Darti Satyani, Nina Meilisza, dan Lili Solichah



dokumen-dokumen yang mirip
SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Acta Aquatica 1:1 (Oktober, 2014) Acta Aquatica. Aquatic Sciences Journal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

KINERJA PRODUKSI IKAN BOTIA (Chromobotia macracanthus) PADAT TEBAR TINGGI DENGAN SISTEM RESIRKULASI

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN HIAS SILVER DOLLAR (Metynnis hypsauchen) DALAM SISTEM RESIRKULASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BOTIA

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp.

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

PENGGUNAAN BERBAGAI WADAH UNTUK PEMBUDIDAYAAN IKAN HIAS AIR TAWAR

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBEDAAN JUML AH PEMBERIAN KOTORAN AYAM TERHADAP VARIASI PL ANKTON YANG DIMAKAN IKAN PEL ANGI (Melanotaenia parva)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

II. BAHAN DAN METODE

KERAGAAN PERTUMBUHAN IKAN NILA SPESIFIK LAHAN GAMBUT F-2, F-1 DENGAN NILA LOKAL

BUDIDAYA IKAN HIAS SEBAGAI PENDUKUNG PEMBANGUNAN NASIONAL PERIKANAN DI INDONESIA

PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 4. No. 3, September 2013 : ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PERBEDAAN PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA SISTEM RESIRKULASI

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus EKOR/LITER

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

PERTUMBUHAN BEBERAPA STRAIN IKAN MAS YANG DIPELIHARA PADA TAMBAK BERSALINITAS RENDAH

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

I. PENDAHULUAN. Gurami ( Osphronemus gouramy ) adalah salah satu ikan air tawar bernilai

PENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) SISTEM HAPA DENGAN UKURAN PAKAN BERBEDA

PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS BOTIA (Chromobotia macracanthus) MELALUI PENDEKATAN PADAT TEBAR DAN KETINGGIAN AIR MEDIA PEMELIHARAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad **) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad

Bab VI. Biologi larva. Slembrouck J. (a), W. Pamungkas (b), J. Subagja (c), Wartono H. (c) dan M. Legendre (d)

CULTIVATION OF RIVER CATFISH

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

UJI PERBANDINGAN PAKAN PELLET DAN CUMI-CUMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN KERAPU MACAN (Efinephelus fuscoguttatus)

KERAGAAN KECERNAAN PAKAN TENGGELAM DAN TERAPUNG UNTUK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN DAN TANPA AERASI

Transkripsi:

