-=-... "', im pl ementasi dari prinsip kesamaan di muka hukum menjadi



dokumen-dokumen yang mirip
PROLEMATIKA HUKUM DALAM MENTRANSFORMASI KONFLIK DEMI MEMBANGUN PERDAMAIAN DI INDONESIA Oleh : Dr.C.Maya Indah S.,SH.MHum. 1

Materi Kuliah RULE OF LAW

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.

ASAS LEGALITAS DALAM PENEGAKAN HUKUM MENUJU TERWUJUDNYA KEADILAN SUBSTANTIF

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita bangsa Indonesia

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Progresif

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Rule of Law. Negara Absolut. Doktrin Egalitarian

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PERDAMAIAN *) Oleh : Dr. Yosaphat Haris Nusarastriya, M.Si**)

PERTUMBUHAN SOSIOLOGI HUKUM. 9/8/2012 Pertumbuhan Sosiologi Hukum

Prof.DR.H.GUNARTO,SH.SE.Akt.M.Hum.

A. Pengertian Pancasila

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

POLITIK HUKUM POKOK BAHASAN (1) Dosen: Prof. Dr. Guntur Hamzah, SH., MH.

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE

PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM PANCASILA

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Peraturan Perundang-undangan sebagai produk hukum, bukan merupakan produk

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Peranan Metodologi Dalam Penelitian / Kajian Hukum

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

itu asas-asas dan dasar-dasar tata hukum MEMBANGUN SISTEM HUKUM PIDANA YANG pidana dan hukum pidana colonial MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI KEADILAN

Pandangan tokoh Teori Sociological Jurisprudence mengenai hukum yang baik dalam. masyarakat

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

MEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**)

PANDANGAN HIDUP SISTEM

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi

PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Struktur Kurikulum Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KONSTITUSI SEBAGAI LANDASAN POLITIK HUKUM. Muchamad Ali Safa at

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

PERENCANAAN PENDIDIKAN SEBAGAI WUJUD PEMBANGUNAN NASIONAL BERLANDASKAN PANCASILA. Oleh :

Oleh : Didit Susilo Guntono NIM. S BAB I PENDAHULUAN

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB III FUNGSI HAKIM DAN SIKAP HAKIM TERHADAP PERBEDAAN NORMA HUKUM DAN NILAI KEADILAN. 1. Fungsi Hakim Perspektif Hukum Positif

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB II LANDASAN PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

DEFINISI, TEORI, DAN RUANG LINGKUP HAK AZASI MANUSIA

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM (Antara Harapan Dan Realitas) Muntoha Abstrak

9/8/2012 SISTEM SOSIAL & HUKUM

PERAN KAMPUS DALAM PENGUATAN DAN PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA

REFLEKSI TERHADAP HUKUM MODERN DALAM MEMPROYEKSIKAN HUKUM YANG BERPARADIGMA KERAKYATAN. Oleh : Dr.C.Maya Indah S.,SH.MHum 1

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB V KESIMPULAN Identitas Nasional dalam Imajinasi Kurikulum kurikulum Konstruksi tersebut melakukan the making process dalam

PENYELESAIAN PELANGGARAN ADAT DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA. Oleh : Iman Hidayat

Hak atas Informasi dalam Bingkai HAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

BAB VII KESIMPULAN. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut MK) sebagai salah satu pelaku

ETIKA LINGKUNGAN (Kuliah V)

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN. ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan

BAB V KESIMPULA DA SARA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH YANG BAIK (KAJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN) ABSTRAK PENDAHULUAN

MENYOAL ORGANISASI KEMASYARAKATAN (ORMAS) ANTI-PANCASILA Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 30 Mei 2016; disetujui: 21 Juni 2016

ILMUHUKUM INDONESIA. No. Klass -. P..\... No. l n duk. -?,. Tgl 1/... ich=c; u\\i 'ft. Hod. \7 /o3 /'J.olt.o \407'5 - P./ 8- B. Arief Sidharta.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang besar dan pulau yang kecil. Sebagai

