PERATURAN KERJA SAMA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA



dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

OLEH : TUNGGUL PRIYONO (Kepala Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kelembagaan Kopertis Wil V DIY) Materi disampaikan dalam acara BIMTEK KERJASAMA PTS

PROSEDUR SISTEM PENJAMINAN MUTU SOP KERJA SAMA LUAR NEGERI

KEBIJAKAN KERJASAMA PERGURUAN TINGGI KOPERTIS WILAYAH VII

- 2 - MEMUTUSKAN: PERA TURAN MENTER! KEBUDAYAAN TENTANG PERGURUAN TINGGI. BAB I KETENTUAN UMUM i. Pasal 1

STANDAR INTERNASIONAL UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS TRILOGI

2 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Disampaikan Dalam Workshop Pengembangan Kelembagaan Dan Penyusunan Bisnis Plan Kolaborasi badan Pengelola Usaha UNS dengan Industri Bisnis

STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN POLTEKKES KEMENKES MATARAM KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

NOMOR : 07/MWA-IPB/2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN INTERNAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KATA PENGANTAR. Jambi, Desember Prof. Dr. Ir. Zulkarnain, M.Hort.Sc. Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Cimahi, Desember Dr. H. T. Effendy Suryana, M.Pd. Wakil Ketua Bidang Kerjasama dan Pengembangan Kampus.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI


PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/U/1999 TENTANG KERJASAMA PERGURUAN TINGGI SERTA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Pres

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

Lembar Kerja Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta

A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM.

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

PEDOMAN KERJASAMA TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.1688, 2014 KEMENDIKBUD. Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat. Pendirian. Organisasi. Tata Kerja.

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENILAIAN AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 BAN-PT

PENILAIAN AIPT. Skor AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Bobot (dalam %) 90

ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS INDONESIA NOTA KESEPAHAMAN ANTAR ANGGOTA AFEBI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

KATA PENGANTAR. Semarang, 10 Juli Rektor, Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. NIP

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN. No. 044/A.50.01/Unwidha/I/2014 tentang

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2013 TENTANG

FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. Penilaian Dokumen Perorangan. Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :...

STANDAR HASIL PENELITIAN POLTEKKES KEMENKES MATARAM KEMENTERIAN KESEHATAN RI

VISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA UNIVERSITAS DIPONEGORO

No.1670, 2014 KEMENDIKBUD. Perguruan Tinggi. Statuta. Organisasi. Pedoman

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BUKU STANDAR PENELITIAN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Nomor 374/N/UNBRAH/VII/2013. Tentang STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KELOLA UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PEDOMAN KERJA SAMA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Transkripsi:

PERATURAN KERJA SAMA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA BAB I Pasal 1 Ketentuan Umum (1) Kerja sama Poltekkes Kemenkes Surabaya adalah kesepakatan antara Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan perguruan tinggi dan pihak lain yaitu : lahan praktek, dunia usaha, pemerintah dan badan alumni baik di dalam maupun di luar negeri (2) Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi atau akademi komunitas (3) Pihak lain adalah orang perseorangan, perkumpulan, yayasan, dan/atau institusi baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang melakukan kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan kemanusiaan sosial dan keagamaan (4) Lahan praktek adalah tempat yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan baik milik pemerintah maupun swasta yang berada di luar Poltekkes Kemenkes Surabaya yang digunakan oleh mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka pencapaian kompetensi (5) Dunia usaha adalah orang perseorangan dan/atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang melakukan kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan mencari keuntungan (6) Pemerintah adalah lembaga pemerintahan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (7) Alumni adalah sekelompok orang yang telah mengikuti atau tamat dari Poltekkes Kemenkes Surabaya dan tergabung dalam organisasi Ikatan alumni (IKA) Poltekkes Kemenkes Surabaya. (8) Pemimpin perguruan tinggi adalah rektor untuk universitas/institut, ketua untuk sekolah tinggi, dan direktur untuk polteknik/ akademi/akademi komunitas (9) Pemimpin lahan praktek adalah direktur Rumah Sakit pemerintah/swasta, kepala UPT pusat terkait, kepala SKPD terkait (10) Pemimpin Alumni adalah ketua Ikatan Alumni (IKA) Poltekkes Kemenkes Surabaya (11) Pemimpin dunia usaha dan pihak lain adalah kepala dunia usaha dan atau pihak lain yang melakukan kerjasama dengan Poltekkes Kemenkes Surabaya Pasal 2 Tujuan kerja sama Kerja sama Poltekkes Kemenkes Surabaya bertujuan meningkatkan efektifitas, efisiensi, produktifitas, kreativitas, inovasi, mutu dan relevansi pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kompetitif lulusan 1