39 Gambaran pertumbuhan panjang benih ikan botia... (Darti Satyani) GAMBARAN PERTUMBUHAN PANJANG BENIH IKAN BOTIA (Chromobotia macracanthus) HASIL BUDIDAYA PADA PEMELIHARAAN DALAM SISTEM HAPA DENGAN PADAT PENEBARAN EKOR PER LITER Darti Satyani, Nina Meilisza, dan Lili Solichah Balai Riset Budidaya Ikan Hias Jl. Perikanan No. 13, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat E-mail: irbihat@dkp.go.id ABSTRAK Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pertumbuhan panjang pada benih ikan botia hasil budidaya hingga ukuran ekspor 1 inci (2, cm) telah dilakukan di Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok. Panjang rata-rata benih ikan botia di awal penelitian berukuran 1, cm dan bobot rata-rata,9 g. Ikan ditempatkan dalam bak fiber berkapasitas L diisi dengan hapa berupa etabol berwarna coklat yang berukuran, m x, m x, m dan tinggi air 4 cm. Hapa diisi ikan dengan padat tebar ekor per liter ( ekor per hapa). Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan berupa cacing darah dan ditambahkan pelet sesudah ikan berukuran panjang rata-rata 2, cm. Penelitian menggunakan 4 (empat) kali ulangan dengan melakukan pengamatan pada hari ke,, 3,, 7, dan dan dianalisis secara deskriptif. Lama pemeliharaan mengikuti target pasar untuk ukuran panjang ikan yaitu 2, cm (ukuran ekspor). Pengamatan dilakukan terhadap panjang total rata-rata benih ikan botia dan digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan panjang harian benih ikan botia. Berdasarkan grafik hasil penelitian diketahui bahwa target panjang rata-rata ukuran ekspor 1 inci (2, cm) dari seluruh total populasi pada setiap ulangan tercapai pada lama pemeliharaan sekitar 8 hari. Pada akhir penelitian (hari ke ), lebih dari 9% total populasi ikan botia yang dipelihara telah mencapai ukuran >2, cm dan panjang tertinggi sebesar 3,6 cm dengan laju pertumbuhan panjang harian benih ikan botia adalah 1% per hari. KATA KUNCI: benih botia, pertumbuhan panjang, ukuran ekspor 1 inci (2, cm). PENDAHULUAN Budidaya ikan hias air tawar mempunyai prospek yang cerah karena permintaan pasar yang cukup besar sedangkan pemenuhannya belum mencukupi (Lingga & Susanto, 3). Ikan hias botia (Chromobotia macracanthus) yang merupakan ikan hias asli dari perairan Sumatera dan Kalimantan ini sudah puluhan tahun menjadi komoditas ekspor primadona ikan hias air tawar (Axelrod et al.,199; Sakurai et al., 199). Ikan botia diklasifikasikan dalam kelas Actinopterygii, ordo Cypriniformes, famili Cobitidae, genus Chromobotia, dan spesies Chromobotia macracanthus (Kottelat, 4). Spesies ini dalam dunia perdagangan dikenal dengan sebutan clown loach atau tiger botia. Nama lokal ikan ini adalah ikan macan (Sumatera), gecubang (Lampung), biju bana (Jambi), Languli (Mahakam) (Suseno & Subandiah, ). Pembenihan ikan hias botia sudah dapat dikerjakan. Teknologinya yang sudah berhasil dilakukan sejak tahun 4 di Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok saat ini telah dikuasai sehingga produksi dalam jumlah yang diinginkan sudah dapat dikerjakan (Satyani et al., 6; Satyani et al., 7). Di Indonesia, setiap tahunnya ikan botia diperjualbelikan atau diekspor dalam jumlah jutaan ekor ke mancanegara. Ukuran siap ekspor paling kecil adalah sekitar 1 2 inci atau 2,, cm. Target panjang total yang diharapkan pada pemeliharaan benih ikan botia hingga mencapai ukuran yang diinginkan oleh pasar lokal maupun ekspor menjadi tantangan dalam memecahkan kendalakendala yang dihadapi. Padat tebar yang optimum dan efisien dari segi biaya produksi mengharuskan diterapkannya teknologi pemeliharaan yang intensif namun mencapai target yang diinginkan. Teknik yang tepat untuk memelihara botia dalam jumlah yang besar sudah seharusnya dilakukan agar tingkat kematiannya dapat ditekan, dengan mengadaptasikan tempat sesuai sifat-sifatnya. Hal-hal yang mengacu pada kebiasaan-kebiasaan dan sifat-sifat ikan botia salah satunya adalah pengurangan sinar memungkinkan dilakukannya pemeliharaan dalam sistem hapa dengan padat

