BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. PLN merupakan sumber kehidupan bagi seluruh umat manusia. Sumber Daya. adanya peran aktif SDM tidak berarti apa-apa.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang diinginkan, yaitu menuju arah kinerja yang lebih baik. pembenahan sistem penyelenggaraan negara, agar kinerja Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, merupakan kegiatan yang padat moral serta padat karya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik perusahaan besar, swasta maupun pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (tools of management) yang terdiri dari man, money, methods,

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima. merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil diperpanjang menjadi 58 tahun

BAB I PEDAHULUAN. yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi. tujuan organisasi maupun tujuan pribadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kinerja karyawan meningkat. Menurut Wirawan (2005) dalam Potu

BAB I PENDAHULUAN. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kompetensi sumber daya manusia yang baik pasti memerlukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan

TITIN KUSRINI J

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

ABSTRAK Hubungan antara Derajat Stres Kerja dan Kepuasan Kerja pada Perawat Pelaksana Rumah Sakit Jiwa Cimahi Stephen P.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai merupakan unsur terpenting dalam menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi barang maupun jasa. Cascio (1998) menegaskan bahwa manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan atau pegawai di suatu organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia di era globalisasi sangat penting dalam

Rizky Aulia Hidayah S. Program Studi Magister Manajemen Fakultas Pascasarjana. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan merupakan faktor vital untuk memenangi persaingan. Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA SUMBERDAYA MANUSIA DI IAIIG

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diperlukan pegawai yang profesional, bertanggung jawab, jujur

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu. pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara, 2000 dalam bukunya (Riani, 2011 : 98) kinerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. BPJS sebagai salah satu subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional yaitu fungsi

I. PENDAHULUAN. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan di Indonesia khususnya dalam sektor Farmasi

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah menentukan cita-cita dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB V PEMBAHASAN. diambil pada koperasi serba usaha aster mandiri yang. beralamatkan Jalan Badas-Kunjang No. 3 Kediri Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu sama lain. Rumah Sakit merupakan salah satu instansi pelayanan umum bagi masyarakat yang memberikan pelayanan khususnya pada jasa pelayanan kesehatan dimana secara langsung menjadi instansi atau organisasi yang menjadi rujukan bagi masyarakat dalam upaya mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumah sakit jiwa adalah suatu wadah kegiatan yang berfungsi sebagai suatu masyarakat tempat penderita dapat hidup, bekerja, berkreasi secara wajar sehingga dapat dikatakan RSJ mempunyai struktur sosial dan cara hidup. (Departemen Kesehatan RI, 2002). Adapun yang menjadi spesifikasi rumah sakit jiwa memiliki perbedaan dari rumah sakit umum, yaitu :

2 1. Pasien terdiri dari orang yang berperilaku abnormal walau fisiknya dalam keadaan sehat. 2. Terdapat tiga tahap penyembuhan yaitu pengobatan melalui fisik, jiwa dan sosialnya. 3. Dibutuhkan ruang-ruang bersama (lebih cendrung merupakan bangsal) baik untuk perawatan maupun untuk bersosialisasi. 4. Dibutuhkannya ruang untuk terapi dan rehabilitasi yang dilakukan dalam ruangan. 5. Tanah yang luas untuk penyediaan lahan bagi terapi kerjalapangan seperti pertanian, perkebunan, dan terapi lainnya yang berada di luar ruangan. Sedangkan tujuan rumah sakit jiwa adalah sebagai berikut : 1. Mencegah terjadinya gangguan jiwa pada masyarakat (promosipreventif). 2. Menyembuhkan penderita gangguan jiwa dengan usaha-usaha penyembuhan optimal. 3. Rehabilitasi di bidang kesehatan jiwa. (Departemen Kesehatan RI, 2000) RSJ Prof.Dr. Soerojo Magelang juga merupakan salah satu dari beberapa banyak rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan tersebut kepada masyarakat di sekitar khususnya di kabupaten magelang, dimana selama ini RSJ Prof.Dr. Soerojo Magelang menjadi rujukan utama bagi masyarakat, sebagaimana masalah klasik yang dihadapi rumah sakit pada umumnya yaitu pada bidang pelayanan seperti: 1. Keterlambatan pelayanan dokter dan perawat. 2. Dokter atau perawat kurang komunikatif dan inovatif.

