BAB V KERAMIK (CERAMIC)



dokumen-dokumen yang mirip
TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 KERAMIK #1. TIN107 Material Teknik

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing

Proses Produksi. Pemrosesan Keramik. Tatap Muka

Pengertian Keramik. Teori Keramik

Di dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 7 KERAMIK Part 2

BAB II STUDI PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan Hasil Penelitian: USAHA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK MELALUI TEKNOLOGI GELASIR

Material Refraktori Pertemuan 2. Page 1

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

BAB III BAHAN KERAMIK. Bahan keramik merupakan senyawa inorganik dan merupakan logam (non metallic material). Keramik tersusun dari unsur logam

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

1. Fabrikasi Struktur Baja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kimia Terapan dalam Bidang Teknik Sipil

BAB I PENDAHULUAN. Slag (terak) merupakan limbah industri yang sering ditemukan pada proses

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KACA (GLASS) BAB VI KACA (GLASS)

PROSES MANUFACTURING

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KOMPOSISI CERAMIC SHELL PADA INVESTMENT CASTING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN POROSITAS PRODUK TOROIDAL PISTON

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

TIN107 Material Teknik. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN107 - Material Teknik #12 - Keramik #2 KERAMIK #2. TIN107 Material Teknik. Gambar Contoh Kaca

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

Pembahasan Materi #11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERIAL MANUFAKTUR. Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan yang mendasar pada proses manufaktur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

KERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin berkembang pesat memacu peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen.

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

JENIS JENIS REFRAKTORI JENIS REFRAKTORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Wawasan tentang keramik: Mengenal lempung/tanah liat sebagai bahan pokok untuk produk keramik

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lilin masih dalam bentuk bongkahan padat. Untuk membuatnya menjadi

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR SEMEN TIPE PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN ASAM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan kertas sebagai bahan campuran lebih praktis dan efektif,

Sifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 INDUSTRI BESI DAN BAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

Bahan Listrik. Isolator Padat

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB III PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN

Kewajiban mahasiswa : o Kehadiran 75% o UTS o UAS o Tugas-tugas

Yudy Surya Irawan. Material Baru

Transkripsi:

BAB V KERAMIK (CERAMIC) Keramik adalah material non organik dan non logam. Mereka adalah campuran antara elemen logam dan non logam yang tersusun oleh ikatan ikatan ion. Istilah keramik berasal dari bahasa Yunani keramikos yang berarti barang yang terbakar yang dapat diartikan bahwa untuk memperoleh sifat sifat yang diinginkan material ini harus melalui proses perlakuan panas pada temperatur tinggi yaitu proses pembakaran. Bahan keramik secara garis besar dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelas besar seperti ditunjukkan pada gambar 40 di bawah ini. A. Kaca (Glass) Gambar 40. Klasifikasi Bahan Keramik menurut pemakaiannya Kaca akan dibahas lebih detail pada bab VI. B. Produk produk Tanah Liat (Clay Products) Bahan mentah keramik yang banyak dikenal orang adalah tanah liat. Tanah liat dapat diperoleh dengan mudah di alam atau di tambang tanpa memerlukan proses yang rumit. Alasan lain mengapa tanah liat sangat populer adalah karena 68

mudah dibentuk. Campuran tanah liat dan air akan membentuk bahan yang bersifat plastis sehingga mudah dibentuk. Bentukan yang sudah jadi dikeringkan untuk mengurangi kadar air setelah itu dibakar pada temperatur tinggi untuk meningkatkan kekuatan mekaniknya. Sebagaian besar produk produk tanah liat dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelas besar yaitu produk tanah liat struktural (structural clay products) dan perabotan keramik (whitewares). Produk tanah liat struktural adalah produk tanah liat yang dipakai untuk mendukung struktur pada bangunan atau gedung meliputi batu bata, keramik lantai, dan pipa pembuangan air. Perabotan keramik meliputi porselin, tembikar (gerabah), peralatan makan, alat alat sanitasi, keramik cina. Perabotan keramik ini berwarna putih karena proses pembakaran pada temperatur tinggi. C. Bahan Tahan Api (Refractory) Kelas keramik yang lain adalah keramik tahan api (refractory ceramic). Keramik tahan api ini mampu tahan pada temperatur tinggi tanpa meleleh dan mengalami perubahan komposisi kimia. Keramik tahan api biasanya digunakan sebagai bahan isolator panas pada dinding dapur pemurnian logam, proses produksi kaca, dan pembangkit tenaga listrik. Secara umum refraktori dibagi menjadi beberapa kelas seperti ditunjukkan pada tabel 14. Tabel 14. Bahan Refraktori 69

