Mengapa Kita Harus Berdakwah? [ Indonesia Indonesian



dokumen-dokumen yang mirip
Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Bukti Cinta Kepada Nabi

E٤٢ J٣٣ W F : :

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Meneladani Nabi Ismail Dalam Menepati Janji

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Tuduhan Bahwa Berpegang Terhadap Agama Penyebab Kemunduran Kaum Muslimin

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah

Metode Bijak Memperbaiki Aib

Tafsir Surat Al-Ikhlas

Tipu Daya Setan Terhadap Manusia

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Surat Untuk Kaum Muslimin

*** Tunaikanlah Amanah

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Bertakwa Kepada Allah dalam Kehidupan Bertetangga

Hadits-Hadits Yang Menjelaskan Tentang Kenikmatan Iman

Tidak Mungkin Beriman Kecuali dengan Izin Allah

Kufur kepada thaghut adalah syarat sahnya ibadah seseorang, sebagaimana wudhu merupakan syarat sah shalat.

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

[ Indonesia Indonesian

Kewajiban Menunaikan Amanah

Mengimani Kehendak Allah

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Berkawan dengan Orang Shalih

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Mengenai Buku Ini

Sikap Seorang Muslim Terhadap Ahli Maksiat

: inisial.co.cc : :

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

Shalat Berjamaah Tidak di Rumah

Betapa Bahayanya Mengejek Syariat

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Renungan Pergantian Tahun

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Amar Ma ruf Nahi Mungkar

Bismillahirrahmanirrahim

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Khotbah yang Menggelisahkan

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Rahasia Dua Kalimat Syahadat

Petunjuk Nabi Dalam Menyebarkan Berita

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Dosa-Dosa Yahudi di Sepanjang Sejarah

Perdamaian Itu Lebih Baik

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Tafsir Surat Al-Ashr: Meraih Sukses Dunia dan Akhirat

Beberapa Manfaat dan Keutamaan Istighfar

Iman Itu Naik dan Turun

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Dan kemarahan itu sering menimbulkan perkara-perkara negatif, berupa perkataan maupun perbuatan yang haram.

Hukum orang yang memanfaatkan Islam untuk kepentingan pribadi

Ebooks. ا ا ا ل ال

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

Motivasi Agar Istiqomah

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

3 Wasiat Agung Rasulullah

Ulama berselisih pendapat tentang hukum berdoa bagi kaum muslimin ketika khotbah kedua.

Kewajiban Pemerintah dan Rakyat

Takwa dan Keutamaannya

Ajari Anak Untuk Berdoa

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

Mendidik Anak dengan Tauhid

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

Aku telah meminta hujan dengan Majaadiihus Samaa yang dengannya hujan diturunkan.

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Taat Kepada Pemimpin Kaum Muslimin

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

DI BULAN SUCI RAMADHAN

: : :

Memahami Takdir Secara Adil

Siapakah Uzair Yang Dijuluki Anak Allah?

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Jadilah Muslim Yang Santun Lisannya dan Penuh Kasih Sayang

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Transkripsi:

Mengapa Kita Harus Berdakwah?? [ Indonesia Indonesian ] Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430

? : : 2009-1430 2

Mengapa Kita Harus Berdakwah? [1] Dakwah merupakan jalan hidup Rasul dan pengikutnya Allah ta ala berfirman (yang artinya), Katakanlah, Inilah jalanku; aku menyeru kepada Allah di atas landasan ilmu yang nyata, inilah jalanku dan orang-orang yang mengikutiku (Qs. Yusuf: 108) Berdasarkan ayat yang mulia ini Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengambil sebuah pelajaran yang amat berharga, yaitu: Dakwah ila Allah (mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah) merupakan jalan orang yang mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana yang beliau tuliskan di dalam Kitab Tauhid bab Ad-Du a ila syahadati an la ilaha illallah (Ibthal At-Tandid, hal. 44). [2] Dakwah merupakan karakter orang-orang yang muflih (beruntung) Allah ta ala berfirman (yang artinya), Hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang mendakwahkan kepada kebaikan, memerintahkan yang ma ruf, melarang yang mungkar. Mereka itulah sebenarnya orang-orang yang beruntung. (Qs. Ali- Imran: 104) Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan riwayat dari Abu Ja far Al-Baqir setelah membaca ayat Hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang mendakwahkan kepada kebaikan maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Yang dimaksud kebaikan itu adalah mengikuti Al-Qur an dan Sunnahku. (HR. Ibnu Mardawaih) (Tafsir Al-Qur an Al- Azhim, jilid 2 hal. 66) Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-nya! Benar-benar kalian harus memerintahkan yang ma ruf dan melarang dari yang mungkar, atau Allah akan mengirimkan untuk kalian hukuman dari sisi-nya kemudian kalian pun berdoa kepada-nya namun permohonan kalian tak lagi dikabulkan. (HR. Ahmad, 3