3 3. Lamanya proses masuk. Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit merupakan sistem pengelolaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar menjadi berdaya guna dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan berhasil apabila seseorang perawat yang memiliki tanggung jawab mengelola mempunyai pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan kemampuan memimpin orang lain di samping pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya pula (Nurachmah, 2001). Asuhan keperawatan yang bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi standar dan kriteria profesi keperawatan, sesuai dengan standar biaya dan kualitas yang diharapkan rumah sakit, serta mampu mencapai tingkat kepuasan dan memenuhi harapan pasien. Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan (Nurachmah, 2001). Mengingat begitu pentingnya pelayanan keperawatan di rumah sakit, sehingga dibutuhkan tenaga-tenaga perawat yang handal dan mempunyai kinerja dan kemampuan kuat dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan. Kemampuan tersebut memang merupakan syarat pokok yang

4 istimewa bagi manusia yang langsung berpengaruh terhadap tingkat dan mutu kinerja (Zainun, 1989). Dalam setiap organisasi peran sumber daya manusia sangatlah penting dimana manusia merupakan sumberdaya utama selaku pelaksana dan penanggung jawab, untuk itu perawat selaku sumber daya manusia yang ada di RSJ Prof.Dr. Soerojo Magelang bertanggung jawab dalam mengelola dan menjalankan serta memberikan pelayanan yang nantinya hasil dari semua itu akan merujuk kepada kinerja perawat itu sendiri, perawat dituntut untuk bekerja tinggi dalam memberikan pelayanan oleh karena itu hak-hak mereka juga harus diperhatikan, yang salah satunya berkaitan dengan masalah kompensasi. Masalah utama dan klasik yang kerap terjadi dalam pemberian kompensasi di rumah sakit adalah sebagai contoh manajemen menginginkan karyawan atau perawat bekerja maksimal akan tetapi tidak ada pembedaan bagi perawat yang bekerja lebih dengan perawat yang bekerja semampunya dan terkesan acuh terhadap tugas dan tanggung jawabnya akan tetapi kompensasi berupa gaji dan lain sebagainya yang mereka terima disamaratakan tidak ada pembedaan gaji bagi perawat yang bekerja extra dengan yang bekerja semampunya. Hal inilah yang memicu ketidak puasan dalam diri perawat, sehingga perawat yang merasa tidak puas dalam bekerja akan berdampak pada kinerja mereka dan juga kepuasan kerja mereka yang nantinya berimbas kepada penurunan pelayanan terhadap masyarakat selaku penerima jasa.

5 Kinerja diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya (Mangkunegara, 2001). Gibson (1994) menyatakan bahwa kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, kinerja dinyatakan baik dan sukses apabila tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu prioritas yang cukup penting untuk diamati, dievaluasi serta menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan yang diberikan kepada individu atau kelompok karyawan, karena berkaitan dengan pencapaian kualitas, kuantitas, dan target kerja yang diberikan oleh perusahaaan dalam rangka pencapaian atau perwujudan tujuan, visi dan misi perubahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kepuasan kerja. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa kepuasan kerja karyawan dapat dicapai apabila semua harapannya dapat dipenuhi dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Menurut Nimalathasan (2009) Kepuasan kerja karyawan berhubungan dengan harapan pegawai terhadap atasan, rekan kerja, dan terhadap pekerjaan itu sendiri. Bila dalam lingkungan kerja, karyawan tidak mendapatkan apa yang diharapkan seperti peluang promosi yang adil, pendapatan yang baik, rekan kerja, dan atasan yang menyenangkan, serta kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, maka kinerja karyawan akan buruk. Ketidakpuasan dapat memunculkan perilaku penarikan diri