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

CATATAN UNTUK RENCANA INDUK NASIONAL PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

Transkripsi:

PERANAN HUKUM DALAM MENDISEMINASIKAN NILAI-NILAI PERDAMAIAN Oleh: C. Maya Indah s. -=~ - _Ku m UKSW Salatiga & Ketua Bersama Satya Wacana Peace Center) - -- ~tan - _..., t er kait dengan usaha untuk mewujudkan nilai-nilai tertentu. --- -=-c:t a-citakan tercapainya tujuan moral, melayani kebutuhan ~:-""-=::..~ :~; kelangsungan kehidupan social, seperti antara lain menciptakan -...----- ~ - ::: t<edamaian, penyelesaian sengketa, termasuk juga meniadakan s~.:-.jt " penyimpangan-penyimpangan' dalam pandangan hukum. - J<onteks Kebhinekaan Tunggal Ika, menjadi m enarik apabila - dengan prinsip "equality before the law". Dalam konstelasi ~::::-:., -::: a pri nsip netralitas hukum menjadi benar sebagai the law as :2... gan conditio sine qua non dimana setiap orang memiliki akses ~.;=::==: ~ -~e raa n dan keadilan yang sam a pad a struktur masyarakat yang -=-... "', im pl ementasi dari prinsip kesamaan di muka hukum menjadi ~-= :~:.-,emberi keadilan yang sama, pada masyarakat sangat berlapis -:-o--- - _... sosial yang didalamnya menyimpan berbagai persoalan.,;;;.._~~-~- 'e"11pertanyakan, adakah keadilan bagi orang-orang yang -- -cs ~o lo n g a n, kelas, kesenjangan kekuasaan sosial politik, agama -=- s :<elamin dll yang berbeda? Prinsip equality before the law -.:- _: :2:-tanyakan, karena tidak adanya akses hukum yang sam a. -----~--~,. =-. ataannya, hukum juga bisa memiliki 'nilai latent". "The rule.:emiki an disampaikan Gerald Turkel. 1 Oleh karena itu, konsep.:= -== r"d ak berkaitan dengan substantial justice. Keadilan yang :::=;:::=:_ :=:- ""'ukum m odern adalah keadilan berdasarkan hukum positif/ :a:e~~- = i ~. Supremasi hukum diartikan sebagai supremasi undang ::>"sa j adi undang- undang t idaklah menyuarakan sungguh ~-=r==:-:=--c ~- sosial unt uk m enciptakan perdamaian dalam masyarakat. -:.s:=-.::- _ s=. :aa malah mem unculkan konflik. Ilmu Hukum terkungkung - _ ~ - fl itu se ndiri. Hukum dirasa tidak mampu lagi menjawab ~- :>enuh pluralit as. Hukum bahkan bisa dipakai sebagai alat ~,-~~ -5, =- ekuasaan dan kepentingan.!:e:;:-:::;-~; :: 2 '19 m elat a rbela ka ng i ada Ia h sebagai beri kut : :: -=~ = -ic"s, pemegang kekuasaan dalam hukum mengunakan - -= se.c ""', Kewenan gan menyelesaikan secara paksa pelbagai ---- -;_:_- 'on ik. Kon flik m enjad i bertambah lagi ketika ada illegal _.;;;--.: =.:.:.,e... yang dilakukan oleh peneg ak hukum melaluijudicial ~a a slogan "Equal j ustice under law to all who can 'U::t=::=, ~=:-=.;2 ;- a-c: 3c::or,Torcr:o, :995, p.1 2. - - :;.3-.,_ = --. -

