PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG



dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Mengingat : 1. Pasal 5 a

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Konsultan Pariwisata. Pendaftaran. Prosedur.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN BUPATI SUMEDANG NOMOR: 489/KEP.479-HUK/2017 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1338 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

11/PMK.07/2010 TATA CARA PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN DI BIDANG PAJAK DAERAH DAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5, 2011 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Badan Pengelola Perbatasan Di Daerah. Pembentukan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR : / /DIHUBKOMINFO/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 66 Tahun : 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /11/ /2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan pr

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 737, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Perjalaann Wisata. Pendaftaran.

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

MENTERr KESEHATAN REPUBLIK indonesia PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN RE-PUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa untuk mengoptimalkan aliran data dari kabupaten/kota dan provinsi ke Kementerian Kesehatan untuk menyediakan data dan informasi yang akurat, tepat, dan cepat, perlu diselenggarakan sistem informasi kesehatan terintegrasi melalui komunikasi data; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data Dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan T ansaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kg/:sehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah'un 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Pemerintah...

MEN -TEF<.1. KESPHATA!\: REPUBLK - 2-4. Pera.turan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Iridonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomcr 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542); 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 837/Menkes/SK/VII/2007 tentang Pengembangan Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS ONLINE); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan. kesehatan. 2. Sistem..

MENTERLKESPHATAN REPUBLIK INDONS;A - 3-2. Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi adalah 'Sistem Informasi Kesehatan yang ada telah mampu menyediakan mekanisme saling hubung antar subsistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga data dari satu sistem atau subsistem secara rutin dapat melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem atau subsi.stem yang lain. 3. Data Kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum bermakna bagi pembangunan kesehatan. 4. Muatan Data adalah sekumpulan-,data yang dipertukarkan antara dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian dalam penyelenggaraan Komunikasi Data. 5. Informasi Kesehait/an adalah Data Kesehatan yang telah diolah atau diproses menjadi bntuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam mendukung pernbangunan kesehatan. 6. Komunikasi Data adalah tukar-menukar data atau data transfer secara online untuk mengoptimalkan aliran data dari dan ke kabupaten/kota dan provinsi ke pusat, sehingga di tingkat pusat tersedia Data Kesehatan prioritas dan Data Kesehatan tertentu lainnya untuk memenuhi kebutuhan pimpinan dan pengelola program kesehatan. 7. Aplikasi Komunikasi Data adalah suatu aplikasi Sistem Informasi Kesehatan yang digunakan untuk tukar rnenukar data dalam rangka konsolidasi/integrasi Data Keseh atan prioritas yang dikirimkan dari dinas kesehatan kabupaten/kota dan/ atau dinas kesehatan provinsi dalam rangka penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi. 8. Jaringan Sistem Informasi Kesehatan Nasional yang selanjutnya disebut Jaringan SIKNAS adalah jaringan komputer WAN untuk menghubungkan kantor dinas kesehatan kabupaten/kota, kantor dinas kesehatan provinsi, dan institusi kesehatan lainnya, serta kantor Kementerian Kesehatan yang digunakan dalam penyelenggaraan Komunikasi Data. 9. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 10. Pemerintah...

REPUBLK - 4-10. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Repubf;ik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negaya. Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 11. Kementerian Kesehatan yang selanjutnya disebut Kementerian adalah perangkat Pemerintah yang membidangi urusan kesehatan dalam pemerintahan. Pasal 2- F'engaturan Penyelenggaraan Komunikasi Data Dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi bertujuan untuk: a. menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses Data Kesehatan prioritas dan Muatan Data lainnya; b. mengoptirnalkan aliran Data Kesehatan dari kabupaten/kota dan/atau provinsi ke Kementerian atau sebaliknya; dan c. mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan yang terintegrasi. Pasal 3 Lingkup pengaturan Penyelenggaraan Komunikasi Data Dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi meliputi: a. Muatan Data; b. penyelenggaraan Komunikasi Data; c. pengorganisasian; d. perangkat Komunikasi Data; e. pengernbangan Komunikasi Data; f. pendanaan penyelenggaraan Komunikasi Data; dan g. pembinaan dan pengawasan. BAB II MUATAN DATA Pasal 4 (1) Muatan Data dalam penyelenggaraan Komunikasi Data terdiri atas: a. Data Kesehatan prioritas; dan b. Muatan Data lainnya. (2) Muatan...

