Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB) adalah Perseroan Terbatas atau Koperasi yang melakukan kegiatan usaha industri di KB

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KAWASAN BERIKAT

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 101/PMK.04/2005 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN MENTERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 399KMK.01/1996 TENTANG GUDANG BERIKAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR - 57 /BC/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/KMK.05/2000 TENTANG ENTREPOT UNTUK TUJUAN PAMERAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KAWASAN BERIKAT PULAU BATAM KAWASAN BERIKAT LAINNYA TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PULAU BATAM, BINTAN DAN KARIMUN)

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Nomor KEP-03/BC/2001 TANGGAL 12 Januari 2001 TENTANG TATALAKSANA PEMBERIAN PENANGGUHAN DAN ATAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KMK.05/2000 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pemerintahan, pajak merupakan bagian terpenting dalam

Universitas Sumatera Utara

TATACARA MEMPEROLEH PERSETUJUAN SEBAGAI PKB ATAU PKB MERANGKAP PDKB SETELAH FISIK BANGUNAN BERDIRI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PMK.04/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa pengertian prosedur menurut para ahli adalah :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 50/BC/2011 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 292 / KMK.01/1998 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 584/KMK.04/2003

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.04/2010 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori atas Penyelesaian BM & PDRI pada Pekerjaan Subkontrak dari Kawasan Berikat ke TLDDP pada KPPBC TMC Kudus.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 232/PMK. 04/2009 TENTANG KAWASAN PELAYANAN PABEAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -35/BC/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.04/2010 TENTANG

TLDDP ( Tempat Lain Dalam Daerah Pabean )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FASILITAS KB DAN KITE:

, No.2069 Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Ta

MENTERI KEUANGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :.../KM.5/... TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 10/BC/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 580 / KMK.04 / 2003 TENTANG

FASILITAS KB DAN KITE:

BAB VII PERPAJAKAN. Tahun 8 10: pengurangan pajak penghasilan badan dan perorangan sebesar 50%

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/ BC / 2003

MENTERI KEUANGAN. Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan III Nomor : 855/KMK.01/1993 Tanggal : 23 Oktober 1993 FORMULIR EPTE 1

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-43/BC/1999 T E N T A N G

Fasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PMK.04/2013 TENTANG TOKO BEBAS BEA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

KEPABEANAN DALAM EKSPOR IMPOR Materi 2 Administrasi Kepabeaan & Ekspor Impor Anni Rahimah, SAB, MAB Prodi Bisnis Internasional Fakultas Ilmu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO

TATACARA PENGELUARAN DAN PEMASUKAN KEMBALI BARANG DAN/ATAU BAHAN KE DAN DARI PELAKSANA PEKERJAAN SUB KONTRAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG

MENTERI KEUANGAN. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 399/KMK.01/1996 Tanggal : 6 Juni 1996 BC-xxx (Form Permohonan Izin GB)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Barang Modal. Bukan Baru.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Barang Modal. Bukan Baru.

SALINAN NOMOR TENTANG. Nomor. Berikat, Berikat, Menteri. Keuangan. Bebas Bea; Mengingat Tata Cara. Perpajakan. Republik. Tahun. (Lembaran.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.04/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 272/PMK.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG

Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah 18 Maret 1999 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. SURAT EDARAN Nomor : SE-10/BC/1998 TENTANG

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN No. 135/KMK.05/2000

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1986 TENTANG KAWASAN BERIKAT (BONDED ZONE)

MUC BLITZ. Updating Your Knowledge

1 of 6 18/12/ :44

BIAYA : tidak dipungut biaya

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penyelesaian Terhadap Barang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. impor merupakan suatu fenomena yang setiap saat selalu terjadi.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Transkripsi:

