SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA. Siti Novianti 1, Sri Maywati



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

GAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

Sari Rahma Fitri* Kata kunci: Pengetahuan tentang PHBS. Keywords: Knowledge of PHBS

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

PENERAPAN DAN PERNYATAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA KELURAHAN BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kedua adalah pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT 3 RW 07 KELURAHAN PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang 2015 Vol. 5, No. 1

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap orangtua terhadap Perilaku

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PHBS DI RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU MEROKOK DALAM RUMAH KEPALA RUMAH TANGGA DI DUSUN KARANGNONGKO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Wujud

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN. SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DESA SAMIR DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh : Dra. NUNUN NURHAJATI, M.Si.

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA KELUARGA LANSIA DI DESA DAMARRAJA KECAMATAN WARUNGKIARA KABUPATEN SUKABUMI

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI KELURAHAN PARANGLOE KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR

Transkripsi:

SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA Siti Novianti 1, Sri Maywati ABSTRAK Pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional program promosi kesehatan untuk mendukung pengembangan usaha gaya hidup sehat pada Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193 / MENKES / SK / X / 2004 tentang "Perilaku Sehat dan Higienis 2010" (PHBS 2010 ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di kecamatan Ciawi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif pada 676 kepala keluarga dengan menggunakan sampel kuota. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga adalah sebanyak 82,12 %. Perilaku terbanyak adalah penggunaan air bersih dan melakukan aktifitas fisik (99,1%). Indikator PHBS yang masih kurang diantaranya adalah penggunaan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah. Perlunya peningkatan informasi mengenai perilaku merokok dan efeknya terhadap kesehatan serta peningkatan cakupan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja puskesmas Ciawi. Kata kunci : PHBS, rumah tangga ABSTRACT A National Health Promotion Policy to support developing of healthy lifestyle attempt, has already stated on National Vision of Health Promotion according to Minister of Health Decree No. 1193/MENKES/SK/X/2004 regarding Healthy and Hygienic Behavior 2010 (PHBS 2010). The research objective was to discover healthy and hygienic behavior (PHBS) in the household structure at Kecamatan Ciawi Tasikmalaya. The research method was descriptive study with 676 housewife and family head as a sample who was chosen according to quota sampling method. Data collected by a questionnaire filled by respondent. The result find that average of healthy and hygienic behavior (PHBS) in the household structure are 82,12%,the used of health water (99,1%) and 99,1% household do physical activity. Indicator has still low found in behaviour health latrine usage (47,3%) and didn t smoking at house. Puskesmas Ciawi need to increase frequency of promotion and health education especially about smoking and risk factors for health and to improve coverage of healthy latrine usage. Keywords: healthy and hygienic behavior (PHBS), household PENDAHULUAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya memberikan pengalaman belajar dan menciptakan suatu kondisi bagi perorangan/individu, 1 Staf Pengajar pada Prodi Kesehatan Masyarakat FIK Unsil

Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati keluarga, kelompok serta masyarakat, dengan cara membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat, sehingga pada akhirnya masyarakat mampu mengenali dan mengetahui masalah kesehatannya sendiri terutama pada tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup bersih dan sehat (Depkes,2005). Manajemen peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diupayakan mulai dari tatanan terkecil yakni rumah tangga dengan sasaran individu dan keluarga kemudian akan berkembang kearah desa/kelurahan, kecamatan/puskesmas dan Kabupaten/kota sehat hingga pada akhirnya secara nasional akan terwujud seluruh masyarakat Indonesia yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga, terdiri dari persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI Eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari serta tidak merokok di dalam rumah. Penerapan 10 indikator PHBS di tingkat rumah tangga sangat tergantung dengan kesadaran dan peran serta aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sebab upaya untuk mewujudkan lingkungan yang sehat akan menunjang pola perilaku kehidupan rakyat yang sehat secara berkelanjutan (Depkes RI, 2007). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. Terdapat lima provinsi dengan pencapaian di atas angka nasional yaitu DI Yogyakarta (59,4%), Bali (53,7%), Kalimantan Timur (52,4%), Jawa Tengah (51,2%), dan Sulawesi Utara (50,4%). Sedangkan propinsi dengan pencapaian PHBS rendah berturut-turut adalah Gorontalo (33,8%), Riau (30,1%), dan Sumatera Barat (28,2%), Nusa Tenggara Timur (26,8%), Papua (24,4%). Oleh sebab itu Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga yang mempraktekkan PHBS pada tahun 2014 (Depkes, 2011). Merujuk kepada hasil riskesdas, penyakit maupun gangguan kesehatan yang muncul dan menjadi masalah kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi oleh faktor perilaku. Misalnya kasus diare yang tinggi berhubungan dengan perilaku BAB di sembarang tempat, perilaku cuci tangan tidak pakai sabun serta 943

