Buku Pegangan Disain dan Konstruksi Bangunan Rumah Sederhana yang Baik di Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias



dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

"The guidelines doc is an initial draft from within PU. It has no official status at this point and is the starting point for discussions with BRR to

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

Struktur dan Konstruksi II

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

Untuk rumah lantai dua, dimensi sloof yang sering digunakan adalah, lebar 20 cm tinggi30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm, begel d8 10 cm.

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

PENERAPAN BENTUK DESAIN RUMAH TAHAN GEMPA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Tim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra. [pic] Gambar 1 Tampak Depan Gedung Gereja.

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pedoman Membangun Rumah Sederhana Tahan Gempa

DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i Daftar Isi...ii

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2006 Direktur Jenderal Cipta Karya. Ir. Agoes Widjanarko, MIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

Observasi Tahap Awal Gempa Jawa Tengah Tanggal 27 Mei 2006 DAMPAK terhadap RUMAH NASKAH hanya untuk tinjauan ulang dan diskusi 19 Juni 2006

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

Pengenalan RISHA. oleh: Edi Nur BBB - BPL

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

Observasi Gempa 12 dan 13 September 2007, Sumatra, Indonesia. NASKAH - 15 Oktober Build Change

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA

BETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP

A. Pasangan Dinding Batu Bata

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN. Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan

Transkripsi:

Manfaat Buku Buku pegangan ini berisi informasi sederhana tentang prinsip-prinsip rancangan dan konstruksi yang baik. Informasi tersebut ditujukan kepada pemilik rumah, perancang, kontraktor dan pengawas bangunan. Uraian informasi dilengkapi dengan peraturan standar minimum konstruksi rumah untuk memenuhi kinerja konstruksi tahan gempa di Nias. Buku Pegangan Disain dan Konstruksi Bangunan Rumah Sederhana yang Baik di Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias oleh BRR-UNDP-UNSYIAH Juli 2006 Buku ini memuat banyak foto untuk memudahkan pemahaman konsep disain dan konstruksi bangunan. Foto tersebut diambil dari pelaksanaan konstruksi di Aceh dan Nias sejak terjadinya musibah tsunami pada 26 Desember 2004 dan gempa besar pada 28 Maret 2005. Aceh, Nias dan kawasan pantai barat Sumatera merupakan wilayah yang rentan gempa dan tsunami serta rawan tergenang banjir jika ada curah hujan besar yang datang secara mendadak. Prinsip-prinsip yang dikemukakan pada buku ini dirancang untuk mengurangi kerawanan atas bencana alam tersebut. Kelemahan struktural dalam pelaksanaan konstruksi akan membawa kepada cedera serius dan kematian, juga kerugian harta ketika bencana alam menerjang walaupun disain rumah tersebut baik, dengan warna yang indah. Pada wilayah rawan gempa, prinsip rancang bangun dan prinsip pelaksanaan konstruksi sama pentingnya untuk dilaksanakan. Mari kita membangun budaya keselamatan, tidak sekadar membangun dengan murah tapi membangun sedemikian rupa agar keluarga dan harta kita selamat ketika bencana alam datang. 1 2

Kata Pengantar Bangun kembali yang lebih baik (Build Back Better) merupakan konsep yang tepat untuk menggambarkan kondisi rehabilitasi dan rekonstruksi yang ingin dicapai. Sudah pada tempatnya jika peluang membangun secara komprehensif yang tidak mungkin terulang lagi ini dilakukan dengan baik dan bertanggungjawab. Para donor telah mengucurkan berbagai bantuan baik dana maupun barang dan jasa, oleh karena itu membangun dengan baik dan bertanggungjawab adalah cara yang terhormat untuk berterimakasih. Pembangunan perumahan merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan rehabilitasi-rekonstruksi di Nias karena rumah adalah kebutuhan primer manusia. Oleh karena itu dapat dipahami jika kegiatan pembangunannya dilakukan dengan kecepatan pelaksanaan yang sangat tinggi. Namun demikian kredo build back better harus tetap jadi landasan kerja. Dalam hal ini build back better berarti pembangunan perumahan dengan kualitas konstruksi yang lebih baik dari yang sudah ada dan memiliki kinerja konstruksi tahan gempa dan tsunami. Kualitas konstruksi rumah yang baik bisa dicapai dengan mengikuti prinsip dan pelaksanaan konstruksi bangunan rumah sederhana yang baik seperti diuraikan dalam buku ini. Kuntoro Mangkusubroto Daftar Isi Manfaat Buku 1 Kata Pengantar 2 Prinsip-prinsip Disain 5 1. Pondasi 5 2. Bangunan membutuhkan struktur yang koheren 8 3. Menyambung dinding ke struktur atap 17 4. Mengikat dinding ke struktur bangunan 23 5. Ikatan rangka atap 29 6. Cross bracing pada dinding dan atap 32 7. Prinsip drainase 35 8. Ketinggian rumah 36 Prinsip-prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 40 1. Pondasi 41 2. Pasir dan kerikil 47 3. Campuran beton 54 4. Membuat kolom 55 5. Tulangan perkuatan 61 6. Atap 63 7. Mengikatkan dinding ke struktur 67 8. Sumur dan tanki septik 69 Peraturan Standar Minimum Konstruksi Rumah 72 Daftar Butir-butir Pengawasan Konstruksi Rumah 78 3 4

