Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

dokumen-dokumen yang mirip
2. Konsep dan prinsip

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

KONSEP-KONSEP PENTING KESETARAAN DI TEMPAT KERJA. - Sustaining Competitive and Responsible Enterprises

Mengatasi diskriminasi terhadap penyandang cacat: Persoalan dan strategi penting

1. Asal muasal dan standar

5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif

Standar Ketenagakerjaan Internasional tentang Kesetaraan dan Non Diskriminasi

Persoalan dan strategi penting

Discrimination and Equality of Employment

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

Situasi Global dan Nasional

Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

Sesi 7: Pelecehan Seksual

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN: KONVENSI DAN KOMITE. Lembar Fakta No. 22. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

Prinsip Dasar Peran Pengacara

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

Pembela Hak Asasi Perempuan tentang DEKLARASI ASEAN TENTANG HAK ASASI MANUSIA

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

KONVENSI-KONVENSI ILO TENTANG KESETARAAN GENDER DI DUNIA KERJA

10. KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK ATAS PENDIDIKAN. Materi Perkuliahan HUKUM & HAM (Tematik ke-3)

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KABUPATEN RAMAH HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

Jakarta, 6 September Nina Tursinah, S.Sos.MM. Ketua Bidang UKM-IKM DPN APINDO

Hak Atas Standar Penghidupan Layak dalam Perspektif HAM. Sri Palupi Peneliti Institute for Ecosoc Rights

Kesetaraan dan non diskriminasi di tempat kerja di Indonesia Buku panduan dan latihan untuk pelatih

KODE ETIK PEMASOK 1. UPAH YANG DI BAYARKAN CUKUP UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

Stop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit. Panduan untuk kebun

Indorama Ventures Public Company Limited

Konvensi ILO No. 189 & Rekomendasi No. 201

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan anak juga memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR...TAHUN... TENTANG PERSAMAAN DAN KEADILAN UNTUK PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Perempuan dan UU no. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai. Dalam memahai batasan diskriminasi terhadap perempuan, maka tidak

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1

Tujuan belajar Menetapkan konsep dan standar internasional tentang kesetaraan etnis dan agama serta larangan diskriminasi berdasarkan asal muasal dalam hal pekerjaan dan jabatan. Menjelaskan bentuk-bentuk umum dari diskriminasi berdasarkan etnis, agama dan asal muasal Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan praktis untuk mengatasi diskriminasi berdasarkan etnis, agama, asal muasal serta peran berbagai pemangku kepentingan dalam hal ini. 2

Prinsip Larangan diskriminasi berdasarkan etnis atau kepercayaan agama Semua pekerja berhak atas kesempatan dan perlakuan yang adil di tempat kerja tanpa diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, ekstraksi nasional atau agama. Tidak ada orang yang tidak diberi kesempatan kerja, diperlakukan secara berbeda atau diberi keistimewaan di tempat kerja atas dasar etnis atau kepercayaan mereka terhadap agama tertentu. Larangan diskriminasi berdasarkan asal muasal Tidak ada individu yang ditolak pekerjaan atau akses ke kegiatan ekonomi tertentu atau hanya diberi pekerjaan tertentu atas dasar kelas, kategori sosiopekerjaan, kasta latar belakang keluarga atau asal muasal mereka. Mobilitas sosial! Ada kemungkinan seorang individu pindah dari satu kategori sosial ke kategori yang lain. 3

Standar - 2 Standar internasional yang melarang diskriminasi berdasarkan etnis, agama dan asal muasal ILO Konvensi no. 111 tahun 1958 tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan) Konvensi no;. 169 tahun 1989 tentang Masyarakat Adat dan Suku Konvensi no. 29 tahun 1957 tentang Kerja Paksa Deklarasi Philadelphia 1944 Deklarasi tentang Prinsip dan Hak Fundamental di Tempat Kerja, 1998 PBB Kovenan Internasional PBB tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, 1966 Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, 1965 Deklarasi dan Program Aksi Durban 4

Standar - 2 Standar Internasional tentang kesetaraan etnis dan agama Konvensi ILO no. 111 tahun 1958 tentang Diskriminasi (dalam hal Pekerjaan dan Jabatan) Konvensi ILO No.111 melarang segala pembedaan, eksklusi atau keistimewaan yang dibuat berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pendapat politik, ekstraksi nasional atau asal muasal, yang berdampak meniadakan atau menghambat kesetaraan kesempatan atau perlakuan dalam hal pekerjaan atau jabatan (Pasal 1). Kovenan Internasional PBB tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya 1966 Kovenan ini mengharuskan Negara Anggota Kovenan untuk menjamin bahwa hak-hak yang dilindungi berdasarkan Kovenan ini akan dilaksanakan tanpa diskriminasi apapun berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau pendapat lain, nasional atau asal muasal, properti, status kelahiran atau status lain (Pasal 2(2)). 5

