HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA KELAS 5-6 DI SDN 1 MONGKOINIT KECAMATAN LOLAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

40 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMPN DI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. ini anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan disekolah dengan

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DENGAN OBESITAS PADA ANAK KELAS 2 DI SD MUHMMADIYAH MLANGI SLEMAN

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi terjadinya berat badan berlebih (overweight)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

ISSN Vol 2, Oktober 2012

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016.

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Keywords: Anemia, Social Economy

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

Transkripsi:

Jurnal Info Kesehatan P-ISSN : 2087-877X, E-ISSN : 2655-2213 Vol. 11, No 1, Januari 2021 HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA KELAS 5-6 DI SDN 1 MONGKOINIT KECAMATAN LOLAK Siska Sibua Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika, Kotamobagu Email: siskasibua@stikesgrahamedika.ac.id ABSTRAK Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia, bahkan WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu edemis global sehingga obesitas sudah merupakan suatu problem kesehatan yang harus segera ditangani. Anak yang mengalami obesitas pada umumnya mengalami gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan kelebihan lemak yang dapat terlihat jelas pada permukaan tubuh yang melebihi proporsi tinggi badan dan usianya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada siswa kelas 5-6 di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak. Jenis Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional study dimana peneliti akan memfokuskan penelitian pada hubungan variabel independen yaitu Aktifitas fisik, variabel dependen yaitu Obesitas. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 responden. Data dianalisa dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 95 % (α) : 0,05. Berdasarkan hasil peneltitian di dapatkan sebagian besar responden memiliki aktifitas fisik kurang baik sebanyak 21 responden (58,3%). dan responden yang termasuk dalam kategori gemuk yaitu sebanyak 18 responden (50,0 %), dan yang Obesitas sebanyak 18 responden (50,0 %). Berdasarkan Hasil uji aktifitas fisik dengan kejadian obesitas antara aktifitas fisik dengan kejadian obesitas didapat p value = 0,016. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat terdapat hubungan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa kelas 5-6 di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak, sehingga Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para guru sekaligus orang tua untuk dapat memperhatikan berat badan dengan melakukan aktivitas fisik. Kata kunci : Aktifitas fisik dan Obesitas RELATIONSHIP BETWEEN PHYSCALACTIVITY WITH OBESITY IN CLASS 5-6 STUDENTS IN SDN 1 MONGKOINIT, LOLAK SUBDISTRICT ABSTRACT Obesity is a problem worldwide, even the WHO (World Health Organization) states that obesity is a global edemic so obesity is a health problem that must be addressed immediately. Children who are obese generally experience growth disorders characterized by excess fat that can be clearly seen on the surface of the body that exceeds the proportion of height and age. The purpose of this study was to determine the relationship of physical activity with the incidence of obesity in students in grades 5-6 in SDN 1 Mongkoinit, Lolak District. his type of research is a type of quantitative research that uses descriptive analytical methods with a crossectional study approach where researchers will focus the study on the relationship of independent variables namely physical activity and, the dependent variable is obesity. The sample in this study amounted to 36 respondents. Data was analyzed using chi-square statistical test with a significance level of 95% (α): 0.05. Based on the research results, 21 respondents had not good physical activity (58.3%). and respondents included in the fat category were 18 respondents (50.0%), and Obesity were 18 respondents 325

