KATA PENGANTAR. Tim Penyusun



dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PONDASI. Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah.

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

DINDING DINDING BATU BUATAN

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

LABORATORIUM / WORKSHOP KERJA BATU JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

BAB I PENDAHULUAN. A. Teori Umum

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

Struktur dan Konstruksi II

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

A. Pasangan Dinding Batu Bata

MODEL PONDASI PAKU BUMI ULIR UNTUK PEKERJAAN BANGUNAN SATU LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang

MEMPLESTER PROFIL HIAS

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN. Memahami Ilmu dasar statika Memahami besaran Skalar dan besaran Vektor Memahami sistim satuan Memahami Hukum Newton

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

REKAPITULASI KEGIATAN : PEMBANGUNAN HALAMAN DAN JALAN LINGKUNGAN KANTOR BPKP PERWAKILAN RIAU LOKASI : JL.JENDERAL SUDIRMAN PEKANBARU

BAGAIMANA MEMBANGUN RUMAH DUA LANTAI

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

Ach. Lailatul Qomar, As ad Munawir, Yulvi Zaika ABSTRAK Pendahuluan

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB I. Laporan Praktikum 1

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

Minggu 1 : Pengantar pondasi Minggu 2 : Eksplorasi tanah Minggu 3 : Parameter pendukung pondasi Minggu 4 : Tipe keruntuhan Minggu 5 : Daya dukung

DAFTAR ANALISA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2011

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tugas I Teknik Pondasi Perbandingan konstruksi pondasi sarang laba-laba dengan mat/raft foundation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

MEMPLESTER BIDANG RATA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG F.45 TPB I 07

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

Kebutuhan Bahan Pondasi Tapak

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Pondasi Batu Kali merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian dari kompetensi Melaksanakan Dasar-dasar Pekerjaan Konstruksi Bangunan. Modul ini mengetengahkan teori dan praktek cara pemasangan pondasi batu kali, agar supaya peserta diklat mempunyai pengetahuan dan keahlian praktis tentang dasar-dasar pekerjaan konstruksi bangunan. Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas Memasang Ikatan Batu Bata, Memasang Papan Bangunan (Bouwplank), Membuat Macam-macam Sambungan kayu, Membuat Macam-macam Sambungan Plat, Membuat Macam-macam Sambungan Pipa. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. Tim Penyusun ii

DESKRIPSI JUDUL Pondasi dari suatu bangunan khususnya pada bangunan gedung adalah suatu konstruksi dari bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah atas bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah berfungsi meneruskan beban atau gaya di atasnya dan termasuk berat pondasi ke tanah di bawahnya. Sehingga pondasi yang merupakan bagian dari konstruksi bangunan harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain : Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya patah geser yang disebabkan muatan tegak ke bawah. Dapat menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tanah antara lain, tanah mengembang, tanah menyusut, tanah yang tidak stabil, kegiatan pertambangan dan gaya mendatar dari gempa bumi. Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organik maupun anorganik. Dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi. Suatu konstruksi pondasi yang tidak cukup kuat dan kurang memenuhi persyaratan tersebut diatas, dapat menimbulkan kerusakan pada bangunannya. Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan ini, memerlukan perbaikan dari bangunannya bahkan kemungkinan terjadi seluruh bangunan menjadi rusak dan harus dibongkar. Tanah tempat konstruksi pondasi diletakkan harus cukup kuat. yang di dasarkan atas kekuatan tanah atau daya dukung tanah. Letak tanah kuat untuk konstruksi pondasi pada masing-masing tempat, tidak sama. Pada tanah yang baik dapat dipasang konstruksi pondasi dangkal kedalaman tanah yang kuat antara 70-100 cm dibawah permukaan tanah. Akan tetapi pada tanah lunak harus dipasang konstruksi pondasi dalam, dengan kedalaman 20 m atau lebih dari permukaan tanah keadaan ini tergantung pada jenis susunan tanah setempat. iii

PETA KEDUDUKAN MODUL iv

PRASYARAT Sebelum mempelajari modul ini, siswa harus sudah menguasai modul sebelumnya, yaitu melakukan pengukuran bangunan dan cara memasang bouwplank. Persyaratan lain yang diperlukan dalam kegiatan belajar ini, siswa menguasai teknik memecah batu kali. v

DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR. ii DESKRIPSI JUDUL.. iii PETA KEDUDUKAN MODUL. iv DAFTAR ISI vi PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL vii TUJUAN.. viii KEGIATAN BELAJAR 1... 1 KEGIATAN BELAJAR 2... 10 LEMBAR EVALUASI. 17 LEMBAR KUNCI JAWABAN... 18 DAFTAR PUSTAKA.. 20 vi

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Sebelum mengerjakan modul ini, siswa terlebih dahulu harus : 1. Membaca seluruh isi modul agar jelas yang dikehendaki oleh modul ini 2. Cobalah mengerjakan modul ini sesuai dengan langkah kerjanya 3. Gunakan bahan dan peralatan yang sesuai dengan petunjuk 4. Periksa hasil kerja saudara pada instruktur, jika pekerjaan saudara diterima oleh instruktur, maka ulangi sesuai tahaapan-tahapan yang telah diberikan dalam modul ini. 5. Kerjakan soal evaluasi pada modul ini, jika sudah selesai cocokkan dengan lembar kunci jawaban yang ada. vii

TUJUAN 1. Tujuan akhir Siswa diharapkan dapat memahami, dan menguasai cara pemasangan pondasi batu kali model stall dan pijler sesuai dengan prosedur yang disyaratkan dengan baik dan benar. 2. Tujuan antara a. Siswa dapat memasang pondasi stall dari batu batu kali sesuai dengan gambar kerja. b. Siswa dapat memasang pondasi pijler dari batu kali sesuai dengan gambar kerja viii

KEGIATAN BELAJAR 1 PONDASI STAAL A. Lembar Informasi Pondasi staal dipergunakan di atas tanah kuat/baik yang letaknya tidak dalam. Pada umumnya dari permukaan tanah sedalam 50 cm, terdapat tanah yang disebut tahan humus, yaitu lapisan tanah yang mengandung campuran bekas cabang-cabang kayu kecil-kecil, sampah, dan sebagainya. Diatas tanah semacam ini tidak dapat diletakkan pondasi karena ada kemungkinan pondasi akan turun akibat menjadi padatnya tanah humus yang diakibatkan muatan diatas tanah tersebut. Penurunan pondasi yang merata tidak menimbulkan kesulitan, karena apabila konstruksi bangunan gedung diatas pondasi dapat turun secara merata pula. Tetapi apabila penurunan pondasi tidak dapat merata, maka kerusakan-kerusakan akibat penurunan ini tidak dapat dihindarkan. Kerusakan-kerusakan tersebut misalnya berupa : a. pecah/retaknya tembok-tembok. b. pintu/jendela tidak dapat dibuka. c. atap berubah bentuk. d. dan lain-lain kerusakan. Oleh karena itu lapisan tanah humus harus digali dan dibuang ke tempat lain. Perletakan dasar pondasi staal ditetapkan lebih dalam dari lapisan tanah humus (30 a 50 cm atau, lebih dalam) agar diperoleh kepastian tanah yang cukup kuat dan memenuhi syarat. Sehingga kedalaman rata-rata dari pondasi staal berkisar antara 80 a 100 cm dari permukaan tanah. Dasar perhitungan pondasi staal adalah perlebaran/perluasan dasar pondasi terhadap tebal tembok dengan maksud agar supaya ada pembagian yang lebih merata dari gaya-gaya yang ditimbulkan muatan diatasnya pada tanah di tempat pondasi diletakkan pada tiap satuan luas dalam kg/cm2. Oleh karena itu pondasi staal merupakan pondasi ringan, artinya hanya mendukung muatan konstruksi bangunan gedung yang kurang berat, maka perlebaran/perluasan dasar pondasi dapat ditetapkan 2 ½ a 3 x tebal 1

tembok. Walaupun demikian dalam menentukan ukuran luas dasar pondasi harus diperhitungkan muatan dari bangunan diatasnya. Pondasi staal dapat dibuat dari pasangan batu merah, pasangan batu kali/alam dan beton tidak bertulang/bertulang atau gabungan. 0,15 + 0.00 0,25 0,70 1,10-0,80 PONDASI PASANGAN BATU KALI TEMBOK ½ BATU 0,40 TRASRAM 0,30 + 0.00 0,80 1,20 PONDASI PASANGAN BATU KALI TEMBOK 1 BATU 2

