BAB III LANDASAN TEORI. langsung dengan konsumennya. (Soemarso, 1991) 1. Jasa Transformasi diantaranya : perusahaan PLN



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

Analisis dan Perancangan Sistem. Dosen : Setiyowati, S.Kom

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

BAB III LANDASAN TEORI. membeli. Untuk mewujudkan kepuasan konsumen maka perusahaan harus

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional Persiapan untuk rancang bangun implentasi

MANUAL LOKET PPOB BUKOPIN UNITY PPOB BUKOPIN. ppobbukopin.com

KONSEP SISTEM INFORMASI

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Analisis Sistem Materi Kuliah. Analisis Sistem

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu: Informasi yang sudah using tidak mempunyai nilai lagi

BAB III LANDASAN TEORI. elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur sistem

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI E-LICENSING PADA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA ADMINISTRATIP JAKARTA PUSAT

Pertemuan Ke 2. Donny Yulianto, S.Kom

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. rekapitulasi registrasi dan laporan hasil pembayaran Non Taglis.

KONSEP DASAR DATABASE

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penggajian pegawai merupakan sebuah kegiatan rutin di kantor Camat

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Riyanto, Bambang (1995) dalam buku Dasar-dasar Pembelian. yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan.

APLIKASI RENCANA ANGGARAN PROYEK PADA KONTRAKTOR PT. HEXA MULIA. Solmin Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan.

STIKOM SURABAYA BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Penjualan. Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini, peranan teknologi sudah sangat luas

Pembuatan Sistem Informasi Persewaan Mobil Pada Rental Mobil Akur Pacitan Bayu Kristiawan, Sukadi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

APLIKASI BENGKEL MOBIL PADA BENGKEL PERMATA PALEMBANG

BAB III LANDASAN TEORI. adapun beberapa definisi gaji seperti berikut ini:

BAB III LANDASAN TEORI

PT.PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN)

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI PAYMENT POINT ONLINE BANK (PPOB)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. bagan alir dokumen. Data Flow Diagram, sistem basis data, sistem informasi

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

User Guide Manual SB Pays Mobile Operator User Mobile BANK SYARIAH BUKOPIN INDONESIA SBPays Mobile

PAYMENT POINT ONLINE BANK BRI PANDUAN TEKNIS INSTALASI DAN PENGGUNAAN APLIKASI PPOB BRI MOBILE

1.2 TUJUAN PENELITIAN

PANDUAN TRANSAKSI LISTRIK PLN

Pemodelan Basis Data. Rima Dias Ramadhani, S.Kom., M.Kom Wa:

SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO

BAB III LANDASAN TEORI. perancangan sistem, dan bagan alir dokumen. Data Flow Diagram, sistem basis

KENDALI MANAJEMEN MUTU

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

BAB III LANDASAN TEORI. komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang

KONSEP SISTEM INFORMASI

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

BAB III. Landasan Teori

Kontrak Kuliah. Analisa Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Pengembangan Sistem. Sistem perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena : lama (ketidakberesan dan pertumbuhan organisasi)

Jenis-jenis/Tipe-tipe Data

BAB 1 PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) adalah BUMN yang menangani aspek kelistrikan yang

BAB III LANDASAN TEORI. kerja praktek ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI I. Modul ke: 11FEB. Definisi dan Konsep Basis Data AFRIZON, SE, M.Si, AK. Fakultas. Program Studi AKUNTANSI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. membahas tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam

Kontrak Kuliah. Operasi Dasar Basis Data. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

APLIKASI PEMBAYARAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PT. FIF GROUP CABANG PRINGSEWU LAMPUNG MENGGUNAKAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi (La Midjan dan Susanto, 2003). fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1).

MANUAL BOOK Program Aplikasi Payment Point Artha Graha (PPAG) [Ver. 1.0] Module PLN Pusat MANUAL OPERASIONAL

SISTEM INFORMASI PENGADAAN SUKU CADANG KERETA PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG

Analisis Sistem KULIAH ANSIS 6

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan khususnya perusahaan perdagangan. Performance perusahaan harus

BAB III LANDASAN TEORI. adalah keadaan yang ada dan belum diproses lebih lanjut, sedangkan informasi

BAB III LANDASAN TEORI. secara prosedur dan pendekatan secara komponen, Herlambang dan Haryanto

