INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN PIDIE JAYA 2013

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2010

DRAFT INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN PIDIE JAYA 2012

WEJANGAN STATISTIK. Copyright BPS Kabupaten Pakpak Bharat

INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN PIDIE JAYA 2014

INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI (IKK) KoTA JAYAPURA

ANALISIS INDEKS HARGA KOMODITAS KONSTRUKSI KOTA PEKANBARU

Rata-Rata Harga Perdagangan Bahan Bangunan/Konstruksi Kabupaten Semarang Tahun 2009

HARGA PERDAGANGAN BAHAN BANGUNAN/KONSTRUKSI

DRAFT AKHIR INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI. KERJASAMA BAPPEDA DAN PM KABUPATEN BANYUASIN dengan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUASIN

INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI (IKK) KABUPATEN KAIMANA

INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUWU

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN KAUR 2013


Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

R E K A P I T U L A S I BILL OF QUANTITY (BOQ)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PENGUJIAN MODEL HST BGN. V.1. Harga Satuan Tertinggi yang dikeluarkan Pemda Tingkat II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku walaupun terjadi secara berlanjut dalam

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Blora 2015 KATA PENGANTAR

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

REKAPITULASI : PERENC. REHAB/PEMELIHARAAN JALAN POROS UPT TANJUNG AGUNG

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. Di era Otonomi Daerah sasaran dan tujuan pembangunan salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

ANALISIS DATA/INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KAMPAR. Lapeti Sari Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

REKAPITULASI BOQ. JENIS PEKERJAAN ( Rp. ) Jumlah Konstruksi PPN 10 % Jumlah Semua Dibulatkan

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

LAMPIRAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENAWARAN DAN ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N

Transkripsi:

INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN PIDIE JAYA 2013 Katalog BPS : 7312.1118 Ukuran Buku : 17 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 37 halaman + v halaman Naskah: BPS Kabupaten Pidie Jaya Editor: BPS Kabupaten Pidie Jaya Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie Jaya Bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pidie Jaya Boleh mengutip dengan menyebutkan sumbernya

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Sambutan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pidie Jaya Pelaksanaan pembangunan dalam tatanan otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas bagi daerah untuk melakukan berbagai langkah pembangunan. Evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan kualitas hasil pembangunan yang tengah dilaksanakan di Kabupaten Pidie Jaya, semakin memerlukan berbagai data statistik yang lengkap, akurat dan terpercaya. Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah data-data mengenai harga barang dan jasa konstruksi yang kemudian diolah dan dianalisis hingga mendapatkan angka Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). Data IKK yang menjadi dasar penghitungan DAU, dirasakan sangat penting bagi BAPPEDA Kabupaten Pidie Jaya yang senantiasa memerlukan informasi untuk mendasari dan memantapkan perencanaan dan pengendalian pembangunan. Kami menyambut baik penerbitan publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi tahun 2013 ini dan pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih atas keberhasilan kerja sama dengan BPS Kabupaten Pidie Jaya yang telah merampungkan penyusunan publikasi ini. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data yang diperlukan hingga terlaksananya penerbitan publikasi ini, diucapkan terima kasih. Meureudu, Juli 2013 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PIDIE JAYA Drs. H. Zulfikar Pembina Utama Muda 19570919 198210 1 001 NIP. 1961 i

KATA PENGANTAR KEPALA BPS KABUPATEN PIDIE JAYA Dalam rangka penyusunan RAPBN Tahun Anggaran 2013 yang berkenaan dengan Dana Alokasi Umum (DAU) 2013 dan tahun-tahun selanjutnya, adalah penting meningkatkan akurasi data dasar penghitungan DAU. Oleh karena itu, pada tahun 2013 ini BAPPEDA bekerja sama dengan BPS Kabupaten Pidie Jaya melakukan penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) 2013 yang menggambarkan tingkat kemahalan harga pada tahun 2012. Data dasar dalam publikasi ini berasal dari BPS RI, BPS Provinsi Aceh dan BPS Kabupaten Pidie Jaya. BPS Kabupaten Pidie Jaya khususnya telah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas data, antara lain dengan melakukan pengecekan lapangan dan konsolidasi berupa diskusi antara petugas pengumpul data dengan BPS Provinsi. Dari pengecekan lapangan dan diskusi tersebut diharapkan diperoleh data yang valid, akurat, dan terkini. Akhirnya semoga publikasi IKK tahun 2013 ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Meureudu, Juli 2013 KEPALA BPS KABUPATEN PIDIE JAYA Drs. Anwar A.Wahab NIP. 195906301981031002 ii

DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Hal. i ii iii iv v I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Tujuan dan Kegunaan IKK 3 1.3 Kualifikasi Data 3 1.4 Cakupan 3 1.5 Sensus dan Survei 4 1.6 Pelaksanaan 4 1.7 Pengolahan dan Rekonsiliasi Data 4 1.8 Sistematika Penyajian Laporan 5 II METODOLOGI 6 2.1 Konsep dan Definisi 7 2.2 Ruang Lingkup dan Sumber Data 10 2.3 Metode Penghitungan 12 2.3.1 Paket Komoditas 13 2.3.2 Diagram Timbang atau Bobot 17 2.3.3 Formula Penghitungan 19 III ULASAN RINGKAS 21 3.1 Gambaran Umum 22 3.2 Peranan Sektor Konstruksi 25 3.3 Indeks Kemahalan Konstruksi 26 LAMPIRAN 30 iii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Daftar Jenis Barang dan Jasa Konstruksi yang Digunakan dalam Penghitungan IKK Tahun 2013 Hal. 14 Tabel 3.1. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2012 (persen) 23 Tabel 3.2. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2012 (persen). 24 Tabel 3.3. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Beberapa Kabupaten/kota Provinsi Aceh Tahun 2009-2012 27 Tabel 3.4. Rata-rata Beberapa Harga Barang Konstruksi di Beberapa Kabupaten/Kota Tahun 2012 29 iv

DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 3.1. Persentase Panjang Jalan di Kabupaten Pidie Jaya Menurut Kondisi Jalan Tahun 2012 (persen) 24 Gambar 3.2. Kontribusi Sektor Konstruksi terhadap Total PDRB adhb Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2007-2012 (persen) 26 Gambar 3.3. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Beberapa Kabupaten/kota Provinsi Aceh Tahun 2009-2012 27 Gambar 3.4. Perbandingan IKK Beberapa Kabupaten/Kota Tahun 2011-2012 28 v

1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah yang dilaksanakan sejak 1 Januari 2001 memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Untuk mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah tersebut, kepada Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk mendayagunakan potensi keuangan daerah sendiri serta sumber keuangan lain seperti perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang berupa Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Selama sembilan tahun terakhir, DAU merupakan salah satu sumber pendapatan utama pendapatan Pemerintah Daerah. Azas kesenjangan fiskal (fiscal gap) yang mendasari penghitungan DAU memerlukan dukungan data yang valid, akurat dan terkini sehingga pembagian DAU ke daerah menjadi adil, proporsional dan merata. Sehubungan dengan keperluan tersebut, ketersediaan data yang akan digunakan dalam penghitungan DAU sudah sangat penting dan mendesak. Data tersebut adalah Jumlah Penduduk, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tingkat Kabupaten/Kota. Sebagai salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung kebutuhan daerah, IKK berkaitan erat dengan keinginan dan tanggung jawab pemerintah untuk meningkatkan pelayanan dengan membangun sarana dan prasarana yang berupa bangunan fisik, seperti: bangunan gedung, jalan, jembatan, saluran irigasi dan lain sebagainya. Perbedaan kondisi dan potensi geografis di masing-masing wilayah serta jarak antar wilayah menyebabkan terjadinya perbedaan pembiayaan untuk membangun fasilitas-fasilitas tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar digunakannya Indeks Kemahalan Konstruksi untuk penyesuaian kebutuhan daerah dilihat dari sektor bangunan/konstruksi. 2

