Fasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone)



dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.04/2012

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PMK.03/2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171/PMK.03/2017

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 146/PMK.04/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.04/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. PPh. Penjualan. Barang. Jasa. Pembayaran. Daerah Pabean. Perubahan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.04/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 240/PMK.03/2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 615/PMK.04/2004 TENTANG TATALAKSANA IMPOR SEMENTARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG

KAWASAN BEBAS FRE R E E E TRA R D A E D E ZO Z NE N E (FTZ)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.04/2011 TENTANG IMPOR SEMENTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SE - 12/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 240/PMK.03/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

142/PMK.04/2011 IMPOR SEMENTARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 232/PMK. 04/2009 TENTANG KAWASAN PELAYANAN PABEAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PMK.03/2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 399KMK.01/1996 TENTANG GUDANG BERIKAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SE - 133/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG TATA C

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.01/2017

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TATA CARA ENDORSEMENT ATAS PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK BERWUJUD DAR TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN KE KAWASAN BEBAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI KETENTUAN DI BIDANG IMPOR DAN EKSPOR. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011


PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN IMPOR JAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.04/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.04/2014

PENGANTAR KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Impor Sementara Dengan Menggu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN

TLDDP ( Tempat Lain Dalam Daerah Pabean )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROSEDUR EKSPOR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN MIGAS. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 241/PMK.04/2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori atas Penyelesaian BM & PDRI pada Pekerjaan Subkontrak dari Kawasan Berikat ke TLDDP pada KPPBC TMC Kudus.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 146/PMK.04/2010 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 241/PMK.04/2009 TENTANG

SOSIALISASI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/KMK.04/2013 TENTANG TOKO BEBAS BEA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.04/2016 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 25/BC/2007 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penyelesaian Terhadap Barang

Menimbang : Mengingat :

BAHAN AJAR TEKNIS KEPABEANAN PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI KEPABEANAN DAN CUKAI. Drs. AHMAD DIMYATI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER- 14/BC/2012

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.04/2017 tentang Impor Sementara. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 62/PMK.04/2011 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN IMPOR PELUMAS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEBIJAKAN FASILITAS KEPABEANAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203/PMK.04/2017 TENTANG KETENTUAN EKSPOR DAN IMPOR

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182/PMK.04/2016

ekspor impor Kepabeanan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG

1 of 6 18/12/ :44

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PENGANGKUTAN BARANG TERTENTU DALAM DAERAH PABEAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS

Kewajiban Pabean Atas Impor- Ekspor Tenaga Listrik

2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me

, No.1551 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdag

2 ketentuan mengenai pemberian pembebasan bea masuk atas impor barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesi

Transkripsi:

Fasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam

OUTLINE PEMAPARAN 1 2 PENGANTAR PEMASUKAN DAN PENGELUARAN 3 RELAKSASI PENGATURAN 4 BEBERAPA PENGATURAN BARU 5 PENUTUP

Pengantar 1 Tujuan Adanya Kawasan Bebas Definisi Kawasan Bebas Dasar Hukum Materi Yang Diatur Dalam PP 10 / 2012

KAWASAN BEBAS TUJUAN ADANYA KAWASAN BEBAS PENINGKATAN INVESTASI MENDORONG KEGIATAN LALU LINTAS PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEMBUKA LAPANGAN KERJA SELUAS- LUASNYA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN REGIONAL & NASIONAL KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MENINGKATKAN KEPARIWISATAAN

DEFINISI KAWASAN BEBAS BERDASARKAN KETENTUAN YANG ADA UU KPBPB : Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (selanjutnya disebut Kawasan Bebas) adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari Daerah Pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, dan cukai. UU KEPABEANAN : Daerah Pabean adalah: wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang ini. Dengan demikian, KPBPB adalah kawasan yang sepanjang menyangkut bea masuk, cukai, PPN diperlakukan sama dengan di luar Daerah Pabean.

DASAR HUKUM PERATURAN PEMERINTAH (PP)

MATERI YANG DIATUR DALAM PP 10 / 2012 Pengertian pelabuhan dan bandar udara yang ditunjuk Jumlah dan jenis barang untuk kepentingan industri/produksi, tidak perlu ditetapkan oleh Badan Pengusahaan Kawasan (tidak memerlukan master list). Untuk barang konsumsi jumlah dan jenis barang yang dapat dimasukkan ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean ditetapkan oleh Badan Pengusahaan. Fasilitas perpajakan sesuai ketentuan perundang-undangan yang mengatur mengenai perpajakan. Aturan pembatasan impor pada prinsipnya tidak diberlakukan. Pembatasan hanya ditujukan utk (1) perlindungan konsumen, (2) kesehatan, (3) keamanan, (4) lingkungan hidup Relaksasi pemeriksaan pabean atas pemasukan barang ke Kawasan Bebas Mengakomodir beberapa proses bisnis pengangkutan, pembongkaran, pemuatan, dan penimbunan.

