Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi



dokumen-dokumen yang mirip
Kayu gergajian daun lebar Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Kayu gergajian daun lebar Bagian 2: Cara uji

Kayu bundar Bagian 1: Istilah dan definisi

KAYU GERGAJIAN RIMBA

Kayu gergajian jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Kayu gergajian jenis jati Cara uji

Kayu gergajian daun jarum Bagian 2: Cara uji

Kayu gergajian Bagian 2: Pengukuran dimensi

Kayu bundar daun jarum Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

.:::: Powered By Ludarubma ::::. KAYU CENDANA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: aktivitas moving dan waiting.

Kayu bundar daun jarum Bagian 2: Cara uji

Produk kayu bundar Bagian 1: Kayu bundar jati

Kayu bundar jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Kayu bundar daun lebar Bagian 2: Cara uji

.:::: Powered By Ludarubma ::::. KAYU GERGAJIAN JATI

.:::: Powered By Ludarubma ::::. KAYU BUNDAR JATI

BAB VIII PENGENALAN CACAT KAYU

Kayu lapis Istilah dan definisi

ANALISIS MUTU KAYU BENTUKAN (MOULDING) JATI (Tectona grandis L.f.) PADA INDUSTRI MOULDING DI KOTA KENDARI, SULAWESI TENGGARA

VENIR JATI BASAH DAN KAYU LAPIS INDAH JATI

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM

Kayu bundar jenis jati Bagian 2: Cara uji

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

Mutu dan Ukuran kayu bangunan

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

KAYU LAMINASI DAN PAPAN SAMBUNG

LAPORAN PENGUJIAN KAYU

Lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : P. 14 /VI-BIKPHH/2009 Tanggal : 10 November 2009

Bambu lamina penggunaan umum

KERAJINAN KAYU. Tujuan Pembelajaran Khusus

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Kayu. Umum. TKS 4406 Material Technology I. (wood or timber)

VII. VOLUME DAN SORTIMEN. A. Penaksiran Volume Kayu Gergajian

BAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU

SNI Standar Nasional Indonesia

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

PENGGERGAJIAN KAYU. Oleh : Arif Nuryawan, S.Hut, M.Si NIP

.:::: Powered By Ludarubma ::::. G A H A R U

Kayu bentukan SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

BABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku

Macam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU DI LABORATORIUM

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Spesifikasi kelas kekuatan kayu bangunan yang dipilah secara masinal

SNI Standar Nasional Indonesia. Biji kopi

SNI. Baja tulangan beton SNI Standar Nasional Indonesia ICS ~ Stanzfardisasi. w $$: '" Nasioi:al. -..

G A H A R U, SNI

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

Kandungan Kayu Gubal dan Teras pada Dolog dan Papan Gergajian. Manglid (Manglieta glauca Bl.))

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

PADA DUA POLA PENGGERGAJIAN. Extracted with Two Sawing Patterns)

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

BAB 9 CACAT KAYU AKIBAT PENGERINGAN DI DALAM TANUR

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

KATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

BAB 10 PERLAKUAN PARIPURNA, TEGANGAN PENGERINGAN DAN CASE HARDENING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Rambu evakuasi tsunami

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

BAB I PENDAHULUAN. dengan target luas lahan yang ditanam sebesar hektar (Atmosuseno,

Soal :Stabilitas Benda Terapung

STUDI RENDEMEN BAHAN BAKU LOG PADA IU-IPHHK RUSMANDIANSNYAH DI KECAMATAN DAMAI KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktural yang

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ekaliptus mempunyai sistematika sebagai berikut: Hutan Tanaman Industri setelah pinus. Ekaliptus merupakan tanaman eksotik

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan akan banyak terjadi peristiwa yang bisa dialami oleh pohon yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pohon Mindi (M. azedarach L.) merupakan jenis pohon cepat tumbuh.

