BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN BUKA TUTUP (STUDI KASUS DI DESA BLITAR)



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

BAB IV ANALISIS PANDANGAN ULAMA DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN ANTAR DUSUN NGULON NGALOR

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI REPENAN DALAM WALIMAH NIKAH DI DESA PETIS SARI KEC. DUKUN KAB. GRESIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRADISI LARANGAN PERKAWINAN DUA SAUDARA KANDUNG PADA TAHUN YANG DI DESA PARADO KECAMATAN PARADO KABUPATEN BIMA

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI LARANGAN PERKAWINAN NYANDUNG WATANG DI DESA NGUWOK KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

Munakahat ZULKIFLI, MA

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB LIMA PENUTUP. sebelumnya. Dalam bab ini juga, pengkaji akan mengutarakan beberapa langkah

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN KECAMATAN PUNCU KABUPATEN KEDIRI

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Dari Penelitian yang penulis lakukan dilapangan 8 (delapan) orang responden. 1) Nama : KH.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mahluk manusia baik itu aqidah, ibadah dan muamalah, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Tradisi Mempelajari Kitab Tabyin al-islah Sebelum menikah Pada

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA PENDAPAT MAŻHAB ANAK LUAR NIKAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

BAB IV WALI AD}AL KARENA KESAMAAN WETON DITINJAU DALAM HUKUM ISLAM

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT MAZHAB HANAFI DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG WALI NIKAH. A. Analisa Terhadap Mazhab Hanafi Tentang Wali Nikah

BAB III ANALISIS. Pada dasarnya hukum islam tidak memberatkan umatnya. Akan tetapi

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

BUYUT POTROH SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH DI DESA

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PERJANJIAN PRANIKAH PASCA PERKAWINAN (Studi Kasus di Desa Mojopilang Kabupaten Mojokerto)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

I. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAHUN ALIF SEBAGAI LARANGAN MELANGSUNGKAN PERNIKAHAN

BAB TIGA PERKAHWINAN KERANA DIJODOHKAN MENURUT UNDANG UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN BAGI PEGAWAI NEGERI PADA POLRI. sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam Al-Quran dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

BAB II LARANGAN PERKAWINAN DALAM ISLAM DAN URF

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB II PERKAWINAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN URF. hubungan kelamin ( ), dan juga berarti akad ( ). 1. dinikahi seperti sebab nasab atau sesusuan.

BAB II PERKAWINAN DALAM HUKUM MUNAKAHAT (FIQH) DAN PERWALIAN DALAM HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. A. Perkawinan Dalam Hukum Munakahat (Fiqh)

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

ANALISIS PENETAPAN DAN PERTIMBANGAN HAKIM

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai ajarannya. Ajaran serta aturan-aturan yang telah di atur dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. manusia, bukan hanya antara suami istri dan keturunannya tapi juga. juga merupakan jalan yang ditetapkan oleh Islam untuk mengatur

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA HUBUNGAN MAHRAM: Dalam Perspektif Hukum Islam. Nurhadi * FASIH IAIN Tulungagung

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

P E N E T A P A N NOMOR 01/Pdt.P/2013/PA.Msa BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN BUKA TUTUP (STUDI KASUS DI DESA SELOKAJANG KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR) A. Analisis Hukum Islam Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Larangan Perkawinan Buka Tutup di Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Masyarakat Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar hingga sekarang masih memegang teguh tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, dan mengenai faktor-faktor yang dipercayai dalam larangan perkawinan buka tutup ialah: Awal munculnya tradisi larangan perkawinan buka tutup adalah suatu tradisi dari nenek moyang yang masih dianggap sebagai suatu tradisi yang sangat sakral dan wajib untuk di patuhi, dan ketika tradisi larangan tersebut dilanggar maka mereka yang melanggar akan mendapat musibah, hal itu terjadi karena ketika dulu ada beberapa orang yang melakukan perkawinan buka tutup dan tidak lama pernikahan itu mereka mendapatkan musibah, sejak kejadian itu orang-orang terdahulu melarang adanya perkawinan buka tutup dikarenakan takut terkena musibah, dan sampai saat ini tradisi tersebut masih dipatuhi. 68