dinilai hasan Al-Albani dalam Sahih Al-Jami hadits no. 7070. Lihat Tafsir Al- Qur an Al- Azhim, jilid 2 hal. 66) [3] Dakwah merupakan ciri umat yang terbaik Allah ta ala berfirman (yang artinya), Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan bagi umat manusia, kalian perintahkan yang ma ruf dan kalian larang yang mungkar, dan kalian pun beriman kepada Allah (Qs. Ali- Imran: 110) Ibnu Katsir mengatakan, Pendapat yang benar, ayat ini umum mencakup segenap umat (Islam) di setiap jaman sesuai dengan kedudukan dan kondisi mereka masing-masing. Sedangkan kurun terbaik di antara mereka semua adalah masa diutusnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kemudian generasi sesudahnya, lantas generasi yang berikutnya. (Tafsir Al-Qur an Al- Azhim, jilid 2 hal. 68) [4] Dakwah merupakan sikap hidup orang yang beriman Allah ta ala berfirman (yang artinya), Orang-orang yang beriman lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka memerintahkan yang ma ruf dan mencegah dari yang mungkar, (Qs. At- Taubah: 71) Inilah sikap hidup orang yang beriman, berseberangan dengan sikap hidup orang-orang munafiq yang justru memerintahkan yang mungkar dan melarang dari yang ma ruf. Allah ta ala menceritakan hal ini dalam firman-nya (yang artinya), Orang-orang munafiq lelaki dan perempuan, sebahagian mereka merupakan penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka memerintahkan yang mungkar dan melarang yang ma ruf (Qs. At-Taubah: 67) [5] Meninggalkan dakwah akan membawa petaka Allah ta ala berfirman tentang kedurhakaan orang-orang kafir Bani Isra il (yang artinya), Telah dilaknati orang-orang kafir dari kalangan Bani Isra il melalui lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Hal itu dikarenakan kemaksiatan mereka dan perbuatan mereka yang selalu melampaui batas. Mereka tidak melarang kemungkaran yang dilakukan oleh sebagian di antara mereka, amat buruk perbuatan yang mereka lakukan itu. (Qs. Al-Ma idah: 78-79) Syaikh As-Sa di rahimahullah menjelaskan, Tindakan mereka itu (mendiamkan kemungkaran) menunjukkan bahwa mereka meremehkan perintah Allah, dan kemaksiatan mereka anggap sebagai perkara yang sepele. Seandainya di dalam diri mereka terdapat pengagungan terhadap Rabb mereka niscaya mereka akan merasa cemburu karena larangan-larangan Allah dilanggar dan mereka pasti akan marah karena mengikuti kemurkaan-nya (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 241) Di antara dampak mendiamkan kemungkaran adalah kemungkaran tersebut semakin menjadi-jadi dan bertambah merajalela. Syaikh As-Sa di telah 4

memaparkan akibat buruk ini, Sesungguhnya hal itu (mendiamkan kemungkaran) menyebabkan para pelaku kemaksiatan dan kefasikan menjadi semakin lancang dalam memperbanyak perbuatan kemaksiatan tatkala perbuatan mereka tidak dicegah oleh orang lain, sehingga keburukannya semakin menjadi-jadi. Musibah diniyah dan duniawiyah yang timbul pun semakin besar karenanya. Hal itu membuat mereka (pelaku maksiat) memiliki kekuatan dan ketenaran. Kemudian yang terjadi setelah itu adalah semakin lemahnya daya yang dimiliki oleh ahlul khair (orang baik-baik) dalam melawan ahlusy syarr (orang-orang jelek), sampai-sampai suatu keadaan di mana mereka tidak sanggup lagi mengingkari apa yang dahulu pernah mereka ingkari. (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 241) [6] Orang yang berdakwah adalah yang akan mendapatkan pertolongan Allah Allah berfirman (yang artinya), Dan sungguh Allah benar-benar akan menolong orang yang membela (agama)-nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Mereka itu adalah orang-orang yang apabila kami berikan keteguhan di atas muka bumi ini, mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang ma ruf dan melarang dari yang mungkar. Dan milik Allah lah akhir dari segala urusan. (Qs. Al-Hajj: 40-41) Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengaku membela agama Allah namun tidak memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan (mendirikan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang ma ruf dan melarang yang mungkar) maka dia adalah pendusta (lihat Taisir Al-Karim Ar- Rahman, hal. 540). [7] Dakwah, bakti anak kepada sang bapak Allah ta ala mengisahkan nasihat indah dari seorang bapak teladan yaitu Luqman kepada anaknya. Luqman mengatakan (yang artinya), Hai anakku, dirikanlah shalat, perintahkanlah yang ma ruf dan cegahlah dari yang mungkar, dan bersabarlah atas musibah yang menimpamu. Sesungguhnya hal itu termasuk perkara yang diwajibkan (oleh Allah). (Qs. Luqman: 17) Allah juga menceritakan dakwah Nabi Ibrahim kepada bapaknya. Allah berfirman (yang artinya), Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim yang terdapat di dalam Al-Kitab (Al-Qur an). Sesungguhnya dia adalah seorang yang jujur lagi seorang nabi. Ingatlah ketika dia berkata kepada bapaknya; Wahai ayahku. Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak bisa mencukupi dirimu sama sekali? Wahai ayahku. Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku niscaya akan kutunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai ayahku. Janganlah menyembah syaitan, sesungguhnya syaitan itu selalu durhaka kepada Dzat Yang Maha Penyayang. (Qs. Maryam: 41-44) [8] Dakwah, alasan bagi hamba di hadapan Rabbnya 5

