KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Dr. Ir. Momon Rusmono, MS NIP

dokumen-dokumen yang mirip
P E N I N G K A T A N K A P A S I T A S P O K T A N &

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PERMENTAN/SM.050/12/2016 TENTANG PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 82/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOKTANI DAN GABUNGAN KELOMPOKTANI

Kemitraan Agribisnis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember

PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOKTANI DAN GABUNGAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Dr. Ir. Momon Rusmono, MS NIP

PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOKTANI DAN GABUNGAN KELOMPOKTANI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

JENIS-JENIS DAN POLA KEMITRAAN USAHA OLEH : Anwar sanusi

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 940/Kpts/OT.210/10/97 TENTANG PEDOMAN KEMITRAAN USAHA PERTANIAN

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 940/Kpts/OT.210/10/1997 TENTANG PEDOMAN KEMITRAAN USAHA PERTANIAN MENTERI PERTANIAN,

DUKUNGAN PENYULUH DI KELEMBAGAAN PETANI PADA PENGUATAN PERKEBUNAN KOPI RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

MANFAAT KEMITRAAN USAHA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 273/Kpts/OT.160/4/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.52, 2010 Kementerian Pertanian. Pelatihan. Pertanian Swadaya. Pedoman.

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I

Dr. Ato Suprapto, MS

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN (LAKU)

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

Lampiran 1. Peta Administratif Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III KERANGKA PEMIKIRAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III KERANGKA PEMIKIRAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PANDUAN OPERASIONAL PENGEMBANGAN JEJARING USAHA KELEMBAGAAN PETANI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 05 Tahun : 2010 Seri : E

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR

V. KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Bantul secara umum masih dalam kategori sedang. hampir sama dengan Peran Pemerintah Daerah.

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMENTAN/PK.240/5/2017 TENTANG KEMITRAAN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

COV 2_KS wahana kerja sama.indd 1 1/4/2013 6:36:20 AM

KATA PENGANTAR Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan karunia-nya sehingga tim penyusun telah dapat menyelesaikan Buku II Materi Penyuluhan Pertanian Penguatan Kelembagaan Petani tentang Kelompoktani sebagai Wahana Kerja Sama. Buku ini disusun dengan maksud untuk memberikan acuan bagi para pemangku kepentingan di bidang pertanian terutama yang terkait dengan pembinaan kelompoktani sebagai kelas belajar baik antar anggota kelompoktani maupun dengan pihak-pihak lain yang terkait. Dalam proses penyusunan buku ini, tim menyadari masih banyak yang harus disempurnakan, untuk itu mohon sumbang saran dan kritik membangun para pemerhati pembinaan kelompoktani di masyarakat agar dapat menjadi acuan yang baku dalam proses pembelajaran di kelompoktani. Demikian semoga dengan terbitnya buku ini dapat dipergunakan menjadi acuan dalam pembinaan kelompoktani bagi para penyuluh lapangan dan semua pihak yang terkait dengan kepentingan petani. Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Dr. Ir. Momon Rusmono, MS NIP. 19610524 198603 1 003 i 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 1 1/4/2013 6:34:09 AM

DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Format... i ii iii Bab I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 1 C. Materi... 1 D. Cara Penyampaian Materi... 2 E. Waktu Penyampaian Materi... 2 Bab II MATERI PENINGKATAN KEMAMPUAN KELOMPOKTANI SEBAGAI WAHANA KERJASAMA... 3 A. Menciptakan Suasana Saling Kenal, Saling Percaya dan Kerjasama... 3 B. Menciptakan Suasana Keterbukaan dalam Menyatakan Pendapat dan Pandangan Diantara Anggota untuk Mencapai Tujuan Bersama... 4 C. Mengatur dan Melaksanakan Pembagian Tugas Anggota... 6 D. Mengembangkan Kedisiplinan dan Rasa Tanggungjawab Diantara Anggota... 8 E. Merencanakan dan Melaksanakan Kerjasama... 9 F. Mentaati dan Melaksanakan Kesepakatan... 11 G. Menjalin Kerjasama Usaha dengan Pihak Penyedia Sarana Produksi, Pengolahan Pemasaran Hasil dan atau Permodalan... 11 H. Mengadakan Pemupukan Modal untuk Keperluan Pengembangan Usaha Anggota Kelompok... 15 Bab III PENUTUP... 19 ii 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 2 1/4/2013 6:34:09 AM

