DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

2018, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 33

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN TERHADAP KORBAN BENCANA PADA SAAT TANGGAP DARURAT BENCANA BUPATI MALANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN AKIBAT BENCANA DI KABUPATEN BLORA

2012, No.76 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Darurat adalah dana yang berasal dari Anggaran

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KUALIFIKASI GURU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

KEMENAG. Sekolah Menengah Agama. Katolik. Perubahan.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DI KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BUPATI BANDUNG BARAT

2016, No menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana; Mengingat

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR : % TAHUN 2017

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KONTIJENSI TSUNAMI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATIPANDEGLANG,

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA PAREPARE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 11 TAHUN 2016

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2015 TENTANG PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 049 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAN PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 42 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

Transkripsi:

BUPATI GORONTALO UTARA PROVINSI GORONTALO PEFJATURAN BUPATI GORONTALO UTARA NOMOR 1^ TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA MASA BENCANA CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang i PARAF KOORDINASI 1 N0 PENGELOLA P RAF 1 KADIS 1 PENDIDIKAN I KABAG 2 HUKUM 4 3 ASISTEN I 4 SEKRETARIS DAERAH 5 WAKIL - BUPATI 6 BUPATI UNTUK DI HD Mengingat BUPATI GORONTALO UTARA, : a. bahwa untuk memberikan perlindungan dan menjamin keselamatan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dari risiko bencana Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan untuk keberlangsungan layanan pendidikan pada satuan pendidikan diperlukan pedoman penyelenggaraan pendidikan pada masa bencana Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); b. bahwa sesuai amanat Pasal 15 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana, Pemerintah Daerah bertanggungjawab menetapkan kebijakan layanan pendidikan pada situasi darurat bencana sesuai kewenangannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyelenggaran Pendidikan Pada Masa Bencana Corona Virus Disease 20 J 9 (COVID-19). : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakdt Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia

BUPATI GORONTALO UTARA PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI GORONTALO UTARA NOMORTAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA MASA BENCANA CORONA VIRUS DISEASE 2019 {COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GORONTALO UTARA, a. bahwa untuk memberikan perlindungan dan menjamin keselamatan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dari risiko bencana Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan untuk keberlangsungan layanan pendidikan pada satuan pendidikan diperlukan pedoman penyelenggaraan pendidikan pada masa bencana Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); b. bahwa sesuai amanat Pasal 15 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana, Pemerintah Daerah bertanggungjawab menetapkan kebijakan layanan pendidikan pada -situasi darurat bencana sesuai kewenangannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyelenggaran Pendidikan Pada Masa Bencana Corona Virus Disease 2019 {COVID-19). 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia idis idikn Kabag iikum Asistien I Sekda Wabub ^35

Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 1S7> Tambahan-Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Gorontalo Utara di Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 4687); 5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman BencEina; 12. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor Ol/KB/2020, Nomor 516 TAHUN 2020, Nomor HK.03.0 1/Menkes 1 363 1 2020, Nomor 440-882, tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona Vims Disease 2019 (COVID-19); 13. Peraturan Gubemur Gorontalo Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pedoman Pendisiplinan Protokol Pencegahan Dan Pengendalian Corona Vims Disease 2019 (COVID-19) MenujuTatanan Normal Baru di Provinsi Gorontalo; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA MASA BENCANA CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

BABl KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Gorontalo Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Gorontalo Utara. 4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 5. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal. 6. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan. 7. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 8. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain tenaga laboran, pustakawan, perencana pendidikan, peneliti pendidikan, pengelola satuan pendidikan, pengawas, teknisi sumber belajar, dan tenaga administrasi pendidikan. 9. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilild kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 10. Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat. 11. Masyarakat adalah Warga Kabupaten Gorontalo Utara yang mempunyai perhatian dan peranan dalam Bidang Pendidikan. 12. Satuan Tugas Covid-19 tingkat Kabupaten adalah Satuan Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten. 13. Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disebut COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2. 14. Epidemiologi adalah studi dan analisis tentang distribusi, pola dan penentu kondisi Kesehatan dan penyakit pada populasi tertentu. 15. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh factor alam dan/atau factor nonalam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 16. Masa transisi adalah masa peralihan suatu kondisi yang belum normal menuju kondisi yang normal. 17. New normal adalah perubahan prilaku untuk tetap menjalankan aktivitas secara normal namun dengan menerapkan protokol Kesehatan. 18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah suatu Rencana Keuangan Tahunan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara. 19. Daring adalah akronim dari dalam jaringan Artinya terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya merinci kegiatan-kegiatan daring di antaranya, webinar, kelas online, KKN online, hingga kuuah online. Seluruh kegiatan dilakukan menggunakan jaringan internet dan komputer. 20. Luring adalah akronim dari luar jaringan. Luring diartikan sebagai terputus dari jejaring komputer. Adapun jenis kegiatan yang dilakukan Luring yakni menonton acara TV sebagai pembelajaran siswa sekolah juga mengumpulkan karya berupa dokumen. Kegiatan Luring tidak menggunakan jaringan internet dan komputer, melainkan media lainnya seperti TV dan dokumen.