Prinsip-prinsip Disain Prinsip-prinsip disain 1. Pondasi. Diatas tanah jenis apa bangunan didirikan: pasir, lempung atau batuan? Tanah dibawah bangunan harus mendukung beban berat bangunan tersebut. Jika tanah tidak keras, maka ukuran pondasi harus diperluas agar beban terbagi kepada bidang yang lebih besar. Tanah untuk perletakan pondasi harus dalam kondisi kering yang baik, dan tidak tergenang air. Tanah berpasir yang tergenang akan mengalami likuifaksi * ketika gempa sehingga struktur bangunan akan tenggelam. Bangunan didirikan diatas tanah berawa sehingga tergenang air ketika hujan. Pondasi dalam tanah yang selalu basah akan lemah jika terjadi gempa. * sifat pasir jenuh air yang mencair ketika mengalami getaran atau pembebanan mendadak. 5 6

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain 2. Bangunan membutuhkan struktur yang koheren. Struktur yang regular. Balok keliling diatas kusen pintu dan jendela (balok lintel) yang terikat dengan kolom. Balok keliling diatas dinding (ring balok) dan terikat dengan kolom. Dinding segitiga (layar) harus diperkuat secara struktural. Rumah dalam keadaaan setengah jadi yang dibangun dengan baik namun dengan pondasi buruk. Akibat gempa yang kuat, tanah pada pondasi mengalami likuifaksi, dan beban bangunan tersebut menyebabkan sebagian rumah amblas. 7 8

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain Rangka struktur beton bertulang Bangunan memiliki struktur regular sehingga selamat dari terjangan tsunami, padahal bangunan disekitarnya telah runtuh. Struktur kolom dan lantai terhubungkan dengan baik, demikian juga balkon didukung dengan baik. Ilustrasi prinsip disain struktur yang baik. Rangka lengkap dan disekeliling bangunan terikat dengan dinding dan struktur atap. Semua pintu dan jendela mempunyai balok diatasnya yang berfungsi menahan beban dinding diatasnya dan memperkuat kolom. Bagian atas dinding diikatkan ke kolom dengan ringbalk beton bertulang. Dinding layar diperkuat kolom beton. 9 10

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain Bangunan dengan struktur yang baik. Semua prinsip-prinsip diatas dipenuhi. Pondasi baik dan 2 balok keliling berhubungan dengan kolom, baik diatas pintu dan jendela (balok lintel) maupun diatas dinding (ringbalk). Kolom dicetak secara bertahap sehingga menghasilkan celah yang memungkinkan terjadinya korosi pada tulangan kolom. Pengecoran kolom setelah dinding didirikan menjadikan ruang yang tersisa menjadi terbatas sehingga ukuran kolom terlalu kecil. Tidak ada balok lintel diatas kusen jendela, sehingga dinding membebani kusen. Kondisi ini membuat bangunan tidak mampu menahan goncangan lateral dari gempa, dan jika kayu kusen keropos maka dinding akan retak dan kemungkinan runtuh karena tidak ada lagi penahannya. 11 12

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain walaupun memiliki ringbalk diatas dinding dan kolom yang baik. Setelah gempa, walaupun bangunan ini baru didirikan dan belum tuntas, dinding-dindingnya telah retak secara diagonal mulai dari ujung-ujung jendela. Dalam situasi ini bangunan sulit untuk diperbaiki. Bangunan ini tidak memiliki ikatan antara dinding dan kolom sehingga gaya lateral gempa akan membuat dinding retak dan akan sulit diperbaiki. 13 14