DAFTAR FORMAT Format 1: Hasil Identifikasi Kegiatan-Kegiatan yang Akan Dikerjasamakan... 7 Format 2: Pembagian Tugas Berdasarkan Hasil Penetapan Kegiatan yang Akan Dikerjasamakan Baik Antar Anggota maupun dengan Pihak Lain... 7 Format 3: Penjadwalan Pelaksanaan Kegiatan dan Pembagian Kerja... 16 iii 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 3 1/4/2013 6:34:09 AM

iv 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 4 1/4/2013 6:34:09 AM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompoktani adalah kelembagaan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya. Kelompoktani ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani yang saling mengenal, akrab, saling percaya, mempunyai kepentingan dalam berusahatani, kesamaan dalam tradisi/pemukiman/hamparan usahatani. Dalam pengembangannya kelompoktani memiliki tiga fungsi yaitu sebagai kelas belajar, wadah kerjasama dan unit produksi. Sebagai wahana kerjasama, usahatani yang dilaksanakan oleh masing masing anggota kelompoktani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas (Permentan Nomor: 273/Kpts/ OT.160/4/2007). Dalam rangka pengembangan kelompoktani sebagai wahana kerjasama maka diperlukan bimbingan dari penyuluh pertanian secara berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan materi penyuluhan pertanian yang berkaitan dengan penguatan kelompoktani sebagai wahana kerjasama. B. Tujuan Penyusunan materi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kelompoktani sebagai wahana kerjasama sehingga memiliki kemampuan mengembangkan kerjasama guna mengembangkan usaha yang dapat mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas. C. Materi Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan dalam rangka peningkatan kemampuan kelompoktani sebagai wahana kerjasama meliputi: 1 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 1 1/4/2013 6:34:09 AM

1. Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama; 2. Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan diantara anggota untuk mencapai tujuan bersama; 3. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja di antara sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama; 4. Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tangung jawab di antara sesama anggota; 5. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi anggota; 6. Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang menghasilkan bersama dalam kelompok maupun pihak lain; 7. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana produksi, pengolahan pemasaran hasil dan atau permodalan. D. Cara Penyampaian Materi Materi ini disampaikan dengan menggunakan cara antara lain ceramah, diskusi, dan praktek/penerapan. E. Waktu Penyampaian Materi Waktu penyampaian materi di kelompoktani dilaksanakan pada pertemuan berkala kelompoktani atau waktu lain yang disepakati bersama antara anggota dengan fasilitator. 2 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 2 1/4/2013 6:34:09 AM

BAB II MATERI PENINGKATAN KEMAMPUAN KELOMPOKTANI SEBAGAI WAHANA KERJASAMA A. Menciptakan Suasana Saling Kenal, Saling Percaya dan Kerjasama Dalam suasana menciptakan saling kenal, saling percaya dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama, diperlukan pertemuan berkala yang selalu membahas kepentingan pengembangan usahataninya yang terkait dengan teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi dan sumber daya alam lainnya. Dengan keinginan untuk bekerjasama, pengurus kelompoktani harus mampu memperkuat, memperlancar dan sekaligus mendorong terwujudnya kerjasama yang saling menguntungkan, baik antar anggota kelompoktani maupun dengan pihak lain. Kesiapan kelompoktani dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain, dicirikan dengan adanya: 1. Kerjasama internal yang serasi, ditunjukkan dengan keberhasilan dalam mengelola usahataninya; 2. Seluruh anggota menguasai aspek teknis maupun non teknis dan memiliki keunggulan dalam pengelolaan usaha tani; 3. Perkembangan usahatani seluruh anggota sebagai satu kesatuan usaha yang dapat mencapai skala ekonomi yang menguntungkan; 4. Produk yang dihasilkan berkualitas dan memenuhi standar mutu hasil sesuai dengan aturan yang berlaku; 5. Meningkatnya usahatani komoditas unggulan dan selalu berkeinginan untuk memperkecil masalah yang dihadapi dan mampu menyelesaikan masalah dengan cepat; 6. Produk komoditas unggulan yang dihasilkan mempunyai peluang pasar terbuka secara luas; 7. Kemampuan menganalisa usaha yang dapat memberikan keuntungan bersama; 8. Modal usaha bersama yang layak dapat dikembangkan. 3 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 3 1/4/2013 6:34:09 AM