69 Perkawinan buka tutup merupakan salah satu tradisi dari para leluhur masyarakat Desa Selokajang Kecamatan Srengat, menurut penulis tradisi buka tutup itu hanya sebuah mitos dan tradisi ini seharusnya tidak diikuti dan sebaiknya ditinggalkan karena sudah jelas dalam Islam khususnya Kompilasi Hukum Islam pasal 39 sampai 40 tidak dijelaskan mengenai akibat yang ditimbulkan ketika tradisi tersebut dilanggar itu hanya faktor kebetulan, ketika mereka melanggar tradisi tersebut. Tradisi larangan perkawinan buka tutup tersebut dilakukan berdasarkan aturan dari kalender Jawa seperti yang biasanya dilakukan dalam perhitungan atau pelaksanaan hari baik dalam perkawinan dan ada hubungannya dengan yang disebut petung jawi, yaitu perhitungan baik buruk yang dilukiskan dalam lambang atau watak hari, tanggal,bulan, tahun dan lain-lainya 1 Jika dilihat dari segi pendidikan penulis melihat bahwa di desa Selokajang terdapat bererapa sekolah dan banyaknya masyarakat yang berprofesi menjadi guru, kecil kemungkinan bahwa faktor dari larangan perkawinan buka tutup ialah dari segi minimnya pendidikan di desa tersebut, penulis berpendapat bahwa faktor utama yang menjadi penyebab kenapa tradisi tersebut masih dianut oleh masyarakat Desa Selokajang ialah faktor kepatuhan masyarakat terhadap tindakan ataupun ucapan dari para leluhur mereka yang mewariskan tardisi tersebut salah satunya ialah larangan perkawinan buka 1 Sayyid Qodir, Mujarobat, (Bintang Dua: Surabaya, 1992), 26.

70 tutup, dimana para leluhur tidak membolehkan larangan perkawinan tersebut dilakukan Jadi tinjauan hukum Islam terhadap faktor yang melatarbelakangi larangan perkawinan buka tutup itu tidak bisa dibenarkan, karena tidak sesuai dengan syari at Islam. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Dampak dari Larangan Perkawinan Buka Tutup Adapun larangan perkawinan buka tutup yang terjadi di Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar, merupakan suatu tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat desa tersebut tidak lepas dari dampak yang dipercayai oleh masyarakat, yaitu apabila tradisi tersebut dilanggar mereka percaya akan adanya musibah besar yang akan menimpa mereka seperti, akan dikalahkan dari segi umur, rezeki, kesehatan dan kebahagiaan, dan musibah itu tidak hanya akan menimpa kedua calon pengantin namun keluarga besar mereka. Penulis juga menemukan bahwa tradisi tersebut berpotensi menimbulkan perpecahan dalam keluarga dan itu sangat bertolak belakang dengan tujuan dari sebuah perkawinan dimana perkawinan itu dampat menjadikan dua keluarga saling menyayangi. Jika dampak tersebut ditinjau dengan hukum Islam, maka yang demikian itu tidak dapat dibenarkan karena ketika dalam kandungan yang berusia empat bulan Allah meniup;;kan ruh dan

71 ditentukan empat kalimat yaitu, rezeki, ajalnya, amalnya, baik dan buruknya, dan Allah juga menjelaskan dalam surat Yunuyat 107. و ا نا م ي ن و ن و ا ا هلل ا ا هلل ر ا و وا و ا و ا ا و هلل ا هلل و ا و ا نا ي اا نا هلل ا و اا نا ولا ن هللاا هلل ا م يا اا هلل ن ا ا ا وا ا ا ا و ا ن اا م يا وا ا هلل اا ا ن اا اا و و ا ن راا ا م يا اا وا ن اا ا ا اا واا و وااا و ا ا ااا ن ا هلل اا هلل ا اا Jika Allah menimpahkan sesuatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkan kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki karunia-nya diantara hamba-hamba-nya dan Dia-lah Yang Maha pengampun lagi Maha penyanyang. 2 Dari ayat di atas namak jelas bahwa suatu musibah itu bukan karena kita melanggar suatu tradisi dimana tradisi tersebut masih belum jelas hukumnya, tetapi musibah itu datangnya dari Allah, dan mengenai kebenaran dari dampak tradisi ini hanyalah kebetulan semata yang mana pelaku perkawinan buka tutup mengalami masalah dalam rumah tangganya bukan karena melanggar larangan perkawinan tersebut. C. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Ulama Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Terhadap Larangan Perkawinan Buka Tutup Perkawinan menurut masyarakat Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar ialah perkawinan yang dilakukan untuk menyatukan seorang laki-laki dan perempuan dalam ikatan yang suci yang menghalalkan suatu hubungan. 2 Ibid,. 221.