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain Hubungan bangunan rangka kayu dengan rangka beton/setengah dinding bata. Pelaksanaan konstruksi baik. Kolom bertulang untuk memperkuat dinding segitiga di bagian terluar bangunan sehingga tidak akan runtuh jika ada goncangan gempa atau terjangan tsunami. Dinding-dinding terluar bangunan semacam ini harus selalu diperkuat, jika tidak maka akan runtuh pada saat terjadi gempa. Struktur rangka kayu yang didudukkan pada rangka beton atau dinding bata (setengah dinding) harus diikat dengan angkur. Angkur berupa dudukan pelat besi (bracket), seperti pada gambar kiri, terbuat dari baja tahan karat, harus dicor pada struktur bangunan sehingga menjadi satu kesatuan struktural mulai dari dinding hingga pondasi. Kolom kayu harus dibaut pada dudukan pelat besi, seperti gambar kanan, dan dicor pada elemen beton (dinding, balok atau sloof). 15 16

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain 3. Menyambungkan dinding ke struktur atap. Tulangan kolom harus mencuat dari bagian atas kolom dan dikaitkan ke rangka atap untuk memperoleh kekuatan struktural, atau rangka atap harus diikat dengan strap (pelat) besi ke struktur dinding. Ilustrasi pengikatan rangka atap pada struktur bangunan. Rangka atap harus didirikan diatas kolom dengan tulangan kolom sebaiknya mencuat dari atas kolom dan dibengkokkan untuk mengikat struktur atap dan struktur dinding. Strap atau pelat besi dapat digunakan untuk maksud ini terutama pada bangunan berstruktur kayu. 17 18

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain Tulangan kolom dikaitkan pada kuda-kuda untuk mengikatkan struktur bangunan dengan struktur atap. Ini adalah suatu hal yang penting pada kawasan yang rawan gempa dan angin untuk menjaga kesatuan bangunan rumah ketika terjadi bencana alam. Ringbalk pada bangunan diatas masih belum dilaksanakan konstruksinya. Rangka atap tidak diletakkan diatas kolom atau diikatkan ke struktur bangunan. Besi tulangan ditekuk agar tidak mengganggu rangka atap Bagaimana Lebih Baik?. Besi tulangan digunakan untuk mengikatkan struktur atap dengan struktur dinding. 19 20

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain Rangka atap dikerjakan dengan baik, namun tidak ada ikatan antara rangka atap tersebut dengan struktur bangunan. Rangka atap hanya diletakkan diatas dinding bangunan sehingga akan sangat mudah tergeser karena angin maupun gempa dan tsunami. Perkuatan dinding segitiga (layar) tidak menggunakan tulangan dengan panjang yang cukup sehingga kurang memberikan kekuatan pada keseluruhan dinding layar Layar tidak dapat diikatkan ke balok atap. 21 22

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain 4. Mengikatkan dinding ke struktur bangunan. Dinding-dinding harus diikat ke struktur bangunan sehingga keduanya tidak bergerak sendiri-sendiri ketika gempa atau tsunami terjadi. Ikatan dinding harus dikaitkan kedalam struktur dinding (kolom dan atau sloof). Pelaksanaan konstruksi baik. Ilustrasi bangunan rangka kayu, dimana pengikat besi (angkur) digunakan untuk mengikat dinding ke rangka kayu utama. Angkur besi pengikat dinding dipasang dengan jarak 40 cm (diameter minimum 10 mm). 23 24

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain Pelaksanaan konstruksi baik. Ilustrasi bangunan rangka beton bertulang, dimana pengikat besi (angkur) digunakan untuk mengikat dinding ke struktur utama bangunan. Angkur besi pengikat dinding dipasang dengan jarak 40 cm (diameter minimum 8 mm) dan dibengkokkan pada ujungnya. Angkur semacam ini juga dipasang pada kusen-kusen. Angkur dicetak ke kolom untuk diikatkan dengan dinding. Angkur berjarak 40 cm mulai dari bagian bawah hingga atas dinding. Namun demikian pada gambar tersebut terlihat bahwa ujung angkur tidak dibengkokkan. 25 26

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain Tidak adanya ikatan antara dinding dan kolom. kolom bangunan utama tidak dapat mendukung dinding bangunan, ketika tsunami mendera, bangunan utama (2 lantai pada bagian kiri) masih berdiri namun bangunan tambahannya (bagian kanan) runtuh. Tidak adanya ikatan antara kolom dan dinding sehingga. bidang dinding terlepas dari kolom 27 28

