HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Desa Sampetan berada di wilayah Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Desa di lereng Gunung Merbabu ini berjarak sekitar 35 km dari pusat kota Kabupaten Boyolali. Desa Sampetan terletak di sebelah timur lereng Gunung Merbabu dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan air laut. Desa ini berhawa sejuk dan bertanah subur sehingga mendukung sektor pertanian dan perkebunan sebagai mata pencaharian utama masyarakat. Selain itu, Desa dengan merupakan dengan dengan wilayah terluas adalah Desa Sempetan dengan luas 1055,048 Ha atau sebesar 17,58 persen. Terdapat 26 Dukuh, 4 Dusun, 6 RW, dan 33 RT di Desa Sempetan dengna total penduduk 6.099 (Badan Pusat Statistik Boyolali, 2021). Seperti pada wilayah di Kecamatan Gladagsari pada umumnya, sebagian besar penduduk di Desa Sampetan merupakan petani dan peternak. Hal tersebut dikarenakan wilayah desa yang terletak di pegunungan, sehingga bertani dan beternak menjadi mata pencaharian utama penduduk desa. Hal lainnya yang menarik adalah Desa Sampetan mendapatkan dana desa tertinggi dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Kecamatan Gladagsari dikarenakan luasan desa yang jauh lebih luas dibandingkan desa lainnya dan potensi yang cukup baik di desa tersebut. Hasil Penelitian Perencanaan Sebagai langkah awal dalam mengimplementasikan suatu pembangunan dibutuhkan terlebih dahulu suatu perencanaan yang matang, sebagaimana yang di atur dalam peraturan mentri dalam negri no. 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan Desa disebutkan bahwa perencanaan pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dengan mempertimbangkan potensi wilayah di desa. Aspek perencanaan bertujuan untuk menyusun rencana kegiatan serta menetapkan alokasi anggaran sesuai dengan rencana kegiatan yang dibutuhkan. Maka dari itu, aspek ini penting untuk diperhatikan sebelum menggunakan dana yang ada. Proses perencanaan anggaran juga menjadi salah satu bagian penting dalam pengelolaan dana desa di Desa Sampetan. Perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dilakukan dengan melalui musyawarah desa. Musyawarah tersebut melibatkan unsur pemerintah desa, badan 12
permusyawaratan desa, tokoh agama, PKK dan tokoh masyarakat lainya yang merujuk pada Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) seperti pada Gambar 1. Hal tersebut disampaikan oleh Kepada Desa sebagai berikut: Penyusunan APBDes dilakukan dengan musyawarah yang melibatkan berbagai macam unsur masyarakat, dari mulai pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pihak-pihak lainnya yang tercatat di dalam RPKDes Di dalam proses perencanaan tersebut, dilakukan penganggaran dana untuk berbagai macam kegiatan desa. Program-program yang ada dalam Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa, Bidang Pembangunan Desa, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Pembinaan Masyarakat Desa, Bidang Penanggulangan Becana Dan Keadaan Mendesak. Salah satu bagian penting di dalam kegiatan desa adalah pembangunan infrastruktur, seperti penjelasan dari Kepala Desa sebagai berikut: Pembangunan infrastruktur desa bertujuan untuk memperlacar mobilitas dalam rangka mendukung perekonomian khususnya para petani untuk memperlancar transportasi dalam mengolah lahan maupun menjual hasil panen Definisi lain infrastruktur menurut peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2015, infrastruktur adalah fasilitas teknis, fisik, sistem, perangkat keras, dan lunak yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat dan mendukung jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat dapat berjalan dengan baik. Pemerintah melakukan beberapa investasi kapital pubik yang berupa infrastruktur seperti jalan, jambatan, dan sistem pembangunan. Pemerintah juga melakukan investasi human capital seperti pendidikan, ketrampilan, yang dimiliki seseorang hal ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian negara. (Mankiw, 2003). Selain itu menurut Hapsari (2011) infrastruktur berpengaruh secara signifikan dan efektif terhadap perekonomian masyarakat. Informasi yang telah didapatkan melalui wawancara maupun melalui data yang tersaji dalam tabel dan gambar dapat disimpulkan bahwa dalam APBDes tahun 2022 yang menjadi fokus utama pemerintah desa adalah memperbaiki infrastruktur dan membangun desa. 13