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

! "# # $ # % & % # '(()

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 Bibliografi... 10 i

Prakata Standar ini menggantikan SNI 01-5008.1-1999, Kayu gergajian rimba; SNI 01-5008.5-1999, Kayu gergajian jati; SNI 01-5008.11-2000, Kayu gergajian tusam; SNI 01-6077-1999, Kayu gergajian mahoni untuk bahan mebel; SNI 01-6078-1999, Kayu gergajian sonokeling untuk bahan mebel; SNI 01-6244-2000, Kayu gergajian untuk komponen mebel; SNI 01-5008.14-2003, Kayu gergajian mahoni penggunaan umum mengenai istilah dan definisi. Standar ini disusun karena adanya perkembangan teknologi di lapangan dan penyederhanaan jumlah standar yang ada. Dengan adanya standar ini, maka istilah dan definisi yang terdapat pada standar tersebut di atas sudah tidak berlaku lagi. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis (PT) 79-01 Hasil Hutan Kayu, telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 14 Agustus 2008 di Jakarta. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 6 Pebruari 2009 sampai dengan 6 April 2009 dengan hasil akhir RASNI. ii

1 Ruang lingkup Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi Standar ini menetapkan istilah dan definisi yang berkaitan dengan pengujian kayu gergajian. 2 Acuan normatif SNI 7533.1:2010, Kayu bundar Bagian 1: Istilah dan definisi. 3 Istilah dan definisi 3.1 alur (Al) lekuk memanjang pada permukaan kayu 3.2 alur mata kayu (Amk) bekas mata kayu yang memutus serat pada permukaan kayu yang disebabkan oleh cacat mata kayu atau bekas mata kayu yang digergaji secara datar (flat sawing). 3.3 broti kayu gergajian dengan tebal ½ lebar 3.4 balok broti yang mempunyai hati (empulur) 3.5 bekas sadapan (Bs) luka atau cacat di badan yang disebabkan oleh bekas penyadapan getah 3.6 bontos (Bo) penampang melintang pada kedua ujung kayu gergajian 3.7 bundel ikatan kayu gergajian yang terdiri dari sortimen dengan ukuran, mutu, jenis, yang telah ditentukan 3.8 cacat suatu kelainan yang terdapat pada kayu yang dapat mempengaruhi mutu 1 dari 10

3.9 cacat bentuk kelainan atau penyimpangan bentuk yang disebabkan oleh pengeringan, penyimpanan dan atau cara menggergaji yang salah, terdiri dari lengkung, membusur, mencawan, memuntir atau melincang, dan bentuk permata 3.9.1 lengkung/spring penyimpangan dari bentuk lurus pada arah tebal 3.9.2 membusur/bowing penyimpangan dari bentuk lurus pada arah panjang 3.9.3 mencawan/cupping penyimpangan dari bentuk lurus pada arah lebar 3.9.4 memuntir atau melincang/twisting penyimpangan dari bentuk lurus pada arah diagonal, apabila kayu tersebut diletakkan pada suatu permukaan yang datar dan rata, maka salah satu tepi sudutnya tidak bersentuhan dengan permukaan 3.9.5 bentuk permata/diamonding cacat yang disebabkan oleh perbedaan penyusutan kearah tangensial dan radial, sehingga bontosnya tidak berbentuk segi empat siku tetapi berbentuk jajaran genjang 3.10 cacat berat (Cb) cacat yang tidak diperkenankan pada seluruh muka 3.11 cacat ringan (Cr) cacat yang diperkenankan pada muka sehat (Ms) 3.12 cacat sedang (Cs) cacat yang tidak diperkenankan pada muka sehat (Ms) 3.13 diameter cacat ( ) rata-rata panjang dan lebar cacat 3.14 doreng (Dr) garis-garis melebar (mblobor) berwarna coklat kehitaman yang pada umumnya mengikuti lingkaran tumbuh 3.15 gabeng (Gg) keadaan kayu yang terlihat di bontos menyerupai rapuh tetapi masih kuat dan terlihat kasar pada permukaan kayu 2 dari 10

