KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH NOVAN ARDY WIYANI



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap ( attitudes), perilaku (behaviours), motivasi (motivations) dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PEBNDAHULUAN. Menengah Atas (SMA) hingga tingkat Perguruan Tinggi (PT). Hill (dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

PERAN GURU DALAM MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI KARAKTER DI SMP NEGERI 1 BUA PONRANG KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Nama : Dedi Priyatno Nim : Prodi : Sistem Informasi (Kls 22)

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

BAB V PEMBAHASAN. A. Penetapan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku. kepribadian siswa dalam menerapkan pendidikan karakter

PERAN PENDIDIK DAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK. Oleh : S.Wisni Septiarti, M.Si Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL PENELITIAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 SD TERBITAN TIGA SERANGKAI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

Konsep Dasar Pendidikan Berkarakter

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

2 pribadi yang kokoh dan tahan uji, melainkan juga bersifat kuratif secara personal maupun sosial. Pendidikan karakter bisa menjadi salah satu sarana

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

Transkripsi:

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH NOVAN ARDY WIYANI

Penulis: NOVAN ARDY WIYANI Penerbit : PEDAGOGIA Jl. Kenanga, Maguwoharjo, Depok, SlemanYogyakarta 55232 Telp. 0274-4332394, 4332394 4332397, Fax. 0274-4332395 Email: redaksi@insanmadani.com Website : www.insanmadani.com Tebal: 176 halaman

Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Bab 1 KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER A. Latar Belakang Pendidikan Karakter B. Target Pendidikan Karakter C. Pengaruh Pendidikan Karakter D. Landasan Pendidikan Karakter E. Pendekatan Pendidikan Karakter Bab 2 SEKOLAH SEBAGAI ENTITAS STRATEGIS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER A. Tanggung Jawab dan Kewajiban sekolah B. Sekolah di era Teknologi Informasi dan Komunikasi C. Sekolah sebagai Wahana Pendidikan Karakter Bab 3 KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH A. Pengertian Manajemen Pendidikan Karakter B. Fungsi dan Tujuan Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah C. Pilar-pilar Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah D. Metode Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah E. Strategi Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah BAB 4 KOMPONEN GURU (KOMITMEN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER) A. Peran Guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter di sekolah B. Wujud Komitmen Guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah BAB 5 KOMPONEN KURIKULUM (RACIKAN KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER) A. Kurikulum Pendidikan Karakter B. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Karakter BAB 6 KOMPONEN PEMBIAYAAN (PEMBIAYAAN YANG BERPIHAK PADA PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER) A. Pengertian Pembiayaan Pendidikan Karakter B. Sumber Dana Pendidikan Karakter C. Merencanakan Anggaran Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah BAB 7 KOMPOSISI PENGELOLAAN (BUDAYA SEKOLAH BERBASISI PENDIDIKAN KARAKTER) A. Pembiasaan Keteladanan B. Pembiasaan Spontan C. Pembiasaan Rutin D. Pengondisian E. Elemen Budaya SklhB Sekolah Berbasis Pendidikan ddk Karakter

Bab I KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER A. Latar Belakang Pendidikan Karakter Salah satu upaya py untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia adalah munculnya gagasan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia. Gagasan yang muncul karena proses pendidikan yang selama ini dilakukan k dinilaiil i bl belum sepenuhnya berhasil dalam membangun manusia Indonesia yang berkarakter atau bahkan bisa dikatakan pendidikan Indonesia telah gagal dalam membangun karakter bangsa.

B. Target Pendidikan Karakter Beberapa masalah yang dihadapi bangsa Indonesia ini antara lain: 1. Kemiskinan dan Keterbelakangan 2. Konfik SARA 3. Budaya Pembodohan oleh Televisi 4. Korupsi yang semakin meluas 5. Kerusakan alam

C. Pengaruh Pendidikan Karakter Buku yang disusun oleh Joseph Zins, dkk tersebut menegaskan bahwa kecerdasan emosional,,yang didalamnya terkait erat dengan pendidikan karakter, ternyata berpengaruh sangat kuat dengan keberhasilan belajar. Faktor-faktor tersebut ternyata bukan terletak pada kecerdasan intelektual, melainkan pada karakter sebagai berikut: 1. Rasa percaya diri 2. Kemampuan bekerja sama 3. Kemampuan bergaul 4. Kemampuan berempati 5. Kemampuan berkomunikasi