1.2. Tujuan dan Kegunaan IKK Penyusunan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013 diharapkan dapat menjadi indikator keterbandingan tingkat kemahalan antar daerah. Dalam jangka panjang IKK dapat dipakai sebagai bahan masukan dalam penyusunan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan pembangunan berkesinambungan di daerah ini. Salah satu contoh kegunaan IKK adalah sebagai rujukan dalam memperkirakan besaran nilai proyek pembangunan terutama yang berkaitan dengan pembangunan fisik (seperti: tempat tinggal, sekolah, jalan dan jembatan) agar penentuan besaran nilai proyek pembangunan fisik tersebut efisien dan tepat sasaran. 1.3. Kualifikasi Data Setiap saat, BPS selalu berupaya meningkatkan kualitas data untuk keperluan penghitungan DAU tahun-tahun selanjutnya. Peningkatan kualitas data tersebut meliputi: pertama, meningkatkan validitas data agar dapat menggambarkan kondisi riil daerah yang sebenarnya dengan memperbaiki konsep dan definisi variabel; kedua, meningkatkan akurasi data dengan memperluas cakupan dan cara penghitungan; dan ketiga, pemutakhiran data dengan mempercepat pengumpulan data yang selama ini mengalami keterlambatan (time gap). Dalam upaya peningkatan kualitas data tersebut, maka BPS bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Pidie Jaya melakukan suatu kegiatan penyediaan data IKK Kabupaten Pidie Jaya. Hal ini juga bertujuan sebagai alat kontrol objektivitas data hasil penghitungan dengan melakukan analisis kewajaran angka IKK antar daerah. 1.4. Cakupan Kegiatan Penyusunan IKK Tahun Anggaran 2013 ini mencakup wilayah Kabupaten Pidie Jaya dengan cakupan tingkat keragaman yang bervariasi. Selain itu, untuk melihat keterbandingan dengan daerah lain, juga dilakukan analisis keterbandingan 3

untuk melihat posisi Kabupaten Pidie Jaya di antara kabupaten/kota lain di sekitarnya. 1.5. Sensus dan Survei Sensus dan survei yang merupakan sumber utama data BPS dilaksanakan pada periode tertentu (sebagai contoh Sensus Penduduk 10 tahun sekali, Survei Harga Perdagangan Besar sebulan sekali dan PDRB setiap tahun dengan cakupan terbatas). Sementara itu data yang dibutuhkan untuk penghitungan DAU bersifat tahunan dan mencakup semua wilayah administrasi kabupaten/kota. Hal ini menimbulkan masalah kesenjangan antara kebutuhan data dan ketersediaan data pada tingkat wilayah kecil. Untuk menutup kesenjangan ini, maka dilakukan penyesuaian (penambahan sampel), proyeksi dan proxi terhadap data hasil survei dan pengumpulan data yang ada seperti Survei Harga Perdagangan Besar Bahan Bangunan/Kontruksi, Susenas dan sumber data lainnya. Untuk menjaga konsistensi data, dalam penghitungan IKK juga diperhatikan time reference yang jelas. IKK tahun 2013 ini menggambarkan tingkat kemahalan harga knstruksi pada tahun 2012. 1.6. Pelaksanaan Kegiatan penyediaan data dasar Indeks Kemahalan Kontruksi (IKK) dilakukan melalui Survei Harga Perdagangan Besar Konstruksi (SHPB-K) terhadap berbagai jenis barang dan jasa konstruksi yang termasuk dalam paket komoditas penghitungan IKK. Selain itu dilakukan juga pengumpulan data sekunder lain dari berbagai sumber yang terkait dengan sektor konstruksi. 1.7. Pengolahan dan Rekonsiliasi Data Tingkat heterogenitas yang tinggi baik antar kabupaten maupun antar kecamatan membutuhkan proses pengolahan data yang cukup lama. Heterogenitas yang dimaksud adalah data variabel ekonomi menyebar dan berfluktuasi tidak sesuai 4

dengan penyebaran wilayah administratif melainkan mengikuti jalur distribusinya. Oleh karena itu diperlukan adanya rekonsiliasi data untuk menjaga konsistensi dan agregasi data. Selain itu, dalam penghitungan IKK diperlukan data keterbandingan secara nasional terutama mengenai rata-rata tingkat kemahalan konstruksi tingkat nasional. Angka IKK Kabupaten Pidie Jaya diperoleh dengan membandingkan Tingkat Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya dengan Tingkat Kemahalan Konstruksi Nasional. 1.8. Sistematika Penyajian Laporan hasil penghitungan IKK Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama dijelaskan tentang latar belakang penyusunan, pengertian, tujuan dan kegunaan serta jadwal waktu penyusunan. Pada bagian kedua diulas tentang metodologi yang mencakup konsep dan definisi, teknis pengumpulan data dan metode penghitungan. Bagian tiga disajikan analisis ringkas mengenai data IKK Kabupaten Pidie Jaya dan beberapa data pendukung lain. Pada bagian akhir dilampirkan data dasar dan data pendukung dalam penghitungan IKK Kabupaten Pidie Jaya. 5

2 METODOLOGI

METODOLOGI 2 2.1 Konsep dan Definisi Beberapa konsep dan definisi umum yang digunakan dalam proses pengumpulan data dan penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) antara lain adalah sebagai berikut: Harga Perdagangan Besar (HPB) adalah harga transaksi yang terjadi antara pedagang besar pertama sebagai penjual dengan pedagang besar berikutnya sebagai pembeli secara party/grosir di pasar pertama asal suatu barang. HPB bahan bangunan/konstruksi adalah harga berbagai jenis bahan bangunan yang digunakan dalam kegiatan konstruksi dalam jumlah besar (party) yang merupakan hasil transaksi antara pedagang besar/distributor/supplier bahan bangunan/konstruksi dengan pengguna bahan bangunan tersebut. Pedagang Besar (PB) adalah pedagang/distributor yang menjual bahan bangunan/konstruksi secara party/grosir atau dalam jumlah besar. Pedagang Besar Pertama (PB I) adalah pedagang besar sesudah produsen/penghasil. Party/grosir atau dalam jumlah besar yang dimaksud adalah bukan eceran. Batasan ini relative mengingat sulit menentukan besarannya, baik kuantitas maupun nilai dari suatu komoditas. Hal ini sangat tergantung dari karakteristik komoditasnya sendiri. Kegiatan Konstruksi Adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi yang dimaksud dalam survey ini 7

adalah hanya kegiatan pembangunan baru. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan-bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi. Sedangkan kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran, dan perbaikan bangunan. Kegiatan Konstruksi dalam penghitungan IKK dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok: I. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, terdiri dari: a. Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi: rumah yang dibagun sendiri, real estate, rumah susun dan perumahan dinas. b. Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi: konstruksi gedung perkantoran, industri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal, stasiun dan bangunan monumental. II. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan terdiri dari: a. Bangunan jalan, jembatan dan landasan meliputi: pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase jalan, marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas. b. Bangunan jalan dan jembatan kereta. c. Bangunan dermaga meliputi: pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan dan penahan gelombang. III. Bangunan Lainnya terdiri dari: Bangunan sipil, pembangunan lapangan olah raga, lapangan parkir, dan sarana lingkungan pemukiman. Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian meliputi: a. Bangunan pengairan diantaranya: pembangunan waduk (reservoir), bendungan, embung, jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase irigasi, talang, check dam, tanggul pengendali banjir, tanggul laut, krib dan waduk. b. Bangunan tempat proses hasil pertanian, diantaranya bangunan penggilingan dan bagunan pengeringan. Bangunan elektrikal meliputi: pembangkit tenaga listrik, transmisi, dan transmisi tegangan tinggi. 8