BAB 11 MAKSUD, DAN TUJUAN Pasal 2 Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam rangka penyelenggaraan pendidikan di masa darurat bencana Corona Virus Disease (Covid-19). Pasal 3 Peraturan Bupati ini bertujuan untuk : a. Mempermudah setiap penyelenggaran pendidikan untuk melaksanaan proses belajar mengajar pada masa bencana Corona Virus Disease (Covid- 19). b. Mendorong lingkungan satuan Pendidikan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta memilild kesadaran mematuhi protokol kesehatan dalam upaya mencegah penularan dan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19); c. Mendorong terciptanya pemulihan system pembelajaran yang normal akibat pandemic Corona Virus Disease (Covid-19). BAB 111 RUANGLIGKUP Pasal 4 Ruang Lingkup Peraturan Bupati ini meliputi : a. Penyelenggaraan Pendidikan pada masa bencana; b. Protokol Kesehatan pada Satuan pendidikan; c. Tanggungjawab; d. Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan; dan e. Pendanaan. BAB IV PENYELENGGARAN PENDIDIKAN PADA MASA BENCANA Bagian kesatu Umum Pasal 5 Penyelenggaraan pendidikan Pada masa bencana meliputi 2 (dua) hal yakni: a. Penyelenggraan Pendidikan pada Masa transisi; dan b. Penyelenggraan Pendidikan pada masa New normal.

Pasal 6 Perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan melakukan koordinasi dengan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan dan/atau Satgas Daerah untuk mengetahui kondisi daerah dalam menghadapi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pasal 7 (1) Kepala satuan pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar pada kondisi darurat bencana, mengisi daftar periksa pada laman data pokok pendidikan (dapodik) kementerian pendidikan dan kebudayaan dan education management information system (emis) kementerian agama untuk menentukan kesiapan satuan pendidikan. (2) Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan dihidang Pendidikan memastikan seluruh kepala satuan pendidikan mengisi daftar periksa pada laman DAPODIK atau EMIS untuk menentukan kesiapan satuan pendidikan. Pasal 8 (1) Proses pembelajaran secara tatap muka disatuan pendidikan ditetap oleh bupati berdasarkan hasil kajian epimidologi dari Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang kesehatan atau Satgas Daerah yang menyatakan daerah masuk pada zona hijau dan/atau aman terhadap Corona Virus Disease 2019 (Covid-19); (2) Dalam hal Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang kesehatan atau Satgas Daerah menyatakan daerah sudah masuk pada Zona Hijau atau aman terhadap Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dapat dilakukan dengan penentuan prioritas berdasarkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi terlebih dahulu dan mempertimbangkan kemampuan peserta didik untuk menerapkan protokol kesehatan. (3) Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang berada di daerah zona hijau atau aman dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan termonitor dengan Asis. Sekda Wabub