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 396 tebar yang tinggi. Menurut Axelrod et al., 199, sinar merupakan faktor yang mempengaruhi benih terutama sinar yang kuat harus dihindari karena ikan botia termasuk ikan yang tidak senang sinar. Oleh karenanya penggunaan hapa berwarna gelap dengan tutup untuk mengurangi sinar yang masuk merupakan salah satu teknik alternatif dalam pemeliharaan botia. Penerapan pemeliharaan dalam sistem hapa pada padat tebar yang tinggi, diharapkan menjadi teknik yang tepat dan dapat digunakan oleh para pembudidaya, sehingga beragam informasi hasil budidaya termasuk pertumbuhan dan lama pemeliharaan dalam mencapai target ukuran ekspor dapat tercapai. Dengan diketahuinya gambaran pertumbuhan panjang tersebut diharapkan pembudidaya dapat mengetahui lama pemeliharaan yang tepat dan persentase jumlah ikan yang diinginkan dalam mencapai target panjang yang sesuai permintaan pasar. BAHAN DAN METODE Ikan yang diuji adalah benih ikan botia hasil budidaya yang dihasilkan oleh Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Perancis untuk Pembangunan (IRD). Ukuran ikan yang digunakan pada saat awal penelitian dengan panjang rata-rata berkisar 1, cm dan bobot rata-rata,9 g. Ikan ditempatkan dalam bak fiber berkapasitas L diisi dengan hapa berupa etabol berwarna coklat yang berukuran, m x, m x, m dan tinggi air 4 cm. Hapa diisi ikan dengan padat tebar ekor per liter ( ekor per hapa). Pompa sebagai pemutar air akan dipasang pada setiap bak. Tutup bak dibuat untuk mempertahankan keadaan setengah gelap. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan berupa cacing darah dan ditambahkan pelet sesudah ikan berukuran sekitar 2, cm. Penelitian ini menggunakan 4 (empat) kali ulangan dengan melakukan pengamatan pada hari ke-,, 3,, 7, dan. Lama pemeliharaan mengikuti target pasar untuk ukuran panjang ikan yaitu 2, cm (ukuran ekspor). Pengamatan dilakukan terhadap panjang total dengan kertas milimeter blok dan bobot badan dengan timbangan elektrik ketepatan,1 g. Data panjang total setiap kali sampling digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan panjang harian benih ikan botia. Perhitungan laju pertumbuhan panjang harian sebagai berikut: Laju pertumbuhan panjang harian = ln Lt - ln Lo x t di mana: lt =panjang total rata-rata pada hari ke t lo =panjang total rata-rata pada hari ke t =jumlah hari pengamatan Pada saat pengamatan berlangsung, sebelum diukur ikan dibius dengan Phenoxyaethanol 3 mg/l sampai tidur agar tidak stres dan berontak. Jumlah ikan yang diamati adalah ekor setiap ulangan. Pengamatan lain adalah kualitas air standar (O 2, CO 2, NH 3, NO 2, ph, dan kesadahan). Suhu diamati setiap 3 hari dengan membaca termometer maksimum dan minimum yang dipasang di tempat atau di bak. Analisis data dilakukan secara deskriptif. HASIL DAN BAHASAN Pertumbuhan adalah perubahan ikan, baik bobot badan maupun panjang, dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan energi setelah energi yang tersedia digunakan untuk metabolisme standar, untuk pencernaan, serta untuk beraktivitas (Yandes et al., 3). Menurut Effendie (1997), pertumbuhan adalah perubahan ukuran baik panjang, bobot, maupun volume dalam kurun waktu tertentu, atau dapat juga diartikan dengan pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis, yang terjadi apabila ada kelebihan pasokan energi dan protein. Dalam badan ikan, energi dan protein yang berasal dari makanan berperan untuk pemeliharaan hidupnya, yaitu untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi (Wilson, 1984 dalam Yuliana, 1).

