

AIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009

LAPORAN PRATIKUM AGRIKLIMATOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. 4. Bagaimana cara menampilkan hasil suhu dan kelembaban yang terbaca dengan menggunakan LCD dan komputer?

Epoxy Floor Coating :

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB III METODE PENELITIAN

1. Bengkuang yang digunakan diperoleh dari pasar pakem 2. Udara panas sebagai media pengering

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da

Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola

Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR DENGAN PENAMBAHAN VARIASI DUCTING BERBENTUK SILINDER DAN BALOK ABSTRAK

Universitas Sumatera Utara

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

BAB III ANALISA PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Instruksional Khusus I.4 Manfaat Percobaan

awan sempurna Obeservasi cuaca permukaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

BAB 2 DATA METEOROLOGI

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

Salah satu jenis pengering udara adalah regenerative desiccant air dryer. Gambar 2.2 merupakan salah satu contoh dari alat pengering udara jenis

5/16/2013 SUHU / TEMPERATUR. This page was created using Nitro PDF SDK trial software. To purchase, go to

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

AWAN DAN KELEMBABAN BAB. Siklus Air di Atmosfir. Penguapan, Kondensasi, dan Titik Jenuh

TERMOMETER MAKSIMUM. Yosik Noman Meteorology I C Akademi Meteorologi dan Geofisika. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

Analisa performansi cooling pad dengan penambahan saluran berbentuk silinder dan balok

UNIT 7 PROSES-PROSES PSYCHROMETRICS

BAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 4cm. 5 spasi (single)

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini?

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

BAB V ANALISA PERHITUNGAN DARI BEBERAPA ALAT. V.1 Hasil perhitungan beban pendingin dengan memakai TRACE 700

PEMODELAN TLCL DAN TcCL UNTUK KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODA SKEW-T PLOTTING Toni Samiaji Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, LAPAN

LAMPIRAN I SIFAT UDARA PADA TEKANAN ATMOSFER

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

LAPORAN KLIMATOLOGI KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN

Pengaruh Jenis Sprayer Terhadap Efektivitas Pendinginan Evaporasi Kontak Langsung

Termometri dan Kalorimetri

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

TUGAS PERPINDAHAN PANAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR TANPA DUCTING DAN DENGAN DUCTING ABSTRAK

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

BAB IV ANALISIS FASA LANDING

FISIKA TERMAL Bagian I

MESIN PENGERING SEPATU DENGAN UDARA BUANG YANG DIMANFAATKAN UNTUK PENGERING SEPATU SKRIPSI

Proses Pengeringan. Rosdaneli Hasibuan. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN SIKLUS KOMPRESI UAP DIBANTU DUA BUAH PENUKAR KALOR DAN SEPULUH LAMPU 25 WATT SKRIPSI

Analisa performansi cooling pad tanpa saluran udara dan dengan saluran udara

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

Analisa Performansi Cooling Pad Tanpa Saluran Udara dan dengan Saluran Udara

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

DISTRIBUSI KELEMBABAN UDARA DENGAN METODE PEMANAS 60, 70, 80, 90 WATT TERHADAP VARIASI KECEPATAN UDARA

FISIKA BANGUNAN 1 DESIGN STRATEGIES COOLING FOR BUILDING (SISTEM PENDINGIN BANGUNAN) TOPIK:

SMK NEGERI I CIREBON 2011 Visit us on : ptu.smkn1-cirebon.sch.id

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

SISTEM AC (AIR CONDITIONING)

Transkripsi:

BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY) Udara mengandung uap air, banyak uap air yang terkandung didalam udara itu tidak merata melainkan berbeda-beda dan tempat dan berubah-ubah dalam waktu, kemampuan maximum udara untuk mengandung uap air adalah tergantung pada temperaturnya makin tinggi temperaturnya maka makin besarlah kemampuan maximumnya udara yang bersangkutan untuk mengandung uap air, udara yang bertemperatur 18 C misalnya, paling banyak dapat mengandung uap air sampai sebanyak 20,7 milibar, sedangkan udara yang temperaturnya 19 C dapat mengandung uap air sampai sebanyak 22,0 milibar (milibar adalah satuan tekanan uap) nilai-nilai kemampuan maximum udara untuk mengandung uap air pada berbagai temperature-temperatur dapat dijumpai dalam TABLE REGNAULT. T E T E T E 35 c 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 c 56,3 MB 53,2 50,3 47,6 44,9 42,4 40,0 37,7 35,6 33,6 31,7 29,9 23 c 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 C 28,1 MB 26,4 24,8 23,3 22,0 20,7 19,3 18,1 17,1 16,0 14,9 14,0 MB 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 13,1 MB 12,3 11,5 10,7 10,0 9,5 8,7 8,1 7,6 7,1 6,5 6,1 MB Dalam TABLE REGNAULT tercantum diatas, maka: T = Temperatur udra yang bersangkutan E = Nilai kemampuan maximum udara yang bersangkutan untuk mengandung uap air pada temperatur yang sama 14