Bentuk-bentuk Diskriminasi Diskriminasi berdasarkan etnis, agama dan asal muasal dalam berbagai tahapan siklus pekerjaan Keterbatasan akses ke pendidikan formal dan latihan kerja Diskriminasi akses ke pekerjaan dan jabatan Akses terbatas ke beberapa jenis pekerjaan dan jabatan akibat prasangka, bias serta ketentuan, kebijakan dan praktek yang diskriminatif Konsentrasi di bidang pekerjaan informal, dan pekerjaan harian Kurangnya pengakuan dan bantuan untuk pekerjaan tradisional Kondisi pekerjaan yang tidak adil Perbedaan upah dan tunjangan Konsentrasi dalam pekerjaan kotor, bebahaya dan rendahan dengan jaminan sosial yang buruk Minimnya akses untuk mengembangkan dan mempromosikan profesi Pelecehan di tempat kerja Rendahnya jaminan tenagakerja 6

Kurangnya pengakuan terhadap pekerjaan tradisional Pengakuan dan dukungan terhadap pekerjaan tradisional etnis minoritas dan masyarakat adat Konvensi ILO no. 169 tahun 1989 tentang Masyakarat Adat dan Suku mengakui hak-hak masyarakat adat dan suku untuk mempertahankan adat dan tradisi, pekerjaan dan matapencaharian, latihan kerja dan pemakaian lahan yang mereka tempat secara tradisional Pada prakteknya, matapencaharian tradisional masyarakat adat dan etnis minoritas menghadapi tantangan akibat : Misalnya akses terbatas ke lahan dan sumberdaya Kurangnya pendidikan dan latihan kerja Transmigrasi kelompok etnis ke daerah-daerah yang dihuni secara tradisional oleh masyarakat adat dan kelompok etnis Dampak penambangan, perkebunan dan bentuk-bentuk lain dari eksploitasi sumberdaya alam terhadap matapencaharian tradisional Masyarakat adat dan etnis minoritas asli secara global kurang terwakilkan di kalangan penduduk miskin! 7

Pelecehan Pelecehan berdasarkan etnis, agama atau asal muasal Komentar atau perilaku yang tidak diinginkan tentang etnis, kepercayaan agama atau asal muasal seseorang yang melanggar wibawa orang lain dan/atau menciptakan lingkungan kerja yang intimidatif, bermusuhan, merendahkan atau ofensif. Misalnya: Bahasa yang menghina secara rasial, gurauan berbau rasis, perilaku atau sikap mengancam Komentar atau tindakan ofensif terkait status sosial, latar belakang pekerjaan atau pendidikan atau keturunan keluarga seseorang Banyak negara telah menerapkan tanggungjawab hukum bagi para pengusaha untuk memastikan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif. 8

Diskriminasi atas berbagai alasan Diskriminasi kumulatif atas berbagai alasan Diskriminasi berdasarkan etnis, agama atau asal muasal biasanya berhubungan dengan diskriminasi berdasarkan beberapa alasan lain. Sebagai contoh: Pekerja pendatang dari kelompok etnis dan agama mungkin didiskriminasikan berdasarkan asal muasal, etnis dan agama mereka. Perempuan dari etnis minoritas biasanya lebih dirugikan di pasar tenaga kerja daripada laki-laki dari etnis minoritas atau perempuan dari kalangan mayoritas. Mereka termasuk paling dirugikan dalam mengakses pendidikan dan pekerjaan, dan lebih rentan terhadap pelecehan (seksual) di tempat kerja. Kadang-kadang agama digunakan untuk menerapkan pembatasan diskriminatif terhadap perempuan. 9

Diskriminasi struktural Diskriminasi struktural berdasarkan etnis, agama dan asal muasal Diskriminasi struktural mengacu pada institusionalisasi diskriminasi dalam pola sosial, struktur organisasi atau peraturan yang menghasilkan praktek dan hasil yang diskriminatif. Sebagai contoh: Hambatan institusional terhadap akses pekerja pendatang dari desa untuk memperoleh pekerjaan formal dan layanan pekerjaan di China, sehingga mereka tergangtung pada jaringan informal dan pekerjaan informal. Diskriminasi berbasis kasta di Asia Selatan Diskriminasi struktural perlu diatasi sebagai masalah kebijakan publik! 10

Persyaratan kerja yang layak Catatan! Etnis atau agama sebagai persyaratan kerja yang layak Untuk pekerjaan tertentu, agama atau etnis dapat dijadikan persyaratan kerja yang layak. Dalam situasi yang jarang ini, etnis atau agama adalah kriteria rekrutmen yang diperbolehkan. Sebagai contoh: Guru yang memimpin sembahyang di sekolah Muslim harus seorang Muslim. Kasir di sebuah supermarket mungkin diharuskan memegang daging babi di loket keluar. Apabila pelamar kerja Muslim tidak mau melakukannya, ia dapat menolaknya secara sah. Perlu dinilai kasus per kasus. Sebagai contoh: Sekolah Muslim tidak dapat menolak pelamar non-muslim yang melamar bekerja di kantor atau bagian perawatan sekolah, karena pekerjaan tidak memiliki konten agama. 11