397 Gambaran pertumbuhan panjang benih ikan botia... (Darti Satyani) Mudjiman (4) menyatakan bahwa laju pertumbuhan adalah perbedaan pertumbuhan mutlak yang terukur berdasarkan urutan waktu. Pertumbuhan dapat dibagi dua, yaitu pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan relatif. Pertumbuhan mutlak adalah rata-rata ukuran total tiap umur, sedangkan pertumbuhan relatif adalah persentase pertambahan pertumbuhan tiap selang waktu. Pertumbuhan biasanya di mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung cepat dan akhirnya perlahanlahan lagi atau sama sekali berhenti. Pola tersebut menghasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk sigmoid (berbentuk S) (Anggorodi, 1994). Pertumbuhan ikan botia cenderung lambat. Di Sungai Batanghari, Riau, yang merupakan habitat alaminya panjang botia bisa mencapai cm saja (Axelrod & Vordenwinkler, 1972). Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal antara lain kondisi lingkungan dan kualitas pakan. Faktor internal antara lain keturunan, umur, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan memanfaatkan pakan (Huet, 1994). Pertumbuhan panjang rata-rata dan laju pertumbuhan panjang harian benih botia hasil budidaya yang dipelihara dalam sistem hapa pada padat penebaran ekor per liter dapat dilihat dari grafik yang disajikan pada Gambar 1. mm 3 3 3 7 hari ke 1.6 1.4 1. 1..8.6.4.. panjang rata-rata (mm) laju pertumbuhan panjang harian (%) Gambar 1. Panjang rata-rata (cm) dan laju pertumbuhan panjang harian (%) benih ikan botia selama penelitian Panjang rata-rata individu ikan botia selama penelitian meningkat setiap harinya, sedangkan laju pertumbuhan panjang harian meningkat hingga hari ke 6 penelitian kemudian menurun hingga akhir penelitian. Panjang rata-rata ikan botia yang ditebar adalah 1, cm kemudian menjadi 1,2 cm di hari ke, selanjutnya 1,4 cm di hari ke, pada hari ke panjang rata-rata 2,1 cm menjadi 2,4 cm di hari ke 7 dan pada akhir penelitian di hari ke panjang rata-rata ikan botia telah mencapai 2,9 cm. Hal ini menunjukkan bahwa benih botia mencapai target ekspor pada ukuran >2, cm lebih dari 7 hari pemeliharaan pada kondisi panjang awal rata-rata 1, cm. Dari data tersebut dengan lama pemeliharaan hari pertambahan panjang rata-rata ikan botia sebesar 1,9 cm (Gambar 1). Laju pertambahan panjang harian benih botia di hari ke pemeliharaan adalah sebesar,62%, hari ke 3 sebesar,89%, hari ke sebesar 1,36%, hari ke 7 sebesar 1,22% dan diakhir penelitian di hari ke laju pertumbuhan panjang harian benih botia sebesar 1,%. Pertambahan panjang rata-rata individu menunjukkan adanya pertumbuhan benih ikan botia yang dipelihara. Laju pertumbuhan panjang harian yang terus meningkat hingga hari ke penelitian diduga adalah masa-masa usia tumbuh cepat benih ikan botia dibandingkan hari-hari setelahnya.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 398 Berbeda dengan pertumbuhan bobot yang dapat positif maupun negatif, pertumbuhan panjang adalah pertumbuhan positif yang berarti panjang suatu makhluk hidup tidak akan pernah menurun seiring usia makhluk hidup tersebut. Pendugaan panjang melalui gambaran pertumbuhan panjang setiap harinya dapat digunakan untuk menduga lama pemeliharaan benih ikan botia pada panjang awal tertentu dengan target panjang yang diinginkan. Dari Gambar 2 diketahui bahwa saat awal penelitian dimulai sebaran panjang benih ikan botia yang dilakukan dalam penelitian adalah,8 1,2 cm. Persentase sebaran panjang tersebut menunjukkan bahwa panjang ikan botia pada ukuran di atas 1,1 cm memiliki persentase yang sangat rendah (kurang dari %). Persentase tertinggi panjang ikan botia adalah pada ukuran panjang 1, cm dengan nilai berkisar lebih dari 3%. Persentase jumlah ikan (%) 3 3 hari ke- 8 9 9.. 11 11. 12 Gambar 2. Persentase ukuran ikan botia (cm) pada hari ke Persentase sebaran panjang ikan botia pada hari ke pasca penelitian menunjukkan sebaran ukuran panjang yang luas yaitu,8 1, cm. Pada hari ke, ukuran panjang,8 cm masih ditemukan meskipun dalam jumlah sangat sedikit (kurang dari %). Pada usia pemeliharaan ini, persentase tertinggi dari ukuran panjang adalah 1,1 cm (sekitar 3%) dan 1,2 cm (lebih dari %) serta diketahui juga bahwa beberapa ikan botia sudah mencapai ukuran panjang 1,3 1, cm. Berdasarkan persentase tertinggi ukuran panjang ikan botia yang teramati di hari ke pemeliharaan telah terjadi pertumbuhan panjang sekitar,1,2 cm dengan laju pertumbuhan panjang harian,62% per hari (Gambar 3). Persentase jumlah ikan (%) 3 3 hari ke- 8 9 9.. 11 11. 12 13 14 Gambar 3. Persentase ukuran ikan botia (cm) pada hari ke