LEMBAB UDARA RELATIF Lembab udara relatif adalah nilai PERBANDINGAN antara banyaknya uap air yang betul-betul terkandung didalam udara (=e) dengan nilai kemampuan maximum udara yang bersangkutan untuk mengandung uap air pada temperatur yang sama rumus lembab udara relatif adalah sebagai berikut : L.U.R = c x 100%, dimana E C = Banyak uap air yang betui-betul terkandung didalam udara dan E = Nilai kemampuan maximum udara yang bersangkutan untuk mengandung uap air pada temperatur yang sama. Contoh : Suatu udara bertemperatur 32 C dan mengandung uap air sebanyak 35.6 milibar Pertanyaan-pertanyaan: 1. Berapa produsenkah nilai lembab udara relatif udara tersebut? 2. Kalau udara tersebut didinginkan, maka pada temperatur berapa derajatkah udara tersebut akan mulai menghasilkan kondensasi? Temperatur tersebut mendaki sebuah gunung, maka pada ketinggian berapa ratus meterkah udara tersebut akan mulai menghasilkan awan? Catatan-catatan: a) Awan tidak terdiri dari uap air, melainkan awan terdiri dari butir-butir air cair dengan demikian, maka awan merupakan hasil dari suatu proses KONDENSASI b) Udara yang belum KENYANG dengan uap air, apabila terangkat ke atas akan menjadi dingin dengan 1 C tiap naik 100 meter Jawaban: 1. Nilai lembab udara Relatif udara tersebut adalah sebagai berikut: L.U.R = c x 100%; L.U.R = 35,6 x 100% = I.k 75% E 47,6 2. Kalau suatu udara didinginkan, maka nilal E nya akan mengecil, dan kalau udara tersebut diatas didinginkan sampai 27 C maka nilai F udara tersebut akan turun 15

Menjadi sebesar 35,6 mb, sama dengan nilai c nya; hal ini berarti bahwa udara tersebut mencapai titik KENYANG nya karena nilai L.U.R nya menjadi: 35,6 x 100% = 100% 35,6 Dengan demikian, maka kalau udara tersebut didingkan lebih jauh lagi, maka udara tersebut akan kelebihan uap air, dan uap air yang Iebih itu akan keluar dan udara sebagai air cair, jadi kalau udara tersebut didinginkan, maka udara tersebut akan mulai menghaisilkan kondensasi (pengembunan) pada temperatur 27 C. Temperatur dimana suatu udara mulai menghasilkan pengembunan. apabila didingmnkan itu disebut temperatur titik embun (Dew point temperature). 3. Untuk menghasilkan awan. maka udara tersebut harus naik sedemikian tinggi, sehingga udara tersebut mencapai temperatur 270; untuk itu maka udara ini harus naik setinggi (32-27) x 100 meter = 500 meter. Dengan demikian, maka udara tersebut, apabila mendaki sebuah gunung akan mulai membentuk awan pada ketinggian 500 meter (lihat lukisan dibawah). Cara untuk menyatakan tingkat kelembaban udara Kita kenal beberapa macam cara untuk menyatakan tingkat kelembaban udara sebagai berikut 1. Lembab udara relatif menyatakan Kelembaban udara dalam satuan prosen 2. Lembab udara absolute menyatkan banyak gram uap air yang terkandung dalam tiap satu meter kubik udara 3. Lembab udara spesifik menyatakan banyak gram uap air yang terkandung didalam tiap satu kilogram udara. 4. Maxing ratio (=perbandingan campuran) menyataan banyak gram uap air yang bercampur dengan tiap 1 kg udang Kering 16

5. Dew point temperature (= temperatur titik embun) ialah temperatur dimana suatu udara mulai menghasilkan kondensasi apabila didinginkan dalam contoh soal tersebut diatas maka dew point temperatur udara yang bersangkutan adalah 27 0 c. Alat-alat pengukur kelembaban udara antara lain adalah : 1. Hydrometer rambut 2. Hygrograf = hygrometer rambut yang dapat mencapat sendiri 3. Psychrometer Cara bekerja hygrometer rambut adalah didasarkan atas sifat rambut manusia yang telah dibersihkan dari lemaknya, rambut tersebut akan menjadi panjang kalau nilai lembab udara bertambah besar, dan akan menjadi pendek kalau nilai lembab udara berkurang gerakan memanjang memendek rambut tersebut disalurkan kepada sebuah jarum penunjuk yang berputar diatas segala lembab udara relatif. Pada lukisan dibawah maka: A = Sekrup-sekrup pemegang yang berkedudukan tetap B = Sekelompok rambut manusia yang telah dibersihkan dari lemaknya C = tangkai bergerigih, D = pegas (per) E = roda bergerigih D = jarui menunjuk G = skala lembab udara relatif Kalau nilai lembab udara naik, maka rambut-rambut B akan memanjang sehingga D mendapat kesempatan untuk menarik tangkai C kekiri, dengan akibat roda E + jarum F berputar kekanan untuk menunjukkan nilai lembab udara yang lebih tinggi. Kala nilai lembab udara berkurang, maka rambut-rambut B akan menjadi pendek sehingga menarik tangkai C ke kanan, dengan akibat, roda E + jarum F berputar kekiri untuk menunjukkan nilai lembab udara yang Iebih rendah. 17