B. Menciptakan Suasana Keterbukaan dalam Menyatakan Pendapat dan Pandangan Diantara Anggota untuk Mencapai Tujuan Bersama Pada awal terbentuk kelompoktani ditandai dengan berkumpulnya sejumlah petani yang mempunyai keinginan untuk memperbaiki taraf hidup dan mencapai tujuan bersama. Mereka belum terkoordinir dengan baik karena belum terbentuk pengurus kelompok. Tahap berikutnya mereka mulai membahas beberapa hal yang berkaitan dengan tujuan berkelompok, menyusun aturan-aturan dan membahas serta merencanakan kegiatan, dilanjutkan dengan pemilihan pengurus kelompok. Pengurus kelompok berperan untuk menjaga kekompakan dan penggerak kelompok agar dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu kedudukan dan peran pengurus sangat penting dan harus mampu menciptakan suasana kondusif di dalam kelompok sehingga memungkinkan seluruh anggota dapat berpartisipasi. Menciptakan suasana keterbukaan di dalam kelompok dilakukan melalui langkah-langkah, sebagai berikut; 1. Menetapkan Tujuan Secara Bersama Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Penetapan tujuan kelompok harus dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh anggota dan pengurus, sehingga seluruh anggota sepakat untuk melaksanakannya; 2. Pemilihan Pengurus Kelompok Secara Demokratis Pengurus kelompok tani adalah individu-individu yang memiliki jiwa kepemimpinan, dan memiliki karakter jujur, sabar, bersedia mendengar dan menghargai pendapat orang lain, bertanggung jawab, mampu memotivasi anggotanya, mampu menengahi perbedaan pendapat di antara sesama anggota, serta mampu mengambil prakarsa untuk kemajuan kelompok. Pemilihan pengurus kelompok disepakati dalam satu pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota, sehingga akan terpilih pengurus yang mempunyai ciriciri tersebut di atas. Terpilihnnya pengurus kelompoktani melalui pertemuan seluruh anggota, seluruh anggota diharapkan akan mentaati aturan dan norma-norma yang disusun. 4 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 4 1/4/2013 6:34:09 AM

3. Menciptakan suasana keterbukaan dalam kelompok Pengurus kelompoktani secara aktif menciptakan suasana keterbukaan dalam kelompok, dengan cara: a. Mengkoordinasikan semua kegiatan kelompok sesuai tujuan; b. Menjaga hubungan antara sesama anggota; c. Mengambil prakarsa untuk berhubungan dengan pihak lain; d. Mengembangkan partisipasi seluruh anggota; e. Memfasilitasi penyusunan rencana kegiatan kelompok; f. Memonitor perkembangan kelompoktani. 4. Mendorong anggota kelompok berperan aktif a. Hadir dalam setiap pertemuan; b. Mentaati aturan-aturan yang telah ditetapkan bersama; c. Aktif dalam diskusi dan musyawarah serta memberikan saran-saran perbaikan kepada pengurus dalam pertemuan kelompok. 5. Melakukan pergantian pengurus kelompok Secara berkala pengurus kelompok perlu dipilih kembali secara demokratis. Pergantian pengurus kelompok merupakan salah satu upaya menciptakan suasana yang lebih segar, nyaman dan ide-ide baru guna perkembangan kelompok. Dalam pemilihan pengurus, pengurus yang lama bisa saja terpilih kembali apabila seluruh anggota sepakat. Pergantian pengurus dapat juga dilakukan sebelum masa jabatan berakhir. Keadaan ini dilakukan apabila seluruh anggota atau sebagian anggota menghendakinya. Alasan pergantian pengurus harus jelas, semata-mata untuk kepentingan dan kemajuan. 6. Menguatkan organisasi kelompoktani a. Mengadakan pertemuan kelompok secara rutin; b. Menetapkan agenda pertemuan secara jelas; c. Dalam setiap pertemuan diawali dengan laporan perkembangan keuangan kelompok dan laporan perkembangan kegiatan; d. Memberi kesempatan kepada semua anggota yang hadir untuk memberikan tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan laporan perkembangan yang disampaikan; e. Menjelaskan kembali tujuan awal dan manfaat berkelompok; 5 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 5 1/4/2013 6:34:10 AM