Konstruksi telekomunikasi udara meliputi: konstruksi bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, bangunan pemacar/penerima radar, dan bangunan antenna. Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, pembangunan konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api. Konstruksi sentral telekomunikasi meliputi: bangunan sentral telepon/telegraph, konstruksi bangunan menara pemacar dan bangunan stasiun kecil. Instalasi air meliputi instalasi air bersih, air limbah dan saluran drainase pada gedung. Instalasi listrik meliputi: pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat. Instalasi gas meliputi: pemasangan instalasi gas pada gedung tempat tinggal dan pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal. Instalasi listrik jalan. Instalasi jaringan pipa: jaringan pipa gas, jaringan air dan jaringan minyak. Harga sewa alat berat konstruksi Adalah harga yang terjadi ketika seseorang/organisasi/institusi menyewa alat-alat berat yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dalam periode tertentu seperti dalam waktu jam, hari, mingguan, dan bulanan. Satuan/unit yang digunakan dalam harga sewa ini adalah unit/jam. Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) TKK merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi, yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. TKK diperoleh melalui pendekatan terhadap harga sejumlah jenis barang/bahan bangunan dan harga sewa alat yang mempunyai nilai atau andil cukup besar dalam bangunan tersebut. TKK menggambarkan perkembangan harga di suatu wilayah pada periode tertentu terhadap harga periode tahun dasar. Akan tetapi dalam penyajian IKK dari tahun 2005 sampai tahun 2009, diperhitungkan pula perkembangan harga terhadap harga periode dasar yaitu Februari 2004 (sesuai dasar penghitungan IKK 2004). 9

Paket Komoditas Paket komoditas adalah sejumlah barang terpilih yang digunakan sebagai komponen penghitungan IKK. Komoditas/jenis barang tersebut dipilih karena andil yang cukup besar dan data harganya lebih mudah dipantau dan mempunyai tingkat keterbandingan antar kabupaten/kota. Diagram Timbang Diagram timbang (DT) atau bobot yang digunakan dalam penghitungan IKK terdiri dari DT kelompok jenis bangunan (3 kelompok) dan DT Umum. DT kelompok jenis bangunan digunakan untuk memperoleh nilai TKK masing-masing kelompok jenis bangunan. DT umum digunakan untuk menghitung IKK umum setelah diperoleh IKK masing-masing kelompok jenis bangunan. Indeks Kemahalan Konstruksi Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks yang menggambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap TKK rata-rata Nasional. Sesuai dengan pengertiannya IKK dapat dikategorikan sebagai indeks spasial, yaitu indeks yang menggambarkan perbandingan harga untuk lokasi yang berbeda pada periode waktu tertentu. Berbeda dengan pengertian indeks periodical, seperti Indeks Harga Perdagangan Besar atau Indeks Harga Konsumen, kedua indeks harga tersebut menggambarkan perkembangan harga di suatu lokasi pada periode tertentu dibandingkan terhadap harga tahun dasar. 2.2. Ruang Lingkup dan Sumber Data Indeks Kemahalan Konstruksi dihitung berdasarkan data harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruksi dan sewa alat berat yang diperoleh melalui survei di Kabupaten Pidie Jaya. Jenis barang/bahan bangunan yang dikumpulkan datanya meliputi barang-barang natural hasil pertambangan/penggalian, barang-barang hasil industri pengolahan dan jasa sewa alat berat. Sumber data lain yang digunakan dalam penghitungan IKK adalah Diagram Timbang (DT) yang terdiri dari DT kelompok jenis bangunan dan DT Umum. Data dasar yang digunakan dalam penghitungan IKK Kabupaten Pidie Jaya didapatkan dari harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruksi dan harga 10

sewa alat berat. Proses pengumpulan data harga tersebut dilakukan melalui Survei Harga Perdagangan Besar bahan bangunan/konstruksi (HPB-K). Data harga yang dikumpulkan dalam survey HPB-K tersebut terdiri dari harga 60 jenis barang yang mencakup sekitar 145 kualitas serta harga sewa 4 macam alat berat. Untuk keperluan penghitungan IKK 2013, selain data yang dikumpulkan melalui survey HPB-K2, dikumpulkan pula data harga melalui survey serentak khusus untuk barangbarang konstruksi yang menjadi paket komoditas penghitungan IKK yang dilakukan di bulan Mei 2013 (18 jenis barang konstruksi, 4 harga sewa alat berat dan upah jasa konstruksi). Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan penghitungan indeks spasial adalah komoditas/jenis barang yang akan digunakan dalam penghitungan indeks (paket komoditas) harus mempunyai tingkat keterbandingan, yaitu mempunyai kualitas dan satuan yang standar untuk seluruh tempat/daerah. IKK termasuk kategori indeks spasial, oleh karena itu dalam penghitungan IKK diperlukan data harga barang-barang konstruksi dengan kualitas dan satuan yang sama/standar untuk 508 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sehubungan dengan sulitnya untuk memperoleh data yang memenuhi persyaratan tersebut di atas maka untuk daerah-daerah atau kabupaten/kota yang tidak mempunyai atau tidak diperdagangkan jenis barang dengan kualitas dan satuan standar yang telah ditetapkan tersebut maka perlu dilakukan estimasi harga. Untuk menunjang keperluan dalam melakukan estimasi harga barang-barang di kabupaten/kota yang tidak mempunyai kualitas dan satuan standar maka BPS melakukan kegiatan yang disebut Survei Identifikasi Barang. Survei Identifikasi Kualitas Barang ini dilakukan di seluruh ibukota Provinsi. Dalam survey ini dikumpulkan harga seluruh kualitas barang dari 21 jenis barang yang menjadi paket komoditas IKK yang ada di masing-masing ibukota provinsi. Dengan demikian diharapkan seluruh data harga jenis barang yang dikumpulkan dari seluruh kabupaten/kota dapat di estimasi dengan cara mengkonversi harga ke kualitas dan satuan standar. Untuk daerah-daerah yang sangat sulit, seperti daerah kepulauan dan pegunungan dimana terdapat kecamatan-kecamatan yang sulit dijangkau maka dalam melakukan estimasi harga diperhitungkan pula variable jarak antar kecamatan ke ibukota kabupaten dan biaya transportasi. 11