(50.0%). Based on the test results of physical activity with the incidence of obesity between physical activity and the incidence of obesity obtained p value = 0.016. the conclusion of this study is that there is a relationship between physical activity and obesity in students in grades 5-6 in SDN 1 Mongkoinit, Lolak Subdistrict, so that the Research This is expected to provide information to teachers and parents to be able to pay attention to body weight by carrying out physical activities.. Keywords: physical activity and Obesity. PENDAHULUAN Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energy yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologi spesifik (Akbar, 2021). Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia, bahkan WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu edemis global sehingga obesitas sudah merupakan suatu problem kesehatan yang harus segera ditangani. Prevalensi obesitas menurut data WHO terus meningkat dan saat ini diperkirakan sebanyak 2,3 miliyar orang mengalami overweight dan obesitas. Di Eropa ditemukan 23,9% perempuan mengalami obesitas dan laki-laki sebesar 22% mengalami obesitas, sedangkan di Asia tercatat sekitar sekitar 10,6 juta jiwa yang mengalami obesitas, (WHO, 2013). Anak yang mengalami obesitas pada umumnya mengalami gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan kelebihan lemak yang dapat terlihat jelas pada permukaan tubuh yang melebihi proporsi tinggi badan dan usianya. Akibatnya terdapat komplikasi kesehatan yang disebabkan ketidakseimbangan sistem endokrin (sistem yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain) serta gangguan sistem kardiovaskuler (sistem peredaran darah), serta pertumbuhan tulang dan otot anak yang tidak optimal. Dampak lain yang dialami anakanak jika obesitas yakni komplikasi kesehatan seperti anak mengalami asma, gangguan tidur, sulit mengggerakkan anggota tubuhnya dan kurang memiliki kemampuan keseimbangan tubuh saat berlari, melompat dan berdiri dengan satu kaki. Sedangkan dampak psikososial yakni anak menjadi minder, depresi karena bentuk tubuhnya, bau badan yang kurang sedap, kesulitan gerak dan berisiko tinggi mendapat perlakuan bully baik verbal maupun fisik di sekolah (Kemenkes RI, 2016). Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan obesitas namun dapat dibedakan menjadi dua bagian yakni untuk obesitas primer disebabkan oleh asupan gizi yang terlalu berlebihan sedangkan untuk obesitas sekunder berhubungan dengan suatu kelainan atau penyakit seperti hipotiroid (kadar hormon tiroksin sangat tinggi), hipogonadisme (hormon kelenjar seksual) dan hiperkortisolisme (penyakit yang disebabkan oleh kadar hormon kortisol). Sedangkan faktor risiko yang berkontribusi menyebabkan obesitas antara lain faktor genetik, kuantitas dan kualitas makanan, status sosial ekonomi, kemajuan teknologi, lingkungan dan aspek psikologis. Dari beberapa faktor yang berhubungan dengan obesitas di atas menunjukkan adanya kecenderungan faktor pengaturan pola makan dan aktivitas fisik pada anak merupakan faktor primer obesitas (Nugraha, 2016). Hasil penelitian Meutia (2017) tentang Hubungan obesitas terhadap aktivitas fisik pada siswa SD Negeri 6 dan SD Negeri 18 Banda Aceh bahwa responden yang mengalami obesitas cenderung lebih banyak memiliki aktivitas ringan yakni 23%, sedangkan yang memiliki tingkat aktivitas berat sebesar 7%. Berdasarkan hasil observasi awal di dapatkan data bahwa di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang mongondow jumlah anak yang berada di kelas 5-6 berjumlah 125 orang. Sedangkan Jumlah anak yang memiliki berat badan lebih berjumlah 36 orang. Dari hasil wawancara kepada 10 orang siswa yang berumur 9-12 dan memiliki 326

berat badan lebih, 4 orang anak di antaranya mengatakan suka mengkonsumsi nasi disertai dengan daging olahan, nasi goreng, dan mie instan serta makanan manis sebagai pengisi waktu sebelum makan siang atau makan malam, 6 diantaranya mengatakan dalam 1 hari mereka makan lebih dari 4 kali, serta kurang tertarik untuk melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Aktifitas Fisik dan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa Kelas 5-6 di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini yaitu adalah orang tua anak Kelas 5-6 di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak yang berjumlah 36 orang. Jumlah sampel penelitian sebanyak 36 orang anak. Teknik pengambilan sampel total sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kejadian obesitas, sedangkan variable independent yaitu aktifitas fisik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivaiat. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Sedangkan analisis bivariat digunakan untuk menganalisa hubungan antara 2 variabel berdasarkan hipotesis. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan Berat badan Anak Berat badan Frekuensi % Anak < 23,6 Kg 6 45,8% > 23,6 Kg 30 54,2% Berdasarkan tabel 1 di atas dapat penelitian ini, sebagian responden memiliki berat badan lebih dari 23,6 Kg yaitu sebanyak 30 responden (54,2%), dan yang memiliki berat badan kurang dari 23,6 Kg sebanyak 6 responden (45,8%). b. Umur Anak Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan Umur Anak Umur Anak Frekuensi % 9 Tahun 6 16,7 % 10 Tahun 17 47,2 % 11 Tahun 8 22,2% 12 Tahun 5 58,6% Berdasarkan tabel 2 di atas dapat penelitian ini, yang Berusia 9 Tahun sebanyak 6 responden (16,7%), Usia 10 Tahun sebanyak 17 responden (47,2%), sedangkan yang usia 11 Tahun sebanyak 8 responden (22,2%) dan yang usia 12 Tahun sebanyak 5 responden (13,9%). HASIL 1. Analisis Univariat a. Berat badan Ank c. Tinggi badan Anak Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan Tinggi badan Anak Tinggi Badan Frekuensi % Anak < 139 cm 21 58,3 % 327