Hygrogra pada prinsipnya adalah sama dengan hygrometer, rambut h anya pada hygrograf jarum penunjuknya diganti dengan sebuah selinder yang dapat beruptar sendiri yang diselubungi dengan selebaran kertas grafik lembab udara relatif. Dan garis grafi yang ditinggalkan pada kertas grafik lembab udara relatif itu dapat di baca nilai lembab udara relatif untuk setiap saat dan hari yang Iampau. Jalan harian lembab udara relatif dapat pula dibaca pada garis grafik L.U.R tersebut, jalan harian lembab udara relatif merupakan kebaikan jalan tempenatur udara ini mudah dimengerti mengingat bahwa rumus lembab udara relatif adalah seperti berikut: SYCHROMETER terdiri dari dua buah yaitu : Lukisan dibawah maka : A = Termometer yang terbalut dan berada dalam keadaan basah secara terus menerus dan oleh sebab itu maka termometer A disebut WET BULB (=bola basah) 18

B = Termometer yang tidak, terbalut yang lazimnya disebut DRY BELB (= bola kering) C = kain pembalut (musim) yang terus menerus berada dalam keadaan basah D = kain Hygrosiofis E = tabung yang berisikan air bersih F = nilai perbedaan penunjukkan temperatur antara termometer A dan termometer B Termograf 19

a) = termogram mingguan b) = hygrogram mingguan untuk minggu yang sama Disini nampak bahwa JALAN HARIAN Lembab udara relatif merupakan kebalikannya JALAN HARIAN Temperatur udara. Setiap akan melaksanakan harus berada dalam keadaan tidak KENYANG (dengan uap air) maka pada kain pembalut akan terjadi penguapan air yang dikandungnya, untuk penguapan dibutuhkan PANAS dan PANAS yang dibutuhkan itu di ambil dari termometer A, sehingga penunjukkan temperatur oleh termometer A akan menurun : makin kering keadaan disekitarnya, maka makin lancarlah berlangsungnya penguapan pada kain C dan makin jauhlah turun temperatur pada termometer A. 20

Dari nilai temperatur yang ditujukan oleh DRY BULB B dan nilai perbedaan temperatur F antara Dry Bulb B dan Wet Bulb A dapat dihitung nilai lembab udara relatifnya. Kalau udara disekitar tersebut berada dalam keadaan KENYANG maka pada Wet Bulb tidak akan terjadi penguapan, sehingga menunjukan tempratur oleh Wet Bulb dan oleh Dry Bulb tidak akan terjadi penguapan, sehingga menunjukan temperatur oleh Wet Bulb dan oleh Dry Bulb akan sama nilainya, hal mana brarti bahwa lembab udara relatifnya = 100% Didalam praktek, maka telah tersedia suatu TABLE (=daftar) dari mana langsung dapat diperoleh nilai lembab udara relatifnya dapat menggunakan nilai perbedaan temperatur F antara Dry Bulb dan Wet Bulb, dan nilai temperatur yang ditunjukkan oleh Dry Bulb (lihat daftar dibawah). DAFTAR PSYCHROMETER F = NIlai perbedaan temperatur antara dry bulb dengan wet bulb. Td = Temperatur titik embun (=dry point temperatur) = Lembab Udara Relatif Ringkasan Banyak uap air yang terkandung dalam udara disebut lembab udara : Tingkat kelembutan udara dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara : lembab udara relatif, lembab udara absolut lembab udara spesifik, mixing ratio (perbandingan campuran) dan Dew Point temperatur (temperatur titik embun). Kemmapuan 21

maximum suatu udara untuk mengandung uap air terkandung pada temperatur udara. Kelembaban udara diukur dengan menggunakan bermacam-macam alat ukur termasuk Hygrometer rambut, Hygrograf dan Psychmeter. Pertanyaan-pertanyaan 1. Apakah lembab udara itu? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kemampuan maximum udara untuk mengandung udara air? 3. Sebutkan macam-macam, serata penjelasan untuk setiap macam cara menyatakan tingkat kelembaban udara? 4. Apabila temperatur dan suatu udara menurun apakah kemampuan maximum udara tersebt untuk mengandung uap air bertambah atau berkurang? 5. Dalam table apakah kita dapat melihat hubungan antara nilai maximum kemampuan mengandung uap air dengan temperatur udara? 6. Sebutkan komponen-komponen dasar dan cara kerja dari: a. Hygrometer rambut b. Hygrograf c. Psychrometer 7. Apakah hubungan antara lembab lembab udara relatif dengan temperatur titik embun (dew point temperature)? 8. Suatu udara mempunyai temperatur 25 C dan mengandung uap air sebanyak 23,0 mb! a. Berapakah nilai lembab udara relatif udara tersebut? b. Kalau udara tersebut didinginkan pada temperatur berapakah udara tersebut mulai menghasilkan konsensasi? c. Kalau udara tersebut mendaki sebuah gunung pada ketinggian beberapa ratus meterkah udara tersebut mulai menghasilkan awan? 22