Diagram Timbang (DT) kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan kuantitas/volume masing-masing bahan bangunan dan sewa alat berat yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit jenis bangunan per satuan ukuran luas. Data kuantitas/volume bahan bangunan tersebut disusun berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan 20 kabupaten/kota terpilih yang menyebar di 10 provinsi yang dilaksanakan pada bulan April 2003 dan April 2004. Kabupaten/kota-kabupaten/kota tersebut dipilih berdasarkan letak dan kondisi geografis serta struktur tanah yang berbeda sehingga data yang diperoleh dapat mewakili keseluruhan kondisi kabupaten/kota di Indonesia. Dalam menyusun diagram timbang kelompok jenis bangunan, selain data hasil studi, ditunjang pula dengan data tabel input-output dan data yang diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum. Data diagram timbang kelompok jenis bangunan ini, dari tahun ke tahun selalu diupdate berdasarkan perkembangan data penunjang. Dengan asumsi bahwa penggunaan (kuantitas/volume) barang untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di masing-masing kabupaten/kota adalah sama, maka diagram timbang kelompok jenis bangunan yang digunakan sama untuk seluruh kabupaten/kota. Data lain yang dikumpulkan adalah perkiraan persentase pengeluaran kegiatan pembangunan fisik gedung/konstruksi setiap kelompok jenis bangunan terhadap total nilai pengeluaran kegiatan pembangunan tersebut. Data ini diperoleh dari setiap Pemerintah Kabupaten/Kota. 2.3 Metode Penghitungan IKK dihitung menurut kelompok jenis bangunan yang mengacu pada klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI) yang disesuaikan agar memenuhi azas komparabilitas. Penghitungan IKK 2013 menggunakan 3 (tiga) kelompok jenis bangunan, yaitu: a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; b. Jalan, jembatan dan pelabuhan; dan c. Bangunan lainnya 12

Dalam penyajian angka IKK 2013 terdapat sedikit perbedaan dengan penyajian IKK tahun-tahun sebelumnya. Dalam IKK tahun-tahun sebelumnya disajikan menggunakan acuan rata-rata nasional sama dengan 100 yang dikalikan dengan sebuah inflator yaitu perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang konstruksi. Untuk IKK 2013 disajikan dengan menentukan salah satu ibukota provinsi, dimana terdapat satu kabupaten/kota dalam provinsi tersebut yang memiliki IKK mendekati angka rata-rata nasional yang digunakan sebagai kota acuan atau provinsi acuan. Berdasarkan hal tersebut itulah kemudian terpilih Kota Samarinda sebagai kota acuan IKK 2013 dan akan digunakan untuk penghitungan IKK tahun berikutnya. 2.3.1. Paket Komoditas Paket komoditas yang digunakan dalam penghitungan IKK 2013 terdiri dari 18 jenis barang, 4 sewa alat berat, dan upah jasa konstruksi yaitu: pasir, batu pondasi, batu bata, batu split, semen, pipa PVC, seng plat, seng gelombang, paku, besi beton, keramik lantai, kayu papan, kayu balok, kayu lapis, cat tembok, vat kayu/besi, kaca lembaran, aspal, sewa alat berat excavator, bulldozer, three wheel roller (mesin gilas), dump truck, dan upah jasa konstruksi. Jenis barang dan sewa alat berat tersebut dipilih karena mempunyai nilai atau andil cukup besar dalam membuat masing-masing kelompok jenis bangunan serta harga barang-barang tersebut comparable atau mempunyai keterbandingan antara kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Untuk memperdalam analisis, dalam penyusunan IKK tahun 2013 ini sengaja disertakan juga data beberapa komoditas tambahan dalam berbagai kualitas dan merk yang sebenarnya tidak termasuk dalam Paket Komoditas yang digunakan untuk menghitung IKK. Hal ini dilakukan agar para pengguna data bisa mendapat gambaran yang lebih menyeluruh mengenai kondisi dan perkembangan harga barang dan jasa di sektor konstruksi/bangunan di Kabupaten Pidie Jaya. Lebih lengkapnya mengenai jenis-jenis barang yang dikumpulkan datanya dalam penghitungan IKK di Kabupaten Pidie Jaya dapat dilihat pada tabel 2.1 13

Tabel 2.1 Daftar Jenis Barang dan Jasa Konstruksi yang Digunakan dalam Penghitungan IKK Tahun 2013 Harga Asal Barang No Jenis Barang Kode Kualitas Barang Satuan/Unit per satuan/unit Kode Nama Daerah Keterangan (Rp) (4 digit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Pasir 31531000101 Pasir Pasang m 3 75 000 1118 M eureudu 1 truck/colt = 5 m 3 (tanpa ongkos angkut) 31531000201 Pasir Beton / Cor m 3 75 000 1118 M eureudu 31531000301 Pasir Urug m 3 60 000 1118 M eureudu 315310...01 Lainnya (tuliskan) m 3 2 Batu Pondasi 31532000101 Batu Kali Utuh m 3 125 000 1118 M eureudu 1 truck/colt = 4 m 3 (tanpa ongkos angkut) 31532000201 Batu Kali Belah m 3 180 000 1118 Lancok 31532000301 Batu Gunung m 3 80 000 1118 Ulim 315320...01 Lainnya (tuliskan) m 3 3 Batubata 33731000102 Batubata M erah M anual (60 buah/m 2 ) 100 buah 33 000 1118 M euredu 33731000202 Batubata M erah Press (60 buah/m 2 ) 100 buah 50 000 1118 M euredu 337310...02 Lainnya (tuliskan) 100 buah 4 Batu Split 31532050101 Ukuran 1-2 cm m 3 215 000 1118 Blang Awe 1 truck/colt = 4 m 3 (tanpa ongkos angkut) 31532050201 Ukuran 2-3 cm m 3 200 000 1118 Blang Awe 3153205...01 Lainnya (tuliskan) m 3 5 Semen Abu-abu 33744000103 Tiga Roda 40 kg a. berat isi 40 kg 33744000203 Holcim 40 kg 33744000303 Tonasa 40 kg 33744000403 Gresik 40 kg 33744000503 Bosowa 40 kg 337440... Andalas 40 kg 45 000 1275 M edan 337440... Padang 40 kg 44 000 1275 M edan b. berat isi 50 kg 33744000104 Tiga Roda 50 kg 33744000204 Holcim 50 kg 33744000304 Tonasa 50 kg 33744000404 Gresik 50 kg 33744000504 Bosowa 50 kg 337440... Lainnya (tuliskan) 50 kg 6 Pipa PVC 33632000105 Wavin, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang 33632000205 kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang 33632000305 Maspion, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang 33632000405 kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang 33632000505 Vinilon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang 33632000605 kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang 33632000705 Winlon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang 33632000805 kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang 336320... Lainnya kw AW Ф 4" /6 m batang 180 000 1275 M edan 336320... Lainnya kw D Ф 4" /6 m batang 125 000 1275 M edan 7 Seng Plat 34154500106 Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm m 34154500206 Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm m 34154500107 Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm kaki 34154500207 Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm kaki 341545... Lainnya (tuliskan) m/kaki *) 14