Dalam penggambaran, untuk pasangan batu merah ½ batu diambil ukuran 15 cm, sedang untuk pasangan 1 batu diambil ukuran 30 cm. Lantai ditetapkan sebagai titik nol dan dipakai sebagai dasar ukuran dari keseluruhan bangunan. Di atas dan di bawah lantai setebal masing-masing 20 cm dari pasangan tembok dibuat pasangan kedap air yang disebut trasraam dengan campuran 1 pc : 2 pc. Maksud pasang trasraam adalah agar air dari bawah tanah dapat naik ke atas pasangan tembok. Persyaratan ini dalam praktek supaya diperhatikan. Di bawah lantai diberi lapisan pasir urug setebal 20 cm yang dipadatkan dengan maksud agar diperoleh permukaan yang rata dan cukup kuat. Pondasi tidak diletakkan langsung diatas tanah dalam lubang pondasi, tetapi di atas tanah tersebut diberi lapisan pasir urug setebal 5 a 10 cm, dengan maksud agar diperoleh permukaan yang merata. Ukuran lubang dasar galian pondasi dibuat lebih lebar 20 cm kirikanan lebar dasar pondasi agar orang dapat bekerja pada waktu mengerjakan pasangan pondasi. Galian lubang pondasi dibuat miring (5 : 1) agar dinding tanah galian tidak mudah runtuh. Kemiringan galian tanah ini makin besar untuk tanah-tanah yang gembur/lembek. Trasraam dibawah lantai dapat pula diganti dengan beton bertulang yang disebut : balok sloof yang dibuat dari beton bertulang dengan campuran 1 pc : 2 pc : 3 kr. Maksud penggunaan balok sloof selain sebagai pengganti trasraam dibawah lantai juga untuk meratakan daya dukung dari pondasi terhadap muatan bangunan diatasnya serta penurunan pondasi mempengaruhi konstruksi bangunan diatasnya karena didukung oleh balok sloof. Pasangan batu merah atau batu kali dapat pula seluruhnya diganti dengan beton tumbuk dengan campuran 1 ps : 3 ps : 5 kr. Prinsip konstruksinya sama dengan pasangan batu merah/batu kali. Konstruksi pondasi dengan beton tumbuk ini terutama digunakan untuk tanah basah/berair. Selain dengan pasangan batu merah, batu kali dan beton tumbuk, pondasi staal dapat pula dibuat dari beton bertulang. 3

Pondasi staal beton bertulang digunakan apabila diperlukan dasar pondasi yang lebar/luas akibat muatan bangunan yang besar/berat diatas tanah yang kurang baik. Prinsip dari konstruksi beton bertulang adalah terdiri dari campuran/gabungan beton dan besi baja sedemikian rupa sehingga kedua macam bahan ini merupakan satu kesatuan yang dapat menahan muatan/gaya dari suatu konstruksi bangunan. Beton bertugas menahan gaya tekan, sedang besi baja bertugas menahan gaya tarik. Untuk beton, umumnya digunakan campuran 1Pc:2Ps:3Kr, sedang besi baja menggunakan berbagai macam ukuran/diameter yang ukuran dan jumlahnya tergantung dari hasil perhitungan konstruksi. Pemasangan besi baja atau yang lazim disebut penulangan dibagi menjadi 2 jenis tulangan yaitu tulangan pokok dan tulangan pembagi. Tulangan pembagi pada umumnya diambil 20% dari tulangan pokok. Bentuk sederhana dari pondasi staal beton bertulang adalah bentuk strook, yang juga disebut : strip fundation atau strip footing. Konstruksi bentuk strook akan membengkok/melengkung akibat muatan dari tembok dan juga reaksi tekanan dari tanah tempat strook diletakkan. Mula-mula reaksi tekanan tanah adalah merata, tetapi berhubung beban/muatan terberat ada ditengah-tengah maka reaksi tanah akan berubah. Mengingat bentuk bidang momen seperti tergambar, maka untuk bentuk strook perlu disesuaikan dengan pembagian muatan. Untuk letak tanah kuat yang agak dalam, misalnya 1,50 m 2.00 m dapat pula pondasi staal diletakkan diatas timbunan pasir. Cara ini dilaksanakan apabila diinginkan menghemat biaya dari pasangan pondasi staal. Timbunan pasir harus dipadatkan selapis demi selapis ( setebal tiap 20 cm) dengan menggunakan alat penumbuk dan disiram air. 4