Gambar 1 Alur/Tahapan Penyusunan RKP Tahapan penyusunan RKP Desa Sampetan sudah sesuai dengan acuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pelaksanaan Tahapan yang juga penting di dalam proses pengelolaan dana desa adalah pelaksanaan anggaran dana desa tersebut. Sekretaris Desa menjelaskan bahwa pelaksanaan anggaran dana desa berjalan dengan baik dan juga melibatkan seluruh unsur di dalam masyarakat desa. Seperti penjelasam berikut: Pelaksanaan dilakukan dengan melibatkan anggota masyarakat dengan menerapkan gotong royong. Masyarakat ikut andil di dalam pelaksanaan dengan melalui karang taruna, PKK, dan tokoh-tokoh penting masyarakat lainnya Selain itu, pengaturan pada proses pelaksanaan anggaran dana desa juga telah ditetapkan berdasarkan pada peraturan yang berlaku. Aturan tersebut ditetapkan agar penggunaan dana tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Maka dari itu, proses pelaksanaan anggaran harus melalui beberapa langkah seperti tahapan perencanaan penyusunan, survey harga. pelaksanaan dan laporan realisasi penggunaan dana. Proses pelaksanaan anggaran tersebut pada dasarnya berjalan dengan lancar di Desa Sampetan karena telah melibatkan pihak yang dibutuhkan dan juga melaksanakan sesuai tata aturan yang ada. Kendala yang muncul adalah berupa kendala saat proses penyusunan atau survey harga, dikarenakan banyaknya acuan harga yang membuat terhambat pada saat proses pelaksanaan. Naik turunnya harga dipasaran menjadi 14
pertimbangan dan harus dimusyawarahkan untuk dapat menentukan harga yang nantinya akan dijadikan pedoman untuk penganggaran. Kabupaten Boyolali diapit oleh dua gunung yaitu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Jenis tanah yang terdapat di desa tersebut adalah jenis tanah andosol coklat, tanah andosol coklat merupakan jenis tanah liat yang akan menjadi licin jika terkena air. Hal ini akan menghambat kegiatan jika sedang musim hujan dikarenakan tanah akan sulit untuk dilalui. Dikarenakan letak Desa Sampetan ini berada dilereng Gunung Merbabu medan di desa tersebut cukup sulit untuk dilalui sehingga banyak kegiatan-kegiatan warga ataupun perangkat desa terhambat dikarenakan kondisi tersebut. Salah satunya adalah proses pelaksanaan anggaran (Pemerintah Boyolali, 2020). Pelaksanaan merupakan tahap suatu kebijakan dilaksanakan maksimal dan dapat mencapai tujuan kebijakan itu sendiri. Berdasar pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dijelaskan bahwa Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Kepala Desa. Kepala Desa menyampaikan jika: Manfaat yang dirasakan jika pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai dengan yang direncanakan adalah memperlancar transportasi ekonomi, membuat lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat, tercapainya tujuan kesejahteraan masyarakat desa. Penatausahaan Penatausahaan keuangan daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses Pengelolaan Keuangan Daerah, baik menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 maupun berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Uraian tentang penatausahaan keuangan daerah mencakup hal-hal sebagai berikut: (a) asas umum penatausahaan keuangan daerah; (b) pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah; (c) penatausahaan penerimaan; dan (d) penatausahaan pengeluaran. Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa, proses penatausahaan dilakukah oleh bendahara desa, seperti penjelasan berikut: 15
Bendahara desa bertugas untuk mencatat seluruh pengeluaran dan pemasukan dana desa dan proses pencatatan harus disesuaikan dengan setiap kegiatan penggunaan dana yang dilakukan. Proses pencatatan keuangan desa tersebut telah dilakukan secara manual (offline) maupun online yang langsung terhubung dengan sistem dari pusat. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan arahan dan peraturan dari Sistem Keuangan yang diterapkan oleh Kementrian Keuangan. Bendahara membuat laporan pertanggungjawaban administratif dan fungsional yang berisi rekapitulasi saldo kas pada bendahara pengeluaran. Laporan ini dilampiri dengan buku kas umum, laporan penutupan kas, dan laporan pertanggungjawaban dari bendahara pengeluaran pembantu. Selain itu bendahara pengeluaran juga membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan UP dan penggunaan TU dengan mengumpulkan bukti-bukti penggunaan UP/TU. Secara keseluruhan laporan pertanggungjawaban administratif dan fungsional bendahara pengeluaran sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku hanya saja penyampaian pertanggungjawabannya sering tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan dalam permendagri yaitu paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Pelaporan Pelaporan juga menjadi proses penting di dalam pengelolaan dana desa. Proses pelaporan dilakukan untuk melihat apakah dana desa yang telah dianggarkan telah diterapkan secara optimal dan tepat sasaran. Proses pelaporan keuangan di Desa Sampetan diawali dengan pelaporan dari bendahara ke Kepala Desa. Seperti disampaikan oleh Bendahara Desa sebagai berikut: Saya (bendahara desa) melaporkan seluruh pengeluaran dan pendapatan desa yang tercatat dalam laporan keuangan kepada Kepala Desa Proses pelaporan dilakukan dengan menggunakan berbagai macam dokumen terkait seperti dokumen perencanaan, RAB, nota/ kwitansi/foto pelaksanaan kegiatan, dan dokumen pencairan. Bendahara desa bertugas untuk membuat semua rincian rencana anggaran dari hasil rapat seperti format yang telah ditentukan seperti yang ada pada Gambar 2 dan Tabel 1. Semua rencana anggaran jika sudah dibuat oleh bendahara akan diperiksa oleh ketua pelaksana, sekertaris, dan kepala desa dan jika sudah sesuai akan disetujui. Seperti pada Gambar 3. Laporan Anggaran tersebut diperuntukan untuk meminta dana kepada Kementrian keuangan seperti yang disampaikan oleh kepala desa: 16
Berbentuk laporan Yang Berisi Dokumen Mulai dari perencanaan, RAB, Nota/ Kwitansi /Foto Pelaksanaan Kegiatan dan Dokumen Pencairan. Gambar 2 Belanja Desa Sampetan 2022 Tabel 1 Rincian Anggaran Pembangunan Desa No Jenis Kegitan Vol Biaya dan Sumber Biaya Jumlah(Rp) Sumber 1 Pengerasan Jalan Desa 1 40.000.000,- APBDes 2 Pengerasan Jembatan Desa 1 77.056.500,- APBDes 3 Peningkatan prasarana Desa(Gorong-gorong) 1 101.335.576,- APBDes 4 Pembangunan/Rehab rumah tidak layak huni 1 60.000.000,- APBDes 5 Pipanisasi 30.000.000,- APBDes 6 Pemeliharaan sistem pembuangan air limbah 37 6.287.200,- APBDes 7 Pembangunan penerangan jalan 2 25.002.00,- APBDes 17
Gambar 3 Laporan RAB Bendahara Desa yang Telah Disetujui Pertanggungjawaban Setiap penggunaan dana harus dipertanggungjawabkan agar penggunaan tidak dilakukan secara semena-mena. Proses pertanggungjawaban penggunaan dana juga dilakukan di dalam proses pengelolaan dana desa di Desa Sampetan. Proses pertanggungjawaban tersebut dilakukan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti penjelasan dari Kepala Desa sebagai berikut: Proses pertanggunggjawaban selalu di lakukan Berdasarkan Perkembangan dan Perubahan Undang Undang Yang Ada Setelah rencana anggaran disetujui kemuadian bendahara bertugas untuk membuat laporan pertanggungjawaban yang akan diserahkan kepada Kementrian Keuangan. Laporan Pertanggungjawaban tersebut harus sesuai format yang telah dibuat oleh kementrian. Hasil Laporan tersebut juga harus disetujui oleh kepala desa. Hasilnya sesuai seperti Gambar 4. Pelaporan anggaran tersebut disampaikan secara online dan offline oleh bendahara yang sepenuhnya merupakan tanggung jawab kepala desa. Laporan ini bermaksud untuk melihat apakah rencana awal sesuai dengan pelaksanaan yang dilakukan. 18
Gambar 4 Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Desa yang Telah Disetujui Partisipasi Masyarakat Partisipasi berarti mengambil keputusan publik secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang akan terpengaruh dengan keputusan tersebut. Partisipasi merupakan elemen penting dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). Partisipasi masyarakat dapat mendukung tugas pemerintah untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, mengatur agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat Kurrohman (2015). Adisasmita (2011) mengatakan bahwa partisipasi anggota masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program/proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal. Secara konkrit (operasional) partisipasi dapat diamati melalui beberapa komponen sebagai berikut: 1. Adanya ruang partisipasi dari lembaga-lembaga politik dan sosial kemasyarakatan dalam pelaksanaan pemerintahan serta penentuan keputusan publik; 2. Adanya upaya-upaya konkrit untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat secara menyeluruh dan kontinyu; 19