20 LOKAKARYA "MEMBANGUN PERDAMAIAN DI DALAM MASYARAKAT BER-BHINNEKA TUNGGAL IKA" 28 & 29 Januari 2011 Di Ruang Probowinoto - Universitas Kristen Satya Wacana 2. Hukum yang digambarkan sebagai law as a tool of social control maupun social engineering seakan menegaskan hukum sebagai sebuah komunitas tertib, Ternyata, hukum sesungguhnya penuh dengan hubungan yang tidak seimbang. Pihak yang berkuasa, dan berpengaruh dapat mempengaruhi proses pembuatan dan penerapan hukum demi kepentingannya. Oleh karena itu hukum tidak bisa dikatakan sepenuhnya netral, objektif. Tetapi sebenarnya hukum tidak lepas dari pengaruh seperti politik, dan kekuasaan -kekuasaan lainnya. Jelaslah bahwa bekerjanya hukum bukan hanya secara rules and logic, tetapi juga meliputi social structure and behavior dari individu atau birokrasi yang terlibat. Critical Legal Studies menggaungkan bahwa power relationship dalam masyarakat ternyata mampu mempengaruhi hukum. Kepentingan masyarakat dominan yang membentuk hukum akan tercermin dalam hukum. 3. Hukum yang hanya dimaknai sebatas rules and logic semata akan melupakan hakekat bahwa hukum sebenarnya artifisial dan distict. Hukum tidak bisa mencakup keseluruhan tatanan sosial yang sosiologis, anthropologis. Hukum tanpa mengaca pada kebutuhan sosial akan menjadi hukum yang terasing dari masyarakatnya. Positivisme legisme mencirikan hukum yang dipercaya netral dan objektif dalam rule of law as it is in books/ formal/ structured rationality, dan tidak peduli pada substansi. Hukum mengalami distorsi dalam bentukan lege, sehingga hukum bisa mengalami alienasi dari kebutuhan masyarakat. Bahkan hukum dipisahkan dari moral. Dengan demikian, berbicara mengenai hukum dalam konteks masyarakat Indonesia yang berbhinneka Tunggal Ika, maka seharusnya hukum di Indonesia itu, memiliki warna yang mengakomodasi keharmonisan dalam Bhinneka Tunga I Ika, sehingga mencitrakan perdamaian. Berdasar perenungan di atas, maka akan ditelusuri bagaimanakah' pencarfan dan pembebasan hukum supaya mendiseminasikan kebenaran, keadilan. Hal ini juga sejalan dengan bagaimana mencitrakan pembelajaran ilmu hukum yang holistik yang memberikan karakter"peace building". Peranan Hukum Dalam Wajah Bhinneka Tunggal IKa Satjipto menyatakan bahwa hukum hanya menempati satu sudut kecil saja dalam jagad ketertiban. Hukum menghadapi kenyataan bahwa ia dihadapkan pada berbagai ordinat dalam masyarakat. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila ilmu hukum ingin menjadi sebenar ilmu, maka mengetahui tentang hukum negara saja tidak cukup. Hukum negara tidak memegang monopoli kekuasaan untuk mengatur. 2 Ini artinya, dalam membangun perdamaian, hukum bukanlah dimaknai dalam suatu teks perundang-undangan saja. Tetapi, hukum akan selalu berada dalam suatu konteks dan kontekstualisasi yang bersimbiosis dengan kekuatankekuatan yang mempengaruhi hukum, yang melibatkan manusia dalam konstelasi sosial, politik, budaya, dsb. 2 Satjipto, Hukum dalam Jag at ketertiban UKI Press, Jakarta, 2006, hal. 97-106.