Tindakan kebijakan - 1 Tindakan protektif dan afirmatif untuk mempromosikan kesetaraan etnis dan agama di tempat kerja 1. Tindakan protektif: Tindakan untuk melindungi matapencaharian tradisional, budaya dan gaya hidup kelompok etnis dan agama. Subsidi dan bantuan lain bagi pengusaha etnis dalam menghasilkan produkproduk etnis atau agama tradisional. Catatan: Perempuan etnis minoritas perlu diberi hak atas perlindungan dan tunjangan persalinan yang sama seperti perempuan lain 2. Tindakan afirmatif: Tindakan untuk menghapus dampak diskriminasi di masa sekarang/masa lalu dan memperoleh hasil yang adil di pasar tenagakerja bagi semua kelompok agama dan etnis: Bantuan pendidikan khusus untuk pelajar dari etnis minoritas Kuota untuk kelompok etnis minoritas di perusahaan dan dalam proses rekrutmen layanan sipil. 12

Tindakan kebijakan - 2 3. Bantuan yang wajar untuk memenuhi kebutuhan khusus pekerja yang terkait dengan agama atau budaya mereka di tempat kerja: Modifikasi atau penyesuaian praktis terhadap peraturan kerja yang memungkinkan pekerja dengan kebutuhan khusus agama tetap dapat melaksanakan tugas penting. Jam kerja dan cuti: Memberikan cuti berupah bagi pekerja etnis pada hari perayaan tradisional kelompok etnis mereka. Mengatur giliran kerja (shift) agar pekerja Muslim dapat pergi ke Mesjid untuk menuaikan sholat Jumat. Seragam kerja dan peralatan protektif : Merevisi peraturan kesehatan agar laki-laki Muslim dapat menggunakan masker sehingga tidak harus memotong jenggot mereka. 13

Konsultasi dengan masyarakat adat dan suku Konsultasi dengan masyarakat adat dan suku Masyarakat adat berhak memutuskan prioritas pembangunan mereka sendiri yang mempengaruhi kehidupan mereka serta mengontrol pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya mereka sendiri Misalnya pemanfaatan dan eksploitasi lahan yang mereka huni Berkonsultasi dengan masyarakat terkait tentang tindakan yang dapat mempengaruhi mereka Menetapkan sarana partisipasi dalam pengambilan keputusan di semua tingkatan Membantu pengembangan lembaga dan inisiatif masyarakat adat dan suku Konvensi ILO no. 169 tahun 1989 tentang Masyarakat Adat dan Suku 14

Tindakan untuk Asia Timur dan Tenggara - 1 Tindakan terhadap diskriminasi berdasarkan ras dan etnis di Asia Timur dan Tenggara Menghapus hambatan yang dihadapi etnis minoritas dalam mengakses pendidikan dan latihan kerja Menghapus hambatan yang dihadapi masyarakat adat dalam mengakses lahan dan sumberdaya agar dapat menjamin kelangsungan pekerjaan tradisional mereka Menghapus diskriminasi terhadap masyarakat adat dan etnis minoritas dalam mengakses pekerjaan berupah Mengelola dampak transmigrasi kelompok etnis lain ke daerah-daerah yang secara tradisi dihuni masyarakat adat terhadap matapencaharian dan kesempatan kerja Memerangi pandangan stereotip tentang etnis minoritas dan kelompok adat Mempromosikan pembangunan inklusif dengan mempertimbangkan kebutuhan kelompok etnis lain 15 15

Tindakan untuk Asia Timur dan Tenggara - 2 Tindakan terhadap diskriminasi berdasarkan agama. Memastikan akses yang adil ke pendidikan bagi anak perempuan dan anak laki-laki dari kelompok agama lain Menghapus diskriminasi agama dalam mengakses pekerjaan Mempromosikan toleransi agama dan rasa hormat di tempat kerja Mencari cara-cara praktis untuk membantu menyediakan makanan khusus dan kebutuhan keagamaan yang lain bagi pekerja di tempat kerja dan asal muasal di Asia Timur dan Tenggara Memastikan perlakuan yang adil bagi pekerja pendatang dari desa dan kota Menghapus hambatan dalam mengakses pekerjaan yang dihadapi kelompok masyarakat tertentu Melarang adanya perlakuan istimewa bagi pelamar kerja lulusan universitas tertentu atau yang memiliki latar belakang keluarga tertentu 16 16