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain 5. Ikatan rangka atap. Sambungan rangka atap harus dibaut dan diikat dengan strap atau pelat besi, sehingga tetap fleksibel tapi tidak akan runtuh sebagai akibat deraan kekuatan alam. Strap atau pelat besi mengikat beberapa bagian pada sambungan rangka atap sehingga bagian-bagian tersebut akan bergerak sebagai satu kesatuan ketika ada beban gempa atau tsunami. 29 30

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain 6. Cross bracing (perkuatan silang) pada dinding dan atap. Untuk menahan kekuatan lateral (horisontal), dinding dan struktur atap memerlukan cross bracing (perkuatan silang), terutama jika struktur terbuat dari kayu. Ini adalah prinsip utama dari bangunan tradisional. Penggunaan strap atau pelat besi pada puncak rangka atap. Rangka atap (gording) sebaiknya didukung oleh blok kayu (klos) dan bukan sekadar paku sebagai penyangga atau dipakukan ke gording. 31 32

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain Praktek rumah yang baik. Rumah tradisional Nias, terbukti mampu bertahan dari deraan banyak gempa, memiliki perkuatan silang pada keseluruhan bangunan. Memiliki banyak jumlah kolom pendukung dibawah rumah dan pada dinding, dan banyak perkuatan silang dalam berbagai arah pada bagian bawah bangunan untuk menahan pergerakan atau gaya lateral. Sistem cross bracing (perkuatan silang) untuk dinding dan kolom dibawah rumah pada bangunan kayu. Sistem cross bracing memberikan kekuatan melawan gaya lateral sehingga bangunan tidak roboh kesamping namun tetap kokoh bergerak sebagai satu kesatuan. Sistem ini digunakan pada bangunan tradisional Nias dan perlu diterapkan pada bangunan modern. 33 34

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain 7. Prinsip drainase. Kawasan dengan curah hujan yang tinggi membutuhkan perencanaan drainase untuk pengaliran air hujan dari atap ke saluran diluar rumah. Tinggi permukaan drainase harus diperhitungkan dalam perencanaan sehingga air hujan dapat teralirkan dan tidak menggenang disekitar rumah yang memungkinkan berkembangnya larva nyamuk. 8. Ketinggian rumah. Lantai rumah harus lebih tinggi dari permukaan tanah disekitarnya. Peninggian ekstra dibutuhkan pada kawasan yang rawan seperti misalnya pada lokasi yang berdekatan dengan laut atau alur perairan yang sering mengalami banjir. Jika diperlukan, permukaan drainase dapat ditutup untuk memungkinkan manusia dan kendaraan melintasinya. Selokan perlu mempunyai bentuk V pada dasarnya untuk mengurangi akumulasi air ketika ketinggian airnya tidak sesuai dengan kondisi yang diperkirakan. 35 36

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain Ketinggian rumah pada kawasan yang rawan tsunami memadai. Rumah-rumah didirikan diatas struktur kolom beton bertulang yang dirancang untuk menahan gaya lateral melalui perkuatan sudut pada bagian atas kolom. Ketinggian rumah yang baik. Bangunan yang lebih besar dari gambar sebelumnya namun dengan kolom-kolom landasan yang sama baiknya. Bangunan ini menggunakan pondasi rakit beton untuk menyebarkan beban pada pondasi diatas tanah lembek. 37 38

Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Rancangan bangunan mungkin telah menerapkan prinsip-prinsip rancangan yang baik, namun cara pelaksanaan konstruksi yang tidak benar akan menyebabkannya tidak mampu bertahan dalam guncangan gempa dan terjangan tsunami. Bagian ini menjelaskan tentang prinsip konstruksi yang benar dan panduan memilih bahan bangunan yang baik. Pembangunan yang tidak benar Bangunan-bangunan baru dibangun pada lahan yang anjlok karena gempa sehingga rawan terhadap genangan air sungai dan laut. Bagaimana Lebih Baik? Rumah dibangun diatas tiang (rumah panggung). 39 40

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 1. Pondasi. Pondasi hanya boleh didirikan pada tanah keras. Hanya batu pecah yang boleh digunakan pada pondasi, bukan batu sungai yang bulat atau batu karang pantai yang bulat. Batu sungai dapat digunakan jika telah dipecah-pecah. Adukan semen yang cukup diperlukan untuk campuran mortal sehingga batubatu pecah tersebut menyatu menjadi pondasi yang solid dan tidak menurun secara tidak merata ketika terbebani. Angkur harus dipasang untuk mengikat dasar kolom dengan pondasi. Pondasi tidak memiliki tulangan kolom yang seharusnya menyatu dengan pondasi. 41 42