PEMASUKAN DAN PENGELUARAN Ketentuan Umum Pemberitahuan Pabean Pemasukan dan Pengeluaran Tanggung Jawab Perlakuan Fiskal (BM dan Pajak)

KETENTUAN UMUM Pemasukan dan Pengeluaran (Tempat) Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Bebas berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Bebas wajib dilakukan di pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk. Pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk dimaksud merupakan pelabuhan atau bandar udara yang telah mendapatkan izin dari Menteri Perhubungan dan telah mendapatkan penetapan sebagai Kawasan Pabean.

KETENTUAN UMUM Pemasukan dan Pengeluaran (Subyek) 1. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Bebas hanya dapat dilakukan oleh pengusaha yang telah mendapat izin usaha dari BPK. 2. Pengusaha hanya dapat memasukkan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean yang berhubungan dengan kegiatan usahanya. 3. Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuk dapat melakukan pengawasan pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 2 berdasarkan izin usaha dari Badan Pengusahaan Kawasan dan keterkaitan dengan kegiatan produksi atau kegiatan usaha. 4. Dikecualikan dari ketentuan sebagai Pengusaha yang mendapat ijin usaha dari BPK terhadap pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Bebas seperti PNA, kiriman hadiah/hibah, penelitian, pindahan, BPP, BASP, dll. Pemasukan barang yang tidak memenuhi ketentuan : dikeluarkan kembali (reekspor); dihibahkan kepada negara; atau dimusnahkan.

PEMBERITAHUAN PABEAN PEMASUKAN BARANG KE KAWASAN BEBAS Subyek Pemberitahu: Pengusaha yang mendapat izin usaha dari BPK Obyek : Barang yang berada di Kawasan Pabean Tujuan : Mengeluarkan Barang dari Kawasan Pabean untuk dimasukkan ke Kawasan Bebas Kode Pemberitahuan Pabean: a. PPFTZ-01 : Barang yang ditimbun di Kawasan Pabean berasal dari luar Daerah Pabean b. PPFTZ-02 : Barang yang ditimbun di Kawasan Pabean berasal dari Kawasan Bebas lain,tpb, atau KEK c. PPFTZ-03 : Barang yang ditimbun di Kawasan Pabean berasal dari tempat lain dalam Daerah Pabean

PEMBERITAHUAN PABEAN PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN BEBAS Subyek Pemberitahu: Pengusaha yang mendapat ijin usaha dari BPK Obyek : Barang yang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas Tujuan : Memasukkan barang ke Kawasan Pabean untuk dikeluarkan dari Kawasan Bebas Kode Pemberitahuan Pabean: a. PPFTZ-01 : Barang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke luar Daerah Pabean atau tempat lain dalam Daerah Pabean b. PPFTZ-02 : Barang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke Kawasan Bebas lain< TPB atau KEK

Dibebaskan BM, PPN, tidak dipungut PPh psl 22 Dibebaskan BM, PPN, tidak dipungut PPh psl 22 Barang tertentu dipungut Bea Keluar Tidak dipungut PPN bebas PPN Dilunasi BM dan PPh pasal 22 hanya atas barang asal LDP PPN dipungut atas seluruh barang (harga jual atau harga pasar yang wajar)

TANGGUNG JAWAB Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan Bebas RESPONSIBILTY Pengangkut Pengusaha TPS Pengusaha Barang yang diangkut mulai dari memasuki Daerah Pabean (perbatasan) sampai dengan dibongkar dari sarana pengangkut Barang yang diterima dari Pengangkut setelah pembongkaran sampai dengan dikeluarkan dari Kawasan Pabean oleh Pengusaha Barang diberitahukan pemberitahuan (PPFTZ) yang dalam pabean Pemuatan Barang untuk dikeluarkan dari Kawasan Bebas sampai dengan pembongkaran di tempat tujuan. Barang yang diterima dari pengusaha (dimasukkan ke Kawasan Pabean) sampai dengan dimuat ke sarana pengangkut) Barang diberitahukan pemberitahuan (PPFTZ) yang dalam pabean

3 RELAKSASI PENGATURAN Peniadaan Masterlist dari BPK Konversi Tidak Perlu Persetujuan dari BPK Ketentuan Larangan Pembatasan Pemeriksaan Fisik

