ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengklasifikasian biaya-biaya produksi dan perhitungan harga pokok produksi pada. Analisa harga pokok produksi tersebut memudahkan dalam menentukan harga pokok produksi secara tepat. Laporan ini merupakan laporan yang mengacu pada pendapat Bustami dan Nurlela. Produk yang dihasilkan berupa Buku yassin, Nota dan Kalender. Dalam menetapkan harga pokok produksi masih menggunakan perhitungan harga dengan menggabungkan tiga elemen biaya yaitu biaya bahan baku, tenaga kerja, dan ovehead pabrik dan dalam menentukan harga pokok produksi menggunakan metode job order costing (pesanan). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi yang digunakan untuk mendapatkan data secara deskriftif kuantitatif dan kualitatif. Hasil laporan ini menunjukan bahwa, belum tepat dalam mengklasifikasikan unsurunsur biaya dalam menentukan harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi yang tepat dapat membantu perusahaan dalam menetapkan harga yang sesuai yang dapat menghasilkan laba perusahaan tersebut. Dengan menganalisis perhitungan harga pokok produksi diharapkan perusahaan dapat mengklasifikasikan unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi dan harga pokok penjualan secara tepat. Kata Kunci : Perhitungan Harga Pokok Produksi PENDAHULUAN Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan yang didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba yang ditetapkan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Demi mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan. Salah satunya adalah berupaya untuk selalu tepat dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat didasari oleh informasi yang tepat pula, untuk memperoleh informasi yang tepat, manajemen perusahaan memerlukan akuntansi sebagai alat yang dapat membantu dalam penyediaan informasi, khususnya informasi keuangan. Perusahaan manufaktur dalam aktivitasnya memerlukan informasi biaya yang berhubungan dengan penetapan harga pokok produksi yang berguna dalam penetapan harga penjualan. Akuntansi biaya merupakan salah satu bidang ilmu akuntansi yang memberikan peranan penting bagi perusahaan manufaktur. Fungsi utama dari akuntansi biaya adalah mengumpulkan data dan menganalisa data tentang biaya yang telah maupun akan terjadi. Informasi yang didapat dari analisa sangat berguna bagi manajemen dalam penetapan keputusan. Itulah sebabnya diperlukan kemampuan yang baik dalam setiap elemen yang terdapat pada suatu perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi yang akan dihasilkan. Perhitungan harga pokok produksi sangatlah penting, karena dengan perhitungan yang tepat akan membuat penetapan harga suatu produk juga tepat. Jika yang terjadi adalah sebaliknya maka akan berakibat fatal bagi 1
perusahaan, yakni kesalahan manajemen dalam mengambil keputusan yang berujung pada kerugian. CV Abadi Jasa adalah perusahaan yang bergerak dibidang percetakan. Perusahaan ini memproduksi suatu produk jika terdapat pesanan pelanggan, dengan kata lain perusahaan menetapkan metode perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau job order costing. CV Abadi Jasa ini dalam aktivitasnya sangat memerlukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode pesanan dikarenakan setiap pesanan yang diterima memiliki spesifikasi yang berbeda dan terputus-putus. produksi sangatlah penting bagi CV Abadi Jasa karena harga pokok produksi berfungsi sebagai informasi dalam penetapan keputusan khususnya dalam penetapan harga jual suatu produk. Produk yang dihasilkan oleh CV Abadi Jasa bermacammacam diantaranya produk percetakan yang meliputi kalender, kartu nama, piagam, buku nota, buku yasin, undangan, kop surat, amplop brosur, dan lain-lain. LANDASAN