KODE : F2.39. Pemanfaatan Batubara Peringkat Rendah Untuk Membuat Semi-Kokas Dengan Penambahan Bahan Hidrokarbon



dokumen-dokumen yang mirip
Teknologi Pengolahan Dolomit sebagai Bahan Penunjang Industri Besi Baja

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang

Pemanfaatan Batubara dan Biomassa dengan Proses Pirolisa untuk Sumber Energi dan Industri di Kalimantan Timur

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

POTENSI BATUBARA DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 38 % dan sisanya tersebar di wilayah lain (Sugiyono Agus).

BAB II TINJAUAN UMUM

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

Anatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM. panas yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification)

PEMANFAATAN LOW RANK COAL UNTUK SEKTOR KETENAGA LISTRIKAN

IV. GAMBARAN UMUM PLTU DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETERSEDIAAN SUMBER DAYA ENERGI UNTUK PENGEMBANGAN KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

KAJIAN PENINGKATAN NILAI KALOR BATUBARA KUALITAS RENDAH DENGAN PROSES SOLVENISASI SKRIPSI OLEH : SILFI NURUL HIKMAH NPM :

[ Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi] 2012

ANALISIS SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK DI JAWA TERHADAP PENYEDIAAN BATUBARA YANG TIDAK TERBATAS ( )

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

Penanaman TiO 2 Pada Tetrahedral Zeolit Alam Untuk Mengatasi Masalah Limbah Non-Biodegradable Pada Industri Tekstil

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGENDALIAN KUALITAS BATUBARA DENGAN SISTIM PENCAMPURAN PADA PT. BUKIT BAIDURI ENERGI SITE MERANDAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

NERACA BAHAN BAKAR BATUBARA SAMPAI DENGAN TAHUN 2040

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

KODE KEAHLIAN SDM BPPT BIDANG ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

ANALISIS STOK BATUBARA DALAM RANGKA MENJAMIN KEBUTUHAN ENERGI NASIONAL. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BATUBARA YANG DICAIRKAN SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

Kode Kegiatan SIDa F17

I.1 JUDUL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN STUDI KARAKTERISTIK GASIFIKASI BATU BARA SUB - BITUMINUS MENGGUNAKAN REAKTOR JENIS FIX BED DOWNDRAFT GASIFIER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. haves and the have nots. Salah satu sumberdaya alam yang tidak merata

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

BAB I PENDAHULUAN I.1

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN KILANG INDONESIA KEDEPAN

FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR. Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA ONGGOK-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

DAMPAK PEMBAKARAN BATUBARA INDONESIA TERKAIT KANDUNGAN PRODUK GAS BUANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

ANALISIS PEMANFAATAN ENERGI PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

Efisiensi PLTU batubara

CO-FIRING BATUBARA - BIOMASSA MENGGUNAKAN PEMBAKAR SIKLON SEDERHANA UNTUK INDUSTRI KECIL-MENENGAH. Ikin Sodikin

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

Karakteristik dan Pemanfaatan. Batu Bara. Solusi dalam Keberlimpahan Batu Bara di Indonesia. Slamet Suprapto

PROSPEK BRIKET BATUBARA LIGNIT SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF SEKTOR RUMAH TANGGA DAN INDUSTRI KECIL

Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

LAPORAN AKHIR TAHUN III PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA

Pusat Teknologi Material BPPT 2012

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

[ Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN ] 2012

BAB I PENDAHULUAN. (per-januari 2011). Menyebabkan cadangan minyak akan habis dalam

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

APLIKASI SISTEM INFORMASI PERTAMBANGAN DI INDONESIA BERBASIS ANDROID NAMA : ADE IRWAN NPM : KELAS : 3DB09

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.

Kode Judul G.2. Tim Kajian Bambang setiadi Bendjamin B.L Reza Lukiawan Febrian isharyadi Ary Budi Mulyono

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

BAB 1 PENDAHULUAN. Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi

TINJAUAN KRITIS TERHADAP KEBIJAKAN BATUBARA NASIONAL (KBN) Oleh: Jeffrey Mulyono Ketua Umum APBI-ICMA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

KOKAS DARI BATUBARA NON COKING : MENGHILANGKAN KETERGANTUNGAN KOKAS IMPOR. Suganal

PROSPEK BRIKET BATUBARA LIGNIT SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF SEKTOR RUMAH TANGGA DAN INDUSTRI KECIL

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PT. CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

Transkripsi:

KODE : F2.39 Pemanfaatan Batubara Peringkat Rendah Untuk Membuat Semi-Kokas Dengan Penambahan Bahan Hidrokarbon Peneliti/Perekayasa: Ir. Darmawan, MSc Ir. Trisaksono BP, MEng Iman, ST,MT Fusia Mirda Yanti,S.Si Dwi Gunadi, Amd Dahrudin Kuswanto, SE BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI - BPPT 2012

