GedungWaskita,Jl.MT.HaryonoKav.No.l0Cawang-Jakarta1334O.Telp.(021)8508510&8508520.Faks.(021)8508506.waskita@waskita.co.idowww.waskita.co.



dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA PT. INHUTANI I(PERSERO)

Pedoman Dan Standard Operational Procedure Laporan Harta Kekayaan Pejabat Perusahaan (LHKPP) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran 6 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

BUPATI B E R A U, PROVINSI KALIMANTAN

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2014

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 39 TAHUN 2015

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 46 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2016, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pen

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 4 - BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN DI LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

-x&r- BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR: \D TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2018, No Korupsi (KPK) dalam hal kepatuhan pelaporan laporan harta kekayaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2017, No tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republi

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

PEDOMAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pe

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Kor

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 28 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR:KEP.07/ IKPK/02/ 2005

LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGERA. Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Instansi Pemerintah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional t

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARA NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME

Transkripsi:

&WAS'<ITA PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk INDUSTRI KONSTRUKSI KANTOR PUSAT GedungWaskita,Jl.MT.HaryonoKav.No.l0Cawang-Jakarta1334O.Telp.(021)8508510&8508520.Faks.(021)8508506.waskita@waskita.co.idowww.waskita.co.id KEPUTUSAN DTREKST PT. WASKTTA KARYA (PERSERO) Tbk NOMOR = 32lSKlwK/PEN/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN SISTEM LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) PT. WASKTTA KARYA (PERSERO) Tbk DTREKST PT. WASKTTA KARYA (PERSERO) Tbk Menimbang: a. Bahwa, sesuai Surat Keputusan KPK nomor : 07lKPKl02l2005 tanggal 18 Pebruari 2005 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Laporan Hafta Kekayaan Penyelenggara Negara; b. Bahwa, sesuai Surat Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi No. R-1118/01-12/ 0312009, teftanggal 20 Maret 2009, perihal Tindak Lanjut Komitmen BUMN dalam Pencegahan Korupsi; c. Bahwa, telah ditetapkan kembali Struktur Organisasi Perusahaan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk, sesuai Keputusan Direksi PT. Waskita Karya (Persero) Tbk Nomor : 03lSKlwKl2013 tanggal 23 April 2013; d. Bahwa, sesuai Keputusan Direksi PT. Waskita Karya (Persero) Tbk Nomor : t6lskl WK/PEN/2013 tanggal 24 April 20L3, tentang Pemberhentian & Pengangkatan Pejabat Struktural Dilingkungan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk; e. Bahwa, sehubungan dengan butir a s.d d diatas, maka dipandang perlu untuk menetapkan Pedoman Pengelolaan Laporan Hafta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dengan Keputusan Direksi PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Mengingat: a, Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara; b, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dab Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; d, Akta Pendirian PT. Waskita Karya (Persero) Nomor 80 tanggal 15 Maret 1973 dibuat oleh Notaris Kartini Muljadi, SH di Jakarta beserta segala perubahannya, dengan perubahan Akta terakhir Nomor 74 tanggal B Agustus 2008 dibuat oleh Notaris Imas Fatimah, SH di Jakafta; e. Keputusan Pemegang Saham Nomor : KEP-135/MBU 20IL dan Nomor : 5-2005/ PPA/DU/0611; f. Instruksi Menteri BUMN Nomor : INS-01/MBU 2009 tanggal 30 September 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Wajib Menyampaikan LHKPN di Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. g. Surat Edaran Menteri BUMN No,05/MBU/2013 tanggal 30 September 2013 tentang Roadmap menuju BUMN Bersih.

Memperhatikan: a, Rapat DireksiTanggal 12 Nopember 2073; b. Surat Keputusan Direksi PT.Waskita Karya (Persero) Tbk Nomor: 25/SK/WK/PEN/ 2013 tanggal 16 Juli 2013 tentang Penetapan Koordinator Pengelola LHKPN di lingkungan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.. MEMUTUSKAN: Menetapkan: PENETAPAN PEDOMAN SISTEM LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DI LINGKUNGAN PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk, Pasal 1 PENGERTIAN Dalam Keputusan ini yang dimaksudengan : (1) Pegawai adalah pegawai perusahaan, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No.: 45lSKlWKl2011 tanggal 14 Desember 2011 tentang Sistem Status dan Pengelolaan Pegawaidi Lingkungan PT. Waskita Karya (Persero), (2) Jabatan adalah Jabatan Struktural, Jabatan Operasional dan Jabatan Fungsional dalam Perusahaan. (3) Penyelenggara Negara (PN) adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara di perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Penyelenggara Negara Yang Bersih adalah Penyelenggara Negara yang mentaati asas-asas umum penyelenggaraan negara dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, serta perbuatan tercela lainnya. (5) Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksudalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. (6) Kolusi adalah permufakatan atau kerjasama secara melawan hukum antar- Penyelenggara Negara atau antara Penyelenggara Negara dan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara. (7) Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. (8) Asas Umum Pemerintahan Negara Yang Baik adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan dan norma hukum, untuk mewujudkan Penyelengara Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. (9) Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara yang selanjutnya disebut Komisi Pemeriks adalah lembaga independen yang beftugas untuk memeriksa kekayaan Penyelenggara Negara dan mantan Penyelenggara Negara untuk mencegah praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. (10) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga berbadan Hukum yang ditetapkan pemerintah Republik Indonesia untuk menangani masalah-masalah korupsi di Indonesia.