membudayakan pola hidup bersih dan sehat dalam rangka pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019(Covid-19). Pasal 9 (1) Apabila Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang kesehatan dan Gugus Tugas Daerah menyatakan daerah dalam situasi darurat dan/atau tidak aman terhadap Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berdasarkan hasil kajian epimidologi dan/atau kajian lainnya, Satuan Pendidikan menghentikan pembelajaran tatap muka di Satuan Pendidikan. (2) Layanan pendidikan tetap dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan dengan Proses pembelajaran belajar dari rumah (BDR) dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan. (3) Proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) dapat dilaksanakan secara daring dan luring. (4) Pembelajaran daring dilaksanakan bagi peserta didik yang memiliki kesiapan fasilitas pendukung yang terhubung dengan jaringan internet. (5) Proses pembelajaran secara Luring dilaksanakan bagi peserta didik yang tidak memiliki fasilitas pendukung yang terhubung dengan jaringan internet dan dilaksanakan dengan jumlah peserta didik yang terbatas. (6) Pembelajaran secara Daring dan Luring merupakan opsional yang dapat ditentukan oleh masing-masing peserta didik. (7) Pembelajaran secara Daring dan Luring dilaksanakan berdasarkan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan Oleh kepala dinas pendidikan, BAB V PROTOKOL KESEHATAN PADA SATUAN PENDIDIKAN Pasal 10 (1) Seluruh warga satuan pendidikan yang melaksanakan pembelajaran harus melakukan pola hidup bersih dan sehat dengan memperhatikan protokol kesehatan. (2) Protokol kesehatan sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. protokol pembelajaran pada masa transisi; dan b. protokol pembelajaran pada masa new normal. Kabag Hakum Wabub

(3) Protokol kesehatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, terlampir pada lampiran 1 Peraturan Bupati ini. (4) Protokol kesehatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, terlampir pada lampiran 11 Peraturan Bupati ini. BAB VI TANGGUNGJAWAB Bagian kesatu Tanggungjawab Pemerintah Daerah Pasal 11 Pada Situasi Bencana, Pemerintah Daerah bertanggungjawab untuk: a. Melakukan kajian dampak Bencana pada Satuan Pendidikan dan kebutuhan penanganan Bencana; b. Mengoordinasikan bantuan di sektor pendidikan dari lembaga Pemerintah dan non Pemerintah yang mengacu pada pemenuhan kebutuhan minimum hak pendidikan anak; c. Menetapkan kebijakan layanan pendidikan pada situasi Bencana sesuai kewenangannya; d. memfasilitasi proses pembelajaran di Satuan Pendidikan yang aman, inklusif, dan ramah anak; e. memberikan bantuan kepada Satuan Pendidikan darurat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; f. memberikan dukungan psikososial dalam kegiatan pembelajaran dalam Situasi Bencana; g. melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait penanganan bencana. Pasal 12 (1) Kajian dampak bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan dihidang kesehatan, bidang penanggulangan bencana, bidang pendidikan dan Perangkat Daerah terkait. (2) Kebijakan layanan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf c disusun oleh Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan dihidang pendidikan dan ditetapkan oleh Bupati. Pen^^kn Kal bag E u m Asi^n I, Sekda Wabub

(3) Dukungan psikososial dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf f, dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan di bidang pendidikan dan bekerjasama dengan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan di bidang anak. Bagian kedua Tanggungjawab Satuan Pendidikan Pasal 13 Pada Situasi Bencana, Satuan Pendidikan bertanggungjawab untuk: a. Melaporkan dampak Bencana dan kebutuhan Satuan Pendidikan kepada Pemerintah Daerah; b. Mengidentifikasi Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang terdampak bencana dan melaporkannya kepada Pemerintah Daerah; c. Menyelenggarakan kegiatan Satuan Pendidikan darurat sesuai dengan kesiapan sarana prasarana, kondisi Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan dengan melibatkan partisipasi Masyarakat setempat; d. Mengintegrasikan kegiatan dukungan psikososial dalam kegiatan pembelajaran dalam situasi Bencana; e. Memberikan laporan penyelenggaran Satuan Pendidikan secara rutin kepada Pemerintah Daerah. Pasal 14 Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c antara lain: a. Kotak disinfektan; b. dtfififcruhermometer; c. disinfektan; d. tempat cuci tangan menggunakan air; e. sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol diberbagai lokasi strategis di sekolah sesuai jumlah dibutuhkan; f. tempat sampah; dan g. fasilitas/prasarana dan sarana lain yang dibutuhkan. Bagian kedua Tanggungjawab Orang Tua