LOKAKARYA "MEMBANGUN PERDAMAIAN DI DALAM MASYARAKAT BER BHINNEKA TUNGGAL I KA" 28 & 29 Januari 2011 Di Ruang Probowinoto - Universitas Kristen Satya Wacana 21 - _ ~... m t anpa mengaca pad a kebutuhan sosial yang hakiki, akan menjadi ::: -g t erasing dari masyarakatnya. Santos menggambarkan bahwa pad a s::r ~::.. =:ang ini, kita memasuki suatu era ketidakseimbangan antara prinsip ~ c emansipasi yang disebut sebagai "paradigmatic transition". s:::=:c : =e... isme ingin mendudukan dinamika ketidakseimbangan untuk lebih ~~.,.r..- =.-atk an pada keuntungan emansipasi. 3 Berangkat dari pemikiran : :_ atas, penulis berpendapat bahwa jelaslah bahwa kajian dalam hukum. c ~ i d a k hanya didasarkan pad a aspek formalisme bel aka. Diperlukan - ~ -.ssault On Legal Exclusivism". Hukum tidaklah bebas nilai. ~::' :s1ologi Masyarakat Indonesia yang pluralistik, menyimpan banyak : --4ik. Reaksi terhadap kegagalan Hukum formal dalam mencari =2 -~~- pemulihan dari konflik menyiratkan adanya suatu ketakberdayaan.. - =;ara yang seharusnya tidak memberikan ruang konflik. Konflik _;.~ t:' : :.- s, sosi al, budaya, bahkan pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia c~::-:--:_ - - rasanya sudah tidak bisa dijawab lagi pemecahannya oleh hukum ----::.: ~ --. su mengenai kebebasan beragama, hak-hak minoritas, kebebasan.-.::;::::::-"..,.,_-=-,: :_ar'l berkumpul, demokrasi, dsb haruslah mampu dijawab oleh hukum. _-, yang baik selalu mengakar pada "a peculiar form of social life". - _,-~= ~ hu ku m merupakan suatu unikum yang berbasis pada kosmologi, - -- a bangsa yang bersangkutan. Senada dengan konteks hukum dalam _ =: - amanaha menyatakan adanya "Mirror Thesis" yakni bahwa Law is a _.,...-: c ety, which functions to maintain social order... Law maintains social =.::ablishing..: - s:;utes. -'-~- 4 and enforcing the rules of social intercourse, and by - - ::csila yang di dalamnya tercantum pula kata Bhinneka Tunggal Ika :c -wkum bangsa Indonesia. 5 Cita hukum itu akan mempengaruhi dan sc.jagai asas hukum yang mempedomani, norma kritik (kaidah can faktor yang memotivasi dalam penyelenggaraan hukum ~E:~-=-- a1, penemuan dan penerapan hukum). Dengan demikian, --~= :ata hukum itu merupakan sebuah eksemplar remifikasi cita hukum _e oag ai asas dan kaidah yang tertata (tersusun) dalam sebuah -==~rasi pemikiran di atas, memberikan suatu konsekuensi pekerjaan s.,ya dalam upaya membangun hukum termasuk juga mencetak :-=: g a hukum dengan suatu upaya membangun kultur berhukum. = - _ um ini bisa mewarnai arsitektur hukum yang berwajah Indonesia, ~:::.==- ')e Sousa Santos, Toward a New Common Sense: Lawf Science and Politics in the ~::.:.:~- : --an sitionf Routledge, New York, 1995, h.l. - ~,:,-::, a, A General Jurisprudence of Law and Society, Oxford University Press, _-.. - - - -=_-=e- 1Ukakan bahwa masyarakat manusia terbagai ke dalam masyarakat bangsa, - -::=::::::-;- _-.a Volkgeist (jiwa bangsa). Volkgeist adalah filsafat hidup suatu bangsa atau pola ::::::=::.:: ::z_ kepribadian yang tumbuh akibat pengalaman dan tradisi di masa lampau.... -.:-:a Struktur I/mu Hukum Indonesia, Refleksi Hukum, Jurnal Imu Hukum S, edisi Oktober 2008 hai.134.sistem hukum terdiri dari legal substance, legal :;r::;.," e.;..: =~ ture. Lawrence M.Friedman, The Legal System, A Social Science c~ ::- -5sel Sa ge Foundation, New York, 1975.