f. Memberi tanggapan positif atas usul dan saran dari setiap anggota kelompok yang hadir; g. Mendiskusikan setiap kegiatan yang akan dilaksanakan, dengan cara musyawarah mufakat dengan anggota kelompok; h. Selalu berupaya untuk memperbaiki manajemen keuangan dan manajemen kelompok. C. Mengatur dan Melaksanakan Pembagian Tugas Anggota Pembagian tugas kepada anggota kelompoktani dimaksudkan juga untuk meningkatkan kerjasama, yang dilakukan baik oleh pengurus maupun dilakukan bersama anggota kelompoktani. Pembagian tugas kepada anggota kelompoktani untuk mempertahankan atau menjaga kerjasama tetap berjalan dengan baik (lancar, menguntungkan, dan berkelanjutan), yang diawali dengan penetapan kegiatan-kegiatan kelompoktani. Selanjutnya kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dibagi kepada anggota yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anggota dalam melaksanakannya. Penetapan kegiatan dan penetapan pelaksana kegiatan disepakati bersama anggota pada pertemuan berkala kelompoktani. Pembagian tugas bagi masing-masing anggota dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Identifikasi dan penetapan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam menjalin kerjasama antar anggota maupun kemitraan dengan pihak lain. Kegiatan-kegiatan tersebut berkaitan dengan kesepakatan kerjasama (belajar mengajar, pemasaran produksi, sarana produksi pertanian, pencatatan/administrasi dan lain-lain). Hasil identifikasi kegiatan-kegiatan kerjasama yang telah ditetapkan dituliskan pada matrik seperti contohcontoh format berikut: 6 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 6 1/4/2013 6:34:10 AM

Format 1: Hasil Identifikasi Kegiatan-Kegiatan yang Akan Dikerjasamakan No. 1 2 3 Dst Jenis Kerjasama Antar Anggota Kegiatan Kerjasama Bersama Pihak Lain 2. Pembagian tugas berdasarkan hasil penetapan kegiatan yang akan dikerjasamakan tersebut dituliskan dalam matriks dengan bentuk seperti contoh format berikut. Format 2: Pembagian Tugas Berdasarkan Hasil Penetapan Kegiatan yang Akan Dikerjasamakan Baik Antar Anggota maupun dengan Pihak Lain No. 1 2 3 Dst Kerjasama Antar Anggota Nama Kegiatan Nama Anggota Pelaksana Kerjasama dengan Pihak Lain Nama Kegiatan Nama Anggota Pelaksana Selanjutnya hasil pembagian tugas tersebut disosialisasikan dan disepakati untuk dilaksanakan oleh masing-masing anggota dengan baik. 7 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 7 1/4/2013 6:34:10 AM

D. Mengembangkan Kedisiplinan dan Rasa Tanggungjawab Diantara Anggota Disiplin adalah sikap anggota untuk mentatati peraturan atau suatu keputusan yang telah menjadi komitmen bersama dalam kelompoktani. Sedang tanggungjawab adalah sikap untuk berani menanggung resiko dari hasil suatu keputusan yang telah menjadi komitmen bersama. Dalam rangka mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggungjawab diantara sesama anggota kelompoktani perlu dilakukan berbagai upaya, antara lain sebagai berikut: 1. Membangun sikap disiplin dan tanggungjawab anggota kelompok Untuk menjamin keberhasilan dalam kerjasama dan kemitraan perlu dibangun sikap disiplin dan tanggungjawab pada masing-masing anggota dengan langkah-langkah sebagai beriut: a. Anggota harus memenuhi komitmen sesuai dengan isi perjanjian kerjasama, misalnya pembelian produksi dari kelompok mitra sekaligus memasarkannya; b. Anggota harus melaksanakan komitmen yang tertuang dalam perjanjian kerjasama secara disiplin serta memenuhi kriteria kualitas dan kuantitas produk yang telah disepakati; c. Anggota mentaati azas kemitraan dan tidak menyalahi isi perjanjian walaupun ada pihak lain yang berusaha menawarkan sesuatu prodruk dengan harga yang lebih tinggi; d. Anggota harus menepati (waktu perjanjian) dan semua keputusan dan komitmen yang telah dibangun. 2. Membangun Kedisiplinan Dan Tanggungjawab Pengurus Kelompok Keberhasilan dalam kerjasama dan kemitraan sangat ditentukan oleh kedisiplinan dan tanggungjawab para pengurus kelompoktani sebagai panutan bagi anggota kelompoktani. Membangun kedisiplinan dan tanggungjawab pengurus kelompok dapat diupayakan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Mengadakan rapat anggota dan rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan; b. Menyusun rencana kerja dan memonitor pelaksanaan kegiatan serta mengevaluasi hasil kegiatan kelompoktani secara bersama dan partisipatif; 8 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 8 1/4/2013 6:34:10 AM