3.16 gelam tersisip/kulit tersisip kulit/bakal kulit yang terkubur dalam bagian kayu 3.17 gubal (Gu) bagian kayu antara kulit dan teras, pada umumnya berwarna lebih terang dari kayu teras, terdiri dari gubal sehat dan gubal tidak sehat 3.17.1 gubal sehat (Gs) gubal yang tidak memperlihatkan tanda-tanda pembusukan 3.17.2 gubal tidak sehat (Gts) gubal yang sudah mengalami perubahan warna akan tetapi masih keras 3.18 hati/empulur (H) bagian pusat dari kayu termasuk gabus, terdiri dari hati sehat dan hati tidak sehat 3.18.1 hati sehat (Hs) hati yang utuh bebas dari pembusukan 3.18.2 hati tidak sehat (Hts) hati yang lepas, hilang, rapuh dan busuk 3.19 kantung damar atau kantung getah rongga yang terdapat di antara lingkaran tumbuh atau tempat lainnya di dalam kayu yang sebagian atau seluruhnya berisi getah padat maupun cair 3.20 kayu gergajian kayu persegi empat dan papan jeblosan dengan ukuran tertentu yang diperoleh dengan menggergaji kayu bundar atau kayu bentuk lainnya 3.21 kayu gergajian contoh (sample) kayu gergajian yang diambil dari suatu partai dengan cara pengambilan contoh yang telah ditetapkan, sehingga dapat mewakili partai tersebut dalam pengujian 3.22 kayu gergajian pendek kayu gergajian dengan ukuran panjang < 1 m 3.23 kayu ukuran kurang /scant sawn kayu gergajian yang mempunyai ukuran kurang dari ukuran baku 3 dari 10

3.24 kayu ukuran lebih/full sawn kayu gergajian yang mempunyai ukuran yang lebih dari ukuran baku tapi masih dalam batas toleransi 3.25 kayu pas/bare sawn kayu gergajian yang mempunyai ukuran sama dengan ukuran baku. 3.26 kayu ukuran baku/nominal size kayu gergajian yang ukurannya tertulis dalam dokumen 3.27 kuku macan cacat pada kayu gergajian, berupa titik hitam yang berkelompok berasal dari cacat buncakbuncak pada kayu bundarnya 3.28 lapuk/busuk suatu keadaan dimana kayu telah menjadi lunak/busuk 3.29 lubang gerek (Lg) lubang pada kayu gergajian yang disebabkan oleh serangga dan organisme penggerek di laut, terdiri dari lubang gerek kecil, lubang gerek sedang, lubang gerek besar, lubang gerek gerombol, dan lubang gerek tersebar 3.29.1 lubang gerek besar (Lgb) lubang gerek yang berdiameter > 5 mm 3.29.2 lubang gerek gerombol lubang gerek yang jumlahnya lebih dari 6 buah pada permukaan kayu yang luasnya 450 cm 2 3.29.3 lubang gerek kecil (Lgk) lubang gerek yang berdiameter 2 mm 3.29.4 lubang gerek sedang (Lgs) lubang gerek yang berdiameter antara > 2 mm sampai dengan 5 mm 3.29.5 lubang gerek tersebar lubang gerek yang jumlahnya tidak lebih dari 6 buah pada permukaan kayu yang luasnya 450 cm 2 3.30 mata kayu (Mk) bagian dari cabang atau ranting yang dikelilingi oleh pertumbuhan kayu, penampang lintangnya berbentuk bulat dan lonjong, terdiri dari mata kayu busuk, mata kayu sehat dan mata kayu tidak sehat 4 dari 10