(11) Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) adalah Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara bagi Pejabat Penyelenggara Negara di lingkungan PT.Waskita Karya (Persero) Tbk. (12) Formulir LHKPN adalah formulir yang.digunakan untuk pengisian data pelaporan harta kekayaan Pejabat Penyelenggara Negara di perusahaan sesuai ketentuan ' peraturan perundangan yang berlaku. (13) Koordinator Pengelola LHKPN adalah pejabat perusahaan yang ditugaskan perusahaan (Direksi) untuk mengelol administrasi LHKPN pejabat perusahaan sesuai Surat Keoutusan Direksi. Pasal 2 KETENTUAN UMUM (1) Seluruh Pejabat Penyelenggara Negara (PN) di lingkungan kerja PT. Waskita Karya (Persero) Tbk wajib melaksanakan teftib administrasi pelaporan Hafta Kekayaan Pejabat Negara sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Setiap Pejabat PN berkewajiban melaporkan seluruh harta kekayaan yang dimiliki sebelum, selama dan setelah memangku jabatannya kepada KPK dengan mengisi LHKPN, (3) Pelaporan LHKPN pejabat PN menggunakan standar Formulir Model KPK-A (Form- A) dan Formulir Model KPK-B (Form-B) yang telah ditetapkan Pemerintah oleh Kantor KPK. (4) Form-A adalah formulir yang digunakan untuk pengisian laporan hafta kekayaan Penyelenggara Negara yang telah terkena kewajiban melapor untuk pertama kali melapor (belum pernah melapor LHKPN sebelumnya). (5) Form-B adalah formulir yang digunakan untuk pelaporan yaitu : a. PN yang telah melaporkan LHKPN dengan formulir A dan telah menduduki jabatan selama 2 tahun, b. PN yang mengalami mutasi dan atau promosi jabatan, rotasi jabatan, mutasi jabatan, c. PN yang mengakhiri jabatan atau pensiun, d. PN tertentu atas permintaan KPK dalam rangka pemeriksaan LHKPN. Pasal 3 PEJABAT PENYELENGGARA N EGARA PERUSAHAAN (1) Penyelenggara Negara di PT. Waskita Karya (Persero) Tbk adalah pejabat dengan Jabatan sebagai berikut : a. Komisaris Utama b. Komisarislndependen c. Komisaris d. Direktur Utama e. Direktur, f. Kepala Unit Kerja (Kepala Depaftemen) J g. Kepala Unit Bisnis (Kepala Divisi)

h. Wakil Kepala Unit Bisnis (Wakil Kepala Divisi) i. Direktur Anak Perusahaan j. Kepala Bagian Unit Kerja k. Kepala Bagian Unit Bisnis l. Kepala Proyek, m, Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Direksi atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Koordinator Pengelolaan LHKPN dan seluruh Pejabat Penyelenggara Negara di lingkungan kerja PT.Waskita Karya (Persero) Tbk, wajib taat dan patuh melaporkan kewajiban administrasi LHKPN secara teftib sesuai Surat Keputusan Direksi dan ketentuan Undang-Undang serta Peraturan Pemerintah yang berlaku. Pasal 4 PENGELOLA LHKPN PERUSAHAAN (1) Pengelola LHKPN dan uraian tugasnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi (2) Pengelola LHKPN di lingkungan PT.Waskita Karya (Persero) Tbk adalah Sekretaris Perusahaan sebagai Koordinator Pengelola LHKPN di perusahaan sesuai Surat Keputusan Direksi Nomor : 25/SK/WK/PEN/2013 tanggal 15 Juli 2013. (3) Uraian tugas Koordinator Pengelola LHKPN perusahaan yaitu : a. Berkoordinasi dengan KPK dalam pendistribusian Formulir LHKPN, pemantauan pengisian dan penyampaian Formulir LHKPN sefta sosialisasi kewajiban LHKPN; b. Berkoordinasi dengan Kementerian Negara BUMN dan KPK mengenai pengelolaan dan administrasi aplikasi Wajib LHKPN; c. Menyusun Daftar Penyelenggara Negara yang wajib menyampaikan Laporan Hafta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di lingkungan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. d. Melakukan Pemutakhiran data Wajib LHKPN dilingkungan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk pada Aplikasi Wajib LHKPN, dan/atau; e. Menyampaikan data mengenai perubahan jabatan di lingkungan PT. Waskita Karya kepada KPK. f. Menyampaikan copy bukti hasil laporan ke KPK ke Kantor Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). (4) Koordinator Pengelola LHKPN perusahaan beftanggungjawab kepada Direktur Utama, Pasal 5 PROSEDUR PELAPORAN LHKPN (1) Pelaporan LHKPN dilakukan sendiri oleh pejabat PN di perusahaan atau oleh ahli warisnyapabila pejabat yang bersangkutan meninggal dunia. (2) Pengisian dan pelaporan LHKPN agar disertai bukti surat/dokumen pendukung sesuai ketentuan yang berlaku. (3) Penyelenggara Negara yang pertama kali (belum pernah) melaporkan LHKPN agar melaporkan LHKPN menggunakan Form-A,