c. Menyiapkan, menyusun dan melaksanakan aturan/norma tertulis yang disepakati dan ditaati bersama; d. Mencatat dan mengarsipkan dokumen-dokumen organisasi dengan tertib; e. Memfasilitasi kegiatan kelompoktani dari sektor hulu dan hilir; f. Memfasilitasi kegiatan usahatani anggota kelompoktani secara komersial atau berorientasi pasar; g. Mencari peluang dan membangun jalinan kerjasama antara kelompoktani dengan pihak lain; h. Melakukan pemupukan modal usaha baik yang berasal dari iuran anggota maupun dari penyisihan hasil usaha (kegiatan kelompoktani) dan dari pihak lain yang tidak mengikat; i. Menyusun laporan tertulis dan dipertanggungjawabkan kepada anggota; j. Berani menanggung resiko semua kesepakatan dan komitmen yang telah dibangun kelompok. 3. Memilih mitra kerjasama yang mempunyai komitmen tinggi Untuk mendapat hasil yang maksimal, anggota harus cermat di dalam memilih mitra kerja yang baik yang mempunyai kriteria antara lain: a. Memiliki itikad baik dalam bekerjasama/kemitraan; b. Memiliki manajemen yang dapat mengembangkan usaha dalam kerjasama; c. Mempunyai rencana kerjasama/kemitraan yang jelas; d. Berbadan hukum dan memiliki bonafiditas (terpercaya); e. Memiliki telnologi yang dapat mengembangkan usaha kerjasama. E. Merencanakan dan Melaksanakan Kerjasama Agar tercapai kerjasama yang saling menguntungkan perlu dilakukan perencanaan dalam menjalin kerjasama, yang meliputi; (1) persiapan; (2) penyelenggaraan; (3) pengawasan dan evaluasi. 1. Persiapan Menjalin Kerjasama Sebelum dilakukannya kerjasama para pengurus bermusyawarah untuk mengumpulkan dan mengidentifikasi aspirasi anggota kelompoktani terhadap kebutuhan usaha taninya. Dari hasil identifikasi tersebut disusun berdasarkan skala prioritas kegiatan yang akan dikerjasamakan dengan pihak lain. Kegiatan yang telah ditetapkan tersebut, dituangkan ke dalam 9 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 9 1/4/2013 6:34:10 AM

Berita Acara Hasil Musyawarah yang ditandatangani oleh pengurus dengan melampirkan daftar hadir anggota dalam pertemuan musyawarah. 2. Penyelenggaraan Kerjasama Kerjasama dilakukan dengan pihak lain yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan diketahui oleh pembina kelompok tani. Isi perjanjian kerjasama harus di kaitkan dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan kerjasama. Kerjasama bersifat saling menguntungkan dan saling menguatkan satu sama lain untuk kesinambungan usahatani anggota kelompoktani. 3. Pengawasan dan Evaluasi Kerjasama Pengawasan dan evaluasi dalam kerjasama dilakukan oleh berbagai pihak, yaitu pembina kelompoktani, anggota kelompok dan mitra kerja secara rutin terjadwal setiap bulanan, triwulan atau sesuai kebutuhan. Pengawasan dan evaluasi dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan kerjasama secara berkesinambungan. Agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi anggota, pengurus kelompoktani didampingi pembina di lapangan dan calon pemitra melakukan pencerahan terhadap para anggota dalam menjalin kerjasama, antara lain; a. Para mitra harus berlaku sebagai mitra yang baik sesuai dengan prinsip kemitraan, yaitu: saling mempercayai, saling menguntungkan, saling memerlukan dan saling memperkuat; b. Pencerahan terhadap para anggota, dilakukan melalui pelaksanaan bimbingan teknis produksi komoditi atau saprodi yang dimitrakan dan bimbingan manajerial kepada petani dan kelompok mitra; c. Mengusahakan pendanaan dari lembaga pembiayaan bagi kelompok mitra; d. Memenuhi komitmen sesuai dengan perjanjian kerjasama seperti pembelian produksi dari kelompok mitra sekaligus memasarkannya; e. Kelompok mitra melaksanakan komitmen yang tertuang dalam perjanjian kerjasama secara disiplin serta memenuhi kriteria kualitas dan kuantitas produk; f. Mentaati azas kemitraan dengan tidak menyalahi isi perjanjian. 10 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 10 1/4/2013 6:34:10 AM