3.30.1 mata kayu busuk (Mkb) mata kayu yang menunjukkan tanda pembusukan yang bagian kayunya lebih lunak dari pada kayu di sekitarnya, termasuk, lepas dan berlubang 3.30.2 mata kayu sehat (Mks) mata kayu yang bebas dari pembusukan, berpenampang keras dan berwarna sama atau lebih tua dari pada warna kayu disekitarnya 3.30.3 mata kayu tidak sehat (Mkts) mata kayu yang sudah terserang penyakit yang ditandai dengan sudah berubahnya warna dari warna aslinya, tetapi masih berpenampang keras, termasuk mata kayu retak. 3.31 more serat kayu yang penampakannya pada permukaan kayu seperti berombak 3.32 muka bersih (Mb) permukaan kayu gergajian yang bebas dari cacat dan atau mempunyai cacat yang diperkenankan 3.33 muka sehat (Ms) permukaan kayu gergajian yang mempunyai cacat ringan (Cr) 3.34 muka lebar (ml) permukaan pada sisi lebar kayu gergajian 3.35 muka tebal (mt) permukaan pada sisi tebal kayu gergajian 3.36 papan jeblosan/loseware papan yang salah satu atau kedua sisi tebalnya belum digergaji dan masih mengandung gubal 3.37 papan lebar/board kayu gergajian dengan ukuran lebar 10 cm, dan tebal < ½ lebar 3.38 papan lis/strip kayu gergajian dengan ukuran lebar < 10 cm, dan tebal < ½ lebar 3.39 partai kayu gergajian sejumlah kayu gergajian yang akan diperdagangkan dan atau diperiksa mengenai kebenaran jenis, ukuran dan mutunya, yang berada di tempat asal pengiriman maupun di tempat tujuan 5 dari 10

3.40 pengujian kayu suatu kegiatan dalam rangka menetapkan jenis kayu, isi (volume) kayu dan mutu (kualita) kayu 3.41 permukaan kedua permukaan lebar (ml) dan kedua permukaan tebal (mt) kayu gergajian, terdiri dari permukaan pengujian, permukaan terbaik dan permukaan terjelek 3.41.1 permukaan pengujian permukaan tempat dilakukan pengamatan, pengukuran dan penilaian cacat dan atau tempat perhitungan persentase potongan Mb/Ms dari sekeping kayu gergajian 3.41.2 permukaan terbaik permukaan kayu gergajian dengan jumlah cacat paling ringan, atau yang menghasilkan persentase potongan Mb yang lebih besar 3.41.3 permukaan terjelek permukaan kayu gergajian dengan jumlah cacat paling berat, dan yang menghasilkan potongan Mb yang lebih kecil 3.42 persyaratan cacat ketentuan mengenai jenis cacat, jumlah cacat, ukuran cacat, lokasi dan penyebaran cacat yang dipergunakan dalam penetapan mutu 3.43 perubahan warna penyimpangan warna dari warna aslinya yang disebabkan oleh faktor luar (bukan genetis) antara lain noda biru (blue stain), noda cuaca (terbakar matahari, air masuk) dan reaksi kimia dari besi mesin, terdiri dari noda biru dan noda cuaca 3.43.1 noda biru/blue stain warna biru yang disebabkan oleh serangan jamur 3.43.2 noda cuaca perubahan warna yang disebabkan oleh cuaca 3.44 pingul tidak sempurnanya sudut kayu gergajian, sehingga penampang lintangnya tidak segi empat 3.45 potongan suatu bidang empat persegi panjang dengan ukuran tertentu, yang dibuat pada permukaan pengujian kayu gergajian, guna menetapkan Mb atau Ms 6 dari 10

3.46 salah potong kayu gergajian yang mempunyai perbedaan ukuran antara tebal terkecil dengan tebal terbesar atau lebar terkecil dengan lebar terbesar telah melebihi toleransi ukuran lebih 3.47 salah warna penyimpangan warna dari warna aslinya yang disebabkan oleh faktor dalam (faktor genetis dari pohon) antara lain alur hitam, alur minyak, kebiruan, kehijauan, kemerahan, urat kapur dan kandungan minyak. 3.47.1 alur hitam salah warna berupa garis-garis berwarna hitam pada permukaan kayu yang disebabkan oleh endapan yang berwarna gelap pada pori kayu, pada umumnya mengikuti lingkaran tumbuh 3.47.2 alur minyak salah warna berupa garis-garis berwarna coklat kehitaman pada permukaan kayu yang pada umumnya mengikuti lingkaran tumbuh 3.47.3 kandungan minyak salah warna yang disebabkan oleh endapan minyak pada permukaan kayu 3.48 saluran getah saluran yang berisi getah yang arahnya sejajar dengan jari-jari kayu 3.49 serat berpadu dan serat berombak/werut permukaan kayu yang kasar atau terkesan kasar diakibatkan oleh sifat alami kayu yang berserat tidak teratur 3.50 serat kasar serat kayu yang terasa kasar pada permukaan kayu sebagai akibat kesalahan teknis dalam pengerjaannya (biasanya karena mata gergaji yang tumpul) 3.51 serat mahkota penampilan lingkaran tumbuh pada bidang tangensial yang berupa corak garis-garis lengkung berbentuk parabola 3.52 serat putus serat kayu yang sebagian besar arah seratnya menyimpang dari sumbu kayu, dengan penyimpangannya mulai dari satu sisi panjang kayu dan berakhir di sisi panjang kayu lainnya 3.53 sortimen kelompok kayu gergajian dengan ukuran tertentu 7 dari 10

