ANALISA PERKEMBANGAN ASSET, DANA PIHAK KETIGA (DPK), DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Maria Ulfah ABSTRAK



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHIMPUNAN DANA BANK SYARIAH DI INDONESIA 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

DAFTAR PUSTAKA. Ascarya Akad dan produk banjk syariah, PT. Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini, uang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an,

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

Fungsi, Peran dan Perkembangan Daya saing BPR/BPRS

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada aturan keseluruhan yang menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

Transkripsi:

ANALISA PERKEMBANGAN ASSET, DANA PIHAK KETIGA (DPK), DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Maria Ulfah ABSTRAK Dalam penelitian ini, penulis menganalisa perkembangan perbankan syariah di Indonesia dengan menggunakan indikator pertumbuhan berupa asset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Data-data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari laporan keuangan perbankan syariah tahun 2004-2009 berupa neraca serta data-data stasistik mengenai perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI). Data sekunder ini diambil melalui situs resmi Bank Indonesia untuk diolah, kemudian diprediksikan bagaimana perkembangannya pada periode 2009.III-2010.IV. Setelah dilakukan analisa dan prediksi menggunakan Autoreggresive Integrated Moving Average (ARIMA) diperoleh hasil bahwa pada periode 2009.III-2010.IV jumlah asset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan perbankan syariah tidak mengalami peningkatan yang berarti dan cenderung stabil. Sementara itu, tingkat pertumbuhan asset, DPK, dan pembiayaan pada periode tersebut mengalami penurunan. Kata Kunci : Asset, DPK, Pembiayaan, Perbankan Syariah

PENDAHULUAN Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 1997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya sistem yang dapat diandalkan, tetapi ada sistem perbankan lain yang lebih tangguh karena menanamkan prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu perbankan syariah (Fauzi,2008). Meskipun kala itu hanya ada satu lembaga keuangan perbankan syariah, namun, diakui oleh banyak kalangan bahwa system yang dianut dapat menjawab tantangan krisis yang terjadi pada tahun 1997-1998 (Khaidar,2007). Sejak saat itu, perbankan syariah yang lahir dari rahim umat islam menjadi dikenal oleh masyarakat muslim dan non muslim. Hingga saat ini banyak bank-bank konvensional yang mempunyai unit khusus bank syariah (Perwataatmadja dan Tanjung, 2006). Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan operasionalnya menerapkan prinsip bagi hasil dan resiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem perbankan nasional, bank syariah mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian. Peranan perbakan syariah dalam aktivitas ekonomi Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional (Banoon dan Malik,2007). Keberadaaan bank syariah diharapkan dapat mendorong perkonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekomomian adalah : kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, keadailan social ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, stabilitas nilai uang, mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil, serta pelayanan yang efektif (Setiawan, 2006).