F. Mentaati dan Melaksanakan Kesepakatan Kerjasama/kemitraan usaha dalam kelompoktani merupakan kegiatan jangka panjang, sehingga diperlukan adanya jaminan kepercayaan serta komitmen terhadap kontrak kerja dalam pelaksanaan usahatani. Untuk menjamin keberlangsungan kerjasama usahatani, maka terlebih dahulu perlu dilakukan penandatanganan perjanjian kontrak kerjasama. G. Menjalin Kerjasama Usaha dengan Pihak Penyedia Sarana Produksi, Pengolahan Pemasaran Hasil dan atau Permodalan Guna meningkatkan kemampuan pengurus dan anggota kelompoktani dalam melaksanakan kerjasama/kemitraan agar terwujud suatu sinergitas yang dapat menciptakan suatu hubungan yang saling membutuhkan, memperkuat dan menguntungkan baik bagi petani maupun pengusaha, maka diperlukan adanya pembelajaran tentang bagaimana menjalin kerjasama/kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan usahatani yang telah disepakati bersama. Sebelum melaksanakan suatu hubungan kerjasama maka terlebih dahulu organisasi petani dan perusahaan mitra harus memahami prinsip-prinsip kerjasama, memahami model kerjasama/ kemitraan, memahami faktor keberhasilan kerjasama/kemitraan dan memahami persyaratan mengadakan kerjasama/kemitraan sebagai langkah-langkah dalam melaksanakan kerjasama/kemitraan. Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan kerjasama/kemitraan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Memahami Prinsip-Prinsip Kerjasama 1) Saling membutuhkan terjadi ketika perusahaan mitra memerlukan pasokan bahan baku, dan kelompok mitra memerlukan penampungan hasil dan bimbingan; 2) Saling memperkuat terjadi ketika kelompok mitra maupun perusahaan mitra sama-sama memperhatikan tanggungjawab moral dan etika bisnis, sehingga akan memperkuat kedudukan masing-masing dalam meningkatkan daya saing usahanya; 3) Saling menguntungkan tercapai jika keduanya memperoleh peningkatan pendapatan dan kesinambungan usaha. 11 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 11 1/4/2013 6:34:10 AM

b. Memahami Model Kerjasama Ada beberapa model kerjasama, yaitu : 1) Model Inti - Plasma Hubungan kemitraan antara Usaha Kecil (UK) dengan usaha menengah atau besar, dimana Usaha Menengah (UM), atau Usaha Besar (UB) bertindak sebagai inti dan usaha kecil bertindak selaku plasma. Perusahaan inti berkewajiban melakukan pembinaan mengenai teknis produksi agar memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Pembinaan juga dilakukan guna meningkatkan kualitas manajemen kelompok plasma. 2) Model Kontrak Beli (Contract Farming) Pada model ini terjadi hubungan kerjasama antara kelompok UK dengan perusahaan agroindustri berskala UM dan UB yang dituangkan dalam suatu perjanjian kontrak jual beli secara tertulis untuk jangka waktu tertentu. Dalam model ini, plasma berkewajiban untuk menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan secara kolektif dalam kelompok, dan menerima pembayaran sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak. Perusahaan pembeli wajib membeli seluruh produksi dari kelompok dengan harga yang disepakati. 3) Model Sub Kontrak Dalam model ini, UK memproduksi komponen dan atau jasa yang merupakan bagian dari produksi UM dan UB. Model kerjasama ini menyerupai pola kemitraan Contract Farming, tetapi pada pola ini kelompok UK tidak melakukan kontrak secara langsung dengan perusahaan pengolah (processor) tetapi melalui agen atau pedagang. Dalam pengembangan pola ini UM atau UB meningkatkan keterampilan, manajemen, tehnologinya, dan menjamin kepastian pasar untuk meningkatkan kelangsungan usaha, daya inovasi dan kewirausahaan UK, sebagai upaya UM atau UB untuk lebih meningkatkan dan memberdayakan UK. 12 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 12 1/4/2013 6:34:10 AM