LATAR BELAKANG Sumberdaya batubara Indonesia 61,27 milyar ton : - Sumatera : 46,76 % - Kalimantan : 52,58% - Papua, Sulawesi dan Jawa : 0.66 % - Sumberdaya terukur : 10,31 milyar ton, - Sumberdaya Terunjuk : 12,68 milyar ton - Sumberdaya Tereka : 34,32 milyar ton. - Cadangan (siap tambang) : 6,76 milyar ton. Potensi batubara Indonesia : Lignit : 58.7 % Subbituminus : 26.7 % Bituminus : 14.35 % Antrasit : 0.3 % Dari potensi batubara Indonesia ini telah digunakan sebagai sumber energi langsung terutama pada PLTU dan industri industri yang ada di Indonesia, selain industri metalurgi. Pemasaran batubara peringkat rendah (low rank coal) dengan kandungan air tinggi dan sodium tinggi sulit pemasarannya. Pemanfaatkan batubara peringkat rendah sebagai energi alternatif pengganti BBM sekaligus mengatasi kendala pemasarannya, dibutuhkan peran serta teknologi yang memungkinkan pemanfaatan yang optimal. Pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar PLTU merupakan alternatif yang sangat menarik sekaligus menjadi salah satu prioritas di Indonesia. Kualitas batubara merupakan faktor kunci operabilitas pada boiler pada PLTU atau industri. Mengingat cadangan batubara Indonesia sekitar 60% merupakan batubara peringkat rendah dengan rentang karakteristik yang lebar, maka hal ini menjadi strategis untuk dipecahkan melalui pemanfaatan teknologi yang tepat. Percobaan pembuatan kokas telah dilakukan beberapa pihak sejak tahun 1990 dengan menggunakan berbagai batubara Indonesia (Ombilin, Arutmin, Bukit Asam, dan Adaro) yang mempunyai kualitas dan peringkat cukup baik. Saat ini kebutuhan akan kokas terutama untuk keperluan di industri logam Indonesia masih menggunakan kokas yang diimport dari luar. Oleh karena itu bila bisa dilakukan pemanfaatan batubara peringkat rendah untuk dijadikan kokas maka akan lebih menguntungkan dan ketergantungan kebutuhan kokas dari luar bisa ditekan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Potensi sumberdaya batubara nasional cukup besar dan potensial untuk digunakan sebagai pengganti minyak bumi. Diperkirakan akan mampu memenuhi kebutuhan energi nasional dalam kurun waktu yang cukup panjang. Batubara Indonesia umumnya termasuk kategori batubara peringkat rendah sehingga mengalami kesulitan dalam pemasaran dengan harga jual yang juga rendah. Hal ini mengakibatkan kegiatan penambangan batubara peringkat rendah kurang ekonomis. Batubara peringkat rendah masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di industri : - Menurunkan efisiensi pembakaran - Merusak lingkungan sekitar karena dampak dari pemakaiannya. - Tingginya kandungan sulfur pada batubara peringkat rendah - Tingginya abu batubara mengakibatkan polusi lingkungan apabila dilakukan dengan kondisi normal operasi PLTU. - Diperlukan tambahan peralatan khusus pada PLTU dengan biaya cukup tinggi untuk mereduksi sulfur oksida dan partikulat abu Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI - Pengambilan Sampel - Analisis Sampel Awal - Karbonisasi Batubara - Pencampuran Dengan Molase - Pencetakan Briket - Karbonisasi Briket membentuk Semi-Kokas - Uji Semi-Kokas Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

SINERGI KOORDINASI - Program kegiatan riset yang dilakukan akan berkaitan dengan program kelembagaan sehingga tetap dalam satu kesatuan program besar yang merupakan visi dan misi kelembagaan. - Kegiatan yang dilakukan mengacu pada program Rencana Strategis BPPT dengan sasaran : Penerapan teknologi untuk meningkatkan daya saing industri. Mengkoordinasikan kegiatan fungsional untuk meningkatkan daya saing industri dan pelayanan publik instansi pemerintah. - Rencana Strategis Kedeputian TIEM dan Program dari Koordinasi Bidang Bahan Bakar BPPT ( 2010-2014) : Teknologi Pengembangan Bahan Bakar Berbasis Batubara. - Sedangkan Rencana Strategi dari Unit ( Balai Besar Teknologi Energi ) untuk tahun 2010-2014: Kegiatan mengacu pada road map kegiatan kajian teknologi berbasis batubara. Pengkajian dan penerapan teknologi Coal Upgrading and Utilization. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN -Data teknis pembuatan semi-kokas skala laboratorium -Diversifikasi penggunaan batubara peringkat rendah dan molase. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN -Untuk dikembangkan skala industri. -Mengurangi ketergantungan pemakaian kokas. -Bila mungkin dapat menggantikan pemakaian kokas dengan semi-kokas. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN Pengambilan Sampel Preparasi Sampel Alat cetak briket Alat karbonisasi Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

Pengujian Sampel Semi-Kokas FOTO KEGIATAN

PENUTUP TERIMA KASIH Peneliti/Perekayasa: Ir. Darmawan, MSc Ir. Trisaksono BP, MEng Iman, ST,MT Fusia Mirda Yanti,S.Si Dwi Gunadi, Amd Dahrudin Kuswanto, SE