Pembentukan koperasi menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 padal 6 ayat (1) dan (2) adalah sebagai berikut : Koperasi Primer.

dokumen-dokumen yang mirip
Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

PERAN ANGGOTA KOPERASI Disampaikan Pada KULIAH UMUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KANJURUHAN

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

SIAPA YANG MENJALANKAN MANAJEMEN DI KOPERASI?

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 15 Tahun : 2008 Seri : E

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AD/ART KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 BAB II LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP. Pasal 2.

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

PERATURAN DESA PURO KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN NOMOR 7 TAHUN 2016

BAB II BADAN USAHA DALAM KEGIATAN BISNIS. MAN107- Hukum Bisnis Semester Gasal Universitas Pembangunan Jaya

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PER/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN ( PPPSRS ) KOMERSIAL HUNIAN JAKARTA MUKADIMAH

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

IKATAN ALUMNI CEDS UI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Rapat Anggota Koperasi. Pedoman.

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI KARYAWAN SEI GALUH. A. Sejarah Singkat Berdirinya Koperasi Karyawan Sei Galuh

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

BAB II BADAN PENGURUS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAFTARAN PENDUDUK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

PENGANTAR PERKOPERASIAN

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN WARGA SUMBA DI SALATIGA P E R W A S U S ANGGARAN DASAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUMBAWA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASIAN LAW STUDENTS ASSOCIATION (ALSA) NATIONAL CHAPTER INDONESIA PERIODE BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. belum mendapatkan izin perkoperasian maka pada tahun 1999 barulah berdirinya

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK NOMOR : 03 TAHUN 2012

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PP 31/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG. Tentang: PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1962 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BANK PEMBANGUNAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR FORUM KOMUNIKASI KELOMPOK SADAR WISATA KOMUNITAS PUTERA KRAKATAU /KPK KABUPATEN LAMPUNG SELATAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

Koperasi. By :

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RADIO REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

Transkripsi:

Manajemen Koperasi 2 Organisasi Pembentukan koperasi menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 padal 6 ayat (1) dan (2) adalah sebagai berikut : 20 orang Koperasi Primer Koperasi Primer Koperasi Sekunder Koperasi Primer (Pusat Koperasi) Menurut cakupan wilayah kerja, koperasi dikelompokkan dalam 4 (empat) tingkatan yaitu : Nama Koperasi Syarat Minimal Wilayah Kerja 1. Koperasi Primer Sekurang-kurangnya 20 orang anggota yang memenuhi Desa persyaratan 2. Pusat Koperasi Sekurang-kurangnya 5 (lima) Daerah Koperasi Primer yang Tingkat II/ berbadan hukum Kabupaten 3. Gabungan Koperasi Sekurang-kurangnya 3 (tiga) Pusat Koperasi yang berbadan hukum Daerah Tingkat I/ Propinsi 4. Induk Koperasi Sekurang-kurangnya 3 (tiga) Gabungan Koperasi yang Ibukota berbadan hukum Manajemen Koperasi 1-8

Menurut jenisnya, Koperasi dikelompokkan dalam 4 (empat) katagori sebagai berikut : Dasar Pengelompokkan Contoh Koperasi 1. Sejarah timbulnya Koperasi Konsumsi, Koperasi Produksi, Koperasi Kredit, dan lainnya 2. Lapangan usaha / Koperasi Unit Desa, Koperasi Pertanian, Koperasi tempat tinggal anggota Simpan Pinjam, dan lainnya 3. Fungsional Koperasi Pegawai Negeri, Koperasi Angkatan Darat, Koperasi Karyawan, dll 4. Kepentingan ekonomi Koperasi Batik, Bank Koperasi, Koperasi Asuransi, dan lainnya Sebuah koperasi dapat didirikan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia. 2. Harus memiliki anggota minimal 20 orang (pasal 6 ayat (1) dan (2) UU no.25/1992), dengan ketentuan WNI, mampu melaksanakan tindakan hukum, menerima landasan ideal, asas dan sendi dasar koperasi, sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota sesuai UU, AD, ART dan peraturan lainnya yang berlaku. 3. Harus memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). AD sekurang-kurangnya harus memuat daftar nama pendiri, nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta bidang usaha, ketentuan keanggotaan, rapat anggota, pengelolaan, permodalan, jangka waktu berdirinya, pembagian sisa hasil usaha, serta ketentuan mengenai sanksi. 4. Harus memperoleh pengesahan sebagai Badan Hukum. 5. Harus memiliki perangkat organisasi. Perangkat organisasi koperasi terdiri dari Rapat Anggota, Pengawas, dan Pengurus. Ketiga unsur perangkat organisasi tersebut tidak selalu ada pada setiap tingkat koperasi. Pada koperasi primer, Pengawas tidak terlalu dibutuhkan. Juga tidak jarang terjadi bahwa rapat anggota hanya merupakan formalitas. Dengan demikian, pada koperasi primer, Penguruslah yang semata-mata menjalankan manajemen. Sebaliknya, pada koperasi sekunder, Pengawas hampir selalu ada karena wilayah yang semakin luas dan para anggota tidak saling mengenal dengan baik, volume barang-barang lebih banyak, organisasi lebih ruwet sehingga kesemuanya itu membutuhkan susunan pengurus, pengawas dan rapat anggota yang lebih efisien dan lebih cakap. Struktur Organisasi Rapat Anggota Koperasi bukan merupakan konsentrasi modal. Keanggotaan koperasi terdiri dari orangorang atau badan hukum koperasi. Koperasi dimiliki oleh anggota, dijalankan oleh anggota dan bekerja untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat. Agar koperasi Manajemen Koperasi 2-8