Pasal 3 Prinsip kerja sama Secara umum kerja sama Poltekkes Kemenkes Surabaya dilaksanakan dengan prinsip: (1) Mengutamakan kepentingan pembangunan nasional dan kontribusi pada peningkatan daya saing bangsa; (2) Menghargai kesetaraan mutu dan saling menghormati; (3) Menghasilkan peningkatan mutu pendidikan; (4) Berkelanjutan; (5) Mempertimbangkan keberagaman kultur yang bersifat lintas daerah, nasional dan/atau internasional Pasal 4 Bentuk kerja sama Poltekkes Kemenkes Surabaya dapat melakukan kerja sama bidang akademik dan/atau bidang non-akademik dengan perguruan tinggi lain dan pihak lain baik di dalam maupun di luar negeri BAB II BIDANG KERJA SAMA Bagian Kesatu Kerja Sama Bidang Akademik Pasal 5 Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan Perguruan Tinggi lain Kerja sama bidang akademik antar Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan perguruan tinggi lain dapat dilakukan melalui : a. Penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; b. Penjaminan mutu internal; c. Penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi yang membutuhkan pembinaan; d. Pertukaran dosen dan/atau mahasiswa; e. Pemanfaatan bersama berbagai sumber daya ; f. Penerbitan berkala karya ilmiah; g. Pemagangan; h. Penyelenggaraan seminar bersama; dan/atau i. Hal lain yang dianggap perlu. Pasal 6 (1) Tinggi lain yang dilakukan melalui pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a merupakan kerja sama mengenai kurikulum, pembelajaran, dan/atau evaluasi pendidikan; (2) Tinggi lain yang dilakukan melalui penelitian sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a merupakan kerja sama mengenai penelitian dasar, penelitian terapan, penelitian pengembangan dan/atau penelitian evaluatif; (3) Tinggi lain yang dilakukan melalui pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a merupakan kerja sama mengenai pemanfaatan hasil penelitian bagi kemaslahatan masyarakat; 2

Pasal 7 Tinggi lain yang dilakukan melalui penjaminan mutu internal sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara : a. Berbagi praktek baik penyelenggaraan penjaminan mutu internal; b. Saling melakukan audit mutu; atau c. Saling membantu sumber daya dalam penjaminan mutu internal. Pasal 8 (1) Tinggi lain yang dilakukan melalui bentuk penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi yang membutuhkan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara : a. Dosen dari poltekes kemenkes Surabaya dengan jabatan lektor kepala ke atas atau yang setara melakukan pengembangan penguasaan ilmu, teknologi, dan/atau seni kepada dosen dengan jabatan akademik lektor kepala ke bawah atau yang setara dari perguruan tinggi lain; b. Dosen dari poltekes kemenkes Surabaya yang memiliki keahlian di bidang tertentu untuk melakukan pengembangan penguasaan ilmu, teknologi, dan/atau seni kepada dosen dari perguruan tinggi lain; c. Dosen dengan jabatan akademik lektor kepala ke atas atau yang setara melakukan penelitian bersama dengan dosen dengan jabatan akademik lektor kepala ke bawah atau yang setara di bidang tertentu dari perguruan tinggi lain; d. Dosen yang memiliki keahlian di bidang tertentu melakukan penelitian bersama dengan dosen yang tidak memiliki keahlian di bidang tertentu dari perguruan tinggi lain. (2) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan d dapat diterbitkan secara bersama dalam jurnal penelitian kesehatan baik nasional maupun internasional Pasal 9 Tinggi lain yang dilakukan melalui pertukaran dosen sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf d merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara melakukan diseminasi bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni tertentu kepada dosen yang belum atau tidak memahami bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni tersebut baik dari Poltekkes Kemenkes Surabaya atau sebaliknya. Pasal 10 Tinggi lain yang dilakukan melalui pertukaran mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf d merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara saling memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang memerlukan dukungan bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang tidak ada di Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi lain yang memiliki dosen dengan bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang dimaksud 3