Pengertian kawasan berikat Kawasan Berikat adalah suatu bangunan, tempat atau kawasan dengan batas-batas tertentu yan didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang dan bahan asal impor atau barang dan bahan dari dalam Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL), yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor Penyelenggara Kawasan Berikat (PKB) adalah Perseroan Terbatas, Koperasi yang berbentuk badan hukum atau yayasan yang memiliki, menguasai, mengelola dan menyediakan sarana dan prasarana guna keperluan pihak lain di KB yang diselenggarakannya berdasarkan persetujuan untuk meyelenggarakan KB Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB) adalah Perseroan Terbatas atau Koperasi yang melakukan kegiatan usaha industri di KB Kegiatan Dalam Kawasan Berikat Kegiatan yang utama yang dilakukan di dalam KB adalah kegiatan pengolahan (industri / manufactur / bukan hanya perakitan) yaitu kegiatan yang memproses bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya. PDKB dalam melakukan pengolahan sebagaimana dimaksud diatas dapat memberikan atau menerima subkontrak kepada/dari PDKB lain atau perusahaan industri di DPIL. Disamping itu di dalam KB dapat dilakukan kegiatan usaha pergudangan atau penimbunan barang. Syaratnya barang yang ditimbun tidak sama dengan barang yang dihasilkan / diproduksi oleh KB yang bersangkutan. Disamping itu barang yang ditimbun akan berfungsi untuk mendukung kegiatan industri KB itu sendiri atau perusahaan industri lainnya (Supporting Industries), misalnya untuk menimbun bahan baku.

Tatacara pendirian dan tatalaksana pemasukan barang ke dan dari pergudangan atau penimbunan di KB tersebut dilakukan sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 399/KMK.01/1996 tentang Gudang Berikat; FASILITAS DAN MANFAAT KAWASAN BERIKAT Fasilitas Kepabeanan dan Perpajakan Fasilitas Kawasan Berikat merupakan fasilitas yang "mewah" bagi perusahaan industri / manufaktur yang berorientasi ekspor karena mendapatkan fasilitas kepabeanan dan perpajakan sebagai berikut : 1. Penangguhan Mea Masuk dan tidak dipungut PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22: atas impor barang modal atau peralatan dan peralatan perkantoran yang sematamata dipakai oleh PKB termasuk PKB merangkap PDKB; atas impor barang modal atau peralatan pabrik yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi PDKB; atas impor barang dan atau bahan untuk diolah di PDKB. 2. Tidak dipungut PPN dan PPnBM atas pemasukan Barang Kena Pajak (BKP) dari DPIL untuk diolah lebih lanjut; atas pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk diolah lebih lanjut; atas pengeluaran barang dan atau bahan ke perusahaan industri di DPIL atau PDKB lainnya dalam rangka sub kontrak; atas penyerahan kembali BKP hasil pekerjaan sub kontrak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) di DPIL atau PDKB lainnya kepada PKP PDKB asal; atas peminjaman mesin dan atau peralatan pabrik dalam rangka sub kontrak. 3. Pembebasan cukai: atas impor barang dan atau bahan untuk diolah lebih lanjut;

atas pemasukan Barang Kena Cukai (BKC) dari DPIL untuk diolah lebih lanjut. Disamping itu perusahaan yang mendapatkan fasilitas Kawasan Berikat masih bisa memperoleh kemudahan seperti: 1. Barang modal berupa mesin asal impor apabila telah melampaui jangka waktu 2 (dua) tahun sejak pengimporannya atau sejak menjadi aset perusahaan dapat dipindahtangankan dengan tanpa kewajiban membayar Bea Masuk yang terutang. 2. PDKB yang termasuk dalam Daftar Putih dapat mempertaruhkan jaminan berupa Surat Sanggup Bayar (SSB) kepada KPBC yang bersangkutan atas pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari PDKB yang dipersyaratkan untuk mempertaruhkan jaminan. Manfaat Kawasan Berikat Dengan fasilitas yang diperoleh tersebut diatas, maka manfaat yang bisa dipetik oleh pengusaha dengan mendapatkan fasilitas Kawasan Berikat antara lain: 1. Efisiensi waktu pengiriman barang dengan tidak dilakukannya pemeriksaan fisik di Tempat Penimbunan Sementara (TPS / Pelabuhan). 2. Fasilitas perpajakan dan kepabeanan memungkinkan PDKB dapat menciptakan harga yang kompetitif di pasar global serta dapat melakukan penghematan biaya perpajakan. 3. Cash Flow Perusahaan serta Production Schedule lebih terjamin. 4. Membantu usaha pemerintah dalam rangka mengembangkan program keterkaitan antara perusahaan besar, menengah, dan kecil melaui pola kegiatan sub kontrak. Syarat Pendirian Kawasan Berikat 1. Perusahaan yang dapat diberikan Izin sebagai PKB dan atau PDKB : a. Dalam rangka PMDN b. Dalam rangka PMA, baik sebagian atau seluruh modal sahamnya dimiliki oleh peserta asing c. Non PMA/PMDN yang berbentuk Perseroan Terbatas d. Koperasi yang berbentuk badan hukum