MENTERr KESEHATAN REPUBLK NDONES1A - 5 - (2) Muatan Data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Muatan Data dari Aplikasi Komunikasi Data. Pasal 5 (1) Data Kesehatan prioritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a bersumber dari dinas kesehatan kabupaten/kota. (2) Dinas kesehatan kabupaten/kota memperoleh Data Kesehatan pri.oritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari puskesmas, rurnah sakit, dan/ atau instarisi terkait lainnya melalui penyelenggaraan Sistem Inform asi Kesehatan Daerah (SIKDA) kabupaten/ kota. (3) Muatan Data lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b bersumber dari fasilitas pelayanan kesehatan, dinas kesehatan kabupaten/kota, dan dinas kesehatan provinsi. Pasal 6 (1) Data Kesehatan prioritas merupakan sekumpulan data kesehatan yang rnenjadi prioritas kebutuhan informasi bidang kesehatan berdasarkan kriteria tertentu serta sesuai indikator strategis nasional dan global bidang kesehatan. (2) Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keterkaitan antar elemen data dan antar program kesehatan. (3) Data Kesehatan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari sekumpulan data kesehatan provinsi dan sekumpulan data kesehatan kabupaten/kota. Pasal 7 (1) Data Kesehatan prioritas terdiri atas sejumlah elemen data yang dikelompokkan menjadi: a. data derajat k6ehatan; b. data upaya keseriatan; c. data sumber daya kesehatan; dan d. data determinan kesehatan atau terkait lainnya. (2) Jumlah elemen data dalam Data Kesehatan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berkembang sesuai dengan perkernbangan kebutuhan informasi bidang kesehatan. (3) Elemen...

MENTER. KESEHATAN REPUBL:K - 6 - (3) Elemen data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difetapkan dengan Keputusan Menteri. Pasal 8 (1) Muatan Data lainnya sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b merupakan sekumpulan Data Kesehatan dan data - terkait kesehatan yang menjadi muatan Aplikasi Komunikasi Data selain Data Kesehatan prioritas. (2) Muatan Data lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri. BAB III PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA Bagian Kesatu Umum Pasal 9 (1) Sumber data wajib menyampaikan Muatan Data melalui penyelenggaraan I6munikasi Data. (2) Penyelenggaraan Komunikasi Data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas kegiatan: a. pengumpulan, pengisian, dan pelaporan Muatan Data; b. pengelolaan database dan c penggunaan data dan informasi. Bagian Kedua Pengumpulan, Pengisian, dan Pelaporan Muatan Data Pasal 10 (1) Pengumpulan Da.ta Kesehatan prioritas dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota. (2) Pengisian dan pengajuan Data Kesehatan prioritas ke dalam Aplikasi Komunikasi Data dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. (3) Pengisian..

MENTERI KESE!-!K-AN REPUBLIK INDONESA - 7 - (3) Pengisian dan pengajuan Data Kesehatan prior'itas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling lambat: a. tanggal 10 pada bulan berikutnya untuk pelaporan data bulanan; b. tanggal 10 pada bulan pertama triwulan berikutnya untuk pelaporan data triwulanan; atau c. tanggal 10 pada bulan pertama tahun berikutnya untuk pelaporan data tahunan. Pasal 11 (1) Data Kesehatan iprioritas yang- telah diisi ke dalam Aplikasi Komunikasi Data rharus divalidasi dan diverifikasi. (2) Validasi Data Kesehatan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh dinas kesehatan provinsi untuk melihat kualitas Muatan Data dalam rangka menyetujui atau tidak menyetujui. (3) Validasi Data Kesehatan prioritas dilakukan paling lambat: a. tanggal 15 pada bulan berikutnya untuk pelaporan data bulanan; b. tanggal 15 pada bulan pertama triwulan berikutnya untuk pelaporan data triwulanan; atau c. tanggal 15 pada bulan pertama tahun berikutnya untuk pelaporan data tahunan. (4) Dalam hal validasi Data Kesehatan prioritas disetujui, Data Kesehatan prioritas akan tersimpan dalam server database Kementerian. (5) Dalam hal validasi Data Kesehatan prioritas tidak disetujui, dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan perbaikan Data Kesehatan prioritas. (6) Perbaikan Data Kesehatan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan untuk memperbaiki ketidakakuratan, ketidakkonsistenan, dan/atau kesalahan lain dari Muatan Data yang telah diajukan dalarn Aplikasi Komunikasi Data. (7) Perba.ikan Data Kesehatan prioritas dapat dilakukan sebelum atau sesudah validasi oleh dinas kesehatan provinsi. Pasal 12 (1) Verifikasi Data Kesehatan prioritas dilaku.kan oleh pengelola program kesehatan di Kementerian. (2) Verifikasi...