Pasal 15 (1) Pendampingan pembelajaran daring. Waktu pembelajaran sesuai dengan kesepakatan dengan guru dan peserta didik. (2) Pendampingan pembelajaran luring menggunakan buku dan modul. (3) Pendampingan pembelajaran luring dengan media televisi/radio nasional dan daerah. BABVll PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 16 (1) Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan dibidang Pendidikan melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan di masa bencana Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) (2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Pasal 17 (1) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 paling sedikit memuat informasi mengenai: a. proses penyelenggaran pembelajaran yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan; b. tingkat keamanan sarana prasarana Satuan Pendidikan terhadap Bencana; c. tingkat kesiap siagaan Satuan Pendidikan terhadap Bencana; dan (2) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati BAB Vlll PENDANAAN PasallS Pendanaan penyelenggaraan pendidikan di masa darurat bencana Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bersumber dari: Pendifitt Kabag Hukum 5teiT,I Sekda IT Wabub

a. Anggaran pendapatan dan belanja negara; b. Anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasall9 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Gorontalo Utara. Ditetapkan di Kwandang padalanggal [o /SI^OSTOJ- 2020 JUPATl GORONTALO UTARA Diundangkan di Kwandang Pada tanggal, lo Msio^ 2020 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GORONTALO UTARA RIDWAN YABIN BERITA DUERAH KABUPATEN GORONTALO UTARA NOMOR^TGTAHUN 2020

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GORONTALO UTARA NOMOR : & pv(nm SOJo TANGGAL : [o A J^u5 iq?o PERTHAL : PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA MASA BENCANA CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) SEXJAK diumumkan oleh Presiden Joko Widodo mengenai kasus pertama Corona virus Disease 2019 (Covid-19) pada awal Maret 2020 yang lalu, Indonesia kemudian dihadapkan pada masa pandemic, Hampir seluruh sektor kehidupan lumpuh, tidak terkecuali di bidang pendidikan. Apalagi saat ini, seluruh satuan pendidikan telah memulai tahun ajaran baru. Untuk itu diperlukan langkah-langkah untuk mencegah dan mengendalikan penularan corona virus desease 2019 di seluruh satuan pendidikan melalui penerapan protokol. Protokol Pelaksanaan pembelajaran distuan pendidikan pada masa transisi kehidupan baru : 1. Waktu Sebelum masuk gerbang sekolah a. seluruh warga satuan pendidikan yang akan memasuki sekolah wajib menggunakan masker; b. melakukan cuci tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol c. mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran suhu tubuh, gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas, melakukan CTPS sebelum memasuki gerbang Sekolah 2. Waktu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) a. menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter; b. maksimal 18 peserta didik perkelas; c. untuk sekolah biasa (SLB) maksimal 5 peserta didik per kelas; d. untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) 5 peserta didik per kelas; e. menggunakan alat belajar, alat musik, dan alat makan minum pribadi; f. dilarang pinjam-meminjam peralatan;

g. memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan secara berulang dan intensif terkait penggunaaan masker, CTPS, dan jaga jarak. 3. waktu kegiatan di Perpustakaan, ruang Praktikum, ruang keterampilan, dan/atau ruang sejenisnya a. melakukan cuci tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol sebelum masuk ruangan; b. melakukan CTPS sebelum masuk dan keluar dari ruangan; c. meletakkan buku/alat praktikum pada tempat yang telah disediakan; d. selalu menggunakan masker dan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter. 4. Waktu istrahat a. Selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter b. menggunakan peralatan makan sendiri; c. mecuci tangan sebelum dan sesudah makan; 5. waktu beribadah a. melakukan CTPS sebelum dan setelah beribadah; b. selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak; c. menggunakan peralatan ibadah milik pribadi; d. hindari menggunakan peralatan ibadah bersama, misalnya sajadah, samng,mukena, kitab suci, dan Iain-lain; e. hindari kebiasaan bersentuhan, bersalaman, bercium pipi, dan cium tangan. 6. waktu selesai kegiatan belajar mengajar a. tetap menggunakan masker dan melakukan CTPS sebelum meninggalkan ruang kelas; b. keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris sambil menerapkan jaga jarak; c. penjemput peserta didik menunggu di lokasi yang sudah disediakan dan melakukan jaga jarak sesuai dengan tempat duduk dan/atau jarak antri yang sudah ditandai.