Pasal 11 Tinggi lain yang dilakukan melalui pemanfaatan bersama berbagai sumber daya sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf e merupakan pemanfaatan sumber daya untuk penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya Pasal 12 Tinggi lain yang dilakukan melalui penerbitan berkala ilmiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf f merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara : a. Poltekkes kemenkes Surabaya bersama perguruan tinggi lain menerbitkan 1 (satu) terbitan/jurnal penelitian kesehatan secara bersama; atau b. Poltekkes kemenkes Surabaya atau perguruan tinggi lain saling memberikan artikel ilmiah untuk dimuat di dalam terbitan/jurnal penelitian masing-masing Pasal 13 Tinggi lain yang dilakukan melalui pemagangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf g merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara Poltekkes Kemenkes Surabaya memberikan kesempatan pemagangan kepada dosen dan atau tenaga kependidikan perguruan tinggi lain yang belum atau tidak memiliki keahlian dan ketrampilan dalam pemanfaatan sarana pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau sebaliknya. Pasal 14 Tinggi lain yang dilakukan melalui penyelenggaraan seminar bersama sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf h merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara : a. Poltekkes Kemenkes Surabaya bersama perguruan tinggi lain menyelenggarakan seminar atau kegiatan akademik sejenis secara bersama untuk dosen, mahasiswa dan/atau tenaga kependidikan; b. Menugaskan dosen, mahasiswa dan atau tenaga kependidikan untuk menjadi narasumber, panitia dalam seminar atau kegiatan akademik sejenis yang diselenggarakan atas kerja sama Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan PT Lain. Pasal 15 Tinggi lain yang dilakukan melalui bentuk lain yang dianggap perlu sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf i ditetapkan oleh direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pimpinan perguruan tinggi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pasal 16 Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan pihak lain Pihak lain sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah : a. Lahan praktek b. Dunia usaha c. Pemerintah d. Badan Alumni 4

Pasal 17 Kerja sama bidang akademik antar Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan pihak lain dapat dilakukan melalui : a. Pendidikan, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat; b. Pengembangan sumber daya manusia; c. Penerbitan jurnal ilmiah; d. Penyelenggaraan seminar bersama; e. Pendidikan karakter dan soft skill mahasiswa; f. Pemberian beasiswa atau bantuan pendidikan; g. Bentuk lain yang dianggap perlu. Pasal 18 dilakukan melalui pendidikan, penelitian dan atau pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf a merupakan kerja sama : a. Sebagai lahan praktek mahasiswa; b. Sebagai tempat penelitian mahasiswa dan dosen; c. Sebagai tempat pengabdian kepada masyarakat mahasiswa dan dosen. Pasal 19 dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf b merupakan kerja sama : a. Pelatihan; b. Pemagangan. Pasal 20 dilakukan melalui penerbitan jurnal ilmiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf c merupakan kerja sama : a. Penerbitan jurnal ilmiah secara bersama; b. Saling memberikan artikel ilmiah untuk diterbitkan di dalam jurnal ilmiah masingmasing. Pasal 21 dilakukan melalui penyelenggaraan seminar bersama sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf d merupakan kerja sama : a. Menyelenggarakan seminar atau kegiatan akademik sejenis secara bersama; b. Memanfaatkan sumber daya manusia masing-masing sebagai narasumber seminar atau kegiatan akademik sejenis Pasal 22 dilakukan melalui pendidikan karakter dan soft skill mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf e berupa layanan keahlian dalam bidang pendidikan karakter dan softskill mahasiswa 5

Pasal 23 dilakukan melalui pemberian beasiswa dan atau bantuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf f merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara penyediaan dana oleh pihak lain untuk beasiswa mahasiswa berprestasi dan bantuan pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga miskin Pasal 24 dilakukan melalui bentuk lain yang dianggap perlu sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf g ditetapkan oleh direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pimpinan pihak lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Bagian Kedua Kerja Sama Bidang Non-akademik Pasal 25 Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan Perguruan Tinggi Lain tinggi lain dapat dilakukan melalui : a. Pendayagunaan aset; b. Penggalangan dana; c. Jasa dan royalti HAKI,dan/atau; d. Bentuk lain yang dianggap perlu Pasal 26 tinggi lain yang dilakukan melalui pendayagunaan aset sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 huruf a merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh Poltekkes kemenkes Surabaya dengan perguruan tinggi lain dengan cara saling memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing untuk penyelenggaraan kegiatan di bidang non-akademik Pasal 27 tinggi lain yang dilakukan melalui penggalangan dana sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 huruf b merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh Poltekkes kemenkes Surabaya dengan perguruan tinggi lain dengan cara saling memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki masing-masing dalam penggalangan dana untuk biaya investasi, biaya operasional, beasiswa dan bantuan biaya pendidikan Pasal 28 tinggi lain yang dilakukan melalui royalti dan hak kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 huruf c merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh Poltekkes kemenkes Surabaya dengan perguruan tinggi lain dengan cara memanfaatkan hak 6