ME-NTERI KESE!..4:ATAN REPUBLIK - 8 - (2) Verifikasi Data Kesehatan prioritas dilakukan paling lambat: a. tanggal 18 pada bulan berikutnya untuk pelaporan data bulanan; b. tanggal 18 pada bulan pertama triwulan berikutnya untuk pelaporan data triwulanan; atau c. tanggal 18 pada bulan pertama tahun berikutnya untuk pelaporan data tahunan. (3) Dalam hal verifikasi Data Kesehatan prioritas yang telah disetujui, Data Kesehatan prioritas menjadi data resmi Kementerian. (4) Dalam hal verifikasi Data Kesehatan prioritas tidak disetujui, dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan perbaikan Data Kesehatan prioritas. Pasal 13 (1) Kegiatan pengumpulan, pengisian, dan pelaporan Data Kesehatan prioritas dilakukan secara rutin sesuai periodisasi pelaporan data. (2) Periodisasi pelaporan Data Kesehatan prioritas sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) terdiri atas bulanan, triwulanan, dan tahunan. Pasal 14 Ketentuan mengenai pengumpulan, pengisian, dan pelaporan Muatan Data lain.nya ditetapkan dengan Keputusan Menteri. Bagia.n Ketiga Pengelolaan Database Pasa.1 15 (1) IVIodel arsitektur database yang dikembangkan dalam Aplikasi Komunikasi Data adalah sentralisasi database. (2) Sentralisasi database sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan database untuk menampung data yang dikelola Aplikasi Komunikasi Data terpusat pada server database di Kementerian. Pasal 16...

KESEHATAN R~p ISUK!NDONEcz!A - 9 - Pasal 16 (1) Pengelolaan database dari Aplikasi Komunikasi Data dilakukan melalui: a. updating; b. kompilasi atau rekapitulasi; c. penyiapan data aktif (data update/ mutakhir) yang mudah diakses; dan d. pemeliharaan database. (2) Pemeliharaan database sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan dengan cara: a. membuat cadangan data atau melakukan back-up data secara rutin; dan b. menjaga keamanan dan integritas data. Bagian Keempat Penggunaan Data dan Informasi Pasal 17 (1) Muatan Data dapat digunakan secara terbuka dan tertutup. (2) Muatan Data yang dapat digunakan secara terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan data yang telah diolah dan dapat diakses oleh masyarakat. (3) Muata.n Data yang dapat digunakan secara tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan data mentah yang hanya dapat diakses oleh Kementerian, dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota; (4) Da.lam keadaan tertentu, Muatan Data yang dapat digunakan secara tertutup sebagairnima dimaksud pada ayat (3) dapat digunakan oleh masyarakat setelah i'nendapat izin dari pengelola Komunikasi Data di Kementerian dengan mempertimbangkan aspek kerahasiaan informasi dan kepentingan bagi pengguna data. (5) Izin penggunaan. Muatan Data tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diberikan setelah pengguna data mengajukan surat permohonan resmi ke pengelola Komunikasi Data di Kementerian denga.n menjelaskan alasan kebutuhan penggunaan data. Pasal 18...