6 atau perilaku agresif, kesalahan yang disengaja, pemogokan dan sebagainya, kondisi tersebut tentu saja dapat mempengaruhi menurunnya kinerja pegawai dan pada akhirnya akan merugikan organisasi. Luthans (2006) menyatakan ada lima faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: penghasilan, rekan kerja, kesempatan berkembang, pekerjaan itu sendiri, serta supervisor. Menurut Greenberg (1990) keadilan organisasi mengacu pada persepsi karyawan terhadap keadilan dalam organisasi. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa perlakuan adil berhubungan erat dengan perilaku kerja dan pencapaian kinerja yang lebih tinggi (Konovsky, Folger, & Cropanzano, 1987). Penelitian yang telah dilakukan tentang keadilan organisasi pada umumnya terfokus pada dua isu utama yaitu, tanggapan karyawan terhadap penghasilan yang diterima dan cara atau prosedur yang digunakan untuk memperoleh penghasilan tersebut. Dua fokus penelitian tersebut berasal dari dua konsep keadilan yang berbeda yaitu yang berkenaan dengan isi atau apa keputusannya, yang disebut keadilan distributif dan yang berkenaan dengan proses atau bagaimana keputusan itu dibuat, yang disebut keadilan prosedural (Greenberg, 1990). Dalam konteks kompensasi, keadilan kompensasi menempati kedudukan penting bagi karyawan. Keadilan kompensasi berfungsi tidak hanya sebagai upah atas balas jasa karena karyawan telah memberikan jasa kepada perusahaan, tetapi juga untuk memotivasi karyawan serta mempertahankan agar mereka tidak keluar dari perusahaan (Suhartini, 2005). Menurut Tjahjono (2008), isu pokok keadilan kompensasi terkait erat dengan alokasi kompensasi dalam persepsi karyawan.

7 Semakin dinilai adil maka berkonsekuensi pada produktifitas dan kinerja mereka. Dalam hal ini bukan saja keadilan distributif kompensasi, tetapi juga keadilan prosedural kompensasi. Keadilan distributif kompensasi merupakan persepsi karyawan mengenai pendistribusian imbalan dalam organisasi yang mencakup pembayaran/kompensasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan keadilan prosedural kompensasi adalah persepsi karyawan mengenai mekanisme dan evaluasi alokasi kompensasi dalam organisasi (Tjahjono, 2008). Keadilan organisasi khususnya terkait masalah kompensasi menjadi isu penting bagi perusahaan. Alokasi kompensasi yang berlebihan dapat membebani perusahaan. Sebaliknya jika alokasi kompensasi kurang maka akan berdampak buruk bagi karyawan. Berdasarkan uraian pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Pengaruh Keadilan Distributif Kompensasi dan Keadilan Prosedural Kompensasi Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi pada Pegawai Paramedis RSJ Prof.Dr. Soerojo Magelang. B. Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas pengaruh dari keadilan distributif kompensasi, keadilan prosedural kompensasi terhadap kinerja pegawai dengan kepuasan kerja sebagai pemediasi. Batasan dalam penelitian ini antara lain : a. Penelitian dilakukan pada RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. b. Subyek penelitian yang diteliti adalah pegawai paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

8 c. Variabel independen yang diteliti adalah Keadilan Distributif Kompensasi dan Keadilan Prosedural Kompensasi d. Variabel dependen yang diteliti adalah Kinerja Perawat e. Kepuasan Kerja sebagai variabel Mediasi C. Rumusan Masalah Penelitian Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : a. Apakah keadilan distributif kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang? b. Apakah keadilan prosedural kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang? c. Apakah keadilan distributif kompensasi berpengaruh terhadap kinerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang? d. Apakah keadilan prosedural kompensasi berpengaruh terhadap kinerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang? e. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang? f. Apakah kepuasan kerja berpengaruh sebagai pemediasi antara keadilan distributif kompensasi terhadap kinerja Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang? g. Apakah kepuasan kerja berpengaruh sebagai pemediasi antara keadilan prosedural kompensasi terhadap kinerja Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

9 D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah : a. Menguji dan menganalisis pengaruh keadilan distributif kompensasi terhadap kepuasan kerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. b. Menguji dan menganalisis pengaruh keadilan prosedural kompensasi terhadap kepuasan kerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. c. Menguji dan menganalisis pengaruh keadilan distributif kompensasi terhadap kinerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. d. Menguji dan menganalisis pengaruh keadilan prosedural kompensasi terhadap kinerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. e. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. f. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja sebagai pemediasi keadilan distributif kompensasi terhadap kinerjapada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. g. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja sebagai pemediasi keadilan prosedural kompensasi terhadap kinerja Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

10 E. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dan masyarakat pada umumnya tentang seberapa besar pengaruh keadilan distributif kompensasi dan keadilan prosedural kompensasi terhadap kinerja pada Pegawai Paramedis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. b. Manfaat Ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu penelitian khususnya bidang Manajemen SDM terutama yang mengkaji tentang keadilan kompensasi. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut terutama yang berkaitan dengan pengaruh keadilan distributif kompensasi dan keadilan prosedural kompensasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai paramedis di rumah sakit.