Lanjutan Tabel 2.1 Harga Asal Barang No Jenis Barang Kode Kualitas Barang Satuan/Unit per satuan/unit Kode Keterangan Nama Daerah (Rp) (4 digit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 8 Seng Gelombang 34154550108 Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm lembar 34154550208 Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm lembar 3415455...08 Lainnya (tuliskan) lembar 9 Paku 34294400109 Paku Kayu 5 cm kg 15 000 1275 Medan 34294400209 Paku Kayu 10 cm kg 15 000 1275 Medan 34294450102 Paku Beton Hitam 5 cm 100 buah 15 000 1275 Medan 34294450102 Paku Beton Hitam 5 cm 100 buah 15 000 1275 Medan 3415455...08 Paku Seng 2" lembar 18 000 1275 Medan 3415455...08 Lainnya (tuliskan) lembar 10 Besi Beton (Full) 34126100105 Ukuran Ф 10 mm Panjang 12 m batang 60 000 1275 Medan 34126100205 Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m batang 40 000 1275 Medan 34126100109 Ukuran Ф 10 mm Panjang 12 m kg 34126100209 Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m kg 341261... Lainnya (tuliskan) batang/kg *) 11 Keramik Polos 33737000110 M ulia m 2 44 000 1275 M edan Kualitas 1 (KW 1) 33737000210 Arwana m 2 52 000 1275 M edan uk. ( 40 x 40 ) cm 33737000310 Asiatile m 2 49 000 1275 M edan 33737000410 KIA m 2 62 000 1275 M edan 33737000510 Accura m 2 44 000 1275 M edan 33737000610 Diamond m 2 52 000 1275 M edan 33737000710 Impresso m 2 46 000 1275 M edan 33737000810 M asterina m 2 48 000 1275 M edan 33737000910 Hercules m 2 57 000 1275 M edan 33737001010 Asahi m 2 43 500 1275 M edan 33737001110 Ikad m 2 50 000 1275 M edan 337370...10 Garuda m 2 41500 1275 M edan 337370...10 Lainnya (tuliskan) m 2 12 Kayu Papan 33144000101 Kamper ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m 3 3 500 000 1109 Tangse 33144000201 M eranti ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m 3 3 500 000 1109 Tangse 33144000301 Kruing (2 cm x 20 cm x 4 m) m 3 13 Kayu Balok 3314405 Kamper ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) m 3 4 000 000 1109 Tangse 3314405 M eranti ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) m 3 3 500 000 1109 Tangse 3314405 Kruing (5 cm x 10 cm x 4 m) m 3 3314405 Lainnya (tuliskan) m 3 4 000 000 1109 Tangse 14 Kayu Lapis 33141000108 Meranti ( 0,4 x 122 x 244 ) cm lembar 68 000 1105 Aceh Timur 33141000208 Meranti ( 0,5 x 122 x 244 ) cm lembar 70 000 1105 Aceh Timur 33141000308 Campuran ( 0,4 x 122 x 244 ) cm lembar 60 000 1105 Aceh Timur 33141000408 Campuran ( 0,5 x 122 x 244 ) cm lembar 65 000 1105 Aceh Timur 331410...08 Lainnya (tuliskan) lembar 15

Lanjutan Tabel 2.1 Harga Asal Barang No Jenis Barang Kode Kualitas Barang Satuan/Unit per satuan/unit Kode Keterangan Nama Daerah (Rp) (4 digit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 15 Cat Tembok Putih 33511000111 Catylac 5 kg a. berat isi 5 kg 33511000211 Vinilex 5 kg 33511000311 Metrolite 5 kg 33511000411 Maritex 5 kg 33511000511 Avian 5 kg 33511000611 Matex 5 kg 33511000711 Dulux 5 kg 33511000811 Belmas 5 kg 335110...11 Harmoni 5 kg 50 000 1275 Medan 335110...11 Recolac 5 kg 68 000 1275 Medan 335110...11 Ultratex 5 kg 75 000 1275 Medan b. berat isi 25 kg 33511000112 Catylac 25 kg 33511000312 Metrolite 25 kg 33511000212 Vinilex 25 kg 33511000412 Maritex 25 kg 33511000612 Matex 25 kg 33511000512 Avian 25 kg 33511000912 Aries 25 kg 33511000712 Dulux 25 kg 335110...12 Harmoni 25 kg 275 000 1275 Medan 335110...12 Recolac 25 kg 200 000 1275 Medan 335110...12 Ultratex 25 kg 370 000 1275 Medan 16 Cat Kayu / Besi 33511050113 Avian 1 kg 45 000 1275 Medan berat isi 1 kg 33511050213 Glotex 1 kg 33511050313 Altex 1 kg 33511050413 Emco 1 kg 33511050513 Kuda Terbang 1 kg 48 000 1275 Medan 33511050613 Brilo 1 kg 33511050713 Dulux 1 kg 33511050813 Yoko 1 kg 3351105... Lainnya (tuliskan) 1 kg 17 Kaca Polos Bening 33711200110 M ulia tebal 3 mm m 2 95 000 1275 M edan 33711200210 M ulia tebal 5 mm m 2 105 000 1275 M edan 33711200310 Asahi tebal 3 mm m 2 95 000 1275 M edan 33711200410 Asahi tebal 5 mm m 2 105 000 1275 M edan 337112...10 Lainnya (tuliskan) m 2 18 Aspal 31533000114 Curah Grade 60/70 Lokal ton 31533000115 Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal drum 31533000214 Curah Grade 60/70 Impor ton 31533000215 Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor drum 315330... Lainnya (tuliskan) drum/ton*) 16

Lanjutan Tabel 2.1 Harga Asal Barang No Jenis Barang Kode Kualitas Barang Satuan/Unit per satuan/unit Kode Keterangan Nama Daerah (Rp) (4 digit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 19 Sewa Excavator 45433010116 100-120 HP unit/jam 1500 000 1171 Banda Aceh 45433010216 kurang dari 100 HP unit/jam 4543301...16 Lainnya (tuliskan) unit/jam 20 Sewa Buldozer 45433000116 95-120 HP unit/jam 1900 000 1171 Banda Aceh 45433000216 kurang dari 95 HP unit/jam 454330...16 Lainnya (tuliskan) unit/jam 21 Sewa Three Wheel Roller 45433020116 8-10 ton unit/jam 45433020216 kurang dari 8 ton unit/jam 4543302...16 Lainnya (tuliskan) unit/jam 22 Sewa Dump Truck 45433030118 8-10 ton unit/hari 2 500 000 1171 Banda Aceh 23 Upah Jasa Konstruksi 55456000117 Mandor o-h 70 000 1118 Pidie Jaya 55456000217 Kepala Tukang o-h 90 000 1118 Pidie Jaya 55456000317 Tukang Batu o-h 70 000 1118 Pidie Jaya 55456000417 Tukang Kayu o-h 70 000 1118 Pidie Jaya 55456000517 Tukang Cat o-h 70 000 1118 Pidie Jaya 55456000617 Tukang Listrik o-h 70 000 1118 Pidie Jaya 55456000717 Pembantu Tukang o-h 50 000 1118 Pidie Jaya 554560...17 Lainnya (tuliskan) o-h 2.3.2 Diagram Timbang atau Bobot Diagram Timbang (DT) atau bobot terdiri dari DT kelompok jenis bangunan dan DT umum. DT kelompok jenis bangunan digunakan untuk menghitung Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) kabupaten/kota yang disusun berdasarkan besarnya volume masing-masing jenis bahan bangunan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas. Sementara itu, Diagram Timbang Umum digunakan untuk menghitung Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Umum, disusun berdasarkan perkiraan persentase pengeluaran untuk pembangunan fisik yang ada di masing-masing kabupaten/kota dan dirinci menurut 3 (tiga) kelompok jenis bangunan/konstruksi. 17