(4) (s) (6) (7) (8) Penyelenggara Negara yang telah melaporkan LHKPN berumur 2 (dua) tahun atau lebih, harus melaporkan kembali LHKPN menggunakan Form-B Penyelenggara Negara yang telah melaporkan LHKPN dan berumur 2 (dua) tahun atau lebih, tetapi ada promosi atau perubahan jabatan, harus melaporkan kembali LHKPN menggunakan Form-B Penyelenggara Negara yang sudah maupun belum melaporkan LHKPN, dan harus menjalani pensiun (MPP) atau sudah tidak wajib lapor, selambat-lambatnya 2 (dua) bulan dari waktu perubahan jabatan tetap harus melaporkan kembali LHKPN yang formnya disesuaikan dengan statusnya (belum pernah lapor menggunakan Form-A, sudah pernah lapor menggunakan Form-B). Kepada para Penyelenggara Negara di lingkungan kerja PT.Waskita Karya (Persero) Tbk agar segera mengisi Form isian LHKPN dan.d'rserahkan melalui Koordinator LHKPN PT.Waskita Karya (Persero) Tbk, dalam hal ini adalah Sekretaris Perusahaan untuk segera disampaikan ke Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Koordinator Pengelolaan LHKPN dan Pejabat Penyelenggara Negara wajib menyimpan dan mengarsip seluruh arsip dokumen LHKPN yang dimiliki dan menjadi tanggung jawabnya secara rapi dan teftib. \r/ Pasal 6 SANKSI PELAPORAN Pejabat PN di lingkungan kerja PT.Waskita Karya (Persero) Tbk, wajib taat dan patuh melaporkan kewajiban administrasi LHKPN secara tertib sesuai Surat Keputusan Direksi dan ketentuan Undang-Undang serta Peraturan Pemerintah yang berlaku (2) Pejabat PN di perusahaan yang tidak teftib melaporkan LHKPN akan dikenakan sanksi yaitu : a. Surat Teguran dari atasan langsung b. Surat Teguran dari Direksi c. Penundaan kenaikan pangkat (grade) d. Peninjauan kenaikan penghasilan atau kompensasi lainnya e. Evaluasi peninjauan promosijabatan f. Sanksi lain yang akan ditetapkan Direksi (3) Penentuan sanksi penertiban pelaporan LHKPN juga disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangan KPK yang berlaku. Pasal 7 KETENTUAN LAIN (1) Bagi pejabat PN sesuai Pasal 3 Ayat 1 yang masih baru atau yatlg pertama kali (belum pernah) melaporkan LHKPN diberi kesempatan untuk melaporkan LHKPN menggunakan Form-A paling lambatanggal 30 Januari 2014. (2) Pelaksanaan dari ketentuan pedoman pelaporan LHKPN ini tetap tunduk dan tidak beftentangan dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah dan ketentuan perundangan yang berlaku di Pemerintah Republik Indonesia,

Pasal 8 PENUTUP (1) Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan semua keputusan terdahulu yang bertentangan dengan keputusan ini dianggap tidak berlaku lagi. (2) Bilamana terjadi perubahan kebijakan Perusahaan maupun perkembangan,lingkungan usaha dikemudian hari, perubahan-perubahan yang tercantum dalam Surat Keputusan ini beserta revisinya tetap berlaku sampai dengan diberlakukannya Surat Keputusan lain yang menyatakan bahwa Surat Keputusan ini tidak berlaku. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 18 Nopember 2013 Direktur Utama, M. Choliq DISTRIBUSI : MENYELURUH