22 LOKAKARYA " MEMBANGUN PERDAMAIAN DI DALAM MASYARAKAT BER-BHINNEKA TUNGGAL I KA" 28 & 29 Januari 2011 Di Ruang Probowinoto - Universitas Kristen Satya Wacana yang diinjeksikan dalam suatu diseminasi nilai-nilai pendidikan hukum kita. Membangun hukum yang berbhineka Tunggal Ika bisa dilakukan dengan menanamkan nilai toleransi, penghormatan akan hak asasi, demokrasi, maupun nilai humanistik lainnya Cara berhukum yang memiliki kosmologi Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika memiliki suatu karakter pula yang bisa dikategorikan sebagai "non conflict based", guna menjawab pluralisme bangsa. Hal ini untuk memberikan semua komponen hukum suatu tujuan yakni memberi keadilan pada masyarakat. Perlu dikonstruksikan hukum yang ada dalam suatu tujuan hukum sebagaimana dikemukakan Gustav Radbruch, yaitu: 7 1. Keadilan (Gerechtigkeit) yang didukung oleh keberlakuan filosofis (Philosophische Geltung). 2. Kemanfaatan (Zigwek-massigkeit) yang didukung oleh keberlakuan sosiologis (Sozio/ogische Geltung). 3. Kepastian hukum (Rechssic herheit), yang didukung oleh keberlakuan yuridis Uuristische Geltung). Sorotan kepada bekerjanya hukum di Indonesia, manakala terjadi diskrepansi antara ketiga tujuan hukum tersebut di atas. Fenomena masyarakat yang kompleks dan majemuk bisa tereduksi teknis semata dalam perundangundangan. Oleh karena itu betapa pentingnya suatu pembangunan hukum yang mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan hukum dalam masyarakat, yang sekaligus bisa mewakili tujuan hukum untuk keadilan, kemanfaatan dan kepastian.. Pendidikan Hukum Dalam pembelajaran hukum, maka perlu direfleksi bahwa tatanan hukum sebagai sistem formalitas menghadapi dua masalah besar yang mendominasi hukum modern. Pertama adalah perjuangan untuk keluar dari dilema kesewenang-wenangan dan formalisme membabi buta, keadilan yang zalim, yang kedua adalah upaya untuk menciptakan perdamaian antara legalitas dan moralitas dengan menolak ekstrem-ekstrem individualisme dan kolektivisme serta menyediakan ruang yang lebih lapang di dalam hukum bagi nilai-nilai solidaritas. 8 Sejalan dengan pentingnya diseminasi nilai perdamaian dalam pendidikan hukum, maka tak lepas dari konsep pendidikan ilmu hukum yang holistik yang berarti bersifat interdisipliner. Paradigma akal budi merupakan suatu paradigma 7 Dalam Sidharta, Moralitas Profesi Hukum, Suatu Tawaran Kerangka Berpikir, Refika Ad itama, Bandung, 2006. hal. 40 8 Roberto Mangabeira Unger, Law and Modern Society, terj. Teori Hukum Kritis: Pos isi Hukum Dalam Masyarakat Modern, Nusa media, Bandung, 2007, Hal. 275.