Pada tahun 1998 diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan sebagai pengganti Undang-undang No. 7 tahun 1992. Dengan adanya Undang-undang tersebut perbankan syariah di Indonesai mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk berkembang, menyelenggarakan kegiatan usaha, termasuk memberikan kesempatan kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang yang melaksanakan operasional perbankan yang berdasarkan prinsip syariah. Jika pada tahun 1992-1998 hanya ada satu bank syariah, maka pada Maret 2007 (berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia) jumlah bank syariah telah mencapai 24 unit yang terdiri atas 3 Bank Umum Syariah dan 21 Unit Usaha Syariah. Selain itu jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 105 unit pada periode yang sama (Octaviana, 2007). Meskipun perkembangan ekonomi syariah bergerak lambat, tetapi sampai dengan tahun 2009 ini Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah bank dan lembaga keuangan yang berlandaskan sistem syariah terbanyak didunia, hal ini terbukti dengan hadirnya 33 bank, 46 lembaga asuransi, dan 17 mutual fund yang menganut sistem syariah (Syafi i,2009). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu : asset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan. Berdasarkan data statistik perbankan syariah Bank Indonesia dapat diketahui bahwa perkembangan asset bank syariah pada bulan November 2007 dan 2008 masingmasing sebesar 0.82% dan 9.76%. Tetapi pada Desember 2007 perkembangan asset bank syariah sempat mencapai angka 9.76%. Secara terinci pertumbuhan asset bank syariah dari November 2007 sampai 2008 terlihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 1. Grafik Perkembangan Asset Bank Syariah Sumber : Data Statistik Bank Indonesia, 2008 Gambar 2. Grafik Sumber Dana Bank Syariah Sumber : Data Statistik Bank Indonesia, 2008 Gambar 2 menunjukan komposisi sumber dana bank syariah yang berbentuk giro wadi ah, deposito mudharabah, tabungan mudharabah, dan pembiayaan yang diterima (received financing) selama Agustus 2007 2008, terlihat mengalami fluktuasi tapi cenderung stabil dan mengalami peningkatan. Dana pihak ketiga yang disimpan dalam bentuk giro wadi ah jumlahnya lebih stabil dibandingkan dana dalam bentuk deposito mudharabah. Pembiayaan yang diterima (received financing) komposisinya sangat kecil, hal ini terlihat pada diagram, received financing berada pada puncak diagram yang terlihat dalam grafik sumber dana bank syariah.

Gambar 3. Grafik Komposisi Penggunaan dan Sumber Dana Bank Syariah Pada gambar 3 menunjukan komposisi penggunaan dan sumber dana bank syariah. Pada Desember 2007 terlihat penggunaan dana terbesar, yaitu sebanyak 82%, digunakan untuk pembiayaan (financial extended), penempatan pada Bank Indonesia (BI) sebesar 13%, dan sisanya penempatan pada bank lain sebanyak 5%. Sedangkan sumber dana terbesar diperoleh dari deposito mudharabah dengan komposisi 52% dan tabungan mudharabah sebesar 34%. Pada bulan Agustus 2008, komposisi penggunaan dana untuk pembiayaan lebih besar dari bulan Desember 2007, yaitu sebanyak 89%. Komposisi sumber dana Agustus 2008 tidak terlalu jauh berbeda dengan Desember 2007, pada Agustus 2008 jumlah dana dalam bentuk deposito mudharabah naik 2% menjadi 54%. Berdasarkan perkembangan dan prediksi perbankan syariah sebagaimana dijelaskan di atas, maka penelitian ini akan memfokuskan pada evaluasi dan prediksi tingkat kenaikan pertumbuhan indikator-indikator perbankan syariah. Indikator perbankan syariah tersebut adalah asset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit.

Model prediksi yang digunakan adalah ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average). Alasan utama penggunaan teknik Box-Jenkin karena pergerakan variabel-variabel ekonomi yang diteliti, seperti pergerakan data kuantitas bank seringkali sulit dijelaskan oleh teori-teori ekonomi. Prediksi terhadap ketiga indikator perbankan tersebut dilakukan secara bertahap. Pentahapan prediksi dalam penelitian ini diharapkan menjadi salah satu alternatif metode prediksi pertumbuhan perbankan syaraih di Indonesia. Data yang digunakan adalah dalam bentuk nilai nominal. Dari hasi prediksi nilai nominal tersebut akan dihitung nilai pertumbuhannya. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk : 1. Mengevaluasi dan menganalisa tingkat pertumbuhan perbankan syariah pada tahun 2003 2008 dengan menggunakan indikator-indikator asset, dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit (pembiayaan). 2. Memprediksi pertumbuhan perbankan syariah pada tahun 2009.III 2010.IV dengan menggunakan indikator pertumbuhan seperti asset, jumlah dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit (pembiayaan). TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang RI No. 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah, pada pasal 1 ayat 12 disebutkan bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan

perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah. Dalam kegiatan operasional bank, prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyerta modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewakan dari pihak bank oleh pihak lain. Perbankan syariah menurut UU RI No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 1 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam pasal 1 ayat 7 disebutkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Asset Asset perbankan syariah meliputi kas, penempatan dana pada BI, penempatan pada bank lain, pembiayaan yang diberikan, penyertaan, penyisihan penghapusan Akitva Produktif, Aktiva Tetap dan Inventaris, serta Rupa-rupa Akitva. (Banoon dan Malik, 2007)

a) Kas Uang kartal yang tersedia bagi suatu usaha, terdiri atas uang kertas bank dan uang logam yang merupakan alat pembayaran yang sah; dalam perusahaan bukan bank, cek, wesel, dan surat berharga lain yang dapat segera dijadikan uang diperhitungkan juga sebagai kas. b) Penempatan Penanaman dana bank syariah pada Bank Indonesia, bank syariah lainnya dan atau Bank Pembiayaan Rakyat berdasarkan prinsip syariah, antara lain dalam bentuk gio dan atau tabungan wadi ah, deposito berjangka dan atau tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan, Sertifikat Investasi Mudharabah Antarabank (sertifikat IMA) dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah. c) Pembiayaan Pembiayaan pada bank syariah meliputi pembiayaan diterima, pembiayaan investasi, pembiayaan likuiditas, pembiayaan konsumtif, pembiayaan modal kerja, pembiayaan persediaan, dan pembiayaan piutang. d) Penyertaan Penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah atau untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang dalam perusahaan nasabah. Hal ini menyebabkan bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah atau pada perusahaan milik nasabah.

e) Penghapusan Aktiva Penghapusan nilai buku suatu aktiva yang dilakukan apabila nilai buku yang tercantum tidak lagi menggambarkan manfaat dari aktiva yang bersangkutan. f) Penghapusan Aktiva Produktif Tindakan administratif untuk menghapusbuku aktiva produktif yang tergolong macet dari neraca sebesar kewajiban nasabah tanpa menghapus hak tagih bank kepada nasabah. Perhitungan Pertumbuhan Banoon dan Malik (2007) menyebutkan perkembangan Perbankan Syariah dapat dilihat dari nilai pertumbuhan indikator-indikatornya. Beberapa indikator perbankan syariah, yaitu asset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit. Perhitungan pertumbuhan indikator-indikator tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut : g i = (g it g it-1 )/ g it-1 x 100 % Keterangan : g : growth ( % ); i : asset, DPK, dan kredit METODOLOGI PENELITIAN ARIMA sering juga disebut metode runtun waktu Box-Jenkins. ARIMA sangat baik ketepatannya untuk peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang ketepatan peramalannya kurang baik karena biasanya akan cenderung flat (mendatar/konstan) untuk periode yang cukup panjang.

Model Box-Jenkin ini secara teknis dikenal sebagai model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Alasan utama penggunaan teknik Box-Jenkin karena pergerakan variable-variable ekonomi yang diteliti, seperti pergerakan data kuantitas bank seringkali sulit dijelaskan oleh teori-teori ekonomi. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data triwulanan kuantitas perbankan syariah di Indonesia, yang meliputi total asset, total kredit, dan total Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan periode penelitian adalah 2001.I 2009.IV. Basis data yang digunakan dalam prediksi adalah 2002.III 2009.II. Prediksi tersebut dilakukan secara bertahap. Dalam analisis data digunakan asumsi bahwa periode 2007.III 2009.IV merupakan hasil prediksi menggunakan metode ARIMA. Sumber data diperoleh dari Statistik Perbakan Syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dalam berbagai edisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa SWOT Analisa SWOT digunakan untuk menunjukan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki oleh perbankan syariah, serta peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh perbankan syariah. Evaluasi dan prospek perkembangan perbankan syariah di Indonesia menggunakan analisa SWOT diperoleh hasil sbb :