7. Waktu kegiatan kebersihan sekolah Petugas kebersihan Membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin setiap hari dengan desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, meja, keyboard dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan. Termasuk Memonitor absensi (ketidak hadiran) warga sekolah. y idis Per lidikn Kabag Hukum Sekda Wabub

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GORONALO UTARA NOMOR : [G TAHaJ^ c^tw TANGGAL : /i0^us SLO,?.O PERIHAL : PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA MASA DARURAT BENCANA CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) SEJAK diumumkan oleh Presiden Joko Widodo mengenai kasus pertama Corona virus Disease 20J 9 (Covid-19) pada awal Maret 2020 yang lalu, Indonesia kemudian dihadapkan pada masa pandemic, Hampir seluruh sektor kehidupan lumpuh, tidak terkecuali di bidang pendidikan. Apalagi saat ini, seluruh satuan pendidikan telah memulai tahun ajaran baru. Untuk itu diperlukan langkah-langkah untuk mencegah dan mengendalikan penularan corona virus desease 2019 di seluruh satuan pendidikan melalui penerapan protokol. Protokol Pelaksanaan pembelajaran disatuan pendidikan pada masa transisi: 1. Waktu Sebelum masuk gerbang sekolah a. seluruh warga satuan pendidikan yang akan memasuki sekolah wajib menggunakan masker; b. mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran suhu tubuh, gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas, melakukan CTPS sebelum memasuki gerbang Sekolah. 2. Waktu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) a. menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter; b. maksimal 18 peserta didik perkelas c. untuk sekolah biasa (SLB) maksimal 5 peserta didik per kelas d. Untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) 5 peserta didik per kelas e. menggunakan alat belajar, alat musik, dan alat makan minum pribadi; f. dilarang pinjam-meminjam peralatan; g. memberikan pengumuman di seluruh area satuan h. pendidikan secara berulang dan intensif terkait penggunaaan masker, CTPS, dan jaga jarak;

3. waktu kegiatan di Perpustakaan, ruang praktikum, ruang keterampilan, dan/atau ruang sejenisnya a. melakukan CTPS sebelum masuk dan keluar dari ruangan; b. meletakkan buku/alat praktikum pada tempat yang telah disediakan; c. selalu menggunakan masker dan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter. 4. Waktu kegiatan olahraga a. melakukan CTPS sebelum dan setelah menggunakan ruangan atau berolah raga; b. selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter; c. olah raga dengan menggunakan masker hanya dilakukan dengan intensitas lingan sampai dengan sedang dengan indikator saat berolahraga masih dapat berbicara; d. gunakan perlengkapan olah raga pribadi, misalnya baju olah raga, raket, dan Iain-lain; e. dilarang pinjam meminjam perlengkapan olah raga; f. tidak melakukan kegiatan olah raga yang penggunaan alat/fasilitas harus dipegang oleh banyak orang secara bergantian dalam waktu yang singkat dan/atau tidak memungkinkan penerapan jaga jarak minimal 1,5 meter, misalnya: basket dan voli 5. Waktu istrahat a; selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter; b. menggunakan peralatan makan sendiri; c. mecuci tang in sebelum dan sesudah makan;dan d. diperbolehkan jajan di kantin dengan ketentuan jagajarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter. 6. waktu beribadah a; melakukan CTPS sebelum dan setelah beribadah; b. selalu menggunakan masker dan melakukan jagajarak; c. menggunakan peralatan ibadah milik pribadi; d. hindari menggunakan peralatan ibadah bersama, misalnya sajadah, sarung,mukena, kitab suci, dan lain-lain;dan e. hindari kebiasaan bersentuhan, bersalaman, bercium pipi, dan cium tangan.

7. waktu selesai kegiatan belajar mengajar a. tetap menggunakan masker dan melakukan CTPS sebelum meninggalkan ruang kelas; b. keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris sambil menerapkan jaga jarak; c. penjemput peserta didik menunggu di lokasi yang sudah disediakan dan melakukan jaga jarak sesuai dengan tempat duduk dan/atau jarak antri yang sudah ditandai. 8. Waktu kegiatan kebersihan sekolah Petugas kebersihan Membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin setiap hari dengan desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, meja, keyboard dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan. Termasuk Memonitor absensi (ketidak hadiran) warga sekolah. Per 1 adis lidikn Kabag I w6 *\ Sekda Wabub