TRASRAM 0,15 SLOOF + 0.00 0,25 0,70 1,10 PONDASI PASANGAN BATU KALI MENGGUNAKAN SLOOF TEMBOK ½ BATU TRASRAM 0,15 SLOOF + 0.00 0,25 0,70 1,50 PONDASI PASANGAN BATU KALI DIATAS PONDASI BETON MENGGUNAKAN SLOOF TEMBOK ½ BATU 5

B. Lembar Kerja Rancangan pembuatan propil dari gambar pondasi, khusus pondasi staal termasuk pondasi dangkal memanjang dapat dilihat dari bentuk denah bangunan, dengan berbagai jenis pertemuan yaitu pertemuan siku, pertemuan tegak dan pertemuan silang. Pemasangan propil pondasi stall Pertemuan silang A Pertemuan Siku Pertemuan tegak A 20 80 25 70 110 PROFIL PONDASI POTONGAN A-A 6

1. Alat Cetok Water pass Pukul besi (berat 1 kg) Benang Ember Kotak spesi Cangkul Sekop Bodem (berat 4 kg) Paku 1,5 2. Bahan Batu kali Kapur Semen merah / PC Pasir Air Papan 2/20, balok 4/6 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, gunakan pakain kerja secara benar dan lengkap. Pecahlah batu yang terlalu besar menggunakan bodem atau pukul besi, sehingga mudah untuk diangkat Lakukan pemecahan batu di tempat yang tidak membahayakan akibat pecahan batu yang terlempar. 4. Langkah Kerja Siapkan alat dan bahan yang diperlukan Bersihkan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian serta kelurusannya. Hamparkan pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan sehing-ga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum +20 cm. Apabila pasirnya kering pada saat pemadatan lakukan penyiraman dengan air secukupnya (jangan terlalu jenuh). Setelah padat siramlah dengan air hingga jenuh Pasanglah profil pondasi secara kuat pada ujung-ujung pondasi. 7

Pasanglah satu lapisan batu kosongan dengan ketinggian + 15 cm 20 cm (tanpa spesi) sepanjang pondasi sebagai lapisan dasar, kemudian taburkan pasir serta disiram air sampai celah-celah antara batu dapat terisi penuh. Rentangkan benang sisi luar rencana pondasi antara profil dengan profil setinggi + 30 cm. Hamparkan spesi pondasi dan pasanglah batu pondasi dengan rapi dengan posisi batu mendatar. Ulangi langkah di atas sampai dengan ketinggian sesuai dengan rencana. Isilah celah-celah antara batu pondasi bagian samping sampai penuh. 8

Lembar Latihan 1. Keselamatan kerja dalam praktek ini sangat penting untuk diperhatikan, sebutkan hal-hal yang berkaitan dengan kelesalamatan kerja. 2. Agar pelaksanaan kerja pasangan pondasi lancar sebutkan bahan serta alat yang dipergunakan. 3. Hasil kerja pasangan pondasi ini perlu dikontrol tentang beberapa hal, sebutkan dan jelaskan. 9

KEGIATAN BELAJAR 2 PONDASI PIJLER A. Lembar Informasi Dalam pelaksanaan pembuatan pondasi staal, terlebih dahulu harus dilakukan penggalian tanah sepanjang tembok sesuai gambar denah bangunan berupa parit-parit. Apabila letak kedalaman tanah baik/kuat antara 0,80 2,00 m, penggalian parit-parit tidak mengalami kesukaran. Tetapi kalau letak kedalaman tanah baik sampai 2,50 3,00 m, maka penggalian parit tidak menguntungkan lagi. Oleh karena itu digunakan pondasi dengan konstruksi lain, yaitu yang disebut pondasi pijler. Bahan dari pondasi pijler dapat menggunakan : a. pasangan batu merah b. pasangan batu kali c. beton batu kali, yaitu pasangan batu kali dengan perekat/spesi dari beton. Bentuk dari pondasi pijler berupa pyramida terpancung. Tampak Atas Tampak Proyeksi BENTUK PONDASI PIJLER Pondasi pijler dibuat pada sudut-sudut bangunan, pertemuan temboktembok. Jarak antara pijler yang satu dengan yang lain diambil 3,00 10