MASTERLIST DAN KONVERSI DARI BPK (tidak diperlukan) Peniadaan kewajiban adanya masterlist yang dikeluarkan oleh Badan Pengusahaan Kawasan atas pemasukan barang dari luar Daerah Pabean. masterlist dari Badan Pengusahaan Kawasan hanya diwajibkan untuk pemasukan barang konsumsi untuk kebutuhan penduduk ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean. Terhadap barang hasil produksi Kawasan Bebas yang akan dikeluarkan ke TLDDP, pengusaha harus melampirkan konversi penggunaan barang atau bahan baku dalam proses produksi yang dilakukannya, dalam hal barang atau bahan baku tersebut berasal dari luar Daerah Pabean. Konversi terhadap barang hasil produksi Kawasan Bebas yang akan dikeluarkan ke tempat lain dalam Daerah Pabean tidak perlu mendapatkan persetujuan dari Badan Pengusahaan Kawasan.

KETENTUAN PEMBATASAN 1. Pemasukan barang dari luar Daerah Pabean ke Kawasan Bebas belum diberlakukan ketentuan pembatasan, kecuali instansi teknis menyampaikan secara khusus kepada Menteri agar memberlakukan ketentuan pembatasan yang terkait dengan: a. kepentingan perlindungan konsumen atas barang yang diedarkan di Kawasan Bebas; b. kesehatan; c. keamanan; dan atau d. lingkungan hidup. 2. Penyampaian dari instansi teknis berupa daftar yang memuat: a. nomor peraturan pembatasan yang menjadi dasar pemberlakuan; b. kepentingan pemberlakuan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan atau huruf d; c. jenis barang; d. pos tarif sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI); dan e. jenis perizinan yang dipersyaratkan. 3. Pemenuhan ketentuan pembatasan pengeluaran barang asal LDP ke TLDDP dilakukan oleh Pengusaha yang mengeluarkan barang dari KBs.

PEMERIKSAAN FISIK Terhadap barang yang dimasukkan ke Kawasan Bebas atau akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas, tidak termasuk terhadap barang yang dimasukkan ke Kawasan Bebas dari tempat lain dalam Daerah Pabean, dapat dilakukan Pemeriksaan Fisik oleh Pejabat.

PEMERIKSAAN FISIK ATAS BARANG YANG KELUAR DARI KAWASAN BEBAS (KBs) KE LUAR DAERAH PABEAN (LDP) KBs TIDAK DILAKUKAN PEMERIKSA AN FISIK, KECUALI DALAM HAL: 1. Barang dikenai Bea Keluar 2. Barang impor sementara asal TLDDP; 3. Informasi dari DJP; dan/atau 4. NHI. LDP

PEMERIKSAAN FISIK ATAS BARANG YANG KELUAR DARI KAWASAN BEBAS (KBs) KE TPB, KEK, ATAU KBs Lain KBs TIDAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK, KECUALI DALAM HAL: DITERBITKAN NOTA HASIL INTELIJEN TPB KEK KBsL

PEMERIKSAAN FISIK ATAS BARANG YANG KELUAR DARI KAWASAN BEBAS (KBs) KE TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN (TLDDP) KBs TIDAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK, KECUALI DALAM HAL: 1.Pengusaha pernah PPFTZ-01 dr LDP; 2.Barang asal LDP; 3.Pengusaha tdk dpt menunjukan dok. Pemasukan ke KB; 4.Pemeriksaan acak; dan/atau 5.NHI. T L D D P

PEMERIKSAAN FISIK ATAS BARANG YANG MASUK KE KAWASAN BEBAS (KBs) DARI LUAR DAERAH PABEAN (LDP), TPB, KEK, DAN KBsL KBs PEMASUKAN BARANG TIDAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK, KECUALI DALAM HAL: 1. Pemeriksaan Acak; atau 2. Diterbitkan Nota Hasil Intelijen. LDP TPB KEK KBsL

4 BEBERAPA PENGATURAN BARU Angkut Terus dan Angkut Lanjut Pemindahan Penimbunan Eksep Pengeluaran Barang Dari Kawasan Bebas ke TLDDP untuk jangka waktu tertentu dan tujuan tertentu

PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN PABEAN ATAU TEMPAT LAIN UNTUK DIANGKUT TERUS ATAU DIANGKUT LANJUT 1. Pengaturan untuk diangkut terus atau diangkut lanjut ke pelabuhan atau bandar udara tujuan akhir pengangkutan barang adalah bedasarkan Bill of Lading, Airway Bill, atau dokumen perjanjian pengangkutan barang lainnya. 2. Pelabuhan atau bandar udara nya telah mendapatkan izin dari Menteri Perhubungan. 3. Diatur tata cara untuk angkut lanjut dan angkut terus. Dalam tata cara dibuatkan kelompok barang yang akan diangkut lanjut atau diangkut terus. Kelompok barang dalam Inward Manifest dan Outward Manifest menjadi lebih banyak dibanding dengan pengaturan sebelumnya. 4. Dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Pejabat Bea dan Cukai.

PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN PABEAN ATAU TEMPAT LAIN UNTUK DIANGKUT KE TPS DI KAWASAN PABEAN LAINNYA 1. Pengaturan terkait pemindahan penimbunan barang yaitu: a. ke TPS di Kawasan Pabean lainnya di Kawasan Bebas; b. ke TPS di Kawasan Bebas lainnya; atau c. ke TPS di tempat lain dalam Daerah Pabean. 2. Disampaikan dalam Pemberitahuan Pabean BC 1.2-FTZ. 3. Diatur juga syarat perpindahan penimbunannya.

PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN PABEAN ATAU TEMPAT LAIN UNTUK DIANGKUT KE TPS DI KAWASAN PABEAN LAINNYA Syarat perpindahan penimbunan: TPS di Kawasan Pabean lainnya di Kawasan Bebas a. barang karena sifatnya membutuhkan sarana dan prasarana penyimpanan atau penumpukan yang khusus dan tidak tersedia di gudang atau lapangan penumpukan barang di TPS asal; b. gudang atau lapangan penumpukan barang di tempat penimbunan asal berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pabean dapat terjadi stagnasi/kongesti; atau c. keadaan memaksa (force majeure).

PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN PABEAN ATAU TEMPAT LAIN UNTUK DIANGKUT KE TPS DI KAWASAN PABEAN LAINNYA Syarat perpindahan penimbunan: TPS di Kawasan Pabean lainnya di Kawasan Bebas lainnya dan TPS di Kawasan Pabean lainnya di tempat lain dalam daerah pabean a. pemilik barang (consignee) dalam dokumen pengangkutan barang adalah pengusaha yang berada di Kawasan Bebas lainnya atau di tempat lain dalam Daerah Pabean; dan b. tidak terdapat jalur pelayaran atau penerbangan yang langsung menuju Kawasan Bebas lainnya atau tempat lain dalam Daerah Pabean tanpa melalui Kawasan Pabean di Kawasan Bebas.

EKSEP Apabila pada saat pengeluaran barang dari Kawasan Pabean terdapat selisih kurang (eksep) dalam PPFTZ-01, PPFTZ-02, atau PPFTZ-03, penyelesaian barang yang kurang tersebut dilakukan dengan menggunakan PPFTZ-01, PPFTZ-02, atau PPFTZ-03 semula paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN BEBAS KE TLDDP UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU DAN TUJUAN TERTENTU 1. Guna mengakomodasi kelancaran kegiatan Pengusaha, jangka waktu pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke TLDPP diubah menjadi paling lama 12 (dua belas) bulan. 2. Dalam pengaturan sebelumnya diberikan jangka waktu 6 (enam bulan) dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan.

PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN BEBAS KE TLDDP UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU DAN TUJUAN TERTENTU Pengeluaran barang untuk jangka waktu tertentu hanya dapat dilakukan oleh pengusaha terhadap barang yang berhubungan dengan kegiatan usahanya berupa mesin atau peralatan untuk: a. kepentingan produksi atau pengerjaan proyek infrastruktur; b. keperluan perbaikan, pengerjaan, pengujian, atau kalibrasi; dan/atau c. keperluan peragaan atau demonstrasi

PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN BEBAS KE TLDDP UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU DAN TUJUAN TERTENTU Pengusaha wajib (kepentingan produksi atau pengerjaan proyek infrastruktur) : a. membayar bea masuk sebesar 2% (dua persen) untuk setiap bulan atau bagian dari bulan, dikalikan jumlah bulan jangka waktu pengeluaran, dikalikan jumlah bea masuk yang seharusnya dibayar; dan b. menyerahkan jaminan sebesar selisih antara bea masuk yang seharusnya dibayar dengan yang telah dibayar ditambah dengan PPN, dan Pajak Penghasilan Pasal 22

PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN BEBAS KE TLDDP UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU DAN TUJUAN TERTENTU Pengusaha wajib (keperluan perbaikan, pengerjaan, pengujian, atau kalibrasi; dan/atau keperluan peragaan atau demonstrasi) : menyerahkan jaminan sebesar bea masuk yang seharusnya dibayar, ditambah dengan PPN, dan Pajak Penghasilan Pasal 22.

Terima Kasih DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Bandung, Juli 2012