BANK DANAMON. Panduan Penggunaan D-OPS ANDROID D-OPS

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perusahaan Jasa Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menghasilkan manfaat kepada konsumen yang sifatnya tidak berwujud tetapi bisa dirasakan. Misalnya jasa pelayanan, keramahtamahan, petualangan, dan hiburan. Hasil dari kegiatan jasa tidak bisa disamakan antara satu dengan lainnya karena umumnya berkaitan langsung dengan konsumennya. (Soemarso, 1991) Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana ia membeli jasa. Contoh dari perusahaan jasa yang perkembangannya cukup pesat adalah: 1. Jasa Transformasi diantaranya : perusahaan PLN 2. Jasa profesi diantaranya : kantor akuntan, konsutan, notaris dan lain-lain. 3. Jasa Reperasi dan Pemeliharan diantaranya : perusahaan motor, perusahaan mobil, dan lain-lain. 3.2 Pelayanan Non Tagihan Listrik Non Tagihan Listrik (Non Taglis) adalah penunjang pelayanan kepada PLN, dimana pelanggan bisa membayar melalui Bank setiap hari. Non Taglis merupakan penyempurnaan modul P2APST (postpaid; prepaid; dan nontaglis). Selain itu, dapat meningkatkan program revenue protection. PLN Unit tidak 9

10 menerima pembayaran Non Taglis dari pelanggan, agar dapat mempercepat penerimaan dana di PLN Pusat. Dengan adanya Non Taglis, PLN focus ke core bisnis (pelayanan pelanggan, preventif dan percepatan recovery gangguan) dan untuk keseragaman proses bisnis.( PT. PLN, 2011) Adapun jenis layanan transaksi Non Taglis, diantaranya : Pasang baru, Perubahan daya, Migrasi postpaid ke prepaid, Pemasangan kembali, Sambung sementara/pesta, Pelunasan angsuran, Pengaduan teknis, Permintaan angsuran, Pembayaran dimuka, Permintaan rubah tarif, Permintaan rubah nama, Berhenti sebagai pelanggan, Penyelesaian P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik), Penyelesaian Penerangan Jalan Umum (PJU) liar, Sewa trafo dan kapasitor. Non taglis termasuk dalam jenis layanan PLN lainnya seperti yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama. Key-in proses pembayaran non taglis melalui P2APST (Pelayanan Pelanggan Aplikasi Listrik Terpusat) adalah NOMOR REGISTRASI. Setelah mendapat no registrasi pelanggan dapat langsung melakukan pembayaran di loket-loket/bank P2APST. Masa berlaku No Registrasi adalah 1 bulan sejak dikeluarkan. Melebihi batas waktu dianggap hangus, pelanggan tidak dapat melakukan pembayaran melalui P2APST dan harus bertransaksi ulang di PLN (UPJ/APJ)/Call Center 123 dan mendapat no registrasi baru. Mekanisme rekonsiliasi data dan pelimpahan dana sesuai dengan mekanisme rekonsiliasi yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama (H+1). Kode Registrasi adalah kode khusus pada transaksi non tagihan listrik yang digunakan sebagai kunci masukan (key-in) terdiri dari 13 digit angka.

11 Kode Dist Kode U P J Kode trx N o m o r U r u t Keterangan : a) AA = Kode Distribusi b) xxx = Kode UPJ c) yy = Kode Jenis Transaksi d) zzzzzz = Nomor urut transaksi dari aplikasi AP2T/Call Center (123) antara lain : Pemberlakuan pembayaran Non Taglis melalui bank PPOB/Kantor Pos, 1. Pembayaran Non Taglis melalui Bank PPOB/Kantor Pos dimulai : a. Area Surabaya, Gresik dan Sidoarjo bulan Februari 2011. b. Luar Area Surabaya, Gresik dan Sidoarjo bulan Maret 2011. 2. Agen CC 123 agar mengarahkan/menginformasikan pelanggan untuk Pembayaran Non Taglis : a. Bila nilai pembayaran Non Taglis dibawah Rp. 1 juta diarahkan ke loket Downline Bank PPOB/Kantor Pos. b. Bila nilai pembayaran Non Taglis diatas Rp. 1 juta diarahkan ke Bank PPOB Pos. Selain itu bank yang dapat melayani Non Taglis PPOB diantaranya : 1. Bank Bukopin (Teller dan loket PPOB) 2. Bank BNI (Loket PPOB) 3. Bank BNI Syariah (Loket PPOB)