4) Model Dagang Umum Dalam model ini, UM dan UB memasarkan hasil produksi UK, dapat juga usaha kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh UM atau UB, atau UK yang membesarkan hasil UM dan UB. 5) Model Vendor Dalam model ini, UM dan UB menggunakan hasil produksi yang merupakan bidang keahlian UK untuk melengkapi produk yang dihasilkan UM dan UB. Mereka dapat memesan produk yang diperlukan sesuai dengan tehnologi pembuatan, ukuran, bentuk, mutu dan kualitas barang yang dikuasai oleh UK. Pengembangan pola vendor yang dilakukan oleh UM atau UB diarahkan untuk dikembangkan melalui teknologi baru, untuk mendapatkan hasil yang baik, dan mendapatkan jaminan pasar yang pasti, sehingga UK tersebut dapat merubah statusnya menjadi lebih besar. Pola vendor menggerakkan keahlian yang ada pada UK untuk menunjang UM dan UB. 6) Model Keagenan Pada model ini kelompok mitra (UK) diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha perusahaan mitra (UM atau UB). Keunggulan dari hubungan pola kemitraan ini adalah keuntungan dari hasil penjualan, ditambah komisi yang diberikan oleh perusahaan mitra. 7) Model Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA) Kelompok mitra menyediakan lahan, sarana dan jasa tenaga kerja, sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal dan/atau sarana untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditi pertanian. Perusahaan mitra dapat berbentuk sebagai perusahaan inti atau perusahaan Pembina. Ia melakukan pembukaan lahan, atau menyediakan lahan atau menyediakan kapal, mempunyai usaha budidaya atau penangkapan dan memiliki unit pengolahan yang dikelola sendiri. Perusahaan inti juga melaksanakan pembinaan berupa penanganan dalam bidang teknologi, sarana produksi, permodalan atau kredit, pengolahan hasil, menampung produksi memasarkan hasil kelompok mitra. 13 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 13 1/4/2013 6:34:10 AM

c. Memahami Faktor Keberhasilan Kerjasama Perusahaan mitra dan kelompok mitra harus memahami faktor-faktor yang mengakibatkan keberhasilan dalam kerjasama, antara lain sebagai berikut: 1) Perusahaan mitra mampu bertindak sebagai mitra yang baik sesuai dengan prinsip kemitraan, yaitu saling menguntungkan, saling memerlukan dan saling memperkuat, antara lain: a) Mengadakan bimbingan teknis tentang komoditi yang dimitrakan; b) Mengadakan bimbingan manajerial kepada petani dan kelompok mitra; c) Mengusahakan pendanaan dari lembaga pembiayaan bagi kelompok mitra; d) Memenuhi komitmen sesuai dengan perjanjian kerjasama seperti pembelian produksi dari kelompok mitra sekaligus memasarkannya. 2) Kelompok mitra melaksanakan point-point perjanjian secara disiplin serta mampu memenuhi kriteria kualitas dan kuantitas produk; 3) Mentaati azas kemitraan dan tidak menyalahi isi perjanjian walaupun ada pihak yang berusaha menawarkan harga yang lebih baik. d. Memahami Persyaratan Pelaksanaan Kerjasama Perusahaan mitra dan kelompok mitra harus memahami persyaratan dalam mengadakan kerjasama sebagaimana tertuang dalam Kepmentan No. 940/ Kpts/OT.210/10/97 sebagai berikut : 1) Perusahaan mitra harus memenuhi syarat sebagai berikut : a) Mempunyai itikad baik dalam membantu usaha petani dan pengusaha kecil pertanian lainnya; b) Memiliki teknologi dan manajemen yang baik; c) Menyusun rencana dalam kerjasama; d) Berbadan hukum dan memiliki bonafiditas. 2) Kelompok mitra yang akan menjadi mitra usaha diutamakan telah dibina oleh pemerintah daerah; 3) Kerjasama usahatani dilakukan dengan melalui penandatanganan perjanjian kemitraan terlebih dahulu. 14 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 14 1/4/2013 6:34:10 AM

H. Mengadakan Pemupukan Modal untuk Keperluan Pengembangan Usaha Anggota Kelompok Pemupukan modal diperlukan untuk pengembangan usaha anggota kelompok. Dalam upaya pemupukan modal diawali dengan melakukan identifikasi terhadap sumber-sumber permodalan yang ada di wilayah sekitar. Sumber permodalan tersebut harus dapat memfasilitasi keperluan modal anggota dengan biaya yang murah dan mudah diakses untuk kepentingan pengembangan usahatani anggota kelompok. Pengurus kelompoktani mencari sumber permodalan baik lembaga keuangan formal maupun lembaga keuangan non formal yang dapat diakses oleh anggota kelompoktnai. Selanjutnya pengurus mensosialisasikannya kepada anggota sehingga anggota kelompoktani dapat memahami dan dapat mengakses modal dengan mudah. Beberapa data dan informasi yang diperoleh dari berbagai lembaga keuangan dimusyawarahkan dengan para anggota dan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penentuan jenis usaha yang akan dijalankan berdasarkan kesepakatan dari hasil pengambilan keputusan dalam pengembangan produksi yang menguntungkan; 2. Berapa volume usaha yang akan diproduksi dengan mengisi data-data sebagai berikut: a. Berapa kali siklus usaha yang akan dilakukan; b. Berapa jumlah modal yang dibutuhkan oleh masing-masing anggota dan berapa jumlah modal yang telah dimiliki sendiri oleh anggota; c. Berapa jumlah tambahan modal yang diperlukan untuk melaksanakan usaha dan; d. Sumber modal tambahan. 3. Menghitung perkiraan pendapatan yang akan diperoleh dalam melakukan usaha bersama. Pendapatan total adalah semua nilai penjualan produk/ komoditas baik produk utama maupun produk sampingan; 4. Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) dan Harga Jual Produk (HJP) yang menguntungkan; 5. Menghitung perkiraan Laba - Rugi dari usaha berkelompok yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui perkiraan tingkat keuntungan atau kerugian yang diperoleh dalam melakukan kegiatan usaha, maka perlu dilakukan perhitungan terhadap: 15 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 15 1/4/2013 6:34:10 AM