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014 ketidaktersediaan jamban keluarga. Masih tingginya AKI maupun AKB salahsatunya adalah karena perilaku persalinan tidak dilakukan di tenaga kesehatan. Tingginya obesitas maupun penyakit tidak menular salahsatunya karena kurangnya aktivitas fisik maupun perilaku konsumsi makanan yang tidak gizi seimbang. Hal tersebut merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam semua tatanan khususnya tatanan rumah tangga. Apabila kesepuluh PHBS dapat dijalankan di tingkat rumah tangga, maka akan tercapai rumah tangga sehat dan pada akhirnya derajat kesehatan masyarakat yang otimal akan tercapai. Wilayah puskesmas Ciawi yang terletak di kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang menjadi rujukan di wilayah Tasikmalaya utara dengan jumlah penduduk 60 juta jiwa dan 17.802 KK. Berdasarkan data puskesmas, kasus penyakit yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat seperti diare masih cukup tinggi, terutama pada anak di bawah 5 tahun (555 kasus), pnemonia dan ISPA juga masih menjadi 10 besar penyakit di Puskesmas tersebut. Data lingkungan penyebutkan masih rendahnya cakupan jamban keluarga yaitu 38,3% dari target 100 % pada tahun 2012, serta masih terbatasnya akses air bersih (63,71%) dari target 100% pada tahun 2012. Data posyandu menunjukkan D/S sebesar 67,7% dan masih ditemukannya Balita dengan giji kurang sebesar 7,6%. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 77,93%, ditemukannya Angka Kematian Ibu (AKI) 2 orang dan Angka Kematian Balita 20 orang pada tahun 2012. Bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 72,45% dari target nasional 85% (Laporan Puskesmas 2012). Dengan adanya survei rumah tangga sehat di wilayah kerja Puskesmas Ciawi, diharapkan data ini bisa menjadi informasi awal untuk mengidentifikasi aspek PHBS pada tatanan rumah tangga sebagai salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk bentuk studi deskriptif dengan sampel sebanyak 676 rumah tangga dan responden ibu atau kepala keluarga. Indikator PHBS yang dinilai adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, rumah bebas jentik, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tersedianya air bersih, tersedianya jamban, 944

Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati makan gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari), melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan isian kuesioner dan data dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah penduduk Ciawi Tahun 2012 adalah 61.250 jiwa. yang terdiri dari 30.681 jiwa penduduk laki-laki dan 30.569 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kecamatan Ciawi adalah 1.354 Jiwa/Km 2. Jumlah kepala keluarga sebanyak 17.802 KK dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 22.158 Jiwa (7.364 KK ). Sebagian besar mata pencaharian penduduk Kecamatan Ciawi adalah sebagai Petani (56 %), Pedagang (25 %), PNS / TNI / PORLI (7 %), Jasa (4 %), Peternak (7 %) dan Pensiunan (1 %). Penerapan PHBS pada Tatanan Rumah Tangga Tabel 1 Distribusi Frekuensi Indikator PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Ciawi Tahun 2013 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Frekuensi % Tujuh Indikator PHBS 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 36 100 (n=36) 2. Memberi ASI Eksklusif (n bayi < 6bln=24) 17 70,8 3. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan 135 94,4 (n=143) 4. Menggunakan air bersih 671 99,3 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 612 90,5 6. Menggunakan jamban sehat 320 47,3 7. Memberantas jentik nyamuk 585 86,5 Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat 8. Makan buah dan sayur setiap hari 576 85,2 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 670 99,1 10. Tidak merokok di dalam rumah 325 48,1 Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian PHBS berdasarkan 10 indikator di atas adalah sebesar 82,12 persen. Hal ini sudah sesuai dengan target pemerintah yang menetapkan kriteria minimal 65% rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari sejumlah indikator perilaku hidup bersih dan sehat yang dilaksanakan di kecamatan Ciawi, yang paling sedikit adalah perilaku penggunaan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah. Adapun indikator yang paling banyak dilakukan oleh rumah tangga adalah 945

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014 persalinan oleh tenaga kesehatan, menggunakan air bersih (99,3%) dan perilaku mencuci tangan pake sabun. Perilaku penggunaan jamban sehat ditemukan pada 47,3% responden. Indikator kriteria jamban sehat adalah apabila rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung akhir. Sebagian besar responden yang tidak memiliki lubang penampungan kotoran mengaku membuang kotoran rumah tangga ke selokan maupun ke sungai. Data kesehatan lingkungan Puskesmas Ciawi menunjukkan bahwa dari target 100%, cakupan jamban keluarga hanya 38,3 %. Perilaku penggunaan air bersih berdasarkan pengakuan responden adalah sebesar 99,3%. Di tingkat puskesmas, cakupan air bersih tahun 2012 adalah sebesar 63,71%. Air bersih adalah air yang secara kuantitas tidak berbau, berasa dan berwarna dan secara kuantitas terbebas dari sumber ataupun bahan pencemar. Data puskesmas Ciawi tahun 2012 mencatat bahwa tidak ditemukan tingkat kecemaran air yang sangat tinggi. Sebesar 6,2% ditemukan tingkat kecemaran air tinggi dan 55% sumber air memiliki tingkat kecemaran air yang rendah. Adapun sumber air bersih yang umumnya digunakan adalah sumur, sumber mata air maupun PDAM. Sebanyak 90,5 % responden mengaku berprilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Hal ini sudah sesuai dengan perilaku kesehatan yang baik, dimana mencuci tangan merupakan salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Penggunaan sabun juga sangat dianjurkan karena sabun dapat mengikat kotoran dan lemak, bahkan bisa digunakan untuk membunuh kuman. Memberantas jentik nyamuk merupakan indikator PHBS yang dilakukan oleh 86,5% responden. Mereka mengaku melakukan kegiatan pemberantasan jentik nyamuk dengan cara membersihkan bak mandi dan penggunaan obat anti nyamuk. ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) saja tanpa tambahan makanan apapun pada bayi 0-6 bulan. Pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas Ciawi pada tahun 2012 adalah sebesar 72,45% masih lebih rendah dibandingkan dengan cakupan nasional sebesar 85%. Berdasarkan hasil penelitian, pada 24 rumah tangga yang memiliki bayi kurang dari 6 bulan, diperoleh data bahwa 70,8 % mengaku memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. 946

Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati Dari 143 rumah tangga yang memiliki bayi dan balita, sebesar 94,4% mengaku melakukan penimbangan setiap bulan. Apabila dibandingkan dengan data pencapaian puskesmas Ciawi tahun 2012, cakupan D/S adalah sebesar 88,4%. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk. Indikator gaya hidup sehat meliputi makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah. Perilaku makan buah dan sayur setiap hari dilakukan oleh 85,2 responden. Makan buah dan sayur merupakan salah satu gaya hidup sehat yang memiliki banyak manfaat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayur atau sebaliknya setiap hari. Adapun sebanyak 99,1% responden mengaku melakukan aktifitas fisik setiap hari. Hal ini memungkinkan karena hampir seluruh responden bekerja. Terkait dengan kebiasaan merokok, sebesar 48,1% mengaku tidak merokok di dalam rumah. Hal ini berarti bahwa 42,9% rumah tangga memiliki anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah. Padahal merokok di dalam rumah sementara ada anggota keluarga yang lain terutama balita bisa menjadi faktor risiko untuk terjadinya gangguan pernafasan. Dikatakan rumah tangga ber-phbs apabila rumah tangga melaksanakan kesepuluh indikator PHBS, maka hasil penelitian di kecamatan Ciawi belum mencapai rumah tangga sehat, dengan rata-rata 82,12%. Hasil penelitian di atas masih lebih baik dibandingkan dengan pencapaian rumah tangga ber-phbs kecamatan Ciawi tahun 2011, dimana pencapaiannya hanya 62,18%. Hal ini tidak terlepas dari upaya puskesmas Promkes Ciawi tahun 2012 tercatat penyuluhan di dalam gedung sebanyak 13 kali dan penyuluhan di luar gedung sebanyak 47 kali dengan lebih dari tiga jenis media promosi. Penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2007). PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih 947

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014 dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007). Agar cakupan rumah tangga ber-phbs di kecamatan Ciawi makin meningkat, maka perlu adanya penyebarluasan informasi secara lebih luas dan intensif sehingga tujuan pencapaian rumah tangga sehat akan dapat terwujud. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pencapaian rata-rata rumah tangga ber-phbs di kecamatan Ciawi adalah 82,12%. Dengan indikator PHBS yang paling banyak dilakukan adalah bersalin di tenaga kesehatan (100%), pemakaian air bersih (99,1%) dan 99,1% melakukan aktifitas fisik. Sedangkan indikator PHBS yang masih rendah adalah penggunaan jamban sehat (47,3%) dan tidak merokok di dalam rumah (48,1%). Saran Perlunya peningkatan informasi mengenai perilaku merokok dan efeknya terhadap kesehatan serta peningkatan cakupan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja puskesmas Ciawi. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 2011 (a), Laporan Hasil Riskesdas Provinsi Jawa Barat tahun 2007. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Departemen Kesehatan RI.2011 (b). Panduan Pembinaan dan Penilaian PHBS di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK, Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2008 (a). Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2008 (b). Panduan Promosi Kesehatan dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2008 (c). Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2013 (d) Pedoman PHBS. [Online]. [diunduh pada 31 Januari 2013]. Pada web: http://dinkessulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20phbs.pdf 948

Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati Erna Irawati, Wahyuni. Gambaran Karakteristik Keluarga tentang PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Karangasep Wilayah Kerja Puskesmas Tanon II Sragen. (Jurnal). GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (741-749) Lindawati, Abuna. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Terapan PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Bukit Tingki Kec. Popayato Kab. Pohuwanto Tahun 2012. Public Health Journal Vol. 1 No.1 tahun 2012. Dalam http://ejurnal.fikk.ung.ac.id/index.php/phj/article/view/118 Notoadmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmodjo, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta. Masulili, Chalik, 2007, Upaya Peningkatan Perilaku PHBS dalam Keluarga dalam Rangka Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta. Kemenkes RI,2011. Peraturan mentri kesehatan republik indonesia NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat. Kemenkes RI tahun 2011. Jakarta Wibowo, Yudi. Survei Cepat Strata PHBS serta Fungsi Fisiologis Keluarga di Desa Tambaksari Kidul Kec. Kembaran Mei Juni 2010. (Jurnal). Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 949