72 Menurut masyarakat Desa Selokajang dalam perkawinan yang terpenting ialah yang melakukan bukan termasuk dalam kategori buka tutup. Mengenai hal ini Ulama Desa Selokajang Kecamatan Srengat mempunyai pendapat. Sebagaimana yang diketahui dari hasil wawancara KH. Dawawi bahwa larangan perkawinan buka tutup itu hukmnya haram, karena dalam Islam tidak ada dalil hukumnya, Islam tidak pernah melarang perkawinan selama perkawinan itu tidak melanggar ketentuan yang sudah diatur dalam Al-Qur a>n yaitu seperti nas}ab, mus}ha>harah dan rad{a ah perkawinan itu diperbolehkan. Bapak Nawawi mengatakan bahwa larangan perkawinan buka tutup itu diperbolehkan akan tetapi harus dalam koridor syariat Islam yaitu Al-Qur an dan Hadits sebagai pedoman umat Islam untuk hidup di dunia dan akhirat Bapak Danuri mengatakan bahwa Perkawinan buka tutup seharusnya dihilangkan dalam masyarakat karena tradisi tersebut sudah merusak aqidahaqidah Islam, bisa kita liat bahwa dalam Islam tidak ada dalil yang mengatur, dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 39 sampai 40 pun tidak aturan yang menyatakan tentang tradisi tersebut. Dan ulama mazhab juga sepakat bahwa wanita yang haram dinkahi itu ada dua bagian, yang pertama karena hubungan nasab dan yang kedua karena sebab lain. Larangan yang pertama ada tujuh macam yaitu: 1. Ibu, nenek dari ayah ataupun ibu.

73 2. Anak-anak perempuan, termasuk cucu perempuan dari anak laki-laki atu atau perempuan, hingga keterunan di bawahnya. 3. Saudara-saudara perempuan, baik saudara seayah, seibu maupun seayah dan seibu. 4. Saudara perempuan ayah, termasuk saudara perempuan kakek dan nenk dari pihak ayah, dan seterusnya. 5. Saudara perempuan ibu. 6. Anak-anak perempuan saudara laki-laki hingga keterunan dibawahnya. 7. Anak-anak perempuan saudara perempuan hingga keturunan dibawahnya. 3 Larangan perkawinan buka tutup dalam Islam tidak di terangkan secara jelas, Dalam al-qur an surat an-nisa ayat 23 lebih menunjukkan adanya larangan pada orang-orang yang tidak boleh dinikahi secara terperinci, bukan sebuah larangan perkawinan yang tidak mempunyai dasar seperti larangan perkawinan di atas, akan tetapi larangan perkawinan buka tutup itu bisa laksanakan demi menjaga kebaikan penghidupan masyarakatnya sendiri. Berdasarkan pemaparan di atas yang disampaikan oleh ulama Desa Selokajang tentang pandangan terhadap larangan perkawinan buka tutup baik yang berpandangan larangan itu tidak sesuai dengan Syari at hukum Islam, Jadi pandangan ulama Desa Selokajang bisa dilihat di atas bahwa semua ulama tidak setuju dengan adanya larangan perkawinan buka tutup, 3 Muhammad Jawad Mughniya, Fiqih Lima Mazhab, (Jakarta: PT Lentera Basritama, 1996), 326.