> 139 cm 15 41,7 % Berdasarkan tabel 3 di atas dapat penelitian ini, responden memiliki tinggi badan kurang dari 139 cm yaitu sebanyak 21 responden (58,3 %), dan yang memiliki tinggi badan lebih dari 139 cm sebanyak 15 responden (41,7 %). d. Indeks Masa Tubuh Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan Indeks Masa Tubuh Indeks Masa Frekuensi % Tubuh Gemuk 18 50,0 % Obesitas 18 50,0 % Berdasarkan tabel 4 di atas dapat penelitian ini, responden yang memiliki termasuk dalam kategori gemuk yaitu sebanyak 18 responden (50,0 %), dan yang Obesitas sebanyak 18 responden (50,0 %). e. Aktifitas Fisik Tabel 5 Distribusi Responden berdasarkan Aktifitas Fisik Aktifitas Fisik Frekuensi % Kurang baik 21 58,3% Baik 15 41,7 % Berdasarkan tabel 5 di atas dapat penelitian ini, responden yang memiliki aktifitas fisik kurang baik sebanyak 21 responden (58,3%), dan yang memiliki aktifitas fisik baik sebanyak 15 responden (41,7 %). 2. Analisis Bivariat Tabel 6. Hasil Analisis Bivariat IMT Variabel Total Obesitas Gemuk Independen n % n % N % Aktivitas Fisik Kurang baik 8 38,1% 13 61,9% 21 100.0% Baik 10 66,7% 5 33,3% 15 100.0% Total 18 50,0% 18 50,0% 36 100,0% p value 0,016 Berdasarkan data pada tabel 6 menunjukkan bahwa dari 36 responden, jumlah responden dengan aktivitas fisik kurang baik berjumlah 21 responden (100.0%), di mana untuk aktivitas fisik yang kurang baik dengan kategori obesitas berjumlah 8 responden (38,1%) dan untuk aktivitas fisik Kurang baik dengan kategori gemuk berjumlah 13 responden (61,9%). Sedangkan untuk aktivitas fisik baik berjumlah 15 responden (100.0%), di mana untuk responden dengan aktivitas fisik yang baik dengan kategori obesitas berjumlah 10 responden (66,7%) dan untuk aktivitas fisik baik dengan kategori gemuk berjumlah 5 responden (33,3%). Hasil uji Chi-Square dari variabel hubungan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa kelas 5-6 di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak. Hasil uji statistika didapat p value = 0,016, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa Kelas 5-6 di SDN 1 Mongkoinit 328

Kecamatan Lolak atau Ha diterima dan Ho ditolak. PEMBAHASAN Aktifitas Fisik Berdasarkan tabel 5 di atas dapat penelitian ini, responden yang memiliki aktifitas fisik kurang baik sebanyak 21 responden (58,3%), dan yang memiliki aktifitas fisik baik sebanyak 15 responden (41,7 %). Aktivitas fisik adalah kebiasaan seseorang untuk melakukan aktivitas yang memerlukan sistim gerak baik berupa pekerjaan fisik maupun olahraga (Akbar, 2018). Jumlah energi yang dibutuhkan tubuh tergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Hasil penelitian ini sejalan penelitian Dewintami, menunjukkan bahwa aktivitas fisik pada hari kerja berhubungan signifikan dengan status IMT dan komposisi lemak tubuh. Semakin tinggi aktivitas fisik seseorang, maka status gizinya semakin baik. Aktivitas fisik berkaitan dengan persentasi lemak tubuh terutama lemak visceral. Beberapa faktor penentu peningkatan berat badan pada anak-anak dan remaja selain kebiasaan konsumsi makanan yang cenderung tinggi lemak dan kurang serat serta kurangnya aktivitas fisik. Beberapa penelitian di Asia telah menunjukkan hubungan yang berkebalikan antara aktivitas fisik dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Makan berlebihan dan waktu bermain game yang lebih lama pada anakanak di Jepang kurangnya aktivitas fisik dan rendahnya konsumsi buah pada anak-anak di Srilanka, dan juga konsumsi makanan cepat saji dan aktivitas yang kurang pada anak-anak di China menjadi penyebab peningkatan obesitas secara signifikan. Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa Kelas 5-6 Di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak Berdasarkan data pada tabel 6 menunjukkan bahwa dari 36 responden, jumlah responden dengan aktivitas fisik kurang baik berjumlah 21 responden (100.0%), di mana untuk aktivitas fisik yang kurang baik dengan kategori obesitas berjumlah 8 responden (38,1%) dan untuk aktivitas fisik Kurang baik dengan kategori gemuk berjumlah 13 responden (61,9%). Sedangkan untuk aktivitas fisik baik berjumlah 15 responden (100.0%), di mana untuk responden dengan aktivitas fisik yang baik dengan kategori obesitas berjumlah 10 responden (66,7%) dan untuk aktivitas fisik baik dengan kategori gemuk berjumlah 5 responden (33,3%). Hasil uji Chi-Square dari variabel hubungan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa kelas 5-6 di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak. Hasil uji statistika didapat p value = 0,016, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa Kelas 5-6 di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak atau Ha diterima dan Ho ditolak. Gerakan perilaku keluarga sehat Obesitas yang tinggi pada remaja akan meningkatkan resiko penyakit degeneratif saat dewasanya. Obesitas di pengaruhi oleh faktor yang tidak bisa di modifikasi yaitu genetik, etnik, jenis kelamin dan umur serta faktor yang bisa di modifikasi yaitu asupan nutrisi, gaya hidup dan aktivitas fisik. Diantara faktor yang bisa dimodifikasi aktivitas fisik merupakan faktor yang paling dominan terjadinya obesitas. Kemajuan teknologi yang semakin maju dari tahun ketahun memberikan kemudahan terhadap gaya hidup remaja serta menurunkan angka aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari. Aktivitas fisik yang dilakukan tidak teratur dan kurang akan menimbulkan penyakit di kemudian hari seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus tipe 2, osteoporosis, obesitas dan penyakit degeneratif saat dewasa. Aktivitas fisik yang ringan seperti duduk atau berbaring, berbicara, membaca, bermain gamesserta menonton televisi lebih sering menimbulkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Banyak hal yang menyebabkan masih banyaknya aktivitas fisik ringan terjadi pada anak-anak salah satunya adalah anak-anak sekarang ini lebih banyak memilih diantar jemput orang tuanya menggunakan kendaraan bermotor atau mobil baik ketika akan pergi sekolah ataupun pulang sekolah dari pada berjalan kaki yang lebih menggunakan banyak 329

energi untuk beraktivitas. Hal ini mungkin disebabkan jarak tempuh dari rumah ke sekolah yang cukup memakan waktu jika dilakukan berjalan kaki, sehingga siswa lebih mudah dan cenderung tidak peduli dengan aktivitas. Penyebab lainnya bisa dikarenakan sebagian besar responden adalah anak-anak yang kebanyakan tinggal dengan orang tuanya sehingga semua aktivitas lebih mengarah ke aktivitas ringan saja. KESIMPULAN Berdasarkan Hasil uji statistika didapat p value = 0,016, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa kelas 5-6 di SDN 1 Mongkoinit Kecamatan Lolak. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada seluruh staf STIKES Graha Medika dan kepada orang tua, serta guru dan para siswa yang telah berpartisipasi pada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Akbar, H. (2018). Determinan Epidemiologis Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Jatisawit. Hibualamo: Seri Ilmu-Ilmu Alam Dan Kesehatan, 2(2), 41 47. Akbar, H. (2021). Pemberian Edukasi Mengenai Obesitas pada Remaja di Madrasah Aliyah Negeri 1 Indramayu. Community Engagement & Emergence Journal, 2(1), 1 5. Kemenkes RI. (2016). Hasil Riset Kesehatan Dasar 2016. Jakarta. Kemenkes RI. Notoatmodjo S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. EGC. Nugraha, G. I. (2016). Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Jakarta. Sagung Seto. Nurmalina Lina. (2011). Pencegahan dan Manajemen Obesitas. Bandung. Elex Media Komputindo. Olivia G. Mokolensang & Aaltje E. Manampiring. (2016). Skripsi pencegahan dan penanggulangan kegemukan dan obesitas pada anak sekolah. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Tuti Restuastuti. (2016). Hubungan Pola makan dan aktifitas fisik terhadap Obesitas pada Anak di SD Negeri 05 Pekanbaru. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. 2016 WHO. (2013). Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Geneva: WHO Technical Report Series.Translate. Atika Maulida Sari. (2017). Hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitaspada siswa SMPN di Pekanbaru dalam hal ini telah dipilih secara cluster sampling yaitu SMPN 4 Pekanbaru, SMPN 10 Pekanbaru dan SMPN 13 Pekanbaru. Fatimah N. (2018). Perbedaan antara obesitas dan non obesitas terhadap kejadian depresi pada ibu rumah tangga di daerah kelurahan cililitan jakarta timur. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 330