3.54 terpisahnya serat celah pada kayu yang disebabkan oleh terpisahnya atau terputusnya serat pada arah memanjang atau sejajar dengan sumbu kayu, terdiri dari retak, retak angin, pecah tertutup, pecah terbuka, belah, pecah melintang, pecah miring, pecah banting, pecah busur, pecah gelang, pecah bontos 3.54.1 retak terpisahnya serat pada permukaan kayu yang lebar celahnya 2 mm dan biasanya terputusputus disebabkan terutama oleh tegangan yang terjadi dalam proses pengeringan 3.54.2 retak angin retak terputus-putus yang diakibatkan oleh pengeringan udara 3.54.3 pecah tertutup terpisahnya serat pada permukaan kayu yang lebar celahnya lebih dari 2 mm sampai dengan 6 mm baik ada di tengah maupun di ujung dan tidak menembus permukaan lainnya 3.54.4 pecah terbuka terpisahnya serat pada permukaan bontos yang lebar celahnya lebih dari 2 mm sampai dengan 6 mm dan menembus permukaan lainnya 3.54.5 belah terpisahnya serat pada permukaan kayu yang lebar celahnya > 6 mm, baik menembus maupun tidak menembus permukaan lainnya 3.54.6 pecah melintang terputusnya serat yang memotong arah serat pada umumnya 3.54.7 pecah miring terpisahnya serat yang arahnya miring terhadap sumbu kayu 3.54.8 pecah banting terpisahnya serat ke berbagai arah disebabkan oleh terjadinya benturan 3.54.9 pecah busur terpisahnya jaringan kayu pada bontos yang mengikuti lingkaran tumbuh yang bentuknya kurang dari setengah lingkaran 3.54.10 pecah gelang terpisahnya jaringan kayu pada bontos yang mengikuti lingkaran tumbuh yang bentuknya melebihi setengah lingkaran 8 dari 10

3.54.11 pecah bontos terpisahnya jaringan kayu pada bontos selain pecah busur dan pecah gelang 3.55 rapuh bagian kayu yang memperlihatkan tahap awal pembusukan. Khusus untuk kayu daun jarum termasuk noda teras (noda kemerahan pada teras yang apabila digergaji mudah patah) 3.56 tiap meter panjang (tmp) cara menghitung jumlah cacat pada jarak setiap meter panjang kayu yang dimulai dari ujung kayu yang mengandung cacat terbanyak 3.57 toleransi batas penyimpangan yang masih diperkenankan 3.58 ukuran baku ukuran yang ditetapkan atau disepakati sesuai dengan permintaan atau pasar atau ukuran yang tercantum dalam dokumen 3.59 urat kapur garis-garis berwarna putih yang berisikan deposit zat kapur CATATAN Istilah dan definisi lainnya sesuai dengan SNI 7533.1:2010. 9 dari 10

Bibliografi ISO 2299 1973, Sawn timber of broadleaves species Defects Classification. ISO 1032 1974, Coniferous sawn timber Size Term and definitions. SNI 01-5008.1-1999, Kayu gergajian rimba. SNI 01-5008.5-1999, Kayu gergajian jati. SNI 01-5008.11-2000, Kayu gergajian tusam. 10 dari 10