TEORI Biaya Menurut Carter dan Usry (2004:29), pengertian Biaya adalah Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain. Menurut Bustami dan Nurlela (2006:4) Biaya atau Cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Harga Pokok Produksi Pengertian harga pokok produksi menurut Bustami dan Nurlela (2006:60) adalah sebagai berikut produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. produksi terikat pada periode waktu tertentu. produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir Menurut Hansen dan Mowen (2006), pengertian Harga Pokok Produksi yaitu Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan kebarang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Pentingnya Harga Pokok Produksi Laporan harga pokok produksi dalam perusahaan manufaktur biasanya disajikan dalam bentuk: Laporan Harga Pokok Produksi UntukTahun YangBerakhir Tgl 31 Des 2012 Bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. 2
Menurut Mulyadi (2009:17) memberikan penjelasan dan rumus mengenai metode Job Order costing adalah sebagai berikut : Metode Job Order costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode Job Order costingterdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Harga Pokok Produksi: Biaya bahan baku Rp. xx Biayatenaga kerjalangsung Rp. xx Biaya overhead pabrik Rp. xx produksi Rp.xx Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan pesanan Menurut Carter dan Usry (2004:109), perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat diterapkan untuk pekerjaan berdasarkan pesanan pabrik, bengkel dan tempat reparasi, pekerjaan konstruksi dan percetakan. Metode harga pokok pesanan merupakan salah satu metodeperhitungan harga pokok produksi yang sering digunakan. pesanan dalam perhitungan biayanya dipengaruhi oleh karakteristik dari suatu perusahaan. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Baridwan (2004:305) menyatakan bahwa penyusutan (depresiasi) adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Pembebanan penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Berikut ini akan diuraikan mengenai metode-metode dalam pembebanan penyusutan. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan teliti sangat diperlukan oleh manajemen perusahaan karena merupakan faktor penting didalam menentukan harga jual, memantau biaya produksi, dan sebagai alat penetapan keputusan. produksi sangatlah penting bagi CV Abadi Jasa karena harga pokok produksi berfungsi sebagai informasi dalam penetapan keputusan khususnya dalam penetapan harga jual suatu produk. Dalam hal ini produk yang diproduksi adalah atas pesanan Buku Yasin Buku Nota dan Kalender. Laporan harga pokok produksi atas pesanan Buku Yasin, Buku Nota dan Kalender menunjukan bahwa perhitungan harga pokok produksi belum tepat karena perhitungan harga pokok produksi tersebut belum mencerminkan keadaan yang terjadi. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur yang diperhitungkan pada harga pokok produksi yang ada pada CV Abadi Jasa belum diklasifikasikan secara tepat, hal ini terlihat pada laporan harga pokok produksi atas pesanan 3000 buku yasin, 2000 buku nota dan 5000 kalender pada tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dimana perusahaan hanya mencatat jumlah biaya bahan baku langsung untuk masing-masing pesanan sebesar Rp.10.489.000,- - Rp.8.420.000,-, Rp.19.755.000,- tanpa memisahkan berapa jumlah bahan baku langsung dan tidak langsungnya. 3