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Bahan bangunan yang baik untuk pondasi: batu pecah. Bahan bangunan ini berupa karang yang keras, dengan ukuran dan bentuk yang tepat, sehingga tidak akan tergelincir ketika ditumpuk. Jika diletakkan dan disusun dengan baik serta direkatkan dengan semen yang cukup maka akan menghasilkan pondasi yang baik. Bahan bangunan pondasi yang tidak baik. Batu sungai bulat atau batu karang bulat tidak baik untuk pondasi karena akan tergelincir ketika disusun. Bagaimana Lebih Baik? Batu bulat perlu dipecahkan agar satu dengan yang lainnya saling mengunci dan tidak menggelincir ketika disusun. 43 44

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Pondasi ini lemah karena menggunakan banyak batu bulat yang disusun sembarangan dan tidak diikat dengan adukan semen secara memadai. Pondasi seperti ini akan bergerak secara tidak merata untuk menyesuaikan dengan beban konstruksi, akibatnya dinding dan lantai akan retak. Pondasi beton yang baik. Pondasi dari bangunan ini didirikan diatas tanah pasir, dan telah dilaksanakan dengan baik dengan menggunakan adukan semen yang cukup. Tapak ini juga sudah memiliki drainase yang baik untuk mengurangi kemungkinan likuifaksi. 45 46

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 2. Pasir dan kerikil. Pasir karang tidak boleh digunakan dalam konstruksi karena mengandung bahan Ce. Pasir kasar harus diayak untuk menghilangkan kerikil dan tanah atau material lainnya. Pasir yang berasal dari air kotor atau laut harus dicuci, agar kandungan debu/lumpurnya sekecil mungkin. penggunaan pasir karang pada beton mengakibatkan timbunya retakan beton. Konstruksi baru harus dibuat sebagai pengganti, ini merupakan pemborosan biaya, waktu dan tenaga. 47 48

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Pasir berkualitas baik. Ukuran butir sama dan tidak mengandung kerikil atau material lain. Pasir dapat diuji dengan menuangkan segenggam pasir. Jika cukup banyak bagian dari pasir yang dituangkan tersebut hilang diterbangkan angin, maka pasir tersebut mengandung terlalu banyak debu dan karenanya perlu diayak. Pasir berkualitas tidak baik. Pasir tidak dipisahkan dari kerikil sehingga sudah membentuk campuran pasir-kerikil. Jika kemudian ditambahkan kerikil pada pasir ini untuk membuat adukan beton maka komposisinya menjadi tidak benar. 49 50

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Kerikil yang baik terbuat dari batu yang dipecahkan, bukan kerikil sungai yang bulat. Pelaksanaan konstruksi tidak benar. Sampah tercampur dengan bahan lain dalam pembuatan campuran beton. Sampah dan kotoran yang membahayakan konstruksi sering didapat dalam pencampuran adukan diatas tanah. Bagaimana Lebih Baik? Pasir ini harus dibersihkan lebih dulu dari plastik, rumput, daun dan sampah lainnya sebelum digunakan. Kerikil yang baik, terbuat dari batu yang dihancurkan, tanpa batu berukuran besar. Kerikil harus berukuran maksimal 20mm (2cm) agar dapat masuk didalam dan diantara besi perkuatan sehingga menguatkan beton. 51 52

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 3. Campuran beton. Pastikan digunakan cukup semen. Untuk beban struktural jumlah semen > 350kg/m 3 beton. Dicampur dengan baik dan merata. Batasi jumlah air (faktor air semen, FAS) < 0,5) dan hanya gunakan air bersih. Beton harus cukup kaku (berdiri) ketika dicampur dan tidak seperti bubur. Kerikil berkualitas buruk. Terlalu banyak kerikil berukuran besar dan pasir sehingga tidak baik digunakan untuk membuat campuran beton. Bagaimana Lebih Baik? Ukuran kerikil untuk bangunan rumah tinggal tidak boleh lebih dari 20mm (2cm). Jangan menggunakan air asin karena kandungan garam akan mengurangi kekuatan beton dan menyebabkan berkaratnya besi tulangan. Gunakan hanya material yang bersih dan terpilih. 53 54