12 4. Bank Danamon Syariah (Loket PPOB) 5. Bank NISP (Loket PPOB) 6. Kantor POS (Teller dan Agent) Dasar pelunasan di AP2T untuk transaksi Non Taglis : 1. QAk dipakai sebagai dasar menerbitkan PK/BA di AP2T 2. QAk sebagai dasar penggunaan dana 3. QAk sebagai dasar pembukuan di SAP 4. Laporan penerimaan Non Taglis, seperti BP, Pesta/Multiguna, P2TL dan lain-lain di generate H+1 5. No Registrasi Non Taglis harus dicantumkan pada PK/BA 6. AP2T men-generate Laporan Monitoring QA1, QAk, dan daftar PK/BA, untuk dilakukan rekonsilasi oleh masing-masing Unit Untuk Pesta/Multiguna, P2TL dapat menggunakan QA1 dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Dilakukan klarifikasi No. Registrasi yang ada di PK/BA dengan struk Non Taglis kepada pelanggan pada saat eksekusi di lapangan apabila tidak sesuai, maka tidak dilaksanakan pekerjaan tersebut. 2. Apabila ada pembatalan (QAb) agar dilaporkan kepada bagian pengelolaan pendapatan dan tembusan bagian AP2T sebagai dasar penagihan ke Bank. 3. Penyelesaian selanjutnya dilakukan transaksi lunas di AP2T berdasarkan email dari bagian pengelolaan pendapatan (Pelunasan Manual di AP2T). 3.3 Sistem Informasi

13 Menurut Hartono (2001:11), sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manejerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data (database block), dan blok kendali (controls block). Sebagai yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. 3.3.1 Analisa Sistem Informasi Menurut Hartono (2001:129) Analisis Sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan ditahap selanjutnya. Langkah-langkah didalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem

14 yang akan dikembangkan ditahap perencanaan sistem. Perbedaannya terletak pada ruang-lingkup tugasnya. Di analisis sistem, ruang-lingkup tugasnya adalah lebih terinci (detail). Di analisis sistem, penelitian yang dilakukan oleh analis sistem merupakan penelitian terinci, sedang diperencanaan sistem sifatnya hanya penelitian pendahuluan. Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analisis sistem sebagai berikut ini : 1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah 2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem 4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis Untuk masing-masing langkah-langkah ini, beberapa tugas perlu dilakukan oleh analis sistem. Supaya memudahkan untuk melakukan keordinasi dan pengawasan, koordinator tim analis dapat membuat suatu kertas kerja yang memuat tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk masing-masing langkah analisis sistem ini. 3.3.2 Perancangan Sistem berikut ini : Menurut Hartono (2001:197) perancangan sistem dapat diartikan sebagai 1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem 2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional 3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi 4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan-perencanaan dan pembuatan sketsa atau

15 pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi 5. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem Tahap perancangan sistem mempinyai dua maksud atau tujuan utama yaitu untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakaian sistem dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Untuk mencapai tujuan ini, analisis sistem harus dapat mencapai sasaran sebagai berikut ini : 1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Ini berarti bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan. 2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang telah didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap analisis sistem 3. Desain sistem harus efesien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer. 4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan

16 informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, dan pengambilan intern. 3.4 Database Menurut Kristanto (1994:3) Database merupakan kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu. Bila terdapat file yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lainnya berarti file tersebut bukanlah kelompok dari satu database sendiri, ia akan dapat membentuk satu database sendiri. Database adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Dua tujuan utama dari konsep database adalah meminimumkan pengulangan data (data yang sama disimpan dalam beberapa file) dan mencapai independensi data (kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data). Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu : 1. Redudansi dan inkonsistensi data 2. Kesulitan pengaksesan data 3. Isolasi data untuk standarisasi 4. Multiple user (banyak pemakai) 5. Masalah keamanan (security)

17 6. Masalah integrasi (kesatuan) 7. Masalah data independence (kebebasan data) Menurut Kristanto (1991:3) Database Management System (DBMS) adalah kumpulam file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolaannya. Database adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolaannya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, mengisi data, menghapus data, melaporkan data dalam database. DBMS merupakan sistem software yang multi-guna, yang menyediakan fasilitas untuk mendefinisikan (melibatkan spesifikasi tipe data, struktur, kendala dari data yang akan disimpan), membangun (berkaitan dengan proses penyimpanan data itu sendiri pada suatu media penyimpanan yang dikontrol oleh DBMS) dan memanipulasi (termasuk didalamnya fungsi-fungsi sebagai query terhadap basis data, misalnya : retrieve, update, dan generate report. Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak yang khusus atau spesifik yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan atau konsistensi data, dan sebagainya.