Tabel 1. Analisa SWOT Perbankan Syariah Keterangan Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) # Variasi produk # Rendahnya pertumbuhan kredit # Pelyanan yang baik # Terbatasnya jumlah SDM # Infrastruktur belum memadai Peluang (Opportunity) Strategi SO : Strategi WO : # Membaiknya pemahaman masyarakat # Meningkatkan pemasaran produk # Efisiensi operasional # Kerjasama antar institusi # Meningkatkan pangsa pasar tabungan dan pembiayaan # Penerapan office channeling # Penurunan suku bunga # Meningkatkan efisiensi operasional # Peningkatan kualitas SDM Ancaman (Threat) Strategi ST : Strategi SW : # Perkembangan bank konvensional # Fokus pada pengembangan dunia usaha # Meningkatkan infrastruktur # Memperkuat jejaring # Memperkuat regulasi Sumber : hasil analisa Perkembangan asset, DPK, dan pembiayaan Gambaran mengenai pertumbuhan asset perbankan syariah dari tahun 2006 sampai 2009, secara lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 4. Grafik Perkembangan Asset Perbankan Syariah Asset Perbankan Sayriah Per Januari 50,000,000 20,584,968 26,948,764 35,836,442 2006 2007 2008 2009 Sumber : hasil analisa Asset perbankan syariah didominasi oleh financing extended (pembiayaan yang diberikan). Pada awal tahun 2006 jumlah financing extended mencapai Rp 15.042.197 juta, tahun 2007 Rp 20.218.546 juta, Rp 27.106.630 juta pada tahun 2008. Sementara itu pada awal tahun 2009 financing extended perbankan syariah jumlahnya hampir sama dengan dana pihak ketiga (DPK) yang diterima, yaitu sekitar Rp 40.000.000 juta. Jumlah dana pihak ketiga yang dimiliki oleh perbankan syariah di Indonesia dari mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank syariah berjumlah Rp 20.672.181 juta, sedangkan pada tahun 2007 mencapai Rp 28.011.670 juta. Pada Desember 2008 jumlah DPK juga bertambah menjadi Rp 36.852.158 juta. Menurut hasil analisa, kenaikan jumlah dana pihak ketiga disebabkan karena beragamnya produk-produk yang dimiliki perbankan syariah dan pelayanan yang relatife baik. Perkembangan jumlah DPK juga menunjukan semakin banyaknya masyarakat yang menyimpan dananya di bank-bank syariah. Hal ini juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat pada bank syariah.

Dana yang di simpan oleh pihak ketiga sebagian besar berbentuk Deposito Mudharabah, dengan pangsa pasar mencapai 54.66 %. Pembiayaan pada perbankan syariah meliputi pembiayaan Musyarakah, pembiayaan Mudharabah, Piutang Murabahah, piutang Salam, piutang Istishna, piutang Qardh, dan Ijarah. Penyaluran pembiayaan dari bank syariah berdasarkan jenis penggunaan berbentuk modal kerja (working capital), investasi (investment), dan konsumsi (consumption). Sedangkan pembiayaan berdasarkan golongan pembiayaan dibedakan menjadi UKM dan Non UKM. Sebagian besar pembiayaan yang dilakukan oleh perbankansyariah Indonesia tersebut di salurkan kepada UKM (Unit Kegiatan Masyarakat) dalam bentuk modal kerja. Prediksi ARIMA Setelah mendapatkan model ARIMA yang tepat, selanjutnya adalah prediksi. Secara singkat hasil prediksi perkembangan asset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan perbankan syariah dapat dilihat di tabel berikut. Tabel 2.Hasil Prediksi ARIMA (dalam juta Rp) Tahun Asset DPK Pembiayaan 2009.III 57349116 43448754 44380128 2009.IV 59259881 44913172 45832105 2010.I 61170646 46377590 47284082 2010.II 63081411 47842008 48736059 2010.III 64992176 49306426 50188036 2010.IV 66902941 50770844 51640013