kekayaan intelektual pembayaran royalti. yang dimiliki oleh masing-masing pihak tanpa imbal jasa dan Pasal 29 tinggi lain yang dilakukan melalui bentuk lain yang dianggap perlu sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 huruf d ditetapkan oleh direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pimpinan perguruan tinggi lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Pasal 30 Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan Pihak lain Pihak lain sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah : a. Lahan praktek b. Dunia usaha c. Pemerintah d. Badan Alumni Pasal 31 Kerja sama bidang non-akademik antar Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan pihak lain yang dilakukan melalui : a. Pendayagunaan aset; b. Penggalangan dana; c. Jasa royalti dan penggunaan hak kekayaan intelektual; d. Pengembangan sumber daya manusia; e. Pengurangan tarif f. Koordinator kegiatan g. Pemberdayaan masyarakat; dan/atau h. Bentuk lain yang dianggap perlu Pasal 32 lain yang dilakukan melalui pendayagunaan aset sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 huruf a merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pihak lain dengan cara saling memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimilki masingmasing untuk penyelenggaraan kegiatan non-akademik. Pasal 33 lain yang dilakukan melalui penggalangan dana sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 huruf b merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pihak lain dengan cara saling memanfaatkan sumber daya yang dimilki masing-masing dalam penggalangan dana Pasal 34 lain yang dilakukan melalui jasa dan royalti penggunaan hak kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 huruf c merupakan kerja sama yang dilaksanakan 7

oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pihak lain dengan cara memanfaatkan hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing tanpa imbal jasa dan pembayaran royalti Pasal 35 lain yang dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 huruf d merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pihak lain dalam bidang : a. Layanan pelatihan; b. Praktek kerja; c. Penyediaan Bursa kerja Pasal 36 lain yang dilakukan melalui pengurangan tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 huruf e merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pihak lain dengan cara pihak lain memberikan tarif khusus untuk pengadaan sarana non-akademik oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya Pasal 37 lain yang dilakukan melalui koordinator kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 huruf f merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pihak lain dengan cara Poltekkes Kemenkes Surabaya menjadi koordinator pelaksanaan kegiatan non-akademik yang diselenggarakan oleh pihak lain atau sebaliknya Pasal 38 lain yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 huruf g merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pihak lain dengan cara memanfaatkan sumber daya manusia Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pihak lain, atau sebaliknya Pasal 39 lain yang dilakukan melalui bentuk lain yang dianggap perlu sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 huruf h ditetapkan oleh direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pimpinan pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan BAB III KETENTUAN KERJA SAMA Pasal 40 (1) Kerja sama bidang akademik dan bidang non-akademik antara Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan perguruan tinggi lain dan/atau pihak lain dapat mencakup beberapa bentuk kerja sama yang dimuat dalam 1 (satu) perjanjian kerja sama (MOU) atau lebih; 8

(2) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat : a. Waktu penandatanganan kerja sama; b. Identitas para pihak yang membuat kerja sama; c. Ruang lingkup kerja sama; d. Hak dan kewajiban masing-masing pihak secara timbal balik e. Jangka waktu kerja sama; f. Keadaan kahar (force majeur); g. Penyelesaian sengketa para pihak dalam kerja sama; h. Sanksi atas pelanggaran kerja sama (3) Perjanjian kerja sama yang menggunakan dan/atau menghasilkan hak kekayaan intelektual dan/atau aset negara wajib memuat pengaturan tentang hak kekayaan intelektual dan aset negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (4) Kerja sama Poltekkes kemenkes Surabaya dengan perguruan tinggi dan/atau pihak asing, perjanjian kerja sama harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing Pasal 41 (1) Kerja sama Poltekkes kemenkes Surabaya dengan perguruan tinggi di luar negeri dilakukan oleh direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pimpinan perguruan tinggi di luar negeri dengan diketahui oleh kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI; (2) Kerja sama Poltekkes kemenkes Surabaya dengan pihak lain di luar negeri dilakukan oleh direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya dan pimpinan pihak lain di luar negeri dengan diketahui oleh kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI; (3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) hanya dapat dilakukan apabila perguruan tinggi di luar negeri telah terakreditasi oleh lembaga akreditasi yang diakui oleh negaranya dan untuk pihak lain di luar negeri telah teregistrasi di negaranya BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 42 Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan perubahan seperlunya bila terdapat kesalahan atau karena penyesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ditetapkan di : Surabaya Pada tanggal : 17 Desember.2014 Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya drg. Bambang Hadi Sugito.,M.Kes NIP 1962042919930310004 9