Hasil penjualan Biaya-biaya (biaya tidak tetap dan penyusutan) Suatu usaha dikatakan untung (laba), apabila jumlah pendapatan total melebihi biaya total dari hasil produk/komoditas yang dijual. Sedangkan dikatakan rugi apabila jumlah biaya total hasil produk/komoditas melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan produk/komoditas tersebut. 6. Penggunaan keuntungan yang diperoleh agar disepakati oleh anggota, misalnya dapat dibagikan kepada anggota, ditabung, menjadi modal usaha dan atau untuk pengembalian modal pokok dan bunga kredit (bila ada); 7. Menentukan pemasaran meliputi daerah pemasaran, cara pemasaran/ distribusi, pesaing dan mitra usaha. Hal ini untuk menentukan area pemasaran dan cara pemasarannya; 8. Penjadwalan pelaksanaan kegiatan dan pembagian kerja dengan x cara melakukan pengisian data seperti dalam format di bawah ini : Format 3: Identifikasi dan Penjadwalan No. Pelaksanaan Kegiatan dan Pembagian Tugas Identifikasi dan Penetapan Jenis dan Nama Kegiatan 1 Belajar mengajar 2 Pemasaran 3 Jenis Nama Nama Petugas Pengadaan sarana produksi 4 Administrasi dst dll Pembagian Tugas dan Waktu Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan 16 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 16 1/4/2013 6:34:10 AM

9. Permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi dalam pengembangan usaha adalah permasalahan yang terkait dengan permasalahan keperilakuan, misalnya: a. Bagaimana penguasaan teknologi petani dalam mengembangkan usaha berkelompok? b. Berapa orang petani anggota kelompok yang melaksanakan kerjasama yang telah menguasai teknologi yang mampu meningkatan kualitas usaha bersama?; c. Bagaimana dengan tingkat pengetahuan petani dalam bekerjasama? d. Bagaimana meningkatkan kemampuan petani anggota kelompok agar usaha yang akan dilaksanakan memberikan keuntungan yang optimal? e. Bagaimana cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut? Setelah semua data dan informasi tentang rencana usaha berkelompok telah lengkap, maka informasi tersebut dapat dituangkan dalam Format Rencana Usaha berkelompok dan Format Rencana usaha kelompok atau usaha bersama ini ditandatangani oleh Sekretaris dan Ketua serta diketahui oleh penyuluh pertanian di lapangan. 17 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 17 1/4/2013 6:34:10 AM

18 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 18 1/4/2013 6:34:10 AM

BAB III PENUTUP Pembinaan sumberdaya manusia pertanian khususnya petani dengan pendekatan kelompoktani dirasakan sangat efektif, karena kelompoktani mempunyai tiga fungsi penting yaitu sebagai kelas belajar, sebagai wahana kerjasama dan sebagai unit produksi. Untuk meningkatkan fungsi kelompoktani sebagai wahana kerjasama, diperlukan informasi yang memadai. Buku II Materi Penyuluhan Pertanian dengan judul Kelompoktani Sebagai Wahana Kerjasama", dapat dijadikan acuan bagi para penyuluh pertanian terutama dalam meningkatkan fungsi kelompoktani sebagai wahana kerjasama. Dengan pemahaman ini, diharapkan para penyuluh pertanian dapat mendampingi petani sehingga memiliki kemampuan dalam melakukan kerjasama yang bermanfaat bagi upaya penguatan kelembagaan petani di pedesaan. 19 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 19 1/4/2013 6:34:10 AM

CATATAN 20 2 kompok tani sebagia wahana kerja sama CS5.indd 20 1/4/2013 6:34:10 AM