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 4. Membuat kolom. Kolom harus dicor terlebih dahulu dalam satu tahap sebelum dinding dipasang. Kolom tidak dicor secara bertahap sejalan dengan naiknya ketinggian pasangan dinding. Tulangan kolom harus minimum terdiri dari 4 besi tulangan vertikal dengan sengkang yang menghubungkannya. Jarak antara sengkang minimal sama dengan jarak antara tulangan vertikal. Ujung sengkang harus dibongkakkan 135 mengarah ke bagian tengah kolom. Tulangan/besi kolom harus diselimuti adukan beton minimal 2 cm keliling. Konstruksi kolom yang dilaksanakan secara buruk. Kolom dicor bagian perbagian sejalan dengan pemasangan dinding. Tidak ada angker yang mengikat dinding dengan kolom. Tulangan kolom terekspos sebagai akibat jarak tulangan kolom lebih besar dari ketebalan dinding namun dicor dengan bekisting sejajar dengan dinding. Akibatnya tulangan berhimpit dengan papan bekisting dan ketika dicor tulangan tidak berada didalam kolom tapi berada ditepinya. 55 56

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Cor kolom tidak benar pada bagian yang sangat penting yaitu sambungan antara kolom dan ringbalk pada dinding atas. Ini memungkinkan sambungan terlepas ketika ada gaya lateral gempa atau tsunami mendera. Sambungan ini akan berkarat dan melemah walaupun celah kemudian ditutup dengan adukan semen. Pelaksanaan konstruksi buruk. Kolom dicor secara bertahap, dan mengikuti kemiringan tulangan vertical sehingga kolom menjadi tidak tegak lurus. Tulangan terekspos terhadap korosi. 57 58

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Ujung sengkang dibengkokkan 135 ke dalam kolom untuk ketahanan terhadap gempa. Pelaksanaan konstruksi buruk. Hanya ada satu tulangan vertikal dibagian tengah kolom pada sudut bangunan ini. Tulangan bulat polos (tidak berulir) dapat tercabut dengan mudah dari beton cornya. Bagaimana Lebih Baik? Kolom harus mempunyai paling tidak 4 batang besi perkuatan. 59 60

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 5. Tulangan perkuatan. Tulangan perkuatan lebih baik menggunakan besi beton bergerigi berulir, atau besi beton bergerigi. Tulangan besi beton yang polos akan dapat tercabut dengan mudah dari betonnya sehingga melemahkan kolom. Besi bergerigi. Besi polos. Besi bergerigi. Jarak besi sengkang/geser terlalu besar (x) 61 62

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 6. Atap. Rangka atap harus diletakkan diatas kolom dan diikatkan terhadap kolom tersebut. Pendukung atap (gording) harus diganjal balok kayu dan bukan sekedar dipaku. (Gambar halaman 31 dan 65) Struktur atap tidak boleh disambung pada bagian tengah bentangan, dan tidak disambung dengan memotong miring 45. Sambungan dengan sistem anak tangga. (Gambar halaman 66) Pelaksanaan konstruksi tidak baik. Rangka atap diletakkan tidak diatas kolom. Tulangan kolom tidak mencuat dengan panjang yang memadai untuk dapat digunakan mengikat rangka atap dan menjadikan satu struktur kolom dan struktur atap. 63 64

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Blok kayu (klos) digunakan untuk menyangga gording dan tidak hanya sekadar menggunakan paku. Paku yang dipakukan langsung ke gording juga tidak akan memberikan dukungan yang kuat. Pelaksanaan penyambungan yang tidak benar. Sambungan dilakukan pada posisi hampir dibagian tengah bentangan. Sambungan lemah, dikerjakan dengan cara yang tidak benar sehingga akan mudah terlepas. 65 66

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 7. Mengikat dinding ke struktur. Angkur yang mengikat dinding ke struktur bangunan harus dipasang pada interval 40 cm mulai dari bagian bawah hingga atas bangunan. Angkur ikatan dinding harus dicor bersama dengan kolom. Ujung angkur ikatan dinding harus ditekuk agar dapat mengkait pada material dinding. Ikatan dinding (angkur) baik, dipasang pada kolom sebelum kolom dicor sehingga kemudian dinding dapat diikat ke struktur bangunan. 67 68

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 8. Sumur dan septic tank. Sumur tidak boleh diletakkan kurang dari 30 m dari septic tank. Jika diletakkan terlalu dekat maka cairan dari septic tank akan mengkontaminasi sumur. Disarankan untuk membuat satu sumur komunal daripada satu sumur untuk setiap rumah. Pada wilayah perkotaan akan lebih baik membuat saluran buangan atau selokan bersama. Air hujan dari atap sebaiknya dikumpulkan pada tempat tertentu dan ditutup sehingga dapat digunakan sebagai sumber air bersih rumah tangga. Pengumpulan air hujan dari atap untuk penggunaan rumah tangga. Sumber air ini tersedia dengan gratis dan pada umumnya berkualitas baik, jika tidak terlalu banyak dedaunan gugur di atas atap. Kasa pada bagian air masuk akan dapat menyaring butiran atau benda yang tidak diinginkan. 69 70

Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Marilah kita memastikan agar kita membangun dengan lebih baik sehingga manusia yang ada didalamnya akan terlindungi dengan lebih baik manakala terjadi bencana alam. Memantau disain rumah dan pelaksanaan konstruksinya akan memungkinkan kita memperbaiki cara pelaksanaan konstruksi yang tidak baik, sehingga rumah kita akan dapat melindungi keluarga dan milik kita ketika bencana alam datang. Biaya untuk melakukan hal ini akan sangat kecil jika dibandingkan dengan peningkatan rasa keamanan dan kenyamanan yang diperoleh darinya. Sahaogölö. Peraturan Standar Minimum Konstruksi Rumah untuk Memenuhi Kinerja Konstruksi Tahan Gempa 1. Pondasi a. Pondasi harus dirancang secara khusus untuk suatu rumah sesuai dengan kondisi lokasinya dengan mempertimbangkan: Ukuran rumah, jumlah lantai (tingkat), beban bahan bangunan. Kondisi tanah tempat pondasi didirikan. Ketinggian air muka tanah. Kemungkinan adanya likuifaksi. b. Setiap rumah harus memiliki rencana penanganan drainase air permukaan dan air hujan dari atap. c. Pondasi dibuat dari batu pecah yang diletakkan pada tanah keras, direkatkan oleh semen dengan baik, dengan sloof bertulang yang diletakkan diatasnya dimana sloof tersebut memiliki sarana pengikat kepada struktur rumah yang dicorkan pada sloof. Bentuk ikatan tersebut berupa plat dudukan (bracket) untuk struktur kayu dan besi tulangan pada struktur beton. d. Batu sungai bulat atau batu laut bulat tidak boleh digunakan kecuali dipecahkan terlebih dulu. 2. Ketinggian Rumah a. Tinggi lantai rumah harus lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya, dengan mempertimbangkan penggenangan baik oleh air tanah maupun air laut (dan atau tsunami). b. Kemungkinan adanya kelongsoran tanah juga perlu dipertimbangkan. 3. Bahan Bangunan a. Pasir. Harus kasar, bersih dan tidak mengandung batu. Tidak boleh mengandung debu. Tidak boleh 71 72

menggunakan pasir koral, dan jika pasir berasal dari pantai harus dicuci bersih dan tidak boleh mengandung pecahan kerang dan koral. b. Kerikil. Harus mengandung kerikil pecah, dan tidak seluruhnya kerikil sungai bulat. Ukuran kerikil maksimum untuk konstruksi rumah adalah 2cm. c. Air. Harus bersih dan tidak mengandung garam dan ganggang. d. Beton. Tidak boleh ada bahan organik tercampur dalam beton, tidak boleh ada rumput atau kayu. Harus dicampur dengan baik. Menggunakan air secukupnya. Adukan harus cukup kaku. Jika campurannya encer maka adukan mempunyai proporsi air yang terlalu banyak. Adukan yang dituang dalam bekisting harus digetarkan atau ditusuk-tusuk agar dapat mengisi seluruh ruang dalam rongga bekisting dan menyelimuti tulangan dengan baik. e. Besi perkuatan. Baja bergerigi (deformed bar) atau baja bergerigi yang diulir (twisted deformed bar) adalah baja terbaik untuk struktur bangunan. 4. Kolom Struktural a. Harus tegak vertikal, dan harus didirikan sebelum dinding dipasang, dan harus dicor secara langsung sebagai satu bagian utuh. b. Harus terhubungkan sebagai satu kesatuan pada pondasi. c. Jika dibuat dari beton bertulang, maka harus terbuat dari 4 batang besi, satu batang pada setiap sudut, dengan ukuran minimum 12mm dan jarak minimum antar batang 12cm. d. Tulangan baja vertikal harus memiliki sengkang yang mengelilinginya, dengan ukuran minimum 8mm. e. Sengkang pada kolom harus diselimuti sekelilingnya dengan adukan beton minimal setebal 2cm. f. Sengkang harus diletakkan dalam jarak interval yang tidak lebih dari jarak antar besi tulangan. g. Untuk menghindarkan campuran yang terlalu banyak mengandung kerikil pada bagian bawah kolom, adukan beton yang pertama kali dituang harus mengandung proporsi semen dan pasir yang lebih besar dengan sedikit batu. 5. Struktur Bangunan a. Bangunan harus mempunyai struktur yang regular. b. Struktur harus terhubungkan dengan kuat mulai dari pondasi melalui kolom hingga kuda-kuda. c. Untuk struktur bangunan rumah yang menggunakan beton bertulang, balok keliling beton bertulang harus menghubungkan keseluruhan bagian atas dinding dengan kolom-kolom. d. Jika diperlukan, balok keliling beton bertulang kedua pada bagian atas kusen pintu dan jendela harus terhubungkan dengan kolom dan menghubungkan antar kolom. e. Ujung sengkang baja harus ditekuk 135º kedalam kearah pusat kolom. f. Dinding segitiga (layar) pada bagian terluar bangunan harus memiliki perkuatan struktural. g. Untuk struktur kayu, tiang kayu, baik yang menerus hingga ke tanah ataupun yang berdiri diatas dinding, harus didudukkan pada dudukan pelat besi (bracket) dan dipaku, dimana dudukan pelat besi tersebut dicorkan ke sloof (pada tiang yang menerus hingga tanah) atau ke dinding. 6. Mengikatkan Dinding dengan Kolom Struktur a. Dinding harus diikatkan pada kolom dengan ikatan dinding yang terbuat dari besi (angkur). 73 74