D. Landasan Pendidikan Karakter 1. Landasan filsafat manusia 2. Landasan filsafat Pancasila 3. Landasan filsafat pendidikan umum 4. Landasan religius i 5. Landasan sosiologi 6. Landasan psikologis 7. Landasan teoretik

E. Pendekatan Pendidikan Karakter 1. Pendekatan Komprehensif dl dalam Pendidikan Karakter Istilah komprehensif yang digunakan dalam pendidikan karakter mencakup beberapa aspek. Pertama, isinya harus komprehensif, meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan pilihan nilai-nilai yang besifat pribadi sampai pertanyaan-pertanyaan mengenai etika secara umum. Kedua, metodenya harus komprehensif. Ketiga, pendidikan karakter hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan di kelas, kegiatan ekstrakulikuler, proses bimbingan dan penyuluhan, upacara-upacara pemberian penghargaan, dan semua aspek kehidupan. Keempat, pendidikan karakter hendaknya terjadi melalui kehidupan dalam masyarakat.

2. Pembelajaran terintegrasi Pembelajaran terintegrasi i memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik, karena mereka memahami konsep-konsep, p, keterampilan- keterampilan dan nilai-nilai yang mereka pelajari dengan menghubungkannya dengan konsep dan keterampilan lain yang sudah mereka pahami. Ada berbagai model pembelajaran terpadu, tiga di antaranya adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan model terintegrasi (integrated). 3. Pengembangan Kultur Sekolah Menciptakan kultur yangbermoral perlu diupayakan lingkungan g sosial yang dapat mendorong subjek didik memiliki moralitas yangbaik/karakter yang terpuji.

Bab I SEKOLAH SEBAGAI ENTITAS STRATEGI DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER A. Tanggung Jawab dan Kewajiban sekolah Sklhb Sekolah bertanggung jawab menanamkan pengetahuan-pengetahuan baru yang reformatif dan transformatif dalam membangun bangsa yang maju dan berkualitas. Sekolah juga bertanggung jawab mentransformasikan nilai-nilai luhur kepada siswa. Dengan demikian peran sekolah sangat besar dalam menentukan arah dan orientasi bangsa ke depan.

B. Sekolah di Era Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Fenomena Masyarakat Informasi Dalam era informasi, eksistensi keluarga sebagai bagian dari masyarakat juga memberikan implikasi penting bagi sistem baru pendidikan. Menurut Ri Reigeluth hdan Garfinkel, model karakteristik masyarakat informasi tersebut antara lain: Tujuan dan model berkisar pada proses pengorganisasian iptek mengenai informasi dan pengembangan pengetahuan. Dasar kekuatannya adalah perluasan kekuatan kognitif dengan teknologi tinggi. Paradigmanya adalah dlhberfikir sistematik, ik munculnya hubungan sebab akibat (causality), kompleksitas yang dinamis, orientasi ekologi.

Berkembangnya teknologi; proses pengumpulan, pengorganisasian, i penyimpanan informasi, i jaringan komunikasi, sistem perencanaan dan rancangan. Komoditi pokok Pola konsumsi lebih kecil dan lebih efisien. Karakteristik organisasi; terpadu, sinergi, perubahan, dan fleksibilitas.

2. Tantangan dan Peluang Sekolah di era teknologi Dunia semakin mengglobal l sekarang ini, i bergerak dan berubah semakin cepat dan kompetitif. Pemanfaatan komputer, internet, atau multimedia untuk pendidikan harus sudah dimulai ua sejak dari sekolah dasar. Namun dibalik kemajuan tersebut, terdapat beberapa tantangan. Bagaimanapun majunya teknologi informasi dan komunikasi, teknologi tersebut tidak dapat menggantikan peran guru dalam pendidikan. Peran strategis guru tersebut harus bisa dimanfaatkan dengan optimal untuk meminialisasi efek negatif yang ada.