3. Melakukan pemberdayaan masyarakat, khususnya pemberdayaan terhadap perempuan dalam pelaksanaan pemerintahan serta dalam kehidupan bermasyarakat; 4. Menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan kebebasan pers dan dalam hal mengemukakan pendapat bagi seluruh komponen masyarakat, sepanjang dilakukan dengan penuh kesadaran akan nilai-nilai etika dan profesionalisme kerja yang tinggi. Pengelolaan dana desa juga harus melibatkan masyarakat, Hal tersebut dikarenakan masyarakat merupakan pihak yang seharusnya menikmati atau merasakan manfaat dari pelaksanaan atau penggunaan dana desa tersebut, di Desa Sampetan, partisipasi masyarakat sudah dilakukan sejak proses perencanaan hingga pelaksanaan, seperti penjelasan dari Kepala Desa sebagai berikut: Masyarakat diwakili oleh pimpinan lembaga atau tokoh masyarakat dapat ikut serta dalam proses perencanaan hingga pengawasan pelaksanaan Selain itu, masyarakat secara umum juga dapat memberikan kritik dan saran terhadap pengelolaan dana desa yang telah dilakukan. Hal tersebut juga disampaikam oleh kepala desa sebagai berikut: Masyarakat dapat memberikan saran, dan jika saran tersebut baik maka akan di bawa ke tingkat musyawarah yang lebih tinggi Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa hasil penelitian ini telah difokuskan pada implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur pada lingkup Desa Sampetan, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali. Dari perencanaan diperoleh hasil observasi dan wawancara dengan menggunakan pola terstruktur dan tidak terstruktur terhadap unsur yang terlibat di Desa Sampetan, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali sebagai informan, penulis dapat menjelaskan bahwa implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur dalam tahap perencanaannya sepenuhnya terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut didukung dengan memperhatikan terhadap sikap masyarakat yang kurang dalam mengikuti musyawarah Perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sebagai langkah awal daripada implementasi pembangunan infrastruktur. Namun secara garis besar, perencanaan telah berjalan sebagaimana prosedur yang berlaku. Dalam perspektif pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa Sampetan, dimana dari hasil wawancara tahap perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan Desa di Desa Sampetan bahwa tingkat keikut sertaan masyarakat Desa Sampetan sudah baik. Hal tersebut didukung 20
dengan memperhatikan masyarakat yang mau bergabung untuk dipekerjakan dalam pembangunan Desa. Namun ada beberapa kendala utama yang dirasakan yaitu kendala saat proses penyusunan atau survey harga, dikarenakan banyaknya acuan harga yang membuat terhambat pada saat proses pelaksanaan. Pada aspek penatausahaan implementasi pembangunan infrastruktur dikategorikan sudah baik. Hal tersebut didukung bahwa bendahara sudah mengusai seluruh proses pengeluaran serta pemasukan dana yang ada. Selain itu bendahara juga sudah mengusai pencatatan dana desa secara online maupun offline yang telah ditetapkan oleh Kementrian kuangan. Pada aspek pelaporan, pengawasan juga di kategorikan sudah cukup baik karena pemerintah kecamatan tidak hanya turun langsung memantau tapi sekaligus mengawasi jalannya MusrengbangDes. Selain itu, masyarakat juga turut serta mengawasi pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Namun demikian, masih perlu peningkatan disegala sisi. Laporan pertanggungjawaban dana sudah dilakukan secara baik. Hal ini di tujukan dengan proses pertanggungjawaban yang selalu dilakukan berdasarkan perkembangan serta perubahan undang-undang yang telah ditetapkan. Pengelolaan dana desa juga harus melibatkan masyarakat setempat, hal tersebut dikarenakan masyarakat merupakan pihak yang sedang difasilitasi oleh pemerintah untuk mempermudah proses perekonomian yang mereka lakukan. Dengan kata lain masyarakat adalah pihak yang paling tahu kebutuhan apa yang harus dipenuhi oleh desa agar proses perekonomian mereka dapat berjalan dengan lancar. Di Desa Sampetan masyarakat sudah ikut berpartisipasi dari proses perencanaan, masyarakat diwakili oleh pimpinan lembaga atau tokoh masyarakat yang ikut serta dalam perencanaan hingga pengawasan pelaksanaan. 21