399 Gambaran pertumbuhan panjang benih ikan botia... (Darti Satyani) Pada hari ke 3 penelitian, persentase jumlah ikan tertinggi terhadap panjang terjadi pada ukuran panjang 1,3 cm yaitu sebesar lebih dari 3% (Gambar 4). Sebaran persentase panjang berkisar 1,1 2, cm. Di hari ke penelitian, persentase jumlah ikan tertinggi panjang terjadi pada ukuran panjang 1,8 cm yaitu sebesar %. Sebaran persentase panjang sangat bervariasi berkisar 1, 2,9 cm, persentase jumlah ikan yang telah mencapai panjang 2 inci hanya kurang dari %. Pada masa pemeliharaan ini, ikan botia belum siap untuk dipanen (Gambar ). Persentase jumlah ikan (%) 3 3 hari ke-3 11 11. 12 13 14 17 18 19 Gambar 4. Persentase ukuran ikan botia (cm) pada hari ke 3 Persentase jumlah ikan (%) hari ke- 17 18 19 21 22 23 24 26 27 28 29 Gambar. Persentase ukuran ikan botia (cm) pada hari ke Pada hari ke 7 pemeliharaan, benih botia memiliki sebaran persentase panjang antara 1,9 3,2 cm dengan variasi yang tinggi. Panjang dominan dicapai pada ukuran 2,2 cm sebanyak 28%. Persentase benih botia yang telah mencapai ukuran ekspor dengan panjang > 2, cm hanya sebesar 22%, sedangkan sisanya 78% belum mencapai ukuran target ekspor yang diharapkan (1,9 2,4 cm). Pada masa pemeliharaan ini, benih botia belum dapat dipanen untuk diperdagangkan (Gambar 6). Pada hari ke pemeliharaan meskipun sebaran ukuran panjang benih botia masih bervariasi dengan kisaran 2,1 3,6 cm namun ukuran panjang yang tidak layak panen hanya kurang dari %. Sebaran panjang benih botia yang berukuran 2, 3,1 cm terlihat lebih homogen yaitu % %. Hal ini berarti lebih dari 9% benih botia telah mencapai ukuran panjang yang ditargetkan untuk ekspor yang berarti bahwa pada masa pemeliharaan ini ikan botia siap dipanen dan diperdagangkan (Gambar 7).

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 4 Persentase jumlah ikan (%) 3 hari ke-7 19 21 22 23 24 26 27 28 29 3 31 32 Gambar 6. Persentase ukuran ikan botia (cm) pada hari ke 7 Persentase jumlah ikan (%) 16 14 12 8 6 4 2 hari ke- 21 22 23 24 26 27 28 29 3 31 32 33 34 3 36 Gambar 7. Persentase ukuran ikan botia (cm) pada hari ke Data hasil persentase benih botia dari hari ke hingga hari ke pemeliharaan menunjukkan sebaran panjang yang luas dari,8 cm hingga 3,6 cm. Sebaran ukuran panjang yang ditunjukkan pada Gambar 8 memperlihatkan dominansi ukuran pada panjang 1,1 cm selama 3 hari pemeliharaan. Ukuran panjang ini sering muncul tumpang tindih pada 3 hari pemeliharaan ini. Dari Gambar 8 ini terlihat pula bahwa hingga ukuran 3, cm, panjang ikan botia tidak pernah dominan di satu masa pemeliharaan, variasi ukuran selalu terlihat dalam setiap masa pemeliharaan. Berdasarkan Gambar 8, dapat ditekankan pula bahwa variasi ukuran ikan semakin lebar seiring lamanya masa pemeliharaan. Semakin lama masa pemeliharaan maka semakin lebar variasi ukuran panjang yang dihasilkan. Hal ini dapat terlihat dari kisaran variasi sebaran panjang dari hari ke sebesar,4 cm, hari ke sebesar,7 cm, hari ke sebesar,9 cm, hari ke 7 sebesar 1,3 cm dan pada hari ke sebesar 1, cm. Selain data pada Gambar 8, sebagai data penunjang diketahui juga kualitas air selama penelitian. Kualitas air yang dihasilkan selama penelitian menunjukkan nilai suhu sebesar C 27 C, ph 4, 7,, CO 2 sebesar 1 Mg/L, O 2 sebesar 6 11 mg/l, alkalinitas 11 69 mg/l, kesadahan 3 7 mg/l, NH 3,3 mg/l, NO 2,9 mg/l. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa parameter kualitas air yang dihasilkan berada pada kisaran normal. Hal ini mengacu pada pendapat Lingga & Susanto (3), bahwa kandungan oksigen