ViENTER:-KESE.--W'"AN REPUSJIK - 10 - Pasal 18 (1) Dalam rangka meningkatkan penggunaan data dan informasi yang berasal dari Aplikasi Komunikasi Data, dibangun modul penyajian data dan informasi. (2) Modul penyajian data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari sistem pendukung keputusan. Pasal 19 (1) Penggunaan informasi oleh publik yang bersumber dari Muatan Data harus mencantumkan sumber data. (2) Penggunaan informasi oleh publik yang bersumber dari Muatan Data harus menaati ketentuan mengenai kerahasiaan informasi dan hak atas kekayaan intelektual, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV PENGORGANISA SIAN Bagian Kesatu Penyelenggara Komunikasi Data Pasal 20 (1) Penyelenggara Komunikasi Data di kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota. (2) Dalam rangka penyelenggaraan Komunikasi Data, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membentuk tim pengelola Komunikasi Data tingkat kabupaten/kota. (3) Tim pengelola Komunikasi Data tingkat kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: a. penanggung jawab adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota; b. koordinator adala.h sekretaris/kepala bagian/kepala. bidang dinas kesehatan kabupaten/kota yang memiliki tugas dan fungsi pengelolaan data dan informasi; c. sekretaris...

MENTEi KESEHATAN REPUBLIK INDONESA c. sekretaris adalah kepala subbagian/ subbidang pada bagian/bidang dinas kesehatan kabupaten/kota yang memiliki tugas dan fungsi pengelolaan data dan informasi; dan d. anggota: 1. unsur teknis adalah staf yang berasal dari masing-masing bagian/bidang pada dinas kesehatan kabupaten/kota; dan 2. 2 (dua) orang operator yang terdiri dari staf yang berasal dari masing-maising bagian/bid.ang pada dinas kesehatan kabupaten/lmta. (4) Tim pengelola Komunikasi Data tirigkat kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. penanggung jawab bertugas dan bertanggung jawab atas keseluruhan penyelenggaraan Komunikasi Data di tingkat kabupaten / kota; b. koordinator bertugas dan bertanggung jawab dalam mengoordinasikan dan mengendalikan penyelenggaraan Komunikasi Data di tingkat kabupaten/kota; c. sekretaris bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan dukungan administrasi penyelenggaraan Komunikasi Data; dan d. anggota: 1. unsur teknis bertugas dan bertanggung jawab dalam menyiapkan data, melakukan pengolahan, dan analisis data, serta telaahan hasil analisis; dan 2. operator bertugas dan bertanggung jawab dalam melakukan pengisian dan mengunduh data. Pasal 21 Penyelenggara Komunikasi Data di provinsi adalah dinas kesehatan provinsi. Dalam rangka penyelenggaraan Komunikasi Data, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi membentuk tim pengelola Kornunikasi Data tingkat provinsi. Tim pengelola Komunikasi Data tingkat provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: a. penanggung jawab adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi; b. koordinator...

KESE'r:ATAN: REPJ=3LIK IN3ONES!A - 12 - b. koordinator adalah kepala bagian/bidang dinas kesehatan kabupaten/kota yang memiliki tugas dan fungsi pengelolaan data dan informasi; c. sekretaris adalah kepala subbagian/ subbidang pada bagian/bidang dinas kesehatan kabupaten/kota yang memiliki tugas dan fungsi pengelolaan terhadap data dan informasi; dan d. anggota: 1. unsur teknis adalah staf yang berasal dari masing-masing bagian/bidang pada dinas kesehatan provinsi; dan 2. 2 (dua) orang operator yang terdiri dari staf yang berasal dari masing-masing bagian/bidang pada dinas kesehatan provinsi. (4) Tim pengelola Komunikasi Data tingkat provinsi dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. penanggung jawab bertugas dan bertanggung jawab atas keseluruhan penyelenggaraan Komunikasi Data di tingkat provinsi; b. koordinator bertugas dan bertanggung jawab dalam mengoordinasikan dan mengendalikan penyelenggaraan Komunikasi Data di tingkat provinsi; c. sekretaris bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan dukungan administrasi penyelenggaraan Komunikasi Data; dan d. anggota: 1. unsur teknis bertugas dan bertanggung jawab dalam menyiapkan data, melakukan pengolahan dan analisis data serta telaahan hasil analisis; dan 2. operator bertugas dan bertanggung jawab melakukan pengisian dan mengunduh data. Pasal 22 (1) Penyelenggaraan Komunikasi Data di Kementerian dikoordinasikan dan difasilitasi oleh satuan kerja di Kementerian yang bertanggurig jawab dalam pengelolaan data dan informasi. (2) Penyelenggaraan Komunikasi Data di Kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didukung oleh seluruh pengelola program kesehatan di Kementerian sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Pasal 23...