a. Diagram Timbang Kelompok Jenis Bangunan Diagram timbang kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan data kuantitas atau volume barang-barang konstruksi termasuk sewa alat yang dibutuhkan atau digunakan untuk membangun 1 (satu) unit jenis bangunan. Jenis bangunan yang dimaksud terdiri dari 3 (tiga) kelompok jenis bangunan, yaitu: i. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; ii. Jalan, jembatan dan pelabuhan; iii. Bangunan lainnya. Data kuantitas atau volume barang-barang konstruksi dan sewa alat berat tersebut diperoleh melalui kegiatan yang disebut Studi Tingkat Kemahalan Konstruksi. Kegiatan studi ini dilakukan di 20 (dua puluh) kabupaten/kota terpilih yang menyebar di 10 (sepuluh) provinsi yang dilaksanakan pada bulan April 2003 dan April 2004. Kabupaten/kota tersebut dipilih berdasarkan letak dan kondisi geografis dan struktur tanah yang berbeda sehingga data yang diperoleh dapat mewakili keseluruhan kondisi kabupaten/kota di Indonesia Dalam menyusun diagram timbang kelompok jenis bangunan, selain data hasil studi, ditunjang pula dengan data table Input-Output dan data yang diperoleh dari instansi terkait seperti Departemen Kimpraswil. Data diagram timbang kelompok jenis bangunan ini, dari tahun ke tahun selalu di up-date berdasarkan perkembangan data penunjang. Dengan asumsi bahwa penggunan (kuantitas/volume) barang untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di masing-masing kabupaten/kota adalah sama, maka diagram timbang kelompok jenis bangunan yang digunakan pun sama untuk seluruh kabupaten/kota. b. Diagram Timbang Umum Diagram timbang umum disusun berdasarkan data realisasi APBD masing-masing Pemerintah kabupaten/kota yang dikeluarkan untuk pembangunan fisik, seperti pembangunan gedung kantor, rumah dinas, jalan, jembatan, lapangan olah raga dan lain-lain. Nilai pengeluaran tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan kelompok jenis bangunannya, lalu dibuat perkiraan persentase total pengeluaran 18

masing-masing kelompok jenis bangunan tersebut terhadap total seluruh pengeluaran. 2.3.3 Formula Penghitungan a. Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota (TKK kj ) TKK kj = 24 i 1 H. i Qij i = jenis barang /bahan bangunan dan sewa alat berat j = kelompok jenis bangunan (j=1,2,3) k = kabupaten/kota H i = harga jenis barang/bahan bangunan i Q ij = kuantitas/volume bahan bangunan I kelompok jenis bangunan j = diagram timbang kelompok jenis bangunan. b. Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Rata-rata Nasional (TKK nj ) TKK nj = 491 k 1 TKK kj 491 k= kabupaten/kota (1,2,3,,491) c. Indeks Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota (IKK kj ) TKKkj IKK kj = x100 TKK nj 19

d. Indeks Kemahalan Konstruksi Umum Kabupaten/Kota (IKK uk ) IKK uk = 3 j 1 IKK. kj Q j Q j = diagram timbang IKK umum kabupaten/kota 20

3 ULASAN RINGKAS

ULASAN RINGKAS 3 3.1 Gambaran Umum Otonomi daerah yang mulai bergulir pada tahun 2001, secara perlahan telah memunculkan provinsi dan kabupaten/kota baru. Kabupaten Pidie Jaya adalah salah satu daerah yang terbentuk sebagai hasil dari pemekaran Kabupaten Pidie berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007 dengan luas wilayah sebesar 1.073,6 KM 2. Pada awal pencanangannya, pemekaran suatu wilayah administratif diharapkan menjadi jembatan pemerataan pembangunan dan upaya agar pelayanan lebih dekat dengan masyarakat. Permasalahan akan timbul ketika dihadapkan pada masalah finansial di daerah pemekaran karena tidak semua daerah mempunyai kemampuan yang sama dalam membiayai pembangunan di daerahnya. Hal itulah yang kemudian memunculkan adanya Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai perimbangan keuangan untuk pembangunan di daerah. Dalam pengalokasian DAU maupun DAK diperlukan berbagai indikator agar alokasinya proporsional. Oleh karena itu, dalam pengalokasiannya telah mengakomodir berbagai ukuran yang sekiranya dapat mewakili proporsionalitas besaran DAU dan DAK ke daerah. Ukuran-ukuran tersebut antara lain adalah Jumlah Penduduk, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). Membahas ukuran IKK suatu daerah secara langsung dapat menggambarkan tingkat kemahalan barang-barang konstruksi yang akan digunakan dalam berbagai proyek prasarana fisik yang dilakukan di daerah tersebut. Pada awal era pembangunannya, Sektor Pertanian masih menjadi sektor yang paling dominan di Kabupaten Pidie Jaya. Tercatat, tahun 2009 distribusi persentase Sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Pidie Jaya sebesar 61,57 persen. Namun Sektor ini distribusi persentasenya semakin turun. Tahun 2012 distribusinya sebesar 58,06 persen. 22

Di sisi lain, sektor lainnya menunjukkan adanya kenaikan distribusi persentase terhadap PDRB. Sektor Perdagangan dan Sektor Konstruksi menunjukkan kenaikan kontribusi terhadap PDRB yang semakin meningkat dalam dua tahun terakhir. Tabel 3.1. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2012 (persen) No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 [1] [2] [3] [4] [5] [6] 1 Pertanian 61,57 60,21 59,24 58,06 2 Pertambangan dan Penggalian 0,68 0,65 0,65 0,62 3 Industri Pengolahan 3,74 3,53 3,37 3,23 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,41 0,44 0,47 0,51 5 Konstruksi 4,68 5,12 5,42 5,77 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,40 9,91 10,23 10,50 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,18 5,74 6,00 6,31 8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 1,61 1,64 1,69 1,76 9 Jasa-jasa 12,73 12,75 12,94 13,23 Apabila dilihat dari sisi laju pertumbuhan, beberapa sektor menunjukkan pertumbuhan yang positif dan kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Namun pada Sektor Konstruksi, pada tahun 2009 hingga 2011, besaran laju pertumbuhan cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2009 sempat mencapai 14,99 persen hingga pada tahun 2011 tercatat sebesar 8,50 persen. Laju pertumbuhan kembali meningkat lebih besar dari tahun sebelumnya terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 9,97 persen (dibawah laju pertumbuhan Listrik, Gas, dan Air Bersih Perdagangan, Hotel dan Restoran). Hal ini semakin mempertegas bahwa sektor konstruksi semakin mempunyai peranan penting dalam pembangunan di Kabupaten Pidie Jaya. 23

Tabel 3.2. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009-2012 (persen) No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 [1] [2] [3] [4] [5] [6] 1 Pertanian 1,88 2,29 2,27 2,30 2 Pertambangan dan Penggalian 6,60 5,74 4,68 1,85 3 Industri Pengolahan 1,61 2,62 1,11 1,78 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 10,52 14,68 12,70 12,17 5 Konstruksi 14,99 11,94 8,50 9,97 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,71 15,48 10,69 10,30 7 Pengangkutan dan Komunikasi 10,55 8,55 4,89 6,60 8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 5,68 5,11 5,93 6,36 9 Jasa-jasa 7,26 7,53 7,02 8,10 Keberadaan sektor pertanian yang masih menjadi pilar perekonomian serta target pembangunan pada berbagai sektor memerlukan dukungan berbagai infrastruktur yang memadai. Sebagai Kabupaten yang masih baru, dalam perjalanannya masih dihadapkan pada berbagai kendala. Sampai saat ini pembangunan di kabupaten Pidie Jaya masih dihadapkan pada persoalan berbagai fasilitas infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi dan lain-lain yang mendukung pembangunan di berbagai sektor. Infrastruktur yang belum optimal seperti rusaknya beberapa bagian jalan dapat menjadi salah satu penghambat kemajuan di daerah ini. Berdasarkan data dari Dinas Kimpraswil Kabupaten Pidie Jaya, angka kondisi panjang jalan tahun 2012 menunjukan bahwa dari 333,69 km, 51,28 persen jalan dalam keadaan baik; 42,57 persen dalam keadaan sedang; dan 6,15 persen dalam keadaan rusak. Gambar 3.1. Persentase Panjang Jalan Kabupaten Pidie Jaya Menurut Kondisi Jalan Tahun 2012 (persen) Sedang 42.573% Rusak 6.150% Baik 51.276% 24