74 untuk itu pandangan ulama itu sesuai dengan hukum Islam karena tidak ada suatu aturan yang menjelaskan hal tersebut. D. Analisis Hukum Islam Terhadap Larangan Perkawinan Buka tutup di Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Dalam Al-Qur a>n dan hadits atau dalam undang-undang hukum Islam tidak pernah ditemukan aturan hukum yang melarang adanya suatu perkawinan antara anak sulung. Suatu perkawinan dianggap sah ketika perkawinan itu telah memenuhi rukun dan syarat perkawinan yang telah ditentukan dalam hukum Islam maupun undang-undang. Adapun rukun perkawinan ialah: mempelai laki-laki, mempelai perempuan, wali nikah, dua orang saksi, dan ijab qabul. 4 Dan syarat perkawinan ialah yang berkaitan dengan rukun perkawinan. 1. Syarat Calon Suami, Bukan mahram dari calon istri, tidak terpaksa atau atas kemaun sendiri, orangnya tertentu, jelas orangnya, tidak sedang ihram. 2. Syarat Calon Istri. tidak ada halangan hukum, merdeka atas kemauan sendiri, jelas orangnya, tidak sedang ihram. 3. Syarat Wali, laki-laki, baligh, waras akalnya, tidak terpaksa, adail dan tidak sedang ihram. 4 Ibid.,

75 4. Syarat-Syarat Saksi, laki-laki, baligh, waras akalnya, adil, dapat mendengar dan melihat, bebas, tidak dipaksa, tidak sedang mengerjakan ihram dan memahami bahasa yang dipergunkan untuk ijab kabul. 5. Syarat Ijab Qabul, 5 adanya pernyataan mengawinkan dari wali, adanya pernyataan menerima dari calon memepelai, memakai kata-kata nikah, tajwiz atau terjemahan dari kedua kata tersebut, antara ijab dan qabul bersambungan, orang yang terkait ijab dan qabul tidak sedang ihram haji atau umrah; Selain itu dalam hukum Islam wanita yang haram untuk dinikahi dikarenakan lima sebab yaitu dimana larangan tersebut dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu: larangan karena selama-lamanya (Muabbad) dan larangan yang bersifat semenata (Ghairu Muabbad). Walaupun pada padasarnya setiap laki-laki Islam boleh menikahi wanita mana saja yang dia inginkan tetapi tetap ada batasan-batasanya. 6 Jadi, dari paparan ini tidak ada larangan dalam Islam sebagaimana larangan dalam perkawinan buka tutup Meskipun demikian, masyarakat Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar mempercayai adanya tradisi larangan Buka tutup karena mereka takut terkena musibah besar jika tradisi tersebut dilanggar. Dan dengan ini penulis akan membahas bagaimana Islam memandang tradisi tersebut? Apakah larangan perkawinan buka tutup pada masyarakat Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar dapat dibenarkan oleh hukum Islam? 5 Ibid., 10. 6 Arifin dan Faishal Haq, Ushul Fiqh dan Kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam,146.

76 Untuk menjawab pertanyaan-petanyaan tersebebut maka penulis akan menguraikan larangan tersebut dengan menggunakan kaidah fiqhiyah dan kaidah ush}uliyah yang berhubungan dengan hukum adat. Dalam Ushul Fiqh tradisi itu dikenal dengan istilah Urf dimana keduanya tidak ada perbedaan yang mendasar. 7 Untuk lebih jelasnya penulis akan mendefinisikan tradisi atau urf. Seperti yang dikutip dari Hasbi as- S}iddiqi: هلل اا و ت و و و ا هلل و م و ن و و ا هلل ن ا و حي و و ن و اى و ن ا اا ا و س و هلل ن ا و مأ ن هلل ن و و ن و و ا ل م ي ا ا Adat kebiasaan ialah suatu yang telah dikenal manusia dan telah menjadi suatu kebiasaan yang digemari oleh mereka dan berlaku dalam kehidupan mereka. 8 Dalam rumusan yang lain urf ialah: هلل ن ا هلل ن و ا و ح و ل ا و ت هلل و ا ا نل و ا ااا و ح و ن اا) و م هلل و هلل ا ن ا مح ا ا ام عا ) Urf adalah suatu perbuatan yang terus menerus dilakukan manusia, karena logis dan dilakukan secara terus menerus. (HR. Riwayat Ahmad dari Ibnu Mas ud Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi atau larangan perkawinn Buka tutup termasuk dalam kategori adat, karena tradisi tersebut sudah berlangsung lama, diakui sendiri oleh masyarakat Desa Selokajang dan 7 Amir Syamsudin, Ushul Fiqh, 362. 8 Ibid.

