Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
Pemeliharaan Permudaan Alam (PPA)

Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jilid 5

PEDOMAN KRITERIA TEKNIS

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TEKNIK KONSERVASI TANAH SECARA VEGETATIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

KOPI. Budidaya. Konservasi. Panduan Sekolah Lapangan BERBAGI PENGALAMAN DARI KABUPATEN DAIRI PROVINSI SUMATERA UTARA. M. Candra Wirawan Arief dkk

EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN PROVINSI DKI JAKARTA DIANA SISKAYATI A

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan

Melindungi Sumberdaya Alam untuk Semua Orang

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KOTA SEMARANG

SKRIPSI RATNA PATIYANDELA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 12 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG GARIS SEMPADAN

Pedoman Tata Cara Restorasi di Kawasan Konservasi

Bab-6 EVALUASI DAMPAK PENTING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Kredit Foto: WWF-Canon / Paul FORSTER. WWF-Canon / André BÄRTSCHI. WWF-Canon / Mark EDWARDS. Design and Layout: Aulia Rahman

MANUSIA DAN AIR. Oleh Eva Novaria. Abstract

Peran dan Arti AMDAL DR. IR. RIRIEN PRIHANDARINI, MS

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

ALAT BANTU LOGGING UNTUK MENGURANGI SELIP PADA JALAN YANG LICIN Oleh : Yuniawati, Dulsalam, Maman Mansyur Idris, Sukadaryati dan Sona Suhartana

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

Executive Summary BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BENTUK DAN FUNGSI HUTAN KOTA 1. Bentuk Hutan Kota Pembangunan hutan kota dan pengembangannya ditentukan berdasarkan pada objek yang dilindungi, hasil yang dicapai dan letak dari hutan kota tersebut. Berdasarkan letaknya, hutan kota dapat dibagi menjadi lima yaitu : 1. Hutan Kota Permukiman. Hutan kota di sini bertujuan untuk membantu menciptakan lingkungan yang sejuk, segar dan nyaman serta menambah keindahan. Hutan Kota permukiman juga dapat digunakan untuk menangkal pengaruh polusi kota terutama polusi udara yang diakibatkan oleh adanya kendaraan bermotor. 2. Hutan Kota Industri, berperan sebagai penangkal polutan yang berasal dari kegiatankegiatan industri berupa polutan padat, cair, maupun gas. 3. Hutan Kota Wisata/Rekreasi, berperan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat kota. Hutan Kota sebaiknya dilengkapi juga dengan sarana bermain untuk anak-anak atau remaja, tempat peristirahatan serta sarana olah raga seperti untuk joging, kamping, panjat dinding dan lain sebagainya. 4. Hutan Kota Konservasi. Hutan kota ini untuk mencegah kerusakan, memberi perlindungan serta pelestarian terhadap objek tertentu, baik flora maupun faunanya serta ekosistem kota yang unik dan khas. 5. Hutan Kota Pusat Kegiatan. Hutan kota ini untuk meningkatkan kenyamanan, keindahan, dan produksi oksigen di pusat-pusat kegiatan kota seperti pasar, terminal, perkantoran, pertokoan dan lain sebagainya. Beberapa bentuk Hutan Kota antara lain berupa : 1. Jalur Hijau. Jalur Hijau berupa peneduh jalan raya, jalur hijau di bawah kawat listrik tegangan tinggi, di kiri-kanan jalan kereta api, di tepi sungai dan di tepi jalan tol. 2. Taman Kota. Taman Kota adalah tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, baik yang alami maupun buatan untuk menciptakan keindahan kota. 3. Kebun dan Halaman. Jenis pohon yang ditanam di kebun dan halaman terdiri atas jenis pohon yang dapat menghasilkan buah. 4. Kebun Raya, Hutan Raya, dan Kebun Binatang. Kebun raya, hutan raya dan kebun binatang dapat dimasukkan ke dalam salah satu bentuk Hutan Kota. 5. Hutan Lindung, daerah di dalam maupun di tepi kota dengan lereng yang curam harus dijadikan kawasan Hutan Kota untuk mencegah longsor. Demikian pula dengan daerah pantai yang rawan akan abrasi laut. 2. Fungsi Hutan Kota Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Identitas Kota Jenis tanaman dapat dijadikan simbol atau lambang suatu kota yang dapat dikoleksi pada areal Hutan Kota. Propinsi Sumatra Barat misalnya, flora yang dikembangkan untuk tujuan tersebut di atas adalah Enau (Arenga pinnata) dengan alasan pohon tersebut serba guna dan istilah Kerajaan Pagar-ruyung menyiratkan makna pagar enau. Jenis pilihan lainnya adalah kayu manis (Cinnamomum burmanii), karena potensinya besar dan banyak diekspor dari daerah ini.