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil prediksi mengenai perkembangan perbankan syariah periode 2009.III 2010.IV dengan menggunakan indikator asset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan menunjukan bahwa pada periode tersebut terjadi kenaikan jumlah asset, DPK, dan pembiayaan, akan tetapi kenaikannya tidak sebesar periode 2003 2010. Hasil analisa menunjukan pada periode 2009.III 2010.IV terjadi penurunan tingkat pertumbuhan asset, DPK, dan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Pada akhir 2009 diperkirakan pertumbuhan asset, DPK, dan pembiayaan perbankan syariah masing-masing sebesar 3.33%, 3.37%, dan 3.27%. Penurunan ini dipredikasi akan terus terjadi hingga tahun 2010, dimana pada akhir tahun 2010, pertumbuhan asset perbankan syariah sebesar 2.94%, DPK 2.97%, dan pembiayaan 2.89%. Dari kondisi tersebut terlihat bahwa pada 2009 2010 pertumbuhan asset, DPK, dan pembiayaan cenderung melambat dengan jumlah yang relatif stabil. Hal ini terjadi karena semakin besarnya biaya hidup masyarakat, sehingga jumlah uang yang mereka simpan di bank semakin berkurang. Hal tersebut berpengaruh pada jumlah asset, dan DPK yang dimiliki oleh bank, sehingga berpengaruh pula terhadap jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.

Saran Dengan diterapkannya office channeling, diharapkan juga dapat mempermudah masyarakat dan dapat membantu perkembangan indikator pertumbuhan perbankan syariah yang meliputi asset, DPK, dan pembiayaan. Perbankan syariah juga dapat memfokuskan peningkatan alokasi pembiayaan ke sektor-sektor usaha produktif. Selain itu juga diperlukan adanya pendampingan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) perbankan syariah. Penelitian ini hanya menggunakan indikator-indikator pertumbuhan perbankan syariah berupa asset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan. Selain itu, penelitian ini hanya menggunakan bank umum syariah dan unit usaha syariah sebagai objek penelitian. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menggunakan indikator-indikator pertumbuhan perbankan lainnya dan diharapkan objek penelitian juga melibatkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pada penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk menggunakan beberapa metode sebagai pembanding sehingga dalam melakukan prediksi diperoleh hasil prediksi yang akurat. DAFTAR PUSTAKA Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Syariah di Indonesia. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. University Banoon., Malik 2007. Prediksi Pertumbuhan Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2008. Universitas Kristen Petra. Surabaya Hamidi, M. Luthfi. 2003. Jejak-jejak Ekonomi Syariah. Senayan Abadi. Jakarta. Ifham, Ahmad. 2007. Optimisme Pertumbuhan Bank Syariah. Bisnis Indonesia. Jakarta. http://sebi.ac.id Ifham, Ahmad. 2007. Faktor Penentu Pertumbuhan Bank Syariah. KARIM Business Consulting. Jakarta. www.id.wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah

Junaidi. 2004. Evaluasi Kemampuan Prediksi Model Box-Jenkins Pada Karakteristik Laba Tahunan. UGM. Jogjakarta. Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Octaviana, Citra. 2007. Potret Perbankan Syariah di Indonesia Buletin Ekonomika dan Bisnis Islam Edisi IV/VII. LEBI: FE UGM. Yogyakarta. Perwataatmadja, Karnaen A., Hendri Tanjung, Bank Syariah Teori, Praktik, dan Peranannya. Celestial Publishing. Jakarta. Roesmana, Duddy. 2007. Perbankan Syariah Buletin Ekonomika dan Bisnis Islam Edisi 1I/V-25 Mei 2007. FE-UGM. Jogjakarta. Sarwono, Jonathan. 2008. Statistik Itu Mudah:Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. ANDI Offset. Yogyakarta. Setiawan, Aziz Budi. 2006. Perbankan Syariah : Challenges dan Opportunity untuk Pengembangan di Indonesia. Jurnal Kordinat, Edisi: Vol. VIII No. 1, April 2006. http://iei.or.id Sjahdeini, Sutan Remy. 2005. Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. Sudarsono, Heri., Hendi Yogi Prabowo. 2004. Istilah-istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. UII Press. Yogyakarta. Syafi i, Muhammad Antonio. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani. Jakarta. www.bi.go.id