Dua fakta di atas menunjukkan bahwa sampai saat ini pembangunan yang sedang berjalan masih menemui kendala. Oleh karena itu pembangunan dan perbaikan infrastruktur seperti salah satunya jalan menjadi sebuah program untuk memudahkan akses penduduk dalam kegiatan ekonominya. 3.2 Peran Sektor Konstruksi Pembangunan merupakan serangkaian usaha dan kebijaksanaan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan distribusi pendapatan dan meningkatkan hubungan ekonomi regional. Salah satu sektor yang berperan penting dan erat kaitannya dengan pembangunan adalah sektor konstruksi. Apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan maraknya pembangunan sarana dan prasarana, sepertinya sektor konstruksi akan terus mengalami pertumbuhan. Demikian juga jika dilihat dari Indeks Tendensi Bisnis (ITB) Sektor Konstruksi di Indonesia sejak triwulan II tahun 2007 mengalami pertumbuhan yang signifikan. Artinya dalam beberapa tahun ke depan sektor konstruksi dapat menjadi ladang investasi yang potensial. Dari sisi pertumbuhan PDRB, dalam beberapa tahun ini, output sektor konstruksi senantiasa mengalami pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2011 pertumbuhan sektor konstruksi mencapai angka 8,50 persen dan pada tahun 2012 menjadi 9,97 persen. Kontribusi sektor konstruksi terhadap Produk Domestik Regional Bruto dalam kurun waktu 2007-2012 selalu mengalami peningkatan. Tahun 2007 kontribusi terhadap PDRB sebesar 3,90 persen. Kontribusi ini terus mengalami peningkatan pada tahuntahun berikutnya dan pada tahun 2012 kontribusi sektor ini mencapai 5,77 persen terhadap PDRB. Kondisi ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun ini, Sektor Konstruksi di Kabupaten Pidie Jaya telah berkembang dan menjadi sektor yang potensial serta berperan penting dalam pembangunan di Kabupaten Pidie Jaya. 25

Gambar 3.2. Kontribusi Sektor Konstruksi terhadap Total PDRB adhb Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2007-2012 (persen) 004 004 005 005 005 006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 3.3 Indeks Kemahalan Konstruksi Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) sebagai salah satu indikator yang digunakan dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) memegang peranan yang sangat penting karena indikator tersebut secara tidak langsung dapat menggambarkan tingkat kemahalan barang-barang konstruksi di Kabupaten/Kota yang akan digunakan dalam berbagai proyek prasarana fisik. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat angka IKK Kabupaten Pidie Jaya dibandingkan dengan tiga kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh. Angka IKK adalah jenis indeks spasial yang menunjukkan perbandingan antara dua atau beberapa wilayah dalam satu kurun waktu. Sehingga Angka IKK tidak dapat membandingkan antara dua atau beberapa kurun waktu. 26

Tabel 3.3. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Beberapa Kabupaten/kota Provinsi Aceh Tahun 2009-2012 No. Kabupaten/kota Indeks Kemahalan Konstruksi 2009 2010 2011 2012 [1] [2] [3] [4] [5] [6] 1 Pidie 209,06 87,96 89,54 96,51 2 Pidie Jaya 209,37 88,72 92,88 95,02 3 Bireuen 216,62 93,43 97,64 98,39 4 Banda Aceh 208,61 86,66 89,38 102,79 Secara umum pada tahun 2011, IKK Kabupaten Pidie Jaya yakni sebesar 92,88 sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan IKK Kabupaten Pidie dengan IKK sebesar 89,54 dan Kota Banda Aceh dengan IKK sebesar 89,38. Namun IKK Pidie Jaya ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan IKK Kabupaten Bireuen yang mencapai 97,64. Secara implisit hal ini menggambarkan bahwa secara umum harga barang-barang konstruksi yang dibutuhkan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di Kabupaten Pidie Jaya lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Kabupaten Pidie dan Kota Banda Aceh, namun lebih rendah/lebih murah apabila dibandingkan dengan Kabupaten Bireuen. Hal ini tentunya menjadi modal bagi pemerintah daerah dalam hal perencanaan pembangunan sarana dan prasarana fisik, bagi usaha sektor perdagangan bahan konstruksi serta bagi para pelaku usaha sektor konstruksi di Kabupaten Pidie Jaya. Gambar 3.3 Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Beberapa Kabupaten/Kota Provinsi Aceh Tahun 2011-2012 Kabupaten/Kota 2011 > < 2012 Kab. Pidie 89.54 96,51 Kab. Pidie Jaya 92.88 95,02 Kab. Bireuen 97.64 98,39 Kota Banda Aceh 89.38 102,79 27

Hal yang berbeda terjadi pada tahun 2012, dimana IKK Pidie Jaya sebesar 95,02 merupakan yang terendah dibandingkan IKK Banda Aceh, IKK Bireuen, dan IKK Pidie. Artinya pada tahun 2012, secara umum biaya yang diperlukan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di Kabupaten Pidie Jaya kondisinya lebih rendah bila dibandingkan dengan tiga Kabupaten/Kota tersebut. Gambar 3.4. Perbandingan IKK Beberapa Kabupaten/Kota Tahun 2008-2012 2012 2011 2010 102.79 98.39 95.02 96.51 89.38 97.64 92.88 89.54 86.655 93.433 88.719 87.962 2009 2008 208.610 216.620 209.370 209.060 191.66 198.54 192.36 192.45 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 B.Aceh Bireuen Pidie Jaya Pidie Dari gambar di atas, secara umum dari empat kabupaten/kota itu tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal tingkat kemahalan konstruksinya. Hal ini memang wajar karena ke empat daerah ini secara geografis sama-sama terletak di wilayah pantai timur dimana dukungan sarana dan prasarana jalan yang sangat memadai dalam memperlancar arus barang dan jasa yang berdasarkan hasil survei, secara umum barang-barang yang masuk ke empat wilayah ini berasal dari Wilayah Sumatera Utara terutama Medan. 28