MENTER: KESEHATAN, REPURLK - 13 - Pasal 23 (1) Untuk rneningkatkan kompetensi tenaga operator Komunikasi Data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (4) huruf d angka 2 dan Pasal 21 ayat (4) huruf d angka 2, dilakukan pelatihan. (2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Tanggung Jawab Penyeleng gara Komunikasi Data Pasal 24 Dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab sebagai berikut: a. membentuk tim pengelola Komunikasi Data tingkat kabupaten/kota; b. menyusun dan menetapkan mekanisme kerja tim pengelola Komunikasi Data di internal dinas kesehatan kabupaten/kota; c. menyediakan dukungan pembiayaan untuk penyelenggaraan Komunikasi Data; d. melakukan sosialisasi dan advokasi internal kepada para pimpinan di dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit, unit pelaksana teknis daerah lainnya, dan puskesmas di wilayah kerjanya, serta melakukan sosialisasi dan advokasi. eksternal kepada jajaran pemerin.tah kabupaten/kota termasuk sektor lain; e. melakukan pembinaan pengumpulan data kepada fasilitas pelayanan kesehatan; f. melakukan pengelolaan data di tingkat kabupaten/kota mulai dari pengumpulan, penisian, dan pengajuan data, serta perbaikan data; g. mengoperasikan dan memelihara infrastruktur jaringan komputer dan peralatan pendukung lainnya; dan h. mengoptimalkan pemanfaatan Jaringan SIKNAS. Pasal 25 Dinas Kesehatan Provinsi bertanggung jawab dalam hal: a. membentuk tim pengelola Komunikasi Data tingkat provinsi; b. rrienyusun dan menetapkan mekanisme kerja tim pengelola Komunikasi Data di internal dinas kesehatan provinsi; c. menyediakan...

MENT.Ri KESEF-ATAN REPUBLIK ENDONES!A - 14 - c. menyediakan dukungan pembiayaan untuk penyeleng -garaan Komunikasi Data; d. melakukan sosialisasi dan advokasi internal kepada para pimpinan di dinas kesehatan provinsi, rumah sakit, unit pelaksana teknis daerah lainnya, dan dinas kesehatan kabupaten/kota di wilayahnya, serta melakukan sosialisasi dan advokasi eksternal kepada jajaran pemerintah provinsi termasuk sektor lain utamanya yang berkaitan dengan sumber data di tingkat provinsi; e. melakukan pelatihan bagi petugas pengelola Komunikasi Data dinas kesehatan kabupaten/kota; f. mengoperasikan dan memelihara infrastruktur jaringan komputer dan peralatan pendukung lainnya; g. melakukan pengelolaan data di tingkat provinsi berupa validasi, umpan balik, dan pemantauan/monitorin.g pengelolaan data di tingkat kabupaten / kota; h. melakukan bimbingan tekni.s kepada kabupaten/kota di wilayah fl kerj anya; dan i. mengoptimalkan pemanfaatan Jaringan SIKNAS. Pasal 26 Satuan kerja di Kementerian yang bertanggungjawab dalam pengelolaan data dan informasi bertanggung jawab: a. menyusun rencana pengembangan Komunikasi Data dan Jaringan SIKNAS; b. rnembangun dan mengembangkan Komunikasi Data dan Jaringan SIKNAS; dan c. menyelenggarakan Komunikasi Data. Pasal 27 Pengelola program kesehatan di Kementerian bertanggung jawab: a. merumuskan Muatan Data untuk Komunikasi Data; b. melakukan verifikasi dan umpan balik data yang diisi ke dalam Aplikasi Komunikasi Data; c. melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pengelola prograrn kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota sesuai jenis program kesehatan yang menjadi binaannya; d. melakukan...