e. Yayasan 2. Dokumen yang dipesyaratkan untk mendapatkan izin sebagai PKB / PKB merangkap PDKB a. Fotokopi surat izin usaha dari instansi teknis terkait; b. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau, UPL & UKL; c. Fotokopi akte pendirian perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen Hukum & HAM RI (d/h Departemen Kehakiman); d. Fotokopi bukti kepemilikan/penguasaan lokasi/tempat yang akan dijadikan KB (jika berdasarkan kontrak sewa menyewa, minimal dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun); e. Fotokopi NPWP, penetapan sebagai PKP dan SPT tahunan PPh tahun terakhir bagi perusahaan yang sudah wajib menyerahkan SPT; f. Berita Acara Pemeriksaan lokasi dari Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) yang mengawasi disertai lampiran berupa peta lokasi/tempat/ denah/tata letak dan fotofoto lokasi yang akan dijadikan KB yang telah ditandasahkan oleh KPBC yang mengawasi; g. Surat Keputusan dari instansi Pemda terkait / Perda yang menetapkan area calon KB merupakan Kawasan Industri / Kawasan Peruntukan Industri (Kedepannya ijin KB hanya akan diberikan untuk perusahaan di dalam KAWASAN INDUSTRI); h. Fotokopi KTP/ KITAS a.n penanggung jawab perusahaan dan fotokopi surat ijin kerja tenaga kerja asing (apabila penanggung jawab adalah WNA) i. Fotokopi Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR) 3. Dokumen yang dipesyaratkan untk mendapatkan persetujuan beroperasinya sebagai PDKB 1. Rekomendasi dari PKB; 2. Surat izin usaha industri dari instansi teknis terkait; 3. Fotokopi akte pendirian perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen Hukum & HAM RI (d/h Departemen Kehakiman);

4. Fotokopi bukti kepemilikan lokasi/tempat yang akan dijadikan KB (jika berdasarkan kontrak sewa menyewa, minimal dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun) ; 5. Fotokopi NPWP, penetapan sebagai PKP dan SPT tahunan PPh tahun terakhir bagi perusahaan yang sudah wajib menyerahkan SPT; 6. Berita Acara Pemeriksaan lokasi dari Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) yang mengawasi disertai lampiran berupa peta lokasi/tempat/ denah/tata letak dan fotofoto lokasi yang akan dijadikan KB yang telah ditandasahkan oleh KPBC yang mengawasi; 7. Saldo awal bahan baku, bahan dalam proses, barang jadi, barang modal dan peralatan pabrik; 8. Fotokopi KTP/ KITAS a.n penanggung jawab perusahaan dan fotokopi surat ijin kerja tenaga kerja asing (apabila penanggung jawab adalah WNA) 9. Fotokopi Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR) DEFINISI / PENGERTIAN KAWASAN BERIKAT NUSANTARA o Pengertian Umum Export Processing Zone (EPZ )atau Bonded zone disebut juga sebagai Free Trade zone, Economic Processing Zone (Korea) Special Economic Zone /Kawasan Ekonomi Khusus (China), Free Zone (Mesir), dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Kawasan Berikat yang menunjuk keadaan suatu area khusus yang mana barang-barang import yang masuk ke area tersebut tidak dianggap sebagai import, tidak dikenakan bea, sampai barang tersebut diekspor kembali, atau dimasukkan ke dalam negara tempat itu berada dengan membayar sejumlah bea seperti barang impor lainnya. o Pengertian khusus : Special Investment Zone (SIZ) ditujukan untuk mengembangkan potensi khusus zone. Penetapan SIZ biasanya merupakan suatu areal yang luas, di mana di dalamnya terdapat