m rata-rata (2,50 3,50m). Diatas pondasi pijler diletakkan balok sloof, seperti halnya pada perkembangan konstruksi pondasi staal. Ukuran dari pondasi pijler tidak sama besar, artinya untuk tembok bagian luar yang mempunyai beban/muatan besar ukuran pondasi pijler juga lebih besar dibandingkan dengan ukuran pondasi pijler yang memikul tembok bagian dalam. Juga ukuran pijler yang ini tergantung dari jarak antara pijler yang satu dengan yang lain. Tetapi untuk memudahkan dalam pelaksanaan, ukuran pijler-pijeler pada temboktembok luar diambil sama besar dan sebagai dasar ditetapkan ukuran hasil perhitungan yang terbesar. KONSTRUKSI PONDASI PIJLER KONSTRUKSI PONDASI PIJLER TAMPAK ATAS Perkembangan dari Konstruksi Pondasi Pijler 11

Balok sloof dipindahkan ke atas sebagai pengganti dari trasraam bagian bawah (di bawah lantai), sedang pasangan pondasi pijler dinaikkan. Balok sloof dipindahkan ke atas seperti perkembangan pertama, tetapi pasangan pondasi pijler tidak dinaikkan. Untuk menahan tekanan tanah/pasir di bawah lantai, konstruksi balok sloof yang tidak diatas pijler dapat dibuat lebih tipis. Sloof KONSTRUKSI PONDASI PIJLER MENGGUNAKAN BETON SLOOF Pondasi pijler dapat pula dihubungkan dengan lengkung-lengkung dari pasangan batu merah, jadi tidak dihubungkan dengan balok sloof. Konstruksi jenis ini sebenarnya merupakan konstruksi pondasi pijler yang mula-mula dikenal sebelum orang mengetahui konstruksi dengan menggunakan beton bertulang. Bentuk lengkung penghubung ini ada dua macam, yaitu lengkung segment (tembereng) dan lengkung setengah lingkaran. Untuk lengkung penghubung tembereng, pada sudut-sudut bangunan harus diberi perkuatan untuk menahan gaya-gaya keluar 12

B. Sedang pada lengkung penghubung setengah lingkaran tidak diperlukan perkuatan, karena arah gaya ada yang hanya berupa tegak/vertikal (V). KONSTRUKSI PONDASI PIJLER MENGGUNAKAN LENGKUNG TEMBERENG KONSTRUKSI PONDASI PIJLER MENGGUNAKAN LENGKUNG SETENGAH LINGKARAN 13

B. Lembar Kerja Rancangan pembuatan propil dari gambar pondasi, khusus pondasi pijler untuk tanah yang baik terletak pada kedalam yang cukup besar dapat dilihat dari bentuk denah bangunan dengan bentuk penampang bujr sangkar (tipe A) atau empat persegi panjang (tipe B). Pemasangan propil pondasi pijler A A A B B A A A DENAH PONDASI PIJLER Kemiringan tebing tanah TIPE A Bawplank TIPE B Kemiringan tebing tanah Pondasi Pijler Pondasi Pijler PONDASI PIJLER TAMPAK ATAS 14

30 20 Benang 250 180 220 PROPIL PONDASI PIJLER 1. Alat Cetok Water pass Pukul besi (berat 1 kg) Benang Ember Kotak spesi Cangkul Sekop Bodem (berat 4 kg) Paku 1,5 2. Bahan Batu kali Kapur Semen merah / PC Pasir Air Papan 2/20, balok 4/6 15