MENT.ERI-KESEHATTAN REPUBUK indones:a - 15 - d. melakukan analisis data sesuai dengan tugas dan furigsinya; dan e. melakukan koordinasi dengan unit terkait. BAB V PERANGKAT KOMUNIKASI DATA Pasal 28 (1) Penyampaian Muatan Data dalam penyelenggaraan Komunikasi Data menggunakan sarana atau perangkat teknologi informasi. (2) Sarana atau perangkat teknologi informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Pasal 29 (1) Perangkat keras sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 28 ayat (2) berupa perangkat komputer dan jaringan Komunikasi Data/Jaringan S1KNAS. (2) Jaringan SIKNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghubungkan kantor dinas kesehatan kabupaten/kota, kantor dinas kesehatan provinsi, dan institusi kesehatan lainnya, serta kantor Kementerian. (3) Jaringan SIKNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) difasilitasi oleh Kementerian. Pasal 30 (1) Perangkat lunak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) adalah Aplikasi Komunikasi Data. (2) Aplikasi Komunikasi Data dapat diakses melalui alamat www.komdat.kemkes. go.id. BAB VI PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DATA Pasal 31 (1) Untuk meningkatkan penyelenggaraan Komunikasi Data, dilakukan pengembangan Komunikasi Data yang berdasarkan evaluasi dan kajian. (2) Pengembangan..

m REPUSL.K - 16 - (2) Pengembangan Komunikasi Data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengembangan infrastruktur dan aplikasi, tenaga pengelola, prosedur penyelenggaraan, dan hal lain yang terkait. BAB VII PENDANAAN PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA Pasal 32 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap pendanaan penyelenggaraan Komunikasi Data. (2) Alokasi dana untuk Penyelenggaraan Komunikasi Data sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) digunakan untuk pembangunan, pengembangan, operasional, dan pemeliharaan Komunikasi Data. (3) Alokasi dana pembangunan dan pengembangan Komunikasi Data sebagairnana dima.ksud pada ayat (2) meliputi dana untuk penyusunan sistem, pengadaan perangkat, pengembangan tenaga pengelola, dan kegiatan lainnya yang terkait. (4) Alokasi dana opera.sional Sistem Informasi Kesehatan sebagaimana (5) dimaksud pada ayat (2) meliputi dana operasional untuk pengumpulan, pengolahan, analisis data, penyajian dan diseminasi data dan informasi, dan biaya operasional untuk Komunikasi Data. Alokasi dana pemeliharaan Kornunikasi Data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi dana untuk pemeliharaan data, pemeliharaan perangkat, dan kegiatan pemeliharaan lainnya yang terkait. Pasal 33 (1) Pendanaan penyelenggaraan Komunikasi Data yang dikelola oleh Kemeriterian bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pendanaan penyelenggaraan Komunikasi Data yang dikelola oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan dinas kesehatan provinsi bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumber lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB VIII...

MENTE.R". R.EPI.J9,1_!K 1N3ONES;A - 17 - BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 34 (1) Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Komunikasi Data sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk: a. meningkatkan mutu penyelenggaraan Komunikasi Data; dan b. mengembangkan Komunikasi Data yang efisien dan efektif. (3) Pembina.an dan pengawasan sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui: a. advokasi dan sosialisasi; b. pendidikan dan pelatihan; dan/atau c. pemantauan dan evaluasi. Pasal 35 (1) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Menteri dapat memberikan sanksi administratif. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. teguran lisan; dtajz b. teguran tertulis. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 F'ada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, penyelenggaraan sistem pelaporan atau Komunikasi Data yang dilakukan oleh dinas kesehatan k:abupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, da.n Kementerian harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan.Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. Pasal 37...

MENTER KESP:-':ATAN RE.P.UBLK ;NDON-S!A - 18 - Pasal 37 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Desember 2014 KESEHATAN itret 'INDONESIA, ji \1 OELOEK Diundangkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 20 4 MENTERI HUKUM DAN H REPU IK I DO >4E - A MANUSIA Y 0 NA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1.954