b. Ikatan dinding (angkur) harus dibengkokkan ujungnya agar dapat mengkait ke dinding. c. Setiap kusen harus diikatkan pada dinding. d. Untuk bangunan rangka beton bertulang dengan dinding bata, ikatan (angkur) dicor ke kolom pada jarak interval 40cm mulai dari bawah hingga ke atas dengan ukuran besi angkur minimal 8mm. 7. Mengikatkan Dinding dengan Atap a. Pada struktur beton bertulang, tulangan kolom harus mencuat dari puncak kolom sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk mengikat kuda-kuda, selanjutnya besi ikatan tersebut dipakukan pada kudakuda. b. Pada rumah kayu dimana tidak ada tulangan besi, maka strap atau pelat besi harus digunakan untuk mengikat kuda-kuda pada kolom. 8. Pengatapan dan Sambungan-sambungan Kuda-kuda a. Semua rumah harus mempunyai kuda-kuda yang berbetuk segitiga. b. Kuda-kuda harus diletakkan diatas kolom dan diikat, seperti tersebut di atas. c. Sebagian besar sambungan-sambungan kuda-kuda, terutama pada bagian utama (tiang maklar, balok tarik/kapiten dan anak kuda-kuda), harus dibaut, dan tidak dipaku. d. Sambungan kuda-kuda yang terdiri dari tiga bagian atau lebih harus menggunakan strap atau pelat besi untuk menyambungkannya. e. Blok kayu (klos) harus digunakan untuk memasang gording di atas kuda-kuda. f. Sambungan pada struktur atap kayu harus dibuat dengan sitem sambungan anak tangga, dan bukan hanya sekadar dipotong miring 45º. g. Sambungan pada struktur atap tidak boleh dilakukan disekitar pertengahan bentang. 9. Perkuatan Silang pada Dinding dan Atap a. Seluruh bagian kayu pada struktur bangunan harus diberi perkuatan silang: tiang kaki bangunan panggung, dinding dan atap. b. Rangka atap kayu harus diperkuat silang pada kedua arah. 10. Drainase a. Rencana drainase harus merupakan bagian dari rancangan bangunan. Rencana ini meliputi penanganan drainase air permukaan dan air hujan dari cucuran atap. b. Semua saluran harus dengan lancar mengalir ke saluran lingkungan. c. Pada titik-titik tertentu, jika diperlukan, saluran dapat dibuat tertutup atau diberi jembatan untuk memudahakan perlintasan diatasnya. d. Dasar selokan sebaiknya dibuat dalam bentuk V untuk meminimalisasi genangan air akibat adanya sampah atau kotoran dalam selokan. 11. Sumur dan Tanki Septik a. Tidak boleh ada sumur pada jarak kurang dari 30m dari tanki septik terdekat. b. Sangat disarankan untuk menggunakan satu sumber air bersama yang telah diperiksa kualitasnya untuk satu kelompok perumahan. c. Untuk sekelompok perumahan, terutama di wilayah perkotaan, perlu disediakan sistem saluran buangan bersama. 75 76