LOKAKARYA " MEMBANGUN PERDAMAIAN DI DALAM MASYARAKAT BER-BHINNEKA TUNGGAL I KA" 28 & 29 Januari 2011 Di Ruang Probowinoto - Universitas Kristen Satya Wacana 23 yang menjiwai paradigma 'Ekologi Dalam'. 9 Dengan demikian _. a ~ - p engertian dalam dunia akal budi yang menjadi simbol dari =--:_. vitas suatu ilmu, akan menggugat pemikiran hukum yang berupaya an hukum dari moral. Se:Jagaimana Notohamidjojo kemukakan bahwa hukum memiliki ~-a ""' moral yang sangat kuat. Hukum tidak dapat dipisahkan dari moral. se aras dengan tujuan hukum yang dikemukakan Notohamidjojo ~_..., a yaitu bahwa tujuan hukum adalah menyelenggarakan keadilan dan --.::amai dalam masyarakat. 10 -.(arena itu, hukum bukanlah tidak bernurani, melainkan suatu a-g bermoral, yaitu moral kemanusiaan dan keadilan. Hukum yang -csa.(eadilan adalah hukum yang tidak dalam bukan melayani dirinya - ainkan bisa saja melampaui logika hukum untuk mencapai makna ang esensiil. oo=a.-r gm a 'Ekologi Dalam' merupakan perubahan pa radigma yang :Jandangan dunia mekanistik yang berasal dari Descartes dan j2cigma ini mengandaikan suatu kosmos yang memiliki jaringan satu ain dalam kehidupan dan saling bergantung baik pada individu dan ) ang pada akhirnya memunculkan kesadaran ekologis yang -,:;:: ;;, anlah seharusnya karakter pendidikan hukum kita. Hukum akan a, dalam fenomena sosial dan kultur dalam masyarakat. Hukum ~-- asi dengan masyarakat. Hukum juga merupakan bagian integral ~- ""'lasyarakat manusia. Dalam setiap masyarakat manusia, selalu,.., _... m. Ad a masyarakat, berarti ada norma hukum. Itu berarti, tata -a""'js mengacu pada penghormatan dan perlindungan harkat dan -.a- _s a. Hukum berupaya menjaga dan mengatur keseimbangan ----gan at au hasrat individu yang egositis dan kepentingan bersama :e--:ac konflik sebagaimana analogi ekosistem masyarakat manusia - g sa ing bergantung da n menj adi inti dari paradigma "Ekologi :g :;a am menjang kau pu la paradigma holist ik dalam hukum, menjadikan ~~, s_a:u entitas yang terbuka yang bisa dikaji dari banyak aspek atau pelbagai - - _- --erupakan suat u ent itas yang memiliki suatu j alinan nilai-nilai yang ;::~.::- g o<ompleks. Paradigma ini memandang dunia-dunia sebagai keseluruhan 2 - =- an sebagai bagian yang terpisah-pisah. Kesadaran ekologis yang _.._-. =- ca:1 s esalingbergantungan fundamental semua fenomena dan fa kta ba hwa masyarakat, sekalian terlekat dalam dan sa ling bergantung, _s a a--,. Fr"tjof Capra, The Web of life: A new Synthesis of Mind and Matter, : :;;-;- terjemahan " Jaring-jaring kehidupan (Visi Baru Epistemologi dan..,._, =.-a... Saut Pasa ribu, Faj ar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 16. :>e... <ead: an Dan Kemanusiaan, BPK Gunung Mu lia, Jakarta Pusat, 1975,,=se....,. a:1 nor'tla tentang yang baik, yang membedakan dari yang j ahat, =a::j; a - a... s a oata11 masyarakat. : oid, ha. 34, 31.