2. Nilai Estetika Komposisi vegetasi pohon dan bebungaan dapat menambah nilai keindahan kota. Tajuk pohon dan vegetasi lainnya dapat memberi kesan lembut pada bangunan yang sering mendominasi ruang kota yang menimbulkan kesan kaku, silau dan panas. Pohon, semak dan perdu dapat ditata sedemikian rupa yang menimbulkan kesan indah menurut garis, bentuk, warna, ukuran dan teksturnya. 3. Penyerap Karbondioksida Hutan merupakan penyerap gas CO 2 yang penting di wilayah kota dan perkotaan. Dengan berkurangnya luasan hutan alam akibat perladangan, pembalakan dan kebakaran, maka perlu dibangun Hutan Kota untuk membantu mengatasi penurunan fungsi hutan alam tersebut. Proses fotosintesis yang mengubah gas CO 2 menjadi oksigen (O 2 ) yang sangat bermanfaat bagi manusia. Penyerapan gas ini juga bermanfaat dalam mebantu mengatasi efek rumah kaca. Jenis tanaman yang baik sebagai penyerap gas Karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen adalah damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis), dan beringin (Ficus benjamina). Penyerapan karbon dioksida oleh hutan kota dengan jumlah 10.000 pohon berumur 16-20 tahun mampu mengurangi karbon dioksida sebanyak 800 ton per tahun. Dahlan (2002) menyatakan satu pohon trembesi (Albizia saman) dengan panjang dahan 15 meter dapat menyerap gas ini sebanyak 28,5 ton/pohon/tahun. 4. Pelestarian Air Tanah Sistem perakaran tanaman yang mencengkeram tanah dan mengikatnya serta tajuk pohon yang menutupi permukaan tanah akan melindungi tanah dari tumbukan air hujan yang memiliki energi kinetis yang tinggi. Tajuk pohon dan serasah yang kemudian berubah menjadi humus akan mengurangi tingkat erosi, menurunkan aliran permukaan dan mempertahankan kondisi air tanah di lingkungan sekitarnya. Akibatnya, ketika musim hujan laju aliran permukaan dapat dikendalikan, sedangkan pada musim kemarau air tanah akan tetap mengalir keluar dari mata air yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Hutan kota dengan luas minimal 0,5 ha mampu menahan aliran permukaan akibat hujan dan meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.219 m 3 setiap tahun. 5. Penahan Angin Hutan kota berfungsi sebagai penahan angin yang mampu mengurangi kecepatan angin dan meningkatkan kelembaban udara. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain Hutan Kota sebagai penahan angin adalah sebagai berikut : Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat. a. Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang b. Memiliki jenis perakaran dalam. c. Memiliki kerapatan yang cukup (70-85%). d. Tinggi dan lebar jalur Hutan Kota cukup, sehingga dapat melindungi wilayah yang dilindungi. Pohon dengan daun yang selalu hijau sepanjang tahun (evergreen), tidak meranggas pada musim kemarau. Wind break berguna sebagai penahan angin pada musim dingin, sehingga dapat menghemat energi pemanas ruangan sampai 50 %. Sebaliknya pada musim panas tajuk pepohonan akan menahan sinar matahari dan memberikan kesejukan di dalam ruangan.

6. Ameliorasi Iklim Hutan kota dapat dibangun untuk mengelola lingkungan perkotaan untuk menurunkan suhu pada waktu siang hari dan sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pohon dapat menahan radiasi balik (reradiasi) dari bumi, sehiongga suhu udara di siang hari tidak terlalu panas dan sebaliknya ketika malam hari tidak terlalu dingin. Jumlah pantulan radiasi matahari pada suatu hampaaran Hutan Kota sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman, posisi jatuhnya sinar matahari, keadaan cuaca dan posisi lintang. Suhu udara pada daerah berhutan lebih sejuk, segar dan nyaman daripada daerah yang tidak berhutan. Sebaliknya kelembaban udara di dalam wilayah hutan kota lebih tinggi daripada di luar Hutan Kota. Peohonan Hutan Kota dapat memberikan kesejukan pada daerah-daerah kota yang panas (heat island effect) akibat pantulan panas matahari yang berasal dari gedung-gedung, aspal dan baja. Daerah ini akan menghasilkan suhu udara 3-7 o C lebih tinggi daripada daerah pedesaan. 7. Habitat Hidupan Liar Hutan kota bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar baik flora maupun fauna endemik maupun eksotik sehingga keanekaragaman hayatinya menjadi tinggi. Hutan kota merupakan tempat perlindungan dan penyedia nutrisi bagi satwa: lebah, burung, mamalia kecil dan lainnya. Lumut kerak, anggrek, kadaka dan beberapa efifit lainnya dapat hidup pada pepohonan Hutan Kota. 8. Produksi Terbatas atau Manfaat Ekonomi Manfaat Hutan Kota secara ekonomi dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, manfaat ekonomi hutan kota diperoleh dari penjualan atau penggunaan hasil hutan kota berupa bunga, buah, getah dan kayu. Penanaman jenis tanaman hutan kota yang bisa menghasilkan biji, buah atau bunga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan oleh masyarakat seperti untuk meningkatkan gizi, kesehatan dan penghasilan masyarakat. Buah kenari selain dapat dikonsumsi juga dapat dimanfaatkan untuk kerajinan tangan. Bunga tanjung, cempaka dan kantil dapat diambil bunganya. Buah mangga, matoa, sawo, pala, kelengkeng, duku, asam, menteng dan lain sebagainya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat warga kota. Secara tidak langsung, manfaat Hutan Kota adalah sebagai agen produksi oksigen, air dan kenyamanan. Hutan Kota juga dapat menarik minat wisatawan dan peluang-peluang bisnis lainnya. Beribu orang dari Jakarta maupun kota lainnya di Indonesia serta turis mancanegara datang mengunjungi Kebun Raya Bogor untuk melihat Bunga Bangkai atau Kalong. Lapangan kerja akan tercipta dan bertambah banyak antara lain berupa: sopir, guide, hotel restoran, pedagang asongan dan lainnya akan berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat kota. A. Pereduksi Pencemar Lingkungan Gas buang sisa pembakaran bahan bakar minyak mengandung bahan-bahan pencemar seperti sulfur dioksida (SOx), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), volatile hydrocarbon (VHC), suspended particulate matter (SPM) dan partikel mikro lainnya. Bahanbahan pencemar tersebut dapat berdampak negatif terhadap manusia. Hutan Kota dan menyerap dan menjerap bahan berbahaya tersebut, sehingga dampak negatifnya dapat dikurangi. Akibatnya, manusia kota menjadi lebih sehat dan produktif.