zone-zone yang ditetapkan sebagai Export Processing Zone yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk tertentu yang menjadi unggulan daerah tersebut, seperti SIZ untuk perikanan, Pariwisata dan Pertambangan. Export Processing Zone merupakan kawasan khusus yang ditujukan untuk pengembangan industry berbasis ekspor dengan lokasi harus memiliki batas khusus dengan hanya satu gerbang untuk keluar masuk. Free Trade Zone yaitu kawasan yang berada diluar daerah kepabeanan suatu negara yang merupakan kawasan komersial yang ditujukan untuk kegiatan perdagangan Definisi KEKI versi Tim Pengembangan KEKI, suatu area khusus dimana barang-barang yang masuk ke area khusus tersebut tidak dikenakan bea sampai barang tersebut diekspor kembali atau dimasukkan kedalam Negara tempat KEKI tersebut kekhususannya menunjuk suatu daerah yang sudah memiliki infrastruktur. MANFAAT Keuntungan negara yang memiliki area kawasan berikat ini adalah Export Processing Zone merupakan area khusus dimana negara-negara berkembang dapat menciptakan lapangan kerja, mempelajari teknologi baru yang sebelumnya tidak mereka kenal. Hal yang paling penting adalah untuk menghubungkan mereka dengan pasar global. Export Processing Zone merupakan alat bagi negara berkembang untuk menuju pasar global, karena di dalamnya negara-negara berkembang akan memberikan ketentuan dan perlakuan khusus yang sesuai dengan standard internasional, seperti masalah kepastian hukum, masalah kontrak, administrasi yang tidak birokratis, pembatasan campur tangan instansi pemerintah dan masalah keamanan yang harus terjaga. Negara-negara berkembang yang pemerintahannya cenderung birokratis dan korup, belajar banyak dari pengelolaan Export Processing Zone untuk kemajuan perekonomian mereka. Disamping itu manfaat Export Processing Zone adalah untuk menampung modal asing. Untuk itu Export Processing Zone harus memenuhi standard internasional dari sisi peraturan dan fasilitas sebagai daya tarik investasi asing. Rincian keuntungan menurut Eduardo Arrango Pirennes : 1. Memacu ekspor melalui pengembangan investasi 2. Menarik Investasi asing dan pengembangan teknologi

3. menghidupkan pasar lokal/supplier 4. meningkatkan produktifitas 5. menyediakan kesempatan kerja 6. pencapaian/peningkatan keahlian bagi pekerja local 7. peningkatan ekonomi nasional 8. memungkinkan diterapkan ide dan teknologi baru PERSYARATAN 1. Komitmen Pemda dan usulan lokasi. Pemda mengusulkan sendiri kawasannya dan komitmen dengan usulanya tersebut. Komitmen itu berupa kesediaan pemda untuk menyerahkan pengelolaan kawasan yang diusulkan kepada manajemen yang akan dibentuk secara khusus. 2. Kepastian kebijakan. Kepastian kebijakan meliputi dukungan aspek legal dalam pengembangan kegiatan ekonomi baik untuk kebijakan fiskal ataupun kebijakan nonfiskal. 3. Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Lokasi merupakan pusat kegiatan wilayah yang memenuhi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, serta ditetapkan sebagai kawasan perindustrian atau oleh UU ditetapkan sebagai wilayah dengan perlakuan khusus. 4. Pengembangan Wilayah. Kawasan yang akan dikembangkan tidak harus satu kesatuan wilayah, namun merupakan kawasan yang relatif berkembang dan memiliki keterkaitan dengan wilayah pengembangan lainnya. 5. Infrastruktur. Kawasan yang diusulkan sudah tersedia fasilitas infrastruktur pendukung seperti jalan, rel, kereta api, telekomunikasi pelabuhan, bandar udara, sumber listrik berikut jaringannya. Timnas Pengembangan KEKI mengharuskan pasokan air minimal satu liter/detik setiap satu hectare wilayah sebagai pendukung fasilitas tersebut.

6. Ketersediaan lokasi. Lahan untuk industri minimal 10 hektare ditambah dengan lahan untuk perluasannya. 7. Tenaga Kerja. Tersedia tenaga kerja yang terlatih di sekitar lokasi. 8. Dampak Ekonomi. Lokasi yang diusulkan harus memberikan dampak ekonomi yang signifikan dalam arti sudah tersedia industri pendukung baik manufaktur,elektronik,atau pengelolaan hasil pertanian.kawasan dapat berpotensi sebagai pusat logistik dan alih kapal (transshipment). 9. Geopolitis. l,serta secara geopolitis wilayah KEKI bersaing dengan Negara lain atau bisa menjadi komplementer dari sentra produksi di negara lain. 10. Lokasi Strategis. Lokasi tidak terlalu jauh dengan pelabuhan dan bandara internasional, dekat dengan lokasi pasar hasil produksi, tidak jauh dari sumber bahan baku, atau pusat distribusi internasional. 11. Konservasi Alam. Tidak mengganggu daerah konservasi alam. 12. Batas wilayah. Batas wilayah yang jelas baik batas alam maupun batas buatan dengan kondisi keamanan yang mudah dipantau untuk mencegah penyelundupan. http://fuadmuftie.blogspot.com http://kawasanberikat.blogspot.com/2006/08/tata-cara-pendirian-kawasan-berikat.html