C. Sekolah sebagai Wahana Pendidikan karakter Di sekolah, berlangsung proses transformasi nilai-nilai luhur melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan kata kunci dari proses transformasi nilai-nilai luhur di sekolah. Fungsi transformasi nilai-nilai luhur yang dilaksanakan oleh sekolah mencakup lima dimensi, yaitu: 1. Pendidikan tidak hanya mencakup pengetahuan dan keterampilan semata tetapi juga sikap, nilai, dan kepekaan pribadi. 2. Peran seleksi sosial (mencakup tidak hanya pemberian sertifikat, tetapi juga melakukan seleksi terhadap peluang kerja). 3. Fungsi indoktrinasi 4. Fungsi pemeliharaan anak 5. Aktivitas kemasyarakatan.

Bab III KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH A. Pengertian manajemen Pendidikan Karakter 1. Pengertian Manajemen Pendidikan Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, yaitu management dari kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi, mengelola.

Menurut Wikipedia, kata manajement berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu management, yang artinya melaksanakan dan mengatur. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Pendidikan karakter dalam setting sekolah merupakan pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Definisi ini mengandung makna: Pendidikan karakter adalah pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran. Pendidikan karakter diarahkan pada pengembangan perilaku anak secara utuh. Penguatan dan pengembangan perilaku dl dalam pendidikan karakter didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah.

3. Pengertian Manajemen Pendidikan Karakter Manajemen pendidikan karakterk adalah dlhstrategi yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan karakter yang diselenggarakan dengan hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai luhur untuk mewujudkan misi sosial sekolah melalui kegiatan manajemen. Komponen-komponen yang terdapat dalam manajemen pendidikan karakterk di sekolah antara lain: Komponen kurikulum Komponen pengelolaan Komponenp pembiayaan Komponen guru Komponen siswa

B. Fungsi dan Tujuan Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah 1. Fungsi Manajemen Pendidikan Unsur-unsur manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu: Forecasting Planning Organizing Staffing atau Assembling Resources Directing/Commanding Leading Coordinating Motivating Controlling Reporting

2. Tujuan Pendidikan Karakter Secara operasional, tujuan pendidikan karakterk di sekolah adalah sebagai berikut: Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Membangun koneksik yang harmoni dengan kl keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama.

Tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (lulus sekolah). Tujuan kedua pendidikan karakter aate di sekolah adalah mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan sekolah. Tujuan ketiga dalam pendidikan karakter setting sekolah adalah membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dengan memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

3. Fungsi dan Tujuan Manajemen Pendidikan Karakter Perencanaan Perencanaan manajemen pendidikan karakter mempunyai 2 fungsi, yaitu: 1. Forecasting 2. Planning 3. Pengawasan 4. Pembinaan

C. Pilar-pilar Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah 1. Pilar-pilar Manajemen Pendidikan Division of work Autority and responsibility Discipline Unity of command Unity of direction Subordination of individual interest to general interest Remuneration of personnel Centralization Scalar chain Order Equity Stability of tonure of personnel Initiative Ecsprit de Corps

2. Pilar-pilar Pendidikan Karakter Heritage Foundation merumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter. kt Kesembilan karakterkt tersebut t adalah: dlh Cinta kepada Tuhan dan semesta beserta isinya. Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri. Jujur Hormat dan santun Kasih sayang, peduli, dan kerja sama. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah. Keadilan dan kepemimpinan. Baik dan rendah hati. Toleransi, cinta damai, dan persatuan.

Sedangkan enam pilar karakter berdasarkan The six Pillar of Character yang dikeluarkan oleh Character Counts Coalition (A Project of The Joseph Institute of Ethics) adalah sebagai berikut: Trustworthiness Fairness Caring Respect Citizenshipi Responsibility

Ari Ginanjar dengan teori ESQ menyodorkan pemikiran bahwa setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk pada sifat-sifat mulia Allah swt., yaituasmaul Husna. Jujur Tanggung jawab Disiplin Visioner Adil Peduli Kerja sama

3. Pilar-pilar Manajemen Pendidikan Karakter Kepala sekolah adalah dlhleader. Agar peran leader sekaligus sebagai manajer dapat dimainkan secara maksimal, maka kepala sekolah dan guru harus memainkan pilar-pilar manajemen di bawah ini: Cinta kepada Tuhan, warga sekolah, dan masyarakat. Visioner, inisiatif, kreatif, adil dan tulus dalam bekerja. Kerja keras, pantang menyerah dan tanggung jawab dalam bekerja. Mendahulukan kepentingan sekolah di atas kepentingan pribadi Disiplin, toleran dan mampu bk bekerja sama. Rendah hati dan peduli kepada warga sekolah.