berhasil mencapai tujuannya, para anggota harus aktif memajukan usaha koperasi, rajin menghadiri rapat kerja agar dapat memikirkan bersama, memecahkan bersama persoalan besar yang jarang terjadi. Peranan anggota dalam berkoperasi dapat ditinjau dari kewajiban dan hak anggota sebagai berikut : Kewajiban anggota : 1. Ikut serta mengembangkan, menjaga keutuhan serta ketertiban organisasi gerakan koperasi. 2. Menghadiri rapat anggota. 3. Memahami dan mengamankan keputusan-keputusan rapat anggota dan mengawasi pelaksanaannya. 4. Aktif mensukseskan program kerja gerakan koperasi pada umumnya, dan koperasi pada khususnya. 5. Membantu pengurus, pengawas, dan pejabat dalam menjalankan tugassnya. 6. Menjalankan ketentuan-ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Hak anggota : 1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota. 2. Mengemukakan pendapat kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta. 3. Ikut serta mengawasi jalannya organisasi dan usaha koperasi. 4. Mengadakan perhitungan pada akhir tahun buku atas bagian SHUnya. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar. Rapat Anggota menetapkan hal-hal sebagai berikut : 1. Anggaran Dasar. 2. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. 3. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas. 4. Rencana kerja, rencana anggaran dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan. 5. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya. 6. Pembagian sisa hasil usaha. 7. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi. Keputusan Rapat Anggota diambil atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara. Pemungutan suara yang dimaksud dilakukan hanya oleh anggota yang hadir. Hak satu suara untuk Koperasi Sekunder dapat diatur dalam Anggaran Dasar dengan mempertimbangkan jumlah anggota dan jasa usaha koperasi secara berimbang. Yang dimaksud adalah penentuan hak suara Manajemen Koperasi 3-8

dilakukan sebanding dengan jumlah anggota setiap koperasi anggota dan besar kecilnya jasa usaha koperasi anggota terhadap koperasi sekundernya. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas mengenai pengelolaan koperasi, paling sedikit sekali dalam setahun. Selain rapat anggota tahunan, koperasi dapat melakukan rapat anggota luar biasa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar biasa dapat dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut : 1. Sangat diperlukan dan tidak bisa menunggu diadakannya rapat anggota tahunan. 2. Diadakan atas permintaan sejumlah anggota atau keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar. 3. Atas usulan anggota dilakukan karena alasan yang jelas, khususnya apabila anggota menilai bahwa pengurus telah malakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan koperasi dan menimbulkan kerugian pada koperasi. 4. Atas keputusan pengurus dilakukan untuk kepentingan pengembangan koperasi. Pengurus Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Untuk pertama kalinya, susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam Akta Pendirian. Pengurus bertugas untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Anggota pengurus yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali. Susunan Pengurus minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Pengurus bertugas : 1. Mengelola koperasi dan usahanya. 2. Mengajukan rencana kerja dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja koperasi. 3. Menyelenggarakan rapat anggota. 4. mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. Pengurus berwenang : 1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan. 2. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan Anggaran Dasar. 3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan kemanfaatan koperasi sesuai denga tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota. Pengurus dapat mengangkat Pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha. Dalam hal pengurus koperasi bermaksud mengangkat Pengelola, maka rencana pengangkatan tersebut harus diajukan kepada rapat anggota untuk mendapat Manajemen Koperasi 4-8

persetujuan. Pengelola bertanggung jawab kepada Pengurus agar dapat mewujudkan profesionalisme dalam pengelolaan usaha koperasi. Sesuai dengan kepentingannya, koperasi dapat mengangkat Pengelola sebagai Manajer atau Direksi. Hubungan kerja antara Pengurus dan Pengelola adalah hubungan kerjasam atas dasar perikatan secara kontraktual. Pengawas Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota Pengawas ditentukan dalam Anggaran Dasar. Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Untuk itu, Pengawas harus membuat laporan tertulis hasil pengawasannya. Pengawas berwenang meneliti catatan yang ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya kepada pihak ketiga. Kementrian Koperasi dan Aparat Bawahan Rapat Anggota Pengawas Pengurus Manager Unit Usaha Unit Usaha Unit Usaha Anggota Koperasi Gambar contoh bagan organisasi koperasi. Manajemen Koperasi 5-8