77 dilakukan dengan sadar oleh mereka sendiri. Akan tetapi apakah tradisi tersebut tidak beretentangan dengan hukum Islam? Para ulama yang mengamalkan urf dalam memahami dan mengistimbatkan hukum. Menetapkan beberapa kategori-kategori persyaratan untuk menerima urf tersebut yaitu: 1. Adat atau urf itu bernilai maslahah dan dapat diterima oleh akal sehat. Ini merupakan syarat wajib bagi adat atau u rf yang sahih, sebagai persyaratan untuk diterima tradisi tersebut. 2. Adat atau urf itu berlaku untuk umum dan merata dikalangan masyarakat dalam lingkungan adat tersebut atau berada dalam kalangan sebagian warganya. 3. urf yang dijadikan sandaran dalam penetapan hukum itu telah ada (berlaku) pada saat itu, bukan urf yang muncul kemudian. Hal ini ini berarti urf harus telah ada sebelum penetapan hukum. Kalau urf harus ada sebelum penetapan hukum. Namun jika urf yang datang kemudian, maka tidak diperhitungkan. 4. Adat yang tidak bertentangan dan melalaikan dalil syara yang ada atau bertentangan dengan prinsip yang pasti. Sebenarnya persyaratan ini hanya menguatkan persyaratan penerimaan adat s}ahih, karena jika adat itu bertentangan dengan nas} yang ada atau bertentangan dengan prinsip syara maka adat yang termasuk dalam adat yang fasid yang telah disepakati oleh

78 ulama yang menolaknya. 9 Hal ini sangat jelas karena Allah telah menurunkan Al-Qur an sebagai penjelasan dan petunjuk bagi masusia seperti ayat di bawah ini: و ر ا و م ي نل و هلل ا و و ا اا نا را ا ا نا ا هلل ا ا ىا م يا و ا ن ح و ا ن تل و ت هلل ن ا ا ا و و و ن ا هلل اا را وا ن ا ر اا وا هللا نا ن ا ا Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah kitab (Al-Qur an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami: menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman 10.(Al- A raf:52) Dalam hasil penelitian penulis, moyoritas responden mengatakan bahwa faktor yang melatarbelakangi larangan perkawinan buka tutup adalah adanya kepercayaan pada ancaman bahaya atau kemdharatan bagi pelakunya. Masyarakat Desa Selokajang meyakini bahwa ketika ada seseorang yang melanggar tradisi tersebut akan mengalami musibah yang besar. Bahkan musibah itu tidak akan menimpa kedua pasangan yang melanggar tradisi tersebut tetapi juga akan menimpa anggota keluarganya. Hal ini tidak sesuai dengan firman Allah dalam surat Yunus ayat 107: و ا نا و ن و ن و ا ا هلل ا ا هلل ر ا و و ا و ا ا اا و هلل ا و اا نا ولا ن هللاا هلل اا م يا اا هلل ن ا ا ا وا ا ا ا ا وا ا را و و ا و م يا ا و ن ا اا هلل ا ن ي هلل ا اا اا و ا و هلل ا ا م ي ا هلل و ا و ا نا ر ا ن و ا و ن ا هلل اا و ن اا م يا وا ن اا Jika Allah menimpahkan sesuatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkan kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki karunia-nya diantara hamba-hamba-nya dan Dia-lah Yang Maha pengampun lagi Maha penyanyang. 11 9 Ibid., 378,. 10 Ibid., 157. 11 Ibid., 221.