D. Metode Manajemen Pendidikan Karakter di Sklh Sekolah 1. Metode Manajemen Pendidikan Kepala sekolah dan guru bekerja me-manage sekolah dengan 7 metode di bawah ini: Tidak sembarangan dalam bekerja Komitmen secara efektif dan efisien. Sungguh-sungguh dan teliti. Memiliki dinamika yang tinggi. Berkomitmen terhadap masa depan. Memiliki kepekaan terhadap perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Bersikap istiqomah

2. Metode Pendidikan Karakter di Sekolah Untuk mencapai pertumbuhan dalam pendidikan karakter perlu dipertimbangkan berbagai macam metode. Paling tidak ada lima unsur yang perlu dipertimbangkan. Mengajarkan Keteladanan Menentukan prioritas P k i i i Praksis prioritas Refleksi

3. Metode Manajemen Pendidikan Karakter Metode manajemen pendidikan karakter harus bertolak dari dunia empiris sebagaimana terwujud dalam fenomena dari dunia empiris sebagaimana terwujud dl dalam fenomena praktik k dan pelaksanaan lk operasional manajemen pendidikan karakter pada komponen kurikulum, pengelolaan, pembiayaan, guru dan siswa. a. Metode deduksi Metode deduksi dimulai dari menentukan nilainilai luhur(menentukan praksis prioritas) kemudian mengajarkannya kepada peserta didik. b. Metode induksi konsultasi Metode induksi konsultasi dilakukan dengan cara kepala sekolah dan guru memberikan motivasi kepada peserta didik untukmelaksanakan nilai-nilai luhur.

E. Strategi Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah Penerapan pendidikan karakter di sekolah dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu. 1. Mengintegrasi konten pendidikan karakter yang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran 2. Mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. 3. Mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan. 4. Membangun komunikasi dan kerja sama antara sekolah dengan orang tua peserta didik.

Bab IV KOMPONEN GURU (KOMITMEN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER) A. Peran Guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah Peran diartikan sebagai perangkat tingkah atau sikap yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sehubungan dengan peran sebagai pembimbing seorang guru harus: 1. Mengumpulkan data tentang siswa. 2. Mengamati tingkah laku siswadalam situasi sehari-hari. 3. Mengenal para siswa yang memerlukan bentuan khusus. 4. Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa, baik secara individu maupun secara kelompok, untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak. 5. Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa.

6. Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik. 7. Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu. 8. Bekerja samadengan petugas-petugas p g bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa. 9. Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya. 10. Meneliti kemajuan siswa, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Peran guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter di seklah antara lain: 1. Keteladanan 2. Inspirator 3. Motivator 4. Dinamisator 5. Evaluator

B. Wujud Komitmen Guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sklh Sekolah Perwujudan komitmen guru dalam pelaksanaan pendidikan ddk karakterk di sekolah antara lain: 1. Melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan melakukan komitmen bersama antara seluruh komponen warga sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan serta komite sekolah). 2. Membuat komitmen dengan semua stakeholders (seluruh warga sekolah, orang tua siswa, komite, dan tokoh masyarakat setempat) untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter. 3. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi sekolah (internal dan eksternal).

4. Menyusun rencana aksi sekolah berkaitan dengan penetapan nilai-nilai pendidikan karakter. 5. Membuat perencanaan dan program pelaksanaan pendidikan karakter. 6. Melakukan pengondisian seperti: Penyediaan sarana Keteladanan Penghargaan dan pemberdayaan 7. Melakukan penilaian keberhasilan dan supervisi

BabV KOMPONEN KURIKULUM (RACIKAN KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER) A.Kurikulum Pendidikan Karakter Kurikulum merupakan ruh sekaligus guide dalam praktik pendidikan di lingkungan satuan sekolah. Karenanya, kurikulum yang dirancang harus mencerminkan visi, misi dan tujuan sekolah yang berkomitmen terhadap pendidikan karakter.

B. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Karakter Nilai-nilaii i pembangunan karakterk bersumberb dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. 1. Agama 2. Pancasila 3. Budaya 4. Tujuan Pendidikan Nasional Kemudian, nilai-nilai luhur minimal yang harus dikembangkan antara lain: 1. Tangguh 2. Jujur 3. Cerdas 4. Peduli