1. Refraktori Tanah Liat Tahan Api (Fireclay Refractory) Unsur utama pembentuk refraktori tanah liat tahan api adalah tanah liat murni, campuran alumina(al 2 O 3 ) dan silika(sio 2 ) yang biasanya mengandung alumina sebesar antara 25 45% berat. Refraktori ini mampu tahan sampai suhu 1587 C(2890 F). Contoh refraktori tanah liat tahan api yang sering digunakan adalah batu bata tahan api. Batu bata ini biasanya digunakan sebagai bahan dinding konstruksi dapur peleburan logam. 2. Refraktori Silika (Silica Refractory) Bahan utama penyusun refraktori silika atau biasa dikenal juga sebagai refraktori asam adalah silika. Bahan ini mampu tahan sampai temperatur 1650 C(3000 F). Biasanya material ini digunakan sabagai bahan atap pada dapur pembuatan baja dan kaca. 3. Refraktori Basa (Basic Refractory) Refraktori ini kaya akan periclase atau magnesia (MgO). Selain itu mereka juga mengandung unsur kalsium, kromium, dan besi. Bahan ini banyak digunakan pada pembuatan dapur peleburan baja open hearth. 4. Refraktori untuk Kebutuhan Khusus (Special Refractory) Keramik yang termasuk dalam kelompok ini keramik berbahan dasar alumina, silika, magnesia, beryllia (BeO), zirconia (ZrO 2 ), dan mullite (3Al 2 O 3 2SiO 2 ). Refraktori untuk kebutuhan khusus biasanya sangat mahal harganya. 70

D. Bahan Abrasif (Abrasives) Keramik abrasif digunakan sebagai bahan amplas untuk menghaluskan, menggerinda, atau memotong material. Untuk kebutuhan ini maka keramik abrasif harus memiliki sifat tahan terhadap keausan dan tidak mudah patah. Termasuk dalam keramik abrasif antara lain karbida silikon, karbida tungsten (WC), aluminium oksida (corundum)n pasir silika, dan intan baik yang alami atau sintetis. E. Proses Fabrikasi Produk produk Tanah Liat Mineral tanah liat memegang dua peranan penting pada produk produk tanah liat. Pertama, ketika air ditambahkan, mereka menjadi sangat plastis. Kondisi ini dikenal dengan istilah hydroplasticity. Sifat ini sangat penting di dalam proses pembentukan. Di samping itu, tanah liat dapat memadat selama proses pembakaran sehingga akan dihasilkan produk tanah liat yang padat dan kuat. Tanah liat adalah material aluminosilikat yang tersusun dari alumina (Al 2 O 3 ) dan silika (SiO 2 ) yang diikat menggunakan air. Unsur pengotor pada tanah liat adalah (dalam bentuk oksida) barium, kalsium, sodium, potasium, dan besi. Dua metode umum yang dikenal pada proses pembentukan tanah liat adala hydroplastic forming, slip casting, dan powder pressing. 1. Hydroplastic Forming Seperti telah disebutkan di atas, mineral tanah liat ketika dicampur dengan air akan menjadi plastis dan mampu dicetak dengan mudah tanpa mengalami keretakan. Di samping itu mereka memiliki tegangan luluh yang sangat rendah. Perbandingan tanah liat air ini harus dijaga agar memberikan tegangan luluh yang cukup kuat sehingga mereka tidak berubah bentuk selama proses pengerjaan dan pembakaran. Proses pembentukan hydroplastis yang dikenal secara umum adalah ekstrusi, yaitu bahan keramik yang telah mengeras ditekan melalui suatu cetakan yang 71

diinginkan seperti ditunjukkan pada gambar 41 berikut ini. Batu bata, pipa, blok keramik, dan ubin adalah contoh produk yang umumnya dihasilkan dari proses pembentukan hydroplastik. Gambar 41. Proses Ekstrusi 2. Slip Casting Proses pembentukan tanah liat yang lain adalah slip casting. Prinsip pada proses slip casting adalah mengatur kandungan air di dalam tanah liat. Ketika tanah liat dituang ke dalam cetakan berpori (biasanya terbuat dari bahan plastik paris), air dari dalam tanah liat diserap oleh cetakan meninggalkan lapisan padat pada dinding cetakan dengan ketebalan yang diinginkan. Ketebalan tanah liat tergantung pada lamanya waktu penyerapan air. Proses ini diteruskan sampai tanah liat di dalam cetakan menjadi padat seluruhnya. Proses ini dikenal sebagai solid casting (gambar 42a). Atau dapat juga proses tersebut dihentikan ketika telah terbentuk dinding tanah liat dengan ketebalan yang diinginkan dengan cara membalik cetakan untuk membuang tanah liat yang berlebih. Cara ini dikenal dengan istilah drain casting (gambar 42b). 72

Gambar 42. Slip Casting 3. Powder Pressing Metode pembentukan keramik yang lain adalah powder pressing. Metode banyak dipakai untuk memproduksi komponen komponen elektronik. Pada powder pressing, bubuk keramik dipadatkan di dalam suatu cetakan logam dengan menggunakan tekanan seperti ditunjukkan pada gambar 43. Semua proses pembentukan keramik baik hydroplastic forming, slip casting dan powder pressing harus dilanjutkan dengan proses pengeringan dan pembakaran untuk memperkuat keramik. Proses pengeringan dan pembakaran dapat memanfaatkan sinar matahari atau menggunakan oven. 73

Gambar 43. Powder Pressing 74