41 Gambaran pertumbuhan panjang benih ikan botia... (Darti Satyani) 7 persentase jumlah ikan (%) 6 4 3 Distribusi ukuran ikan pada hari ke- Distribusi ukuran ikan pada hari ke-7 Distribusi ukuran ikan pada hari ke- Distribusi ukuran ikan pada hari ke-3 Distribusi ukuran ikan pada hari ke- Distribusi ukuran ikan pada hari ke- 8 9 9.. 11 11. 12 13 14 17 18 19 21 22 23 24 26 27 28 29 3 31 32 33 34 3 36 panjang (mm) Gambar 8. Pertumbuhan panjang benih ikan botia hasil budidaya pada pemeliharaan dalam bak berhapa dengan padat penebaran ekor per liter terlarut untuk pertumbuhan yang optimal bagi sintasan ikan botia harus selalu lebih dari mg/l. Karbondioksida bebas dalam air berasal dari proses pernafasan organisme air, proses difusi dari udara bebas serta hasil dekomposisi bahan organik, kadar CO 2 yang mencapai lebih dari mg/l sudah bersifat racun bagi ikan (Boyd, 1979). Kadar ammonia tidak lebih dari 1 mg/l sedangkan nitrit yang baik bagi sintasan ikan nilainya harus kurang dari,1 mg/l (Satyani, ). KESIMPULAN Target panjang rata-rata ukuran ekspor 1 inci (2, cm) dengan panjang awal rata-rata 1, cm tercapai pada lama pemeliharaan sekitar 8 hari. Pada akhir penelitian (hari ke ) benih botia siap panen, lebih dari 9% total populasi ikan botia yang dipelihara telah mencapai ukuran >2, cm dan panjang tertinggi sebesar 3,6 cm dengan laju pertumbuhan panjang harian benih ikan botia adalah 1% per hari. DAFTAR ACUAN Anggorodi, R. 1994. Ilmu makanan ternak dasar. PT Gramedia, Jakarta. Axelrod, H.R. & Vordenwinkler, W. 196. Encyclopaedia of tropical fishes. T.F.H. Publications, Inc. New York. Boyd, C.E. 1979. Water quality in warmwater fish pond. Auburn University Agriculture Experiment Station, Alabama. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta. Huet, M. 1994. Textbook of fish culture: breeding and cultivation of fish (2 nd edition). Fishing News Books, Cambridge. Kottelat, M. 4. Botia kubotai, a new species of loach (teleostei: cobitidae) from the Ataran River Basin (Myanmar), with comment on botiine nomenclature and diagnosis of a new genus. National University of Singapore, Singapore. Lingga, P. & Susanto, H. 3. Ikan hias air tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 42 Mudjiman, A. 4. Makanan ikan. Penebar Swadaya, Jakarta. Sakurai, A., Sakamoto, Y., & Mori, F. 199. Aquarium fish of the world. Chronicle Books. San Fransisco. Satyani, D.. Kualitas air untuk ikan air tawar. Penebar Swadaya, Jakarta. Satyani, D., Slembrouck, J., Subandiyah, S., & Legendre, M. 7. Peningkatan teknik pembenihan buatan ikan hias botia, Chromobotia macracanthus Bleeker. J. Ris. Akuakultur, 2(3):13 142. Satyani D., Mundriyanto, H., Subandiyah, S., Chumaidi, Sudarto, Slembrouck, J., Legendre, M., & Pouyaud, L. 6. Teknologi pembenihan botia (Chromobotia macracanthus Bleeker) skala Laboratorium. Petunjuk Teknis. Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Depok, 21 hlm. Suseno, D., dan Siti Subandiah.. Ciri morfologis jenis ikan macan atau botia strain Batanghari, Musi, dan Kapuas. Prosiding Seminar Nasional Keanekaragaman Hayati Ikan, 6 Juni. Yandes, Z.R., Affandi, R., & Mokoginta, I. 3. Pengaruh pemberian sellulosa dalam pakan terhadap kondisi biologis ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac). J. Ikhtiologi Indonesia, 3(1): 27 32. Yuliana. 1. Pengaruh kadar á-starch pakan yang berbeda terhadap efisiensi pakan dan pertumbuhan juvenile ikan gurame (Osphronemus gouramy, Lac.). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.