Tabel 3.4. Rata-rata Beberapa Harga Barang Konstruksi di Beberapa Kabupaten/Kota Tahun 2012 No Jenis Barang Satuan Pidie Kabupaten/Kota Pidie Jaya Bireueun [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] Banda Aceh 1 Pipa P.V.C Wavin Kual. D (4 X 4m) lembar 110.500 110.500 97.000 90.000 2 Semen Andalas 40 Kg Sak 45.000 45.000 45.000 45.000 3 Keramik Lantai Mulia (40 X 40) Cm M2 42.000 44.000 44.000 48.000 4 Batu Bata Merah Manual (60 Bh / M2) 100 buah 30.000 30.000 27.000 27.000 5 Sewa Dump Truck 8-10 Ton Unit/hari 1.314.000 1.100.000 1.000.000 600.000 6 Seng Plat (0.02 X 90) Cm m 22.500 25.000 24.000 23.000 7 Cat Tembok Catylac 5 Kg Kaleng 95.000 95.000 100.000 90.000 Banyak faktor yang mempengaruhi harga barang dan jasa di suatu wilayah. Selain sisi permintaan dan penawaran, juga terdapat faktor lain seperti jumlah pedagang besar di suatu kota, kondisi jalan yang mempengaruhi jalur distribusi, jarak ke tempat asal barang dan lain-lain. Berdasarkan Tabel di atas, kecenderungan harga berbeda sesuai dengan jenis barangnya. Namun varians dari harga ke tujuh komoditi di atas di empat kabupaten/kota masih relatif kecil dan cenderung homogen. IKK yang secara tidak langsung menggambarkan perbandingan tingkat kemahalan konstruksi antar wilayah adalah agregat dari disparitas harga yang terjadi antar wilayah. Agregat perbedaan itulah yang kemudian membentuk perbedaan tingkat kemahalan antar wilayah. Secara kasat mata, harga yang tinggi pada suatu komoditas tidak otomatis menyebabkan IKK tinggi karena selain harga yang dicatat adalah harga agregat, juga terdapat unsur lain yang masuk dalam penghitungan IKK seperti diagram timbang umum konstruksi masing-masing kabupaten/kota yang merupakan cerminan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membiayai berbagai proyek prasarana fisik di masing-masing kabupaten/kota. Sebagai contoh, berdasarkan tabel di atas, secara umum harga barang-barang konstruksi di Kota Banda Aceh cenderung lebih tinggi atau sama dengan harga barang-barang konstruksi di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bireuen. Namun bila dilihat dari IKK-nya, Kota Banda Aceh memiliki angka IKK lebih rendah bila dibandingkan dengan tiga kabupaten/kota yang lain. 29

4 LAMPIRAN

Lampiran 1 31

RESPONDEN UMUM Harga Asal Barang Keterangan Nama No Jenis Barang Kualitas Barang Satuan/Unit per satuan/unit Kode dan No Telp Nama Daerah (Rp) (4 digit) Responden (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pasir Pasir Pasang m 3 100.000 1118 Pidie Jay a 1 truck/colt = 5 m 3 (tanpa ongkos angkut) Pasir Beton / Cor m 3 75.000 1118 Pidie Jay a Pasir Urug m 3 60.000 1118 Pidie Jay a Lainny a. (tuliskan) m 3 2 Batu Pondasi Batu Kali Utuh m 3 150.000 1118 Pidie Jay a 1 truck/colt = 4 m 3 (tanpa ongkos angkut) Batu Kali Belah m 3 180.000 1118 Pidie Jay a Batu Gunung m 3 80.000 1118 Pidie Jay a Lainny a. (tuliskan) m 3 3 Batubata Batubata Merah Manual (60 buah/m 2 ) 100 buah 33.000 1118 Pidie Jay a Batubata Merah Press (60 buah/m 2 ) 100 buah 50.000 1118 Pidie Jay a Lainnya. (tuliskan) 100 buah 4 Batu Split Ukuran 1-2 cm m 3 240.000 1118 Pidie Jay a 1 truck/colt = 4 m 3 (tanpa ongkos angkut) Ukuran 2-3 cm m 3 200.000 1118 Pidie Jay a Lainny a. (tuliskan) m 3 5 Semen Abu-abu Tiga Roda 40 kg a. berat isi 40 kg Holcim 40 kg Tonasa Gresik Bosowa 40 kg 40 kg 40 kg Andalas 40 kg 45.000 1275 Medan Padang 40 kg 44.000 1275 Medan b. berat isi 50 kg Tiga Roda 50 kg Holcim Tonasa Gresik Bosowa Lainnya. (tuliskan) 50 kg 50 kg 50 kg 50 kg 50 kg 6 Pipa PVC Wavin, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang kw AW, Ф 4" panjang 4 m Maspion, kw D, Ф 4" panjang 4 m kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang batang batang Vinilon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang Winlon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang Lainny a kw AW Ф 4" /6 m batang 180.000 1275 Medan Lainny a kw D Ф 4" /6 m batang 125.000 1275 Medan 7 Seng Plat Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm m Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm m kaki kaki Ukuran (0,02 x 220) cm m/kaki *) 60.000 1275 Medan Ukuran (0,03 x 220) cm m/kaki *) 90.000 1275 Medan 32

RESPONDEN UMUM Harga Asal Barang Keterangan Nama No Jenis Barang Kualitas Barang Satuan/Unit per satuan/unit Kode dan No Telp Nama Daerah (Rp) (4 digit) Responden (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 8 Seng Gelombang Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm lembar Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm lembar Lainnya ( 0,02 x 90 x 220 ) cm lembar 52.000 1275 Medan 9 Paku Paku Kayu 5 cm kg 15.000 1275 Medan Paku Kayu 10 cm kg 15.000 1275 Medan Paku Beton Hitam 5 cm 100 buah 15.000 1275 Medan Paku Beton Hitam 5 cm 100 buah 15.000 1275 Medan Lainnya. (tuliskan) lembar 10 Besi Beton (Full) Ukuran Ф 10 mm Panjang 12 m batang 60.000 1275 Medan Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m batang 40.000 1275 Medan Ukuran Ф 10 mm Panjang 12 m Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m kg kg Lainnya. (tuliskan) batang/kg *) 11 Keramik Polos Mulia m 2 44.000 1275 Medan Kualitas 1 (KW 1) Arw ana m 2 52.000 1275 Medan uk. ( 40 x 40 ) cm Asiatile m 2 49.000 1275 Medan KIA m 2 62.000 1275 Medan Accura m 2 44.000 1275 Medan Diamond m 2 52.000 1275 Medan Impresso m 2 46.000 1275 Medan Masterina m 2 48.000 1275 Medan Hercules m 2 57.000 1275 Medan Asahi m 2 43.500 1275 Medan Ikad m 2 50.000 1275 Medan Garuda m 2 41.500 1275 Medan 12 Kay u Papan Kamper ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m 3 3.500.000 1109 Tangse Meranti ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m 3 3.500.000 1109 Tangse Kruing (2 cm x 20 cm x 4 m) m 3 Lainny a.jati.. (tuliskan) m 3 3.000.000 1109 Tangse 13 Kay u Balok Kamper ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) m 3 4.000.000 1109 Tangse Meranti ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) m 3 3.500.000 1109 Tangse Kruing (5 cm x 10 cm x 4 m) m 3 Lainny a. (tuliskan) m 3 4.000.000 1109 Tangse 14 Kay u Lapis Meranti ( 0,4 x 122 x 244 ) cm lembar 68.000 1105 Aceh Timur Meranti ( 0,5 x 122 x 244 ) cm lembar 70.000 1105 Aceh Timur Campuran ( 0,4 x 122 x 244 ) cm lembar 60.000 1105 Aceh Timur Campuran ( 0,5 x 122 x 244 ) cm lembar 65.000 1105 Aceh Timur Lainnya. (tuliskan) lembar 15 Cat Tembok Putih Caty lac 5 kg a. berat isi 5 kg Vinilex 5 kg Metrolite Maritex Av ian Matex 5 kg 5 kg 5 kg 5 kg 33