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, gunakan pakain kerja secara benar dan lengkap. Pecahlah batu yang terlalu besar menggunakan bodem atau pukul besi, sehingga mudah untuk diangkat Lakukan pemecahan batu di tempat yang tidak membahayakan akibat pecahan batu yang terlempar. 4. Langkah Kerja Siapkan alat dan bahan yang diperlukan Bersihkan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian serta kelurusannya. Hamparkan pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan sehing-ga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum +20 cm. Apabila pasirnya kering pada saat pemadatan lakukan penyiraman dengan air secukupnya (jangan terlalu jenuh). Setelah padat siramlah dengan air hingga jenuh Pasanglah profil pondasi secara kuat pada lokasi yang telah ditentukan. Pasanglah satu lapisan batu kosongan dengan ketinggian + 15 cm 20 cm (tanpa spesi) sepanjang pondasi sebagai lapisan dasar, kemudian taburkan pasir serta disiram air sampai celah-celah antara batu dapat terisi penuh. Rentangkan benang sisi sudut luar rencana pondasi antara profil dengan bentuk 4 persegi panjang atau bujur sangkar penampang profil dari dasar sampai dengan ketinggian pondasi. Hamparkan spesi pondasi dan pasanglah batu pondasi dengan rapi dengan posisi batu mendatar. Ulangi langkah di atas sampai dengan ketinggian sesuai dengan renca-na, dengan ketinggian maksimum 1 m perhari. Isilah celah-celah antara batu pondasi bagian samping sampai penuh. 16

LEMBAR EVALUASI Materi evaluasi sebelum mengerjakan pasangan pondasi. 1. Keselamatan kerja dalam praktek ini sangat penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan, sebutkan hal-hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan kelesalamatan kerja. 2. Agar pelaksanaan kerja pasangan pondasi lancar sebutkan bahan serta alat yang dipergunakan. 3. Hasil kerja pasangan pondasi ini perlu dikontrol tentang beberapa hal, sebutkan dan jelaskan. Materi evaluasi sesudah mengerjakan pasangan pondasi. 1. Cek kenyamanan kerja ruang kerja yang mencukupi. 2. Cek posisi letak batu yang dipasang. 3. Cek kepadatan spesi. 4. Cek kelurusan pasangan. 5. Cek permukaan pasangan pondasi. 17

LEMBAR KUNCI JAWABAN 1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang sangat perlu diperhatikan Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, gunakan pakain kerja secara benar dan lengkap. Pecahlah batu yang terlalu besar menggunakan bodem atau pukul besi, sehingga mudah untuk diangkat Lakukan pemecahan batu di tempat yang tidak membahayakan akibat pecahan batu yang terlempar. 2. Alat dan bahan yang dibutuhkan, antara lain : Cetok, digunakan untuk mengambil spesi. Waterpass, digunakan untuk mengatur kedataran dan ketegakan propil. Pukul besi berat 1 kg, untuk membentuk batu yang posisi bentuknya tidak pas dengan posisi bentuk batu yang lainnya. Benang, yaitu alat bantu untuk memperoleh kelurusan pasangan. Ember, untuk tempat air atau dapat juga digunakan untuk takaran bahan spesi (kapur, semen merah/pc dan pasir). Kotak spesi, untuk tempat spesi persiapan pasangan pondasi. Cakul dan sekop, untuk mengaduk dan mengambil spesi ketempat lain (ember). Bodem (berat 4 kg), untuk memecah batu yang terlalu besar ukurannya. Papan ukuran 20/2, balok 4/6 serta paku (1,5 ) untuk membuat bawplank. Batu kali, bahan utama sebagai isian pondasi. Spesi terdiri dari campuran 1kapur : 2 semen merah : 3 pasir atau 1 pc : 2 kapur : 3 pasir yang tambah air secukupnya. 18

4. Hasil kerja pasangan pondasi perlu dikontrol tentang beberapa hal, adalah : Kenyamanan kerja ruang kerja yang mencukupi. Letak posisi batu yang dipasang. Kepadatan spesi. Kelurusan pasangan. Permukaan pasangan pondasi. 19

DAFTAR PUSTAKA (relevan dengan kompetensi dalam modul) Bowles J.E, 1984, Phisical and Geothecnical Properties of Soil, Mc Graw- Hill, Tokyo, Japan Bowles J.E, 1988, Foundation Analysis and Design, Mc Graw-Hill, Tokyo, Japan Bowles, JE, 1977 Foundation Analysis and Design, Second edition, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd. Braja M. Das, 1991 (Alih bahasa Mochtar dan Endah) Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), Erlangga. Das B.M, 1995, Principles of Foundation Engineering, Tokyo, Japan Dunn IS, Anderson LR, 1980, Fundamentals of Geotechnical Analisys, John Wiley & Sons Inc, Canada. Grigorian A.A, 1997, Pile Foundations for Buildings and Structures in Collapsible Soils, Brookfield, U.S.A 20