Allah berfirman (yang artinya), Dan ingatlah ketika suatu kaum di antara mereka berkata, Mengapa kalian tetap menasihati suatu kaum yang akan Allah binasakan atau Allah akan mengazab mereka dengan siksaan yang amat keras? Maka mereka menjawab, Agar ini menjadi alasan bagi kami di hadapan Rabb kalian dan semoga saja mereka mau kembali bertakwa. (Qs. Al-A raaf: 164) Syaikh As-Sa di rahimahullah mengatakan, Inilah maksud paling utama dari pengingkaran terhadap kemungkaran; yaitu agar menjadi alasan untuk menyelamatkan diri (di hadapan Allah), serta demi menegakkan hujjah kepada orang yang diperintah dan dilarang dengan harapan semoga Allah berkenan memberikan petunjuk kepadanya sehingga dengan begitu dia akan mau melaksanakan tuntutan perintah atau larangan itu. (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 307) Allah berfirman (yang artinya), Para rasul yang kami utus sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan itu, agar tidak ada lagi alasan bagi manusia untuk mengelak setelah diutusnya para rasul. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. An-Nisaa : 165). Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabat pada hari raya kurban. Beliau berkata, Wahai umat manusia, hari apakah ini? Mereka menjawab, Hari yang disucikan. Lalu beliau bertanya, Negeri apakah ini? Mereka menjawab, Negeri yang disucikan. Lalu beliau bertanya, Bulan apakah ini? Mereka menjawab, Bulan yang disucikan. Lalu beliau berkata, Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah disucikan tak boleh dirampas dari kalian, sebagaimana sucinya hari ini, di negeri (yang suci) ini, di bulan (yang suci) ini. Beliau mengucapkannya berulang-ulang kemudian mengangkat kepalanya seraya mengucapkan, Ya Allah, bukankah aku sudah menyampaikannya? Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikannya? (HR. Bukhari dalam Kitab Al-Hajj, bab Al-Khutbah ayyama Mina. Hadits no. 1739) Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menerangkan, Sesungguhnya beliau mengucapkan perkataan semacam itu (Ya Allah bukankah aku sudah menyampaikannya) disebabkan kewajiban yang dibebankan kepada beliau adalah sekedar menyampaikan. Maka beliau pun mempersaksikan kepada Allah bahwa dirinya telah menunaikan kewajiban yang Allah bebankan untuk beliau kerjakan. (Fath Al-Bari, jilid 3 hal. 652). [9] Dakwah tali pemersatu umat Setelah menyebutkan kewajiban untuk berdakwah atas umat ini, Allah melarang mereka dari perpecahan, Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang berpecah belah dan berselisih setelah keterangan-keterangan datang kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang berhak menerima siksaan yang sangat besar. (Qs. Ali- Imran: 105) 6

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, Kalaulah bukan karena amar ma ruf dan nahi mungkar niscaya umat manusia (kaum muslimin) akan berpecah belah menjadi bergolong-golongan, tercerai-berai tak karuan dan setiap golongan merasa bangga dengan apa yang mereka miliki (Majalis Syahri Ramadhan, hal. 102) Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi, dipublikasi ulang oleh muslim.or.id *** 7