79 Dan sabda Rasullulah SAW: و وا ا وااا شاز ا ا ا ااق :ح ثل ا س اا ا اا ي ا س ا ا ا ا ا اا هلل ناااا و اا وا,ا هللا م يا ن اا وا ا ا نا اا و ا ا واا ااا وا اا وا ا وا وا واا ا هلل ا و ا نا وا هلل اا ااا و ا نا ا اا هللا اا و ا اا ن و اا ن و و اا ا,ا هللا م يا و ا هللا ن :اا و هللا هللا ن ا ا و ن و ا ا ا,ا ر اا.ا ااا ا ا ا اا نز ا اا هللا هلل ا م ن هلل ا و ا و ا هلل م يا هلل ا ااا هللا اا ن ا ا وا وا ا وا وا نا وا هللاا ا ااا ا ن ن يا ن ا ااا ا و ن هلل اا ا ا هللاا ن اا ا وا و اا ا را و ااا و و ا هللا ن ا واا ااا وا اا وا ا هلل م ن و نا,ا و و ا ا و ا ا اا ن ا ا ا واا اا ا ا ا ا ا نا ياا و ا اا.ا) ا ) و ا وا و ا اا,ا و Rasullulah bersabda sesungguhnya diantara kamu terhimpun kejadian dalam perut ibumu dalam empat puluh hari sebagai air mani, kemudian segumpal darah seperti itu kemudian segumpal daging seperti itu, kemudian ditiupkan ruh kepadanyan dan ditentukan empat kalimat: rezeki, ajalnya, amalnya, baik dan buruknya. 12 Alasan-alasan responden hanyalah berdasarkan mitos-mitos yang dipercayai oleh nenek moyang meraka dan kemudian diwariskan kepada anak cucu mereka dan diyakini hingga sekarang oleh masyarakat Desa Selokajang Kecamatan Srengat, dan ditambah lagi dengan kejadian-kejadian yang terjadi kepada pelaku perkawinan buka tutup itu hanyalah kebetulan semata. Dalam hukum Islam kemadharatan yan dapat merukhsah hukum adalah kemdharatan yang dapat mengancam agama, jiwa,harta, akal dan keturunannya, yang demikian itu tidak sesuai dengan tujuan yang diterapkan oleh syara (maqaid al-syari ah). 13 Berdasarkan keterangan keterangan di atas, tradisi larangan perkawinan buka tutup yang diyakini oleh masyarakat Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar ialah bertentangan dengan hukum Islam, dimana dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 39 sampai dengan pasal 44 yang berisi 12 Imam Muslim Ibnu Hajjaj an Nasyaburi, Sahih Muslim, bab Kitab al-qadar 13 Fathur Rahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, 128.

80 Pasal 39 berisikan tentang larangan perkawinan dikrenakan nasab, karena pertalian kerabat semenda, dank arena pertalian susuan. Pasal 40 berisi tentang dilarang melangsungkan perkawinan seorang pria dengan seorang wanita dikarenakan wanita masih terikat dengan pria lain, seorang wanita berada dalam masa iddah dengan pria lain, wanita non Islam. Pasal 41 berisi tentang seorang pria dilarang mamadu isterinya dengan wanita yang mempunyai nasab atau persusuan dengan isterinya. Pasal 42 menyatakan tentang seorang pria dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang wanita apabila pria tersebut sedang mempunyai 4 (empat) orang isteri yang kempat-empatnya masih terikat tali perkawinan atau dalam masa talak raj i. Pasal 43 berisi tentang dialrarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang bekas istrinya yang ditalak tiga, dan bekas istrinya yang ditalak li an. dan pasal 44 menyatakan Seoarang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang pria yang tidak beragam Islam. Apalagi dampak dari tradisi ini banyak yang beselisih atau bertengkar dengan keluraga mereka. Oleh karena itu larangan perkawinan buka tutup seharusnya tidak dilaksanakan mengigat mudharat sangat banyak bagi masyarakat sendiri khususnya bagi yang melakukan larangan perkawinan buka tutup.