Aspek Manajerial Untuk mengetahui kerja ketiga unsur manajemen tersebut, maka tugas manajemen dikelompokkan menjadi beberapa bagian /fungsi manajemen. Fungsi manajemen bersifat universal baik dalam koperasi maupun jenis badan usaha lainnya. Pada umumnya, fungsi manajemen dibagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu : 1. Fungsi perencanaan (Planning). 2. Fungsi pengelolaan (Organizing). 3. Fungsi pengarahan ( Directing). 4. Fungsi penyelarasan (Coordinating). 5. Fungsi pengawasan (Controlling). Fungsi Perencanaan (Planning) Perencanaan berarti pemikiran yang cermat dalam mempertimbangkan, menentukan, dan mengatur faktor-faktor yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan usaha. Perncanaan memberikan pola-pola untuk tindakan yang akan dijalankan. Perencanaan menjadi faktor yang penting dalam koperasi dengan alasan sebagai berikut : 1. Ada hal-hal yang tidak pasti dan perubahan keadaan koperasi yang terjadi terus menerus. 2. Adanya keterbatasan pengetahuan terhadap kondisi yang akan datang. Langkah-langkah membuat perencanaan adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan tujuan akhir. 2. Mencari dan meneliti berbagai alternatif untuk mencapai tujuan akhir tersebut. 3. Menilai masing-masing alternatif. 4. Memilih alternatif yang terbaik. 5. Menunjuk orang-orang yang diperlukan. 6. Merinci tanggung jawab dan kekuasaan masing-masing orang yang telah ditunjuk. 7. Menguji hasil akhir operasi dengan perencanaan sebelumnya. Fungsi Pengelolaan (Organizing) Pengelolaan berarti merinci kewajiban dan tanggung jawab personal, melaksanakan rencana yang sudah disusun sebelumnya, membatasi dan mendefinisikan tanggung jawab dan kekuasaan, serta membagi tugas, tanggung jawab dan kekuasaan. Inti dari pengelolaan adalah kerjasama. Pengelolaan menjadi faktor penting karena alasan sebagai berikut : 1. Ada batas-batas kemampuan manusia untuk berurusan dengan manusia lain. 2. Adanya waktu yang terbatas. 3. Adanya batas-batas perhatian pada semua peristiwa dalam kegiatan usaha. 4. Pengetahuan manusia yang terbatas. Manajemen Koperasi 6-8

Semua batas-batas di atas mengharuskan seorang Pengurus untuk mengarahkan pembantu-pembantunya. Hakikatnya, semua pegawai dalam suatu perusahaan dimanapun posisinya bertugas membantu pimpinan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendelegasikan kekuasaan, yaitu : 1. Pengurus harus memberi kesempatan kepada orang yang diserahi tugas untuk mengeluarkan ide sendiri. 2. Pengurus harus membiarkan pegawainya membuat putusan sendiri dalam bidangnya masing-masing. 3. Pengurus harus mempunyai toleransi yang cukup bila pegawainya melakukan kesalahan. 4. Pengurus harus mempunyai kesediaan untuk mempercayai pegawainya. 5. Kesediaan pengurus untuk melakukan pengawasan secara luas. Fungsi Pengarahan (Directing) Pengarahan berarti menuntun dan mengawasi pegawai yang ada dalam tanggung jawab pengurus agar dapat diarahkan pada tujuan akhir. Seorang pengurus dalam menuntun dan mengawasi pegawai bawahannya harus selalu memberi tahu, menerangkan apa-apa yang berhubungan dengan tugas yang dibebankan pada pegawainya, mengenai kebijakan pengurus, program, organisasi, dan hubungan garis kekuasaan selama hal itu tidak merupakan rahasia. Fungsi Penyelarasan (Coordinating) Penyelarasan berarti keserempakan semua bagian dalam suatu proses dan kesatuan tindakan dari semua bagian dalam suatu organisasi. Ada 3 (tiga) prinsip yang perlu diperhatikan dalam koordinasi, yaitu : 1. Koordinasi dapat dicapai sebaik-baiknya dengan hubungan horisontal antara orang-orang dalam perusahaan. 2. Koordinasi harus dicapai dalam tahap-tahap permulaan dari perencanaan dan perumusan kebijakan. 3. Masing-masing faktor, bagian dalam suatu proses itu saling mempengaruhi dan saling berhubungan. Fungsi Pengawasan (Controlling) Pengawasan berarti mengamati operasi, menganalisa arah gerak dan hasil-hasilnya serta mengetahui bagaimana menanggulangi penyimpangan dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain, pengawasan adalah pengukuran dan pengkoreksian semua tindakan bawahan untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Manajemen Koperasi 7-8

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menjalankan pengawasan adalah : 1. Pembuatan ukuran atau standar, penilaian tindakan yang diharapkan berdasarkan ukuran standar, kemudian menanggulangi bila ada penyimpangan. 2. Menguji semua aktivitas orang-orang, menyimpang atau tidak berdasarkan standar. 3. Memperbaiki atau meluruskan tindakan-tindakan yang sekiranya akan berlainan dengan rencana. Manajemen Koperasi 8-8