Analisis Terhadap Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi dalam mengelompokkan biaya bahan baku langsung belum memisahkan antara bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Hal ini terlihat jelas pada laporan harga pokok produksi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 pada CV Abadi Jasa. Dimana Perusahaan mencatat semua jumlah biaya bahan baku langsung untuk masing-masing pesanan sebesar Rp 10.489.000,-, Rp 8.420.000,-, Rp 19.775.000,-. Tabel 1 Biaya Bahan Baku Langsung untuk Pesanan 3000 Buku Yassin Kertas yassin Rp. 4,500,000 kertas HVS 80 gr Rp. 384,000 kertas semboja Rp. 975,000 kertas padi Rp. 1,200,000 tinta emas Rp. 2,400,000 tinta komputer Rp. 380,000 lem Rp. 150,000 steples Rp. 140,000 pita Rp. 360,000 bahan baku langsung Rp. 10,489,000 Tabel 2 Biaya Bahan Baku Langsung untuk Pesanan 2000 Buku Nota kertas NCR Rp. 6,000,000 kertas kessing Rp. 200,000 kertas BCKT Rp. 170,000 tinta Rp. 1,500,000 lem Rp. 100,000 master Rp. 300,000 tinner Rp. 150,000 bahan baku langsung Rp. 8,420,000 4
Tabel 3 Biaya Bahan Baku Langsung untuk Pesanan 5000 Kalender kertas konstruk ( kalender ) Rp. 16,250,000 cincin ( jepit ) Rp. 1,500,000 Tinta Rp. 750,000 Master Rp. 750,000 Plastic Rp. 375,000 Tinner Rp. 150,000 bahan baku langsung Rp. 19,775,000 Perhitungan di atas memperlihatkan bahwa perusahaan belum tepat dalam mengelompokkan biaya bahan baku langsung, karena perusahaan masih memasukkan biaya bahan baku tidak langsung kedalam bahan baku langsung. Bahan Baku Langsung menurut Bustami dan Nurlela (2006:10) ialah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusiri langsung kepada produk selesai. Analisis terhadap Biaya Tenaga Kerja Langsung Pengklasifikasian yang tepat akan membantu perusahaan dalam memantau aliran biaya yang digunakan dalam proses produksi secara tepat dan memudahkan dalam pengendalian atas biaya yang akan dikeluarkan, begitu pula dengan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung yang ada pada CV Abadi Jasa, dibebankan pada setiap proses produksi. Berikut ini merupakan perhitungan biaya tenaga kerja langsung menurut perusahaan. Tabel 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pesanan 3.000 Buku Yassin setting Rp. 70,000 cetak komputer Rp. 630,000 penjilidan Rp. 700,000 tenaga kerja langsung Rp. 1,400,000 Tabel 5 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pesanan 2.000 Buku Nota setting Rp. 35,000 cetak offset Rp. 595,000 penjilidan Rp. 490,000 tenaga kerja langsung Rp. 1,120,000 Tabel 6 5
Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pesanan 5.000 Kalender setting Rp. 35,000 cetak offset Rp. 1,190,000 penjilidan Rp. 385,000 tenaga kerja langsung Rp. 1,610,000 Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa perusahaan telah tepat dalam mengelompokkan biaya tenaga kerja langsung karena tenaga kerja yang dibebankan memang biaya tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan produksi ketiga pesanan. Hal ini sesuai dengan teori biaya tenaga kerja langsung menurut Bustami dan Nurlela (2006:10) dikatakan bahwa biaya tenaga kerja langsung adalah Tenaga yang digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Analisis Biaya Overhead Pabrik Selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik juga merupakan biaya yang menjadi unsur-unsur harga pokok produksi telah mengklasifikasikan biaya overhead pabrik ke dalam perhitungan harga pokok produksi. Hal ini terlihat dari laporan harga pokok produksi untuk ketiga pesanan yang telah memasukkan unsur biaya overhead pabrik. Namun biaya yang dimasukkan sebagai biaya overhead pabrik oleh perusahaan hanya biaya listrik, padahal biaya overhead pabrik menurut Usry dan Hammer (2002:40), bahwa biaya overhead pabrik dapat didefinisikan sebagai biaya tidak langsung, pekerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk tersebut. Berikut ini biaya overhead pabrik menurut perusahaan : Tabel 7 Biaya Overhead Pabrik untuk Pesanan 3.000 Buku Yassin biaya listrik Rp. 650,000 otal biaya overhead pabrik Rp. 650,000 Tabel 8 Biaya Overhead Pabrik untuk Pesanan 2.000 Buku Nota biaya listrik Rp. 585,000 overhead pabrik Rp. 585,000 6
Tabel 9 Biaya Overhead Pabrik untuk Pesanan 5.000 Kalender biaya listrik Rp. 1,137,500 overhead pabrik Rp. 1,137,500 Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa perusahaan belum tepat dalam membebankan biaya overhead pabrik, karena perusahaan hanya memasukkan biaya listrik sebagai biaya overhead pabrik untuk masing-masing pesanan, untuk pesanan 3.000 buku yassin Rp.650.000,- pesanan 2.000 buku nota Rp.585.000,- dan untuk pesanan 5.000 kalender Rp.1.137.500,- padahal biaya overhead pabrik tidak hanya biaya listrik saja. Berdasarkan biaya-biaya yang dihitung di atas, dapat diketahui bahwa masih belum tepat dalam perhitungan harga produksi setiap pesanan, selisih lebih antara perhitungan perusahaan dan perhitungan sebenarnya menurut penulis terhadap pesanan 3000 buku yassin, 2000 buku nota dan 5.000 kalender sebesar Rp. 928.000,- Rp. 952.141,80,- dan Rp. 2.015.930,- dikarenakan perusahaan belum memasukkan seluruh unsur biaya overhead pabrik yang dipakai dalam memproduksi ketiga pesanan tersebut, seperti biaya penyusutan gedung dan mesin pabrik. Selisih ini menyebabkan harga pokok produksi lebih rendah dari seharusnya, juga mengakibatkan penetapan harga jual yang lebih rendah karena kesalahan perusahaan dalam perhitungan biaya overhead pabrik. Berikut ini akan dikemukakan perbandingan laporan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan hasil analisis berdasarkan teori. Tabel 10 Pengklasifikasian Harga Pokok Produksi Pesanan Buku Yassin Perusahaan Hasil Analisis Laporan produksi Buku Laporan produksi Buku yassin yassin (Untuk 3000 buku) (Untuk 3000 buku) Untuk tahun yang berakhir 31 Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 Desember 2012 Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung Kertas yassin Rp 4.500.000,- Kertas yassin Rp 4.500.000,- kertas HVS 80gr Rp 384.000,- kertas HVS 80gr Rp 384.000,- kertas semboja Rp 975.000,- kertas semboja Rp 975.000,- kertas padi Rp 1.200.000,- kertas padi Rp 1.200.000,- tinta emas Rp 2.400.000,- tinta emas Rp 2.400.000,- tinta komputer Rp 380.000,- tinta komputer Rp 380.000,- lem Rp 150.000,- steples Rp 140.000,- pita Rp 360.000,- 7
bahan baku langsung Rp 10.489.000,- bahan baku langsung Rp 9.839.000,- Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung setting Rp 70.000,- setting Rp 70.000,- cetak komputer Rp 630.000,- cetak komputer Rp 630.000,- penjilidan Rp 700.000,- penjilidan Rp 700.000,- tenaga kerja langsung Rp 1.400.000,- tenaga kerja langsung Rp 1.400.000,- Biaya Overhead pabrik Biaya Overhead pabrik biaya listrik Rp 650.000,- lem Rp 150.000,- steples Rp 140.000,- pita Rp 360.000,- biaya listrik Rp 650.000,- biaya penyusutan gedung Rp 786.700,- biaya penyusutan mesin pabrik Rp 141.300,- overhead pabrik Rp 650.000,- overhead pabrik Rp 2.228.000,- produksi Rp 12.539.000,- produksi Rp 13.467.000,- produksi produksi per buku yassin Rp 4.179,67,- per buku yassin Rp 4.489,- Sumber : Pengolahan data dari Tabel 11 Pengklasifikasian Harga Pokok Produksi Pesanan Buku Nota Perusahaan Hasil Analisis Laporan produksi Nota Laporan produksi Nota (Untuk 2000 buku ) (Untuk 2000 buku ) Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung Kertas NCR Rp 6.000.000,- Kertas NCR Rp 6.000.000,- kertas kessing Rp 200.000,- kertas kessing Rp 200.000,- kertas BCKT Rp 170.000,- kertas BCKT Rp 170.000,- tinta Rp 1.500.000,- tinta Rp 1.500.000,- lem Rp 100.000,- 8
master Rp 300.000,- tinner Rp 150.000,- bahan baku langsung Rp 8.420.000,- Biaya tenaga bahan baku langsung Rp 7.870.000,- Biaya tenaga kerja langsung kerja langsung setting Rp 35.000,- setting Rp 35.000,- cetak offset Rp 595.000,- cetak offset Rp 595.000,- penjilidan Rp 490.000,- penjilidan Rp 490.000,- tenaga kerja langsung Rp 1.120.000,- tenaga kerja langsung Rp 1.120.000,- Biaya Overhead pabrik Biaya Overhead pabrik biaya listrik Rp 585.000,- lem Rp 100.000,- master Rp 300.000,- tinner Rp 150.000,- biaya listrik Rp 585.000,- biaya penyusutan gedung Rp 524.500,- biaya penyusutan mesin pabrik Rp 167.641,8 overhead pabrik Rp 585.000,- overhead pabrik Rp 1.827.141,8 produksi Rp 10.125.000,- produksi Rp 10.817.141,8 produksi produksi per buku nota Rp 5.062,5,- per buku nota Rp 5.408,57,- Sumber : Pengolahan data dari Tabel 12 Pengklasifikasian Harga Pokok Produksi Pesanan Kalender Perusahaan Hasil Analisis Laporan produksi Laporan produksi Kalender Kalender (Untuk 5000 eksemplar) (Untuk 5000 eksemplar) Untuk tahun yang berakhir 31 Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 Desember 2012 Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung 9
Kertas konstruk (kalender) Rp 16.250.000,- Kertas konstruk (kalender) Rp 16.250.000,- cincin (jepit) Rp 1.500.000,- cincin (jepit) Rp 1.500.000,- tinta Rp 750.000,- tinta Rp 750.000,- master Rp 750.000,- plastik Rp 375.000,- tinner Rp 150.000,- bahan baku langsung Rp 19.775.000,- Biaya tenaga kerja langsung bahan baku langsung Rp 18.500.000,- Biaya tenaga kerja langsung setting Rp 35.000,- setting Rp 35.000,- cetak offset Rp 1.190.000,- cetak offset Rp 1.190.000,- penjilidan Rp 385.000,- penjilidan Rp 385.000,- tenaga kerja langsung Rp 1.610.000,- Biaya Overhead pabrik tenaga kerja langsung Rp 1.610.000,- Biaya Overhead pabrik biaya listrik Rp 1.137.500,- master Rp 750.000,- plastik Rp 375.000,- tinner Rp 150.000,- biaya listrik Rp 1.137.500,- biaya penyusutan gedung Rp 1.311.200,- biaya penyusutan mesin pabrik Rp 704.730,- overhead pabrik Rp 1.137.500,- overhead pabrik Rp 4.428.430,- produksi Rp 22.522.500,- produksi Rp 24.538.430,- produksi produksi per Kalender Rp 4.504,5 per Kalender Rp 4.908,- Sumber : Pengolahan data dari 10
Berikut ini akan disajikan laporan harga pokok produksi atas pesanan buku yassin, buku nota dan kalender menurut hasil analisis penulis berdasarkan teori menggunakan tarif ditentukan dimuka dalam membebankan biaya overhead pabrik. Tabel 13 Laporan Harga Pokok Produksi Buku Yassin Laporan Harga Pokok Produksi Buku Yassin ( untuk 3000 Buku ) Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 (hasil analisis) Biaya bahan baku langsung Kertas yassin Rp. 4,500,000 kertas HVS 80 gr Rp. 384,000 kertas semboja Rp. 975,000 kertas padi Rp. 1,200,000 tinta emas Rp. 2,400,000 tinta komputer Rp. 380,000 bahan baku langsung Rp. 9,839,000 Biaya tenaga kerja langsung setting Rp. 70,000 cetak komputer Rp. 630,000 penjilidan Rp. 700,000 tenaga kerja langsung Rp. 1,400,000 Biaya overhead pabrik 200 jam X Rp.12.706,04 Rp. 2,541,208 overhead pabrik Rp. 2,541,208 Harga Pokok Produksi Rp. 13,780,208 produksi per buku yassin Rp. 4.593,4 Hasil Analisis berdasarkan data dari 11
Tabel 14 Laporan Harga Pokok Produksi Buku Nota Laporan Harga Pokok Produksi Nota ( untuk 2000 buku nota ) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 (hasil analisis) Biaya bahan baku langsung kertas NCR Rp. 6,000,000 kertas kessing Rp. 200,000 kertas BCKT Rp. 170,000 tinta Rp. 1,500,000 bahan baku langsung Rp. 7,870,000 Biaya tenaga kerja langsung setting Rp. 35,000 cetak offset Rp. 595,000 penjilidan Rp. 490,000 tenaga kerja langsung Rp. 1,120,000 Biaya overhead pabrik 180 jam X Rp.12.706,04 Rp. 2.287.087,2 overhead pabrik Rp. 2.287.087,2 produksi Rp. 11.277.087,2 produksi per buku nota Rp. 5.638,54 Hasil Analisis berdasarkan data dari 12
Tabel 15 Laporan Harga Pokok Produksi Kalender Laporan Harga Pokok Produksi Kalender ( untuk 5000 eksemplar ) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 (hasil analisis) Biaya bahan baku langsung kertas konstruk ( kalender ) Rp. 16,250,000 cincin ( jepit ) Rp. 1,500,000 tinta Rp. 750,000 bahan baku langsung Rp. 18,500,000 Biaya tenaga kerja langsung setting Rp. 35,000 cetak offset Rp. 1,190,000 penjilidan Rp. 385,000 tenaga kerja langsung Rp. 1,610,000 Biaya overhead pabrik 350 jam X Rp.12.706,04 Rp. 4,447,114 overhead pabrik Rp. 4,447,114 Harga Pokok Produksi Rp. 24,557,114 produksi per kalender Rp. 4.911,42 Hasil Analisis berdasarkan data dari Berdasarkan keseluruhan analisis yang telah dilakukan terhadap unsur-unsur harga pokok produksi yang meliputi pengklasifikasian biaya, pembebanan atas biaya penyusutan gedung pabrik dan mesin pabrik serta pembebanan biaya overhead sebagaimana mestinya dengan menggunakan tarif yang ditentukan dimuka atas pesanan 3.000 buku yassin, 2.000 buku nota dan 5.000 kalender maka dapat dikatakan perusahaan belum cukup baik dalam perhitungan harga pokok produksi untuk ketiga pesanan produk diatas. Hal ini dibuktikan dengan pengklasifikasian yang belum tepat antara biaya bahan baku langsung dan tidak langsung yakni perusahaan memasukkan unsur biaya bahan tidak langsung kedalam biaya bahan baku langsung. Selain itu perusahaan juga belum membebankan biaya penyusutan baik penyusutan gedung pabrik maupun mesin pabrik yang digunakan dalam memproduksi suatu pesanan. Perusahaan juga belum menggunakan tarif yang ditentukan dimuka sebagai tarif dalam perhitungan biaya overhead pabrik untuk perusahaan yang aktifitasnya berdasarkan pesanan. Hal ini menyebabkan harga pokok produksi yang diperhitungkan perusahaan menjadi lebih rendah yang juga berpengaruh tehadap penetapan harga jualnya yang juga lebih rendah dari 13
seharusnya. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi suatu pesanan mengklasifikasikan biaya dengan tepat yakni dengan memasukkan biaya bahan baku tidak langsung kedalam biaya overhead pabrik juga membebankan biaya penyusutan gedung pabrik dan mesin pabrik yang digunakan dalam produksi, serta menggunakan tarif yang ditentukan dimuka dalam perhitungan biaya overhead pabrik agar perhitungan harga pokok produksi suatu pesanan wajar dan tidak menyebabkan harga pokok produksi lebih rendah dari biasanya, serta memberikan informasi yang tepat dalam membantu manajemen perusahaan untuk menetapkan keputusan. PENUTUP Simpulan yang ditarik pada pembahasan ini adalah belum tepatnya pengklasifikasian unsur-unsur harga pokok produksi terutama biaya bahan baku langsung dan tidak langsung dalam perhitungan harga pokok produksi yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat memantau dan mengendalikan biaya-biaya yang digunakan secara tepat. Selain itu, biaya penyusutan gedung dan mesin pabrik yang belum dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik pada setiap pesanan mengakibatkan penetapan harga pokok produksi yang dilakukan menjadi kecil dari yang sesungguhnya. DAFTARPUSTAKA Baridwan, Zaki. 2004. Intermedite Accounting. Edisi Kedelapan.Yogyakarta: BPFE. Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Carter, William K dan Usry, Milton F. 2004. Akuntansi Biaya. Diterjemahkan oleh Krista. Edisi Tiga Belas. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Hansen, Don R dan Maryane, M. Mowen. 2006. Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian. Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Edisi Pertama. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. Cetakan Sembilan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Usry, Milton F. dan Lawrence H. Hammer. 2002. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian. Diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo. Jilid Satu. Jakarta: Erlangga. 14