24 LOKAKARYA "MEMBANGUN PERDAMAIAN DI DALAM MASYARAKAT BER-BHINNEKA TUNGGAL IKA" 28 & 29 Januari 2011 Di Ruang Probowinoto - Universitas Kristen Satya Wacana Undang-undang Dasar kita memiliki suatu kandungan moral. Dalam implementasi terhadap peraturan di bawahnya, maka membaca konstitusi memerlukan apa yang disebut Ronald Dworkin dengan "moral reading". 11 Diperlukan suatu pencarian asas-asas moral yang ada didalamnya. Sebagaimana dikatakan Scholten lebih lanjut bahwa orang tidak hanya berbicara mengenai penerapan hukum (rechtstoepassing) yang mekanistis melainkan penemuan hukum (rechtsvinding) yang lebih kreatif. 12 Hukum itu terus menerus dig a rap dan ditetapkan oleh keseluruhan konteks sosial. 13 Oleh karena itu, jelaslah bahwa moral memang ada dalam konstitusi, namun hal ini harus diketemukan dan dibangun dalam segala sendi kehidupan. Pendidikan hukum akan diarahkan pada pembangunan suatu institusi hukum yang responsif dan progresif. Hukum responsif 14 memiliki keterbukaan dan fleksibilitas. Dalam persoalan mengenai integritas, maka pemikiran hukum responsif melawan serta mengurangi kecenderungan aparat untuk bersembunyi di balik peraturan dan menghindari tanggung jawab. Untuk melakukan hal ini, dalam konteks kebhinekaan, maka hukum responsif memperkuat cara-cara dimana keterbukaan dan integritas dapat saling menopang, walau terdapat benturan di antara keduanya. Lembaga responsif ini menganggap bahwa tekanan-tekanan sosial sebagai sumber pengetahuan dan kesempatan untuk mengoreksi diri. Satjipto mengemukakan Hukum Progresif 15 memiliki karakter: Hukum ditempatkan dalam hubungan erat dengan man usia. Tipe responsif menolak otonomi hukum yang bersifat final dan tak dapat digugat. Hukum dinilai dari tujuan sosial serta bekerjanya hukum. Mendahulukan kepentingan manusia yang lebih besar daripada menafsirkan hukum dari sudut logika dan peraturan. Dalam konsep hukum progresif ini, menjadikan makna pendidikan hukum orientasikan pada penciptaan kurikulum pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai demi kemanusiaan. Konsep Hukum Progresif membuka tabir ideologi tertutup dan menjernihkan pertimbangan hukum. Entitas hukum tidak boleh dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat memutusjaringan dan menimbulkan gangguan (obstruction) terhadap keutuhan dan keberlangsungan jaringan. Hukum agar dapat menyesuaikan diri pada jagad kehidupan dan tidak merusak jaringan jagad kehidupan tersebut. 16 11 Ronald Dworkin, Freedom's Law-The Moral Reading of the American Constitution, Cambridge, Mass: Harvard University Press, 1996.. 12 Paul Scholten, Struktur 1/mu Hukum, terj. De Structuur Der Rechtswetenschap, alih bahasa B. Arief Sidharta, Alumni, Bandung, 2005 13 A. Gunawan Setiardja, Dasar dari Hukum, Ka pita Selekta hukum, FH UN DIP, 2007, hal. lo. 14 Pemikiran Hukum Responsif merupakan pemikiran Philippe Nonet, dan Philip, Selznick, Law and Society In Transition, Harper and Row, London, 1978. 15 Sajipto Raharjo mengagas mengenai Hukum Progresif. Pelbagai tulisan hukum Progresif antara lain dapat dibaca dalam Satjipto Rahardjo, Hukum Progresif, Sebuah sintesa Hukum Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta, 2009 16 Satjipto Rahardjo, Lapisan-Lapisan Dalam Studi Hukum, Bayumedia Publishing, Malang, 2008. hal. 14.

LOKAKARYA "I"IEMBANGUN PERDAMAIAN DI DALAM MASYARAKAT BER-BHINNEKA TU NGGAL IKA" 28 & 29 Januari 2011 Di Ruang Probowinoto - Universitas Kristen Satya Wacana 25 :- ~e k a Tunggal Ika mengindikasikan bahwa warn a kemajemukan _ =-= ::: juga menuntut suatu hukum yang bisa menjangkau keharmonisan -::svarakat maj emuk pu la. Kesaling terhubungan dalam jaringan ~-_...= -.'ang adalah esensi persis pendasaran spiritual dari paradigma ;- -= am'. Dalam kaitan ini maka sed a pat mungkin dilakukan 'melek - ::""'g berarti memahami prinsip-prinsip pengaturan komunitas- ~3 e<ologis dan menggunakan prinsip-prinsip itu untuk membentuk -= ~ --an usia berkelanjutan. 17 Aspek kemitraan (partnership) adalah ciri --~ -..~-... nitas-komunitas berkelanjutan. 18 =- ' arena itu, pencitraan pendidikan hukum yang diinjeksikan untuk -=-2 an, adalah pendidikan hukum yang memiliki "a human face". _ -...2-: dikail yang merupakan suatu "agents of the public" dan juga - c... ange", yang memiliki karakter institusi responsif untuk r<arakter pendidikan yang lebih humanis, dan pada akhirnya =r. - = ;em ban pelayanan pad a masyarakat secara keseluruhan. Arah - '""....<Jm berarti "in line with the,public's sense of justice"/public face ~ - - :. <asi terhadap hal ini adalah muatan-muatan humanistik yang ;::: oeace building character dalam mengkritisi hukum di Indonesia, z~- =- - ak Asasi Manusia, toleransi, dan Demokrasi, serta penanaman :: _..ntuk dielaborasikan dalam cita hukum. ~- _e.. tang perlu dikembangkan dalam pendidikan hukum yang.:s. an nilai perdamaian adalah yang memiliki "value bounded" ---=... --nani stik, karakter civil society participation/control social untuk --= ~ cari perspektif "the bottom up views of law. Pendidikan hukum - - ~--: ::--=- Kan pada suatu penelusuran akan tercitranya hukum yang adil - ~ ar, dalam suatu konstruksi terus menerus. _:_::_-33""'gan pa radigma il mu hukum yang berakal budi dengan - --z:a :::>edom an, akan memiliki wawasan intuitif, terbuka, cerdas, - ~=-- e""'citrakan il m u hukum yang mencirikan Bhinneka Tunggal I ka. - _:=,..a.gus mencetak pemikiran hu kum untuk mempolakan nilai.:.=--ga n terus m ewujudkan keadilan, kemanfaatan dan kepastian. Daftar Pustaka -~.:. Freedom's Law-Th e Moral Reading of the American ---- _-: n, Cambridg e, Mass: Harvard University Press, 1996. _ --e ce M. The Legal System, A Social Science Perspective, Russel ~-~ -- _---uct:ion, New York, 1975. :. Derni Keadilan Dan Kemanusiaan, BPK Gunung Mulia, Jakarta --- _ -= ::... Selznick, Philip. Law and Society in Transition, Harper and ---- ~ 978 - - I..., ===--~- --. -1Jkum dalam Jagat Ketertiban, UKI Press, Jakarta, 2006, -.- -.

26 LOKAKARYA "MEMBANGUN PERDAMAIAN DI DALAM MASYARAKAT BER-BHINNEKA TUNGGAL IKA" 28 & 29 Januari 201 1 Di Ruang Probowinoto - Universitas Kristen Satya Wacana -----------------------. Lapisan-Lapisan Da!am Studi Hukum, Bayumedia Publishing, Malang, 2008. -----------------------. Hukum Progresif - sebuah sintesa Hukum Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta, 2009. Santos, Bonaventura De Sousa. Toward a New Common Sense: Law, Science and Politics in the Paradigmatic Transition, Routledge, New York, 1995. Scholten, Paul. Struktur Ilmu Hukum, terj. De Structuur Der Rechtswetenschap, alih bahasa B. Arief Sidharta, Alumni, Bandung, 2005. Sidharta, B.Arief. Struktur Ilmu Hukum Indonesia, Refleksi Hukum, Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum UKSW, edisi Oktober 2008. Setiardja, A. Gunawan. Dasar dari Hukum, Kapita Selekta Hukum, Fakultas Hukum UNDIP, 2007. Tamanaha, Brian Z. A General Jurisprudence of Law and Society, Oxford University Press, 2006. Turkel, Gerald. Law and Society: critical approaches, Allyn and Bacon,Toronto, 1995. Unger, Roberto Mangabeira. Law and Modern Society, terj. Teori Hukum Kritis : Posisi Hukum Dalam Masyarakat Modern, Nusa media, Bandung, 2007.