SHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah TW IV 2014

JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS PUNGUTAN SATUAN BESARAN

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah

KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN Seminar INSURANCE OUTLOOK 2016 Jakarta, 19 Nopember 2015

PRACTICAL CHALLENGE IN IMPLEMENTING PSAK 28, PSAK 36, PSAK 62 AN EXTERNAL AUDITOR PERSPECTIVE PENDAHULUAN

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas.

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

OJK DIALOGUE. 1 Februari 2016

Manajemen Risiko Bagi Perusahaan Perasuransian. disampaikan dalam acara WORKSHOP Manajemen Risiko Perusahaan Perasuransian

Komparasi Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. megancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Indonesia Meningkat di Kuartal Keempat Total Pendapatan (Income) meningkat 21,7%

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

PERAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PERASURANSIAN

INSURANCE OUTLOOK 2016: NAVIGATING FINANCIAL MARKET VOLATILITY Jakarta, 24 November 2015

Investor Daily 16/05/2017, Hal. 23 Sequis Life Bukukan Premi Rp 2,9 Triliun

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ABSTRAK ABSTRACT

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

Jakarta, 11 Oktober Departemen Perbankan Syariah OJK

AKTUARIS DALAM SEKTOR JASA KEUANGAN. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank 1A Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya selalu dihadapkan dalam dua hal, yaitu hal-hal baik dan hal-hal

Peluang Perusahaan Asuransi di Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PERINTAH TERTULIS PADA SEKTOR PERASURANSIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

Asep Suwondo Direktur Statistik dan Informasi IKNB - Otoritas Jasa Keuangan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 425/KMK.06/2003

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PROFESI PENUNJANG INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua jenis yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 426 /KMK.06/2003

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FAQ (Frequently Asked Question)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, prospek Asuransi Syariah

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

BAB II PROSES BISNIS

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bulan Januari 2013 seluruh industri keuangan di Indonesia,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

Industri Keuangan Non-Bank Syariah Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Huruf a Angka 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal III-2016:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

Yth. Anggota Komisi XI DPR RI, Ibu Indah Kurnia, Para Pelaku Industri Perasuransian, Para hadirin sekalian

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang dirasakan semakin cepat telah membawa

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. akan berdampak pada ketidakstabilan perekonomian suatu negara.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

Program Pemantapan Kerja Bersertifikat Pendidikan Asuransi Syariah. Program Pemantapan Kerja Bersertifikat LEMBAGA PENGEMBANGAN MANAJEMEN ASURANSI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

Arah dan Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

Investor Daily - 22/11/2016, Hal. 23 Kuartal III, Investasi Asuransi Di SBN Tumbuh 44%

Penyediaan SDM yang Handal Sebagai Fondasi Perkembangan Perbankan Syariah

Yth. 1. Konsultan Aktuaria; 2. Akuntan Publik; dan 3. Penilai, di tempat.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 25/ KMK.06/ 2003 TENTANG

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Transkripsi:

SHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016 Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Indonesia Services Dialogue 24.11.2015 1 Berdasarkan Data OJK September 2015 dan diolah oleh Divisi Statistik dan Riset AASI

DAFTAR ISI 1. Review 2. Pertumbuhan Asuransi Syariah untuk Aset, Investasi, Kontribusi dan Klaim Periode Januari September 2015 3. Pertumbuhan Data Investasi dan Aset per September 2015 4. Pertumbuhan Data Kontribusi dan Klaim per September 2015 5. Market Asuransi Syariah terhadap Industri Asuransi secara Nasional Periode Januari September 2015 6. Jumlah Perusahaan dan Unit Asuransi & Reasuransi Syariah 2004 sd September 2015 7. Peluang dan Tantangan Industri Asuransi Syariah Saat ini dan Masa Mendatang 8. Harapan Industri Asuransi Syariah Di Tahun 2016 11/25/2015 9. Program AASI dalam Mengembangkan dan Meningkatkan Industri Asuransi Syariah 2

Pertumbuhan Asuransi Syariah Dalam kurun waktu 5 tahun (2010 2014) Rata2x Pertumbuhan 5 tahun (2010-2014) Kontribusi 33.83% Klaim 30.39% Investasi 60.57% Aset 52.18% 11/25/2015 3

Review Prediksi dan Realisasi 2015 PREDIKSI akhir tahun 2014 Pertumbuhan Gross Kontribusi Asuransi Syariah diharapkan di atas 15%, dengan asumsi kondisi pertumbuhan di Asuransi Syariah Umum akan lebih baik di tahun 2015 Melihat perkembangan data kuartal II tahun 2014, Pertumbuhan asset dan investasi di industri asuransi syariah di tahun depan diperkirakan di angka 25% REALISASI TW II 2015 11/25/2015 4

Pertumbuhan Asuransi Syariah untuk Aset, Investasi, Kontribusi dan Klaim Periode Januari September 2015 * Terlihat bahwa perlambatan di TW III 2015 mempunyai pengaruh signifikan terhadap perusahaan asuransi syariah 11/25/2015 5

Pertumbuhan Data Investasi dan Aset per September 2015 11/25/2015 6

Pertumbuhan Data Kontribusi dan Klaim per September 2015 Tidak seperti tahun 2014, asuransi umum syariah sudah memperlihatkan pertumbuhan kontribusi yang positif di tahun ini 11/25/2015 7

Market Asuransi Syariah terhadap Industri Asuransi secara Nasional Periode Januari September 2015 11/25/2015 8

Perkembangan Jumlah Perusahaan dan Unit Asuransi & Reasuransi Syariah 2004 sd September 2015 11/25/2015 9

Undang undang Asuransi No. 40 of 2014 UU 40 / 2014 UU 2 / 1992 Perusahaan Asuransi Penyedia layanan Profesional Bisnis Asuransi Penunjang bisnis Asuransi Asuransi Konvensional Konsultan Aktuaria Asuransi Umum Pialang Asuransi Asuransi Syariah Akuntan Publik Asuransi Jiwa Pialang Reinsuransi Reasuransi Konvensional Penila i Reasuransi Loss Adjuster Asuransi Reasuransi syariah Profesi lainnya yang ditentukan OJK Konsultan Aktuaria Pialang Asuransi Agen Asuransi Pialang Reinsuransi Loss Adjuster Asuransi 11/25/2015 Source: Indonesia Financial Services Authority (OJK); Insurance Law No.40 of 2014

PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH SAAT INI DAN MASA MENDATANG (1) 1. Kondisi Industri Keuangan khususnya Industri keuangan setelah mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi sampai tahun 2013, pada akhirnya mengalami perlambatan pertumbuhan di tahun 2013 2014, dan sampai di tahun 2015 ini. Hal ini dipengaruhi kondisi ekonomi global dan issue kenaikan Fed rate. Namun Industri asuransi syariah tetap optimis untuk tetap bertumbuh di tengah perekonomian yang melambat ini dengan penunjukan peningkatan pertumbuhan di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya baik dari pertumbuhan aset, Investasi maupun peningkatan produksi Kontribusi. 2. Masih tingginya dependensi kepada beberapa sektor : 60% distribusi asuransi syariah via perbankan, pembiayaan dan koperasi; 85% produk asuransi jiwa syariah dari investment link; serta 48% produk asuransi umum syariah dari kendaraan bermotor; membuat perubahan kondisi langsung mempengaruhi industri asuransi syariah. Perlu diversifikasi bagi para pelaku. 11

PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH SAAT INI DAN MASA MENDATANG (2) 3. Tantangan industri asuransi syariah nasional adalah meningkatkan pengembangan produk asuransi syariah di semua sektor baik retail maupun korporasi yang kompetitif dan sesuai kebutuhan masyarakat, pelayanan customer oriented dengan dukungan reasuransi syariah yang comprehensive dan maksimal. 4. Peningkatan program literasi industri asuransi syariah kepada seluruh lapisan masyarakat secara terencana dan terpadu dengan dukungan serta kerjasama dengan OJK IKBN Syariah dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). 5. Program peningkatan kualitas dan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) syariah yang amanah dan profesional dengan pendidikan asuransi syariah dan sertifikasi ahli asuransi syariah di Indonesia. 12

HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DI TAHUN 2016 (1) 1. Berdasarkan perkiraan dan perkembangan laju perekonomian nasional dan global di tahun 2016, kami yakin bahwa Industri Asuransi Syariah tetap akan bertumbuh walaupun diperkirakan tidak sebesar pertumbuhan dari awal pertumbuhan sampai tahun 2013. 2. Pertumbuhan Industri Asuransi Syariah baik dari segi pendapatan kontribusi (premi), aset dan Investasi kami perkirakan bertumbuh sekitar 10%(moderat) sampai 30%(optimis) di tahun 2016 3. Market share asuransi syariah kami harapkan dapat mencapai di atas 5.5%(moderat) sampai 7%(optimis) di bandingkan Industri Asuransi secara nasional di tahun 2016. 13

HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DI TAHUN 2016 (2) 4. Industri asuransi syariah masih menjanjikan dengan beberapa penambahan pemain baru terutama perusahaan asuransi syariah dengan beroperasi secara penuh (full pledge company) baik dengan pembentukan secara langsung menjadi perusahaan asuransi syariah baru ataupun konversi dari unit menjadi full syariah, terutama di sektor asuransi jiwa syariah, 5. Dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan market share asuransi syariah, program kerjasama yang berkesinambungan dengan OJK terus kami lakukan diantaranya adalah pengembangan saluran distribusi asuransi syariah baru melalui Kementrian lainnya seperti Kementrian Koperasi dan UMKM, Kementrian Kelautan dan Perikanan, program pengembangan agen melalui institusi syariah seperti Pesantren dan program pengembangan lainnya. 14

PROGRAM AASI DALAM MENGEMBANGKAN DAN MENINGKATKAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH 1. Senantiasa aktif dalam mengembangkan produk asuransi syariah dan mengkaji penerapan akad syariah yang sesuai dan mendukung pengembangan Industri Asuransi Syariah 2. Turut berperan serta dalam meningkatkan program literasi asuransi syariah kepada seluruh lapisan masyarakat dengan mensosialisasikan dan lebih mengenalkan asuransi syariah dengan berbagai media komunikasi seperti pelatihan, seminar maupun sosialisasi secara tertulis dan media online 3. Bekerjasama dalam pengembangan Industri Asuransi Syariah dengan OJK dan mendukung program pemerintah dalam peningkatan dan pengawasan pertumbuhan